Star Wars: Project Porg Diumumkan untuk Magic Leap, Ibaratnya Tamagotchi tapi dalam Medium AR

AR headset Magic Leap One memang baru dipasarkan ke kalangan developer saja selagi ekosistem kontennya dibangun. Terkait konten ini, Magic Leap rupanya telah ‘mengamankan’ dua franchise dengan popularitas yang mendunia. Yang pertama adalah Angry Birds, dan yang kedua Star Wars.

Namun jangan keburu membayangkan Anda bisa menyulap sofa di ruang tamu menjadi kokpit pesawat X-wing Starfighter dengan Magic Leap. Konten bertema Star Wars ini lebih mengarah ke lucu-lucuan daripada keren. “Porg” adalah kata kuncinya.

Bagi yang tidak tahu, Porg adalah makhluk sejenis unggas berpenampilan imut-imut yang pertama muncul di film “Star Wars: Episode VII – The Force Awakens”. Dalam permainan berjudul “Star Wars: Project Porg” ini, pengguna Magic Leap diajak berinteraksi langsung dengan penghuni planet Ahch-To itu di kediamannya masing-masing.

Pemain pada dasarnya bakal memelihara sejumlah Porg, memberinya makan, mengajaknya bermain dan mengawasinya satu per satu. Konsepnya kurang lebih seperti Tamagotchi, akan tetapi dengan tema Star Wars dan dalam medium augmented reality. Di sepanjang permainan, pemain akan dipandu oleh robot C-3PO, lengkap dengan pengisi suara aslinya.

Yang unik dari Project Porg adalah kemampuan makhluk-makhluk tersebut untuk bereaksi terhadap objek fisik yang ada di sekitarnya. Ini dikarenakan ada aset AR yang ditambatkan pada masing-masing objek, sehingga kumpulan Porg itu dapat, misalnya, tertidur selagi menonton TV.

Star Wars: Project Porg dikembangkan oleh ILMxLAB, divisi hiburan immersive Lucasfilm. Rencananya, Project Porg bakal dirilis di bulan Desember mendatang secara cuma-cuma buat seluruh pengguna Magic Leap One.

Sumber: Variety dan ILMxLAB.

Sennheiser Kembangkan Aksesori Berteknologi Spatial Audio untuk Magic Leap

Game Angry Birds FPS yang bakal dirilis untuk Magic Leap merupakan salah satu bukti pengalaman unik yang dapat ditawarkan AR headset tersebut. Gameplay-nya menarik, dan visualnya yang membaur dengan lingkungan di sekitar pemain pun sangat menggugah perhatian.

Namun di medium mixed reality (AR + VR), grafis barulah sebagian dari cerita lengkapnya. Audio turut memegang peranan penting dalam menumbuhkan kesan immersive. Dalam kasus Magic Leap, headset-nya memang dilengkapi speaker terintegrasi, akan tetapi ini masih jauh dari kata ideal.

Pengalamannya akan jauh lebih ideal apabila melibatkan perangkat yang kapabel untuk spatial audio, atau sederhananya audio yang ‘menyelimuti’ sekitar kita (360 derajat). Kabar baiknya, Magic Leap One dilengkapi colokan audio 3,5 mm standar, sehingga ia dapat dibantu oleh aksesori yang tepat.

Sennheiser Ambeo Smart Headset / Sennheiser
Sennheiser Ambeo Smart Headset / Sennheiser

Salah satu aksesori tersebut tengah dikerjakan oleh Sennheiser. Kita tahu pabrikan asal Jerman itu punya lini perangkat Ambeo yang menitikberatkan pada teknologi 3D audio, yang sejatinya merupakan istilah lain dari spatial audio. Sennheiser ingin inovasinya ini bisa dinikmati para konsumen Magic Leap.

Pastinya apa yang sedang digarap Sennheiser masih belum diketahui, tapi saya menduga antara headphone atau earphone baru dari lini Ambeo. Produk ini nantinya bakal mengusung label “Works with Magic Leap” sebagai pertanda bahwa perangkat sudah pasti kompatibel dengan headset Magic Leap One.

Balik ke game Angry Birds FPS tadi, kehadiran headphone atau earphone berteknologi spatial audio seperti besutan Sennheiser ini tentunya dapat menambah keseruan bermain. Suara burung yang kita lontarkan dengan katapel akan terdengar menjauh seiring ia meluncur menuju ke markas para babi. Ini baru satu contoh, dan tentu masih ada banyak skenario yang lain, dengan konten yang lain pula.

Sumber: Sennheiser.

Angry Birds FPS Adalah Bukti Keseruan yang Ditawarkan AR Headset Magic Leap

Magic Leap resmi memasarkan AR headset-nya ke kalangan developer bulan lalu. Seperti biasa untuk produk sejenis ini, versi developer dibutuhkan demi memberi mereka kesempatan mengembangkan konten sebelum produk siap dinikmati publik. Dalam konteks Magic Leap, mereka boleh berbangga sudah menggandeng studio setenar Rovio sebagai salah satu mitranya.

Rovio sendiri tampaknya sudah tidak sabar untuk memamerkan kreasinya buat Magic Leap One. Apa lagi kalau bukan dari franchise Angry Birds? Lebih tepatnya yang berjudul “Angry Birds FPS: First Person Slingshot” – pelesetan cerdas dari istilah genre FPS alias first-person shooter.

Rovio tidak sendirian dalam mengerjakan Angry Birds FPS. Mereka memercayakan tugas ini kepada Resolution Games, developer asal Swedia yang berfokus pada pengembangan game AR dan VR. Yang menarik, ini bukan pertama kalinya tim Resolution Games bereksperimen dengan teknologi mixed reality (MR).

Angry Birds FPS: First Person Slingshot

Sebelumnya, mereka sempat mencoba mengembangkan game untuk Microsoft HoloLens. Namun kita tahu perangkat tersebut punya sejumlah batasan, utamanya field of view yang cukup sempit. Lebih lanjut, tim Resolution Games juga bilang bahwa Angry Birds FPS dapat terwujud berkat kecanggihan teknologi positional tracking yang ditawarkan Magic Leap.

Klaim tersebut sepertinya dapat dipertanggungjawabkan. Dari video demonstrasi gameplay Angry Birds FPS di bawah, kita bisa melihat pergerakan katapel yang cukup presisi, yang diwakilkan oleh motion controller 6DoF milik Magic Leap. Bisa kita lihat juga bahwa cara bermainnya tidak berubah dari Angry Birds orisinal, masih mengharuskan kita membasmi para babi yang bersembunyi di atas struktur-struktur tinggi.

Angry Birds FPS: First Person Slingshot

Perbedaannya tentu saja bangunan-bangunan tersebut berdiri di atas meja tamu atau meja makan yang ada di hadapan pemain. Di sini sekali lagi kita juga bisa menyimak keakuratan kinerja tracking Magic Leap, tepatnya ketika bangunannya roboh dan hancur berkeping-keping saat jatuh ke permukaan meja.

Namun bagian terpentingnya, Angry Birds FPS bukanlah sebatas konten demo. Rovio dan Resolution Games siap merilisnya dalam waktu dekat walaupun hardware Magic Leap One sendiri belum bisa dibeli secara luas. Terlepas dari itu, setidaknya keraguan kita akan keseruan yang ditawarkan Magic Leap bisa berkurang setelah melihat game super-asyik ini.

Sumber: TechCrunch dan Rovio.

AR Headset Magic Leap One Versi Developer Resmi Dipasarkan

Setelah bertahun-tahun lamanya, Magic Leap pada akhirnya menjawab keraguan banyak orang lewat AR headset-nya, One. Kini mereka sudah siap menyebarkannya ke kalangan developer lewat peluncuran resmi Magic Leap One Creator Edition.

Mengenai hardware, paket penjualannya mencakup semua yang disingkap menjelang akhir tahun lalu, mulai dari headset Lightwear, motion controller 6DoF, serta yang tidak kalah penting adalah unit komputer bernama Lightpack. Lightpack yang wujudnya mirip speaker Google Home Mini ini dimensinya kecil, tapi spesifikasinya termasuk luar biasa.

Utamanya, ada chipset Nvidia Parker yang mengemas prosesor 6-core dan GPU Nvidia Pascal dengan 256 CUDA core. RAM-nya berkapasitas 8 GB, sedangkan storage-nya 128 GB (yang bisa dipakai cuma 95 GB). Baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 3 jam penggunaan, dan charging-nya mengandalkan USB-C.

Magic Leap One Creator Edition

Magic Leap juga menyinggung lebih banyak soal LuminOS, sistem operasi yang dijalankan oleh One, beserta sejumlah konten hasil garapan mereka sendiri yang sudah tersedia. Berhubung Creator Edition ini ditujukan buat para developer, jumlah kontennya belum banyak dan hanya dimaksudkan sebagai preview atau inspirasi buat mereka.

Sejauh ini ada tiga konten preview yang bisa dijajal oleh para developer. Yang pertama adalah Tonandi, yang dideskripsikan sebagai pengalaman eksplorasi audio-visual yang interaktif. Tonandi ini merupakan hasil kolaborasi Magic Leap dengan band kondang asal Islandia, Sigur Ros.

Magic Leap One Creator Edition

Kedua, ada Create yang digambarkan sebagai pengalaman mixed reality tipe sandbox. Pada dasarnya kita bisa menciptakan apa saja di sini, betul-betul sesuai dengan namanya. Yang terakhir dan yang mungkin paling dinanti-nanti adalah game berjudul Dr. Grordbort’s Invaders, yang teaser versi demonya sudah ada sejak lama. Untuk proyek yang terakhir ini, Magic Leap menggandeng maestro CGI di industri perfilman, Weta Workshop.

Di Amerika Serikat, Magic Leap One Creator Edition saat ini sudah dipasarkan dalam jumlah terbatas seharga $2.295 – lebih terjangkau dari Microsoft HoloLens, tapi tetap saja masih sangat mahal. Semoga saja versi consumer-nya jauh lebih murah dari itu.

Sumber: Magic Leap.

Hardware Sudah, Magic Leap Kini Pamerkan Software AR Headset-nya

Menjelang akhir tahun lalu, Magic Leap secara resmi mengungkap headset augmented reality-nya yang bernama One usai mengembangkannya secara tertutup selama bertahun-tahun. Belum lama ini, mereka juga menguak hardware-nya secara lebih mendetail, dan kini giliran software-nya yang dipamerkan ke mata publik.

Lewat sejumlah screenshot dan mockup yang tersebar di Twitter dan Reddit, kita bisa mendapat gambaran lebih jelas mengenai sistem operasi Magic Leap One yang dinamai Lumin OS ini. Secara keseluruhan tampilannya kelihatan cukup familier dan tidak kelewat futuristis.

Magic Leap Lumin OS

Dari gambar-gambar ini bisa disimpulkan juga bahwa ada dua jenis aplikasi pada Lumin OS: landscape app dan immersive app. Tipe landscape adalah yang tampil dalam format 2D dan dikemas dalam sebuah jendela. Premisnya cukup mirip seperti aplikasi desktop, dan pengguna juga dapat menjalankan beberapa landscape app sekaligus.

Immersive app di sisi lain adalah yang mengemas konten yang terpengaruh oleh geometri, alias ruangan di sekitar pengguna. Salah satu contohnya adalah game shooter berjudul Dr. Grordbort yang sudah dikonsepkan sejak lama, jauh sebelum headset-nya sendiri disingkap ke publik.

Magic Leap Lumin OS

Lalu bagaimana cara pengguna menavigasikan home screen dan aplikasi-aplikasi yang tersedia? Salah satunya bisa menggunakan tangan mengingat perangkat dibekali fitur hand tracking. Pengguna cukup mengarahkan jari telunjuknya ke menu atau app yang hendak diakses, lalu lakukan gerakan seperti mencubit untuk membukanya.

Untuk menginput teks alias mengetik, pengguna memiliki sejumlah opsi: menggunakan keyboard virtual yang tampil di layar, menggunakan fitur dictation, memanfaatkan aplikasi pendamping di smartphone, atau dengan menyambungkan keyboard Bluetooth.

Magic Leap Lumin OS

Terlepas dari itu, Magic Leap masih punya sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Yang paling utama tentu saja adalah mendemonstrasikan semua ini di hadapan publik, sebab di internet tidak sedikit populasi orang yang skeptis dengannya, dan sejumlah screenshot beserta GIF tampaknya belum cukup untuk mengubah pandangan mereka.

Headset Magic Leap One sendiri semestinya sudah berada di tangan sejumlah developer kalau mengacu pada pernyataan terakhir Magic Leap beberapa minggu lalu. Semoga saja peluncuran resminya tidak butuh waktu terlalu lama lagi.

Magic Leap Lumin OS

Sumber: TechCrunch.

Headset MR Magic Leap One Akan Mulai Didistribusikan Pertengahan Tahun ini

Kerja keras yang dilakukan Magic Leap sejak 2010 akhirnya dipamerkan di akhir tahun lalu. Melalui One, perusahaan asal Florida itu mencoba mengombinasikan teknologi augmented reality dengan computer vision, melalui pemanfaatan medan cahaya digital sebagai metode untuk ‘menempat-kan’ gambar komputer tiga dimensi di objek-objek dunia sesungguhnya.

Dan di acara presentasi live stream kemarin, Magic Leap mengabarkan agenda buat mulai mengapalkan perangkat Magic Leap One di tahun ini. Dalam menyuguhkannya, Magic Leap mengikuti langkah perusahaan-perusahaan pencipta HMD populer seperti Oculus VR dan HTC untuk melepas versi pengembangannya terlebih dulu sebelum memasarkan produk secara lebih luas.

Buat sekarang, Magic Leap masih belum mengabarkan kapan tepatnya One versi ‘Creator Edition’ dilepas. Produsen hanya bilang akan mendistribusikannya di ‘musim panas 2018’ yang artinya bisa jadi dilakukan di bulan ini. Magic Leap juga masih malu-malu untuk menyingkap spesifikasi HMD. Yang jelas, penampilan One dengan dua lensa bundarnya mirip seperti kacamata di kisah sci-fi cyberpunk.

Dalam live stream, perusahaan akhirnya mengungkap sejumlah hardware yang digunakan untuk meracik One. HMD mixed reality itu mengusung Nvidia Tegra X2 – versi lebih canggih dari prosesor yang mengotaki Nintendo Switch. Dan melalui demonstrasi tech ‘Dodge’, Magic Leap memperlihatkan bagaimana One mampu membaca posisi tangan dan mengenal gesture – misalnya melakukan gerakan mencubit atau menaruh/memindahkan suatu objek digital.

Premis tersebut cukup menarik, namun hingga kini Magic Leap One masih belum didemonstrasikan secara langsung, jadi sulit mengestimasi kapabiltas hardware serta bagian optiknya dalam pemakaian di dunia nyata.

Selain presentasi, Magic Leap juga mengumumkan bahwa mereka menunjuk perusahaan telekomunikasi Amerika AT&T sebagai mitra strategisnya. Dengan kerja sama tersebut, AT&T memperoleh kesempatan buat memasarkan Magic Leap One secara eksklusif serta mempersilakan calon konsumen untuk mencoba headset mixed reality tersebut di gerainya – di kota Atlanta, Boston, Los Angeles dan San Francisco.

Di rilis pers AT&T, CEO Magic Leap Rony Abovitz menyampaikan bahwa alasan yang mendorong mereka melakukan kolaborasi bersama AT&T ialah demi memperluas jaringan berkecepatan tinggi, pemanfaatan edge computing, dan memperdalam integrasi dengan konten-konten kreatif. AT&T dapat membantu dari segi jangkauan jaringan, lalu Magic Leap berperan menjadi penyedia platformspatial computing‘.

Walaupun harga produk juga belum dikonfirmasi, dalam konferensi Recode Code Media bulan Februari silam, produsen sempat bilang mereka akan membanderol Magic Leap One dengan harga setara tablet atau smartphone kelas high-end.

Via The Verge.

Setelah Dikembangkan Selama Bertahun-Tahun, Headset AR Magic Leap One Resmi Disingkap

Proyek pengembangan perangkat augmented reality sudah dimulai oleh Magic Leap bertahun-tahun silam. Setelah didirikan di 2010, startup ini akhirnya merilis hasil rekaman device-nya di 2015, sukses meyakinkan Google dan Alibaba untuk jadi investor, serta sempat bermitra dengan Lucasfilm. Dan di penghujung 2017, Magic Leap akhirnya resmi memperkenalkan Magic Leap One.

Magic Leap One ialah headset augmented reality dengan visi untuk menyulam dunia nyata dan alam virtual. Ketika wearable sejenis biasanya belum ditunjang resolusi tinggi serta masih belum sempurna dalam mengintegrasikan kedua tipe objek, One diklaim mampu menciptakan objek digital senyata mungkin. Cara kerjanya sendiri mirip Microsoft HoloLens, namun desain dan teknologi di belakangnya cukup berbeda.

Magic Leap One 1

Ketika HoloLens terlihat seperti visor sci-fi tahun 80-an, headset ‘Lightwear’ Magic Leap One mempunyai penampilan ala kacamata cyberpunk, dengan dua lensa bundar serta rangakaian kamera sebagai bagian dari teknologi pemetaan lingkungan dan pelacakan. HMD tersambung ke unit komputer Lightpack mungil yang menyimpan otak dari perangkat ini, serta controller motion ber-touchpad.

Magic Leap One 2

Fitur bernama Digital Lightfield merupakan jantung dari Magic Leap One. Ia adalah teknologi yang bertanggung jawab mencampur cahaya natural ke objek digital sehingga seolah-olah mereka merupakan bagian dari alam yang sama. Dengan memastikan otak kita memproses objek virtual layaknya benda sungguhan, One jadi lebih nyaman digunakan di waktu lama. Sistem pemetaan di One juga sangat canggih, sanggup menciptakan replika lingkungan serta mampu mendeteksi lokasi dinding pembatas secara tepat.

Magic Leap One 3

Cara kerjanya seperti ini: bayangkan Anda menaruh televisi virtual di ruang keluarga, lalu pergi ke kamar tamu. Saat Anda kembali ke ruang itu, TV tersebut tetap ada di sana – posisinya tidak berubah ataupun bergeser. Kabarnya, chip yang ada di dalam Lightpack sangat bertenaga, setara laptop high-end. Prosesor tersebut siap menunjang pembuatan model 3D hingga menangani permainan shooter.

Magic Leap juga tak lupa membekali One dengan sistem audio mutakhir yang sanggup mensimulasikan suara di dunia nyata, termasuk aspek arah dan jarak dari sumber bunyi.

Magic Leap One yang produsen perkenalkan merupakan versi development buat para kreator. Untuk mendukungnya, Magic Leap juga akan menyediakan platform ‘Creator Portal’ tahun depan – berisi SDK, dokumentasi dan panduan. Untuk sekarang, produsen masih belum menginformasikan kapan tepatnya One akan tersedia dan berapa harganya.

Via The Verge. Sumber: Magic Leap.