Laowa Bawa Lensa Macro dan Ultra-Wide ke Sistem L-Mount

Venus Optics telah mengumumkan akan membawa enam lensa Laowa untuk sistem L-Mount. Selain Leica, saat ini L-Mount juga digunakan oleh Panasonic dan Sigma, mereka tergabung dalam L-Mount Alliance yang dibentuk pada tahun 2018.

Dari Leica, ada Leica SL, Leica TL2 dan Leica CL. Panasonic dengan Lumix S series yaitu Lumix S1, S1R, dan S1H. Serta, Sigma adalah Sigma FP. Lensa besutan ketiganya, tidak hanya 100 persen compatible tapi juga menjadi lensa native.

Laowa-1

Kehadiran Laowa pun menambah variasi dan terutama soal harga yang relatif lebih terjangkau. Enam lensa Laowa tersebut terdiri dari tiga lensa ultra wide seperti Laowa 10-18mm f/4.5-5.6, Laowa 12mm f/2.8 Zero-D, dan Laowa 15mm f/2 Zero-D yang ideal untuk foto landscape maupun travel karena dimensinya ringkas.

Serta, tiga lensa yang akan memanjakan para fotografer macro yaitu Laowa 15mm f/4 Wide Angle Macro, Laowa 65mm f/2.8 2X Ultra-Macro, dan Laowa 100mm f/2.8 2X Ultra Macro APO. Keenam lensa full frame ini juga beberapa tersedia untuk sistem Sony FE, Canon RF, dan juga Nikon Z.

Dimensi dan bobotnya lensa Laowa ini tidak akan jauh berbeda dengan sistem lain. Pun demikian dengan spesifikasinya dan harganya, informasi lengkapnya bisa kunjungi situs web Venus Opctics.

Sumber: DPreview

Nikon Juga Umumkan Lensa Nikkor Z 24-50 F4-6.3 Terjangkau dan 2 Teleconverter

Bersama dengan kamera mirrorless full frame entry-level Nikon Z5, Nikon mengumumkan Nikkor Z 24-50mm F4-6.3. Lensa zoom yang dirancang untuk sensor full frame ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau yakni US$400 atau sekitar Rp5,8 juta.

Nikon juga memasangkan lensa anyar ini ke body Z5 sebagai lensa kit, paket ini dijual US$1699 atau Rp24,8 juta. Sebagai informasi, harga Nikon Z5 untuk body only adalah US$1399 atau sekitar Rp20 jutaan.

Nikkor Z 24-50mm F4-6.3 ini pun menjadi lensa Z-mount dengan dimensi paling compact dengan ukuran terpanjang 51mm dan termurah dari Nikon. Panjang fokus 24mm ini sudah terbilang cukup lebar yang serba guna untuk keperluan foto harian dan 50mm ideal untuk foto portrait.

Meskipun aperture yang digunakan tidak konstan, F4 pada panjang fokus 24mm dan nilainya akan otomatis berubah saat melakukan zoom hingga F6.3 pada 50mm. Agar exposure tidak berubah saat merekam video, tipsnya jangan gunakan fungsi zoom atau bila ingin zoom anggap saja lensa ini punya aperture F6.3.

Selain itu, Nikon juga mengumumkan dua teleconverter untuk lini kamera mirrorless Z-series yaitu S Teleconverter TC-1.4x dan TC-2.0x. Keduanya sudah weather-sealed dengan lapisan flour pada elemen depan dan belakang untuk menahan noda, serta sanggup mempertahankan kemampuan autofocus dengan semua titik AF hingga F11.

Teleconverter akan kompatibel dengan lensa Nikkor Z, termasuk Nikkor Z 70-200 F2.8 VR S. Kemungkinan juga akan kompatibel dengan lensa zoom telephoto Nikkor Z 100-400mm f/4.5-5.6 S VR dan Nikkor 200-600mm VR yang rencananya dirilis sebelum akhir tahun 2021.

Teleconverter 1.4x dan 2.0x masing-masing akan dijual seharga US$550 atau sekitar Rp8 juta dan US$600 atau Rp8,8 juta, serta akan mulai dijual pada akhir Agustus bersamaan dengan Nikkor Z 70-200 F2.8 VR S yang diumumkan pada bulan Januari 2020 lalu.

Sumber: DPreview

Menemani EOS R5, Canon Juga Umumkan Empat Lensa RF

Selain mengumumkan kamera mirrorless full frame EOS R5 dan R6, Canon juga menghadirkan empat lensa RF baru. Adalah RF 85mm F2 Macro IS STM, RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM, Canon RF 800mm F11 IS STM, dan RF 600mm F11 IS STM. Dengan ini, total lensa native untuk RF-mount berjumlah 14. Mari bahas satu per satu:

Canon RF 85mm F2 Macro IS STM

Lensa prime atau fix telephoto menengah ini harganya cukup terjangkau yaitu US$599 atau sekitar Rp8,6 jutaan. Tidak berbeda jauh dengan lensa RF 35mm F1.8 IS STM Macro yang dibanderol Rp8,8 juta di Indonesia.

Selain asyik buat foto portrait, lensa RF 85mm F2 Macro IS STM ini juga ideal untuk mengambil detail secara close-up. Jarak fokus minimumnya hanya 35mm dengan rasio pembesaran maksimum 0.5X. Artinya, subjek dapat direproduksi hanya setengah dari ukuran sebenarnya. Jadi, masih belum cukup untuk foto macro serangga atau yang berukuran kecil lainnya.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 12 elemen dalam 11 grup, termasuk satu elemen UD (ultra low dispersion) untuk membantu mengurangi penyimpangan kromatik. Dimensinya relatif ringkas, dengan ukuran filter 67mm dan bobot 500 gram.

Lensa RF 85mm F2 Macro IS STM punya image stabilizer yang bisa mengurangi guncangan hingga lima stop dan hingga delapan stop bila dikenakan pada EOS R5 dan R6 yang punya IBIS.

Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM

Ini adalah lensa super-zoom pertama Canon untuk RF-mount, yang ideal untuk memotret kegiatan olahraga dan wildlife photography. Sistem image stabilizer pada lensa dapat mengurangi guncangan hingga lima stop dan enam stop bila menggunakan EOS R5 dan R6.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 20 elemen dalam 14 grup. Termasuk enam elemen UD (ultra low dispersion) dan satu ‘Super UD‘ yang membantu mengurangi penyimpanan kromatik. Kedua grup fokus digerakkan oleh Nano USM motor untuk memberikan autofocus yang cepat dan tenang.

Lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM memiliki rasio perbesaran maksimum 0.12X dan 0.33X pada ujung lebar dan telefoto. Ukuran diameter filternya 77mm dan bobotnya 1.365 gram. Berapa harganya? Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM dibanderol US$2.699 atau sekitar Rp39 jutaan.

Canon RF 600mm F11 IS STM dan RF 800mm F11 IS STM

Selanjutnya adalah sepasang lensa super-telephoto 600mm dan 800mm dengan fixed-aperture. Ya, Anda tidak salah baca, minimum dan maksimum aperture yang bisa digunakan hanya F11.

Canon menggunakan optik difraksi dual-layer tanpa celah (gapless dual-layer diffractive optics) dan aperture fix F11 sehingga memungkinkan Canon mengurangi ukuran dan panjang lensa. Canon juga mengatakan bahwa desain elemen DO tersebut memungkinkan harganya menjadi lebih terjangkau.

Keduanya dilengkapi image stabilization yang dapat mengurangi guncangan sebanyak lima stop pada lensa 600mm dan empat stop pada lensa 800mm. Saat terpasang pada EOS R5 dan R6, area jangkauan AF adalah 60×40 persen.

Canon juga memperkenalkan sepasang teleconverter RF 1.4x dan 2x. Misalkan kita menggunakan teleconverter 2x, artinya lensa 800mm dengan aperture F11 menjadi 1.600mm F22. Teleconverter tersebut juga kompatibel dengan lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM.

Soal harga, Canon RF 600mm F11 IS STM dibanderol dengan harga US$699 (Rp10 jutaan), sedangkan Canon RF 800mm F11 IS STM US$899 (Rp13 jutaan). Sementara, teleconverter 1.4x dan 2x masing-masing akan dijual seharga US$499 (Rp7,2 jutaan) dan US$599 (Rp8,6 jutaan).

Sumber: DPreview

Sirui Umumkan Lensa Anamorphic 35mm F1.8 1.33x

Pada bulan Februari 2020 lalu, Sirui yang mungkin kita kenal sebagai pembuat tripod memperkenalkan lensa anamorphic 50MM F1.8 1.33x. Lensa tersebut memungkinkan merekam video dengan aspek rasio 2.4:1 dan tersedia untuk berbagai mount kamera yaitu Sony E-mount, Fujifilm X, dan Micro Four Thirds.

Sebagai informasi, lensa anamorphic sering digunakan oleh para filmmaker untuk menghasilkan video dengan aspek rasio super lebar sehingga tampil sinematik dan bokeh yang lebih menarik dengan efek pantulan cahaya. Biasanya lensa seperti dibanderol cukup mahal, tapi Sirui 50MM F1.8 1.33x hanya dibanderol Rp11 juta dan sudah tersedia di Indonesia.

Kejutan Sirui tidak sampai disitu saja, karena mereka juga akan meluncurkan lensa anamorphic yang kedua untuk tahun ini yaitu 35mm F1.8 1.33x. Seperti sebelumnya, lensa anyar ini dirancang untuk berbagai mount kamera dengan lensa APS-C. Pengguna kamera MFT tetap dapat menggunakannya tapi menggunakan adapter untuk sistem Sony E-mount, Canon EF-M, dan Nikon Z-mount.

Saat digunakan pada kamera APS-C, lensa ini menawarkan sudut pandang 26,3mm dengan aspek rasio 2.4:1 dengan karakteristik bokeh yang berbentuk oval dan flare yang menarik. Lensa anamorphic Sirui 35mm F1.8 1.33x akan tersedia dengan harga awal US$599 atau sekitar Rp8,6 juta melalui halaman kampanye di Indiegogo pada 3 Agustus, untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi situs web Sirui.

Sumber: DPreview

Sony Umumkan Lensa Zoom Ultra Wide FE 12-24mm F/2.8 G Master

Sony telah resmi mengumumkan lensa FE 12-24mm f/2.8 G Master. Lensa zoom ultra wide 12-24mm pertama di dunia untuk sistem full frame dengan aperture konstan f/2.8.

Mengantongi label “G Master”, lensa ini dirancang dengan filosofi “tanpa kompromi”. Secara optik, lensa premium ini terdiri dari 17 elemen dalam 14 grup untuk mengatasi aberration, distortion, flare, dan ghosting.

sony-umumkan-lensa-zoom-ultra-wide-fe-12-24mm-f2-8-g-master-4

Termasuk tiga elemen extreme aspherical (XA), satu aspherical reguler, tiga extra-low dispersion (ED), dua elemen Super ED, dan lapisan baru Nano AR Coating II. Kombinasi ini menjanjikan kualitas foto yang tajam dari sudut ke sudut di seluruh rentang zoom.

Untuk autofocus-nya, Sony menggunakan desain “floating focus” khusus menggunakan dua focusing group yang ditenagai empat Extreme Dynamic (XD) linear motor. Hal ini memberikan minimum focusing distance konstan hanya 28mm tanpa mengorbankan kecepatan atau presisi.

Meski dirancang untuk sensor full-frame dengan aperture besar, dimensi lensa ini terbilang cukup compact dan punya bobot ringan 874 gram. Build quality yang premium ini tentunya sudah weather-sealed, tahan terhadap debu dan kelembaban dengan tudung lensa terintegrasi. Selain itu, lensa ini punya tombol focus-hold yang dapat diseuaikan dan switch focus mode.

Sony mengatakan lensa ini merupakan pilihan yang ideal untuk fotografi landscape, astrophotography, architecture, dan fotografer olahraga aktif yang ingin menangkap perspektif secara ultra wide. Berapa harganya? Sony FE 12-24mm f / 2.8 GM akan tersedia pada bulan Agustus dengan harga US$3.000 atau mencapai Rp43 jutaan.

Sumber: PetaPixel

Venus Optics Umumkan Lensa Ultra Wide Laowa 9mm F5.6 Untuk Full Frame

Buat yang suka memotret foto landscape dan arsitektur, nama Laowa tentu sudah cukup familer. Sebab, lensa besutan Venus Optics ini menyediakan banyak lensa wide angle dengan harga yang cukup terjangkau, tapi kualitas optiknya mumpuni.

Nah yang terbaru, Venus Optics telah mengumumkan Laowa 9mm F5.6 FF RL. Lensa manual ultra wide terlebar untuk sistem kamera mirrorless dengan sensor full frame.

956main

Lensa ini menyuguhkan bidang pandang seluas 135 derajat dan meskipun belum mengusung teknologi Zero-D, tetapi tingkat distorsi sangat rendah. Laowa 9mm F5.6 ini dibangun dari 14 elemen dalam 10 grup, termasuk dua elemen extra-low dispersion.

venus-optics-umumkan-lensa-ultra-wide-laowa-9mm-f5-6-untuk-full-frame-2

Selain sangat lebar, lensa ini memiliki minimum focusing distance sangat pendek hanya 12mm dan menggunakan diafragma aperture lima bilah. Ukuran diameter dan panjang lensanya 60×60 mm dengan berat 350 gram.

Dukungan mount-nya juga cukup lengkap, Venus Optics menyediakan Laowa 9mm F5.6 FF RL untuk Leica M, Sony FE, Nikon Z, dan L-mount. Selain itu, ini pertama kalinya Venus Optics membuat lensa untuk Leica M-mount. Sebab itu, khusus untuk Leica M dibuat dalam dua pilihan warna, black dan silver.

956_03

Meskipun harganya menjadi sedikit lebih mahal yaitu US$900 atau sekitar Rp12,9 juta untuk pengguna kamera Leica M. Sementara, untuk versi Sony FE, Nikon Z, dan L-mount dibanderol dengan harga US$800 atau Rp11,5 juta.

Sumber: DPreview

Tamron Umumkan Lensa Zoom 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD Untuk Sony E-Mount

Kalau bicara soal ekosistem lensa di sistem Sony E-Mount, bisa dibilang sudah sangat kuat. Terutama lensa native full frame-nya (FE) yang dikembangkan dengan sangat baik, tapi di sisi lain harga lensa Sony FE lumayan tinggi.

Alternatifnya kita bisa mempertimbangkan lensa buatan produsen pihak ketiga seperti Tamron. Baru-baru ini Tamron telah meluncurkan lensa zoom 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD untuk body kamera Sony dengan sensor full frame yang harganya relatif cukup terjangkau.

Ini adalah lensa sapu jagat yang serba guna, karena menawarkan rentang zoom yang sangat luas dari wide sampai ke tele. Meski begitu, dimensinya cukup ringkas dengan panjang 11,7cm dan bobotnya 576 gram.

Tamron 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD ini mengusung 18 elemen dalam 14 grup, termasuk elemen glass-molded aspherical, hybrid aspherical, extra low-dispersion (XLD), dan low-dispersion. Jarak fokus minimumnya 19,1cm di focal length 28mm dan 80cm di 200mm.

Sistem autofocus-nya menggunakan motor penggerak yang disebut RXD yang bekerja secara senyap sehingga ideal untuk merekam video. Diameter filternya berukuran 67mm, tahan lembab dan elemen depan memiliki pelapis fluorin yang secara efektif mengusir minyak dan air.

Rencanaya lensa Tamron 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD akan mulai tersedia di pasar global pada akhir bulan Juni dengan harga US$729 atau sekitar Rp10,3 jutaan. Namun karena covid-19, kemungkinan ketersediaannya akan tertunda.

Sumber: DPreview

Yongnuo Umumkan Lensa Autofocus 50mm F1.8 Untuk Sony E Mount

Sebelumnya saya telah membahas rekomendasi tiga lensa portrait untuk Sony E Mount. Meliputi Sony E 50mm F1.8 OSS, 7Artisans 55mm F1.4, dan Sigma 56mm F1.4 DC DN. Kini pilihannya bertambah satu lagi, karena Yongnuo telah mengumumkan YN50mm F1.8S DA DSM.

Yongnuo YN50mm F1.8S DA DSM adalah lensa autofocus yang dirancang untuk kamera mirrorles Sony dengan sensor APS-C seperti jajaran A6xxx series. Sebut saja A6000, A6100, A6300, A6400, A6500, dan A6600.

Focal length 50mm di APS-C Sony berarti ekuivalen 75mm di full frame. Aperture besar F1.8 tentu akan menyuguhkan foto dengan background bokeh yang indah dan membuatnya dapat diandalkan dalam kondisi low light.

Lensa ini terdiri dari 8 elemen dalam 7 grup, termasuk satu elemen low-dispersion untuk meminimalkan aberasi. Punya bilah aperture 7-blade, minimum focusing distance 45cm, ukuran filter 49mm, dan berdimensi ringkas 64x58mm dengan bobot 146 gram.

Autofokus internal pada lensa ini digerakkan oleh digital stepping motor (DSM) yang tak hanya bekerja cepat tapi juga tenang sehingga cocok untuk digunakan merekam video. Ring focus elektroniknya juga menawarkan pengalaman menggunakan manual fokus yang halus dengan presisi tinggi.

Pada body Yongnuo YN50mm F1.8S DA DSM juga memiliki port micro USB yang berfungsi untuk update firmware yang bisa diunduh melalui website resmi Yongnou. Soal harga, lensa ini dibanderol sekitar 699 Yuan.

Sumber: DPreview

[Rekomendasi] 3 Lensa Portrait (50mm) Terjangkau untuk Sony APS-C

Bagi yang baru membeli kamera dan punya minat serius untuk belajar fotografi. Setelah bisa mengoptimalkan lensa kit, rekomendasi lensa kedua yang cocok bagi pemula untuk membantu meningkatkan kemampuannya ialah lensa fix dengan focal length 50mm atau sekitarnya.

Kenapa? Sebab lensa fix atau prime ini memiliki aperture besar yang sanggup menghasilkan foto bokeh yang cantik dan dapat diandalkan dalam kondisi low light. Kualitas fotonya juga relatif lebih tajam dibanding lensa kit dan harganya cukup terjangkau.

Bagi pengguna kamera mirrorless Sony dengan sensor APS-C seperti A5xxx dan A6xxx series, berikut tiga rekomendasi lensa portrait dengan focal length sekitar 50mm untuk Sony E mount.

1. Sony E 50mm F1.8 OSS Rp3 – 3,5 Jutaan

Sony

Saat itu saya menggunakan Sony A5000 dengan lensa kit dan kebetulan ada teman yang menawarkan lensa Sony E 50mm F1.8 OSS second. Lalu, tak lama kemudian saya memutuskan upgrade kamera ke Sony A6000 dan Sony E 50mm F1.8 OSS menjadi satu-satunya lensa yang cukup lama saya gunakan.

Kelebihan lensa ini adalah memiliki stabilisasi OSS atau Optical SteadyShot yang cukup membatu menstabilkan kamera saat menggunakan shutter speed rendah dan rekaman video yang lebih mulus secara handheld. Kekurangannya menurut saya adalah manual fokusnya yang kurang presisi, butuh usaha ekstra saat menggunakan mode manual fokus.

2. 7Artisans 55mm F1.4 Rp1,5-1,7 Jutaan

7arisans

Yang satu ini opsi yang lebih terjangkau, tapi kualitasnya juga tajam dengan build quality lensa yang solid dari bahan aluminium untuk look exterior-nya dan bobotnya 272 gram. Desainnya juga tampil klasik, serta memiliki ring aperture dan fokus.

Keistimewaan lensa 7Artisans ini adalah ia memiliki 14-blade aperture. Namun, sebagai lensa dengan fokus manual yang terus terang bakal cukup merepotkan tapi sangat cocok untuk yang sedang belajar mendalami dunia fotografi.

3. Sigma 56mm F1.4 DC DN – Rp6,8 Juta

Sigma

Opsi terbaik yang bisa didapat di kamera Sony APS-C menurut saya adalah Sigma 56mm F1.4 DC DN. Lensa ini mampu menghasilkan foto yang sangat tajam dengan bokeh yang halus.

Saya menggunakan lensa ini dengan Sony A6400, sebagai lensa kedua berdampingan dengan Sony E 18-105mm F4 OSS. Namun ukuran body lensa yang lebih compact, saya lebih sering membawa Sigma 56mm F1.4 DC DN saat bepergian.

Harga barunya memang cukup tinggi, tapi second-nya bisa didapat sekitar Rp4,5-5 jutaan. Selain focal length 56mm, Sigma juga menawarkan 30mm, dan 16mm F1.4. Trio lensa fix premium ini tersedia untuk Canon EF-M, Micro Four Thirds, dan Sony E Mount.

Verdict

Itu adalah rekomendasi tiga lensa 50mm atau sekitarnya untuk Sony E Mount. Ketiganya sanggup menghasilkan efek bokeh yang cantik, tapi kekurangannya adalah cakupan bidikan kita cukup sempit. Ingat sensor Sony APS-C punya crop factor 1,5x yang artinya 50mm adalah ekuivalen 75mm.

 

Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD, Lensa Telephoto Ringkas Untuk Sony E Mount Hadir Bulan Mei

Lensa telephoto terutama untuk kamera dengan sensor berukuran full frame, kebanyakan memiliki dimensi bongsor, panjang, dan bobotnya cukup berat. Nah bagi para pengguna kamera mirrorless Sony A7 series dan mencari alternatif lensa telephoto yang lebih compact, maka lensa terbaru Tamron bisa menjawab kebutuhan tersebut.

Adalah Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD untuk Sony E Mount. Lensa telephoto generasi ketiga dari Tamron yang pertama kali diungkap pada bulan Oktober 2019 dan rencananya akan dikirim pada pertengahan bulan Mei 2020.

Lensa ini menawarkan rentang zoom sedikit lebih pendek dari pada lensa telephoto klasik 70-200mm. Justru hal ini yang membuat Tamron berhasil memperkecil 45 persen ukuran lensanya, panjangnya 149mm di focal length 70mm dengan bobot 810 gram.

Lensa ini mengadopsi mekanisme VXD (Voice-coil eXtreme-torque Drive) linear motor focus yang tak hanya cepat tapi juga tenang. Serta, sepenuhnya kompatibel dengan berbagai fitur spesifik dari Sony termasuk Fast Hybrid AF dan Eye AF.

Lens_Construction

Tamron 70-180mm F2.8 Di III VXD mengusung konstruksi optik 19 elemen dalam 14 grup dengan diameter filter 67mm. Fokus minimumnya saat menggunakan autofocus adalah 0,85mm. Namun bila beralih ke manual fokus akan berkurang menjadi hanya 0,27mm dan menawarkan perbesaran 1:2 untuk foto closeup yang cukup ekstrem. Soal harga, Tamron 70-180mm F/2.8 Di III VXD dibanderol US$1.199.

Sumber: DPreview