Ayomed Tambah Jajaran Layanan Farmasi On-Demand di Tanah Air

Satu lagi startup farmasi on-demand hadir di Indonesia. Didirikan Prawira Pikanto (masih berusia 17 tahun), Davide Oei, dan Joe Dirga, Ayomed menyasar pasar pengantaran obat di kawasan Tangerang dan Jakarta.

Kepada DailySocial, Prawira menyebutkan, ide Ayomed didirikan melihat dari kebiasaan masyarakat saat ini yang secara rutin mengkonsumsi obat dan vitamin. Dengan platform yang dimiliki, Ayomed ingin menghadirkan layanan pembelian dan pengantaran obat dengan layanan unik lainnya.

Layanan teknologi kesehatan di Indonesia memang masih dalam tahap berkembang dan belum sepopuler layanan serupa di negara Asia lain. Menurut data survei Gallen Growth Asia, pertumbuhan sektor ini selama paruh pertama 2018 di tanah air mencapai 4%.

Memiliki apotek sendiri

Berbeda dengan layanan serupa seperti Halodoc yang bermitra dengan jaringan apotek dan Go-Jek sebagai kurir, Ayomed belum melakukan kemitraan dengan jaringan apotek atau jasa kurir. Secara khusus Ayomed memiliki apotek sendiri yang lokasinya terletak di Tangerang.

“Kita memiliki satu apotek yang bisa dimanfaatkan pengguna di kawasan Tangerang dan sekitarnya. Untuk tahap awal, kita belum membuka kemitraan dengan apotek lainnya,” kata Prawira.

Serupa dengan layanan lainnya, obat jual bebas (OTC) atau resep yang dimiliki bisa diunggah pengguna melalui mobile browser atau desktop. Setelah pesanan diproses dan pembayaran dilakukan, pihak Ayomed akan mengirim obat tersebut ke alamat pelanggan. Untuk pilihan pembayaran, Ayomed menyediakan cara pembayaran cicilan, kartu kredit, debet dan Cash on Delivery (COD).

“Untuk jasa kurir semua masih kita manfaatkan sendiri yaitu menggunakan staf internal, semua biaya pengiriman adalah gratis,” kata Prawira.

Fitur andalan Ayomed

Selain pembelian obat secara online dan pengantaran, Ayomed juga memiliki sejumlah fitur lain yang bisa dimanfaatkan pengguna. Di antaranya adalah fitur Pengingat Minum Obat, yaitu reminder waktunya minum obat bagi pengguna, dan Pesan Ulang Obat Otomatis untuk pembelian obat jika obat sudah habis, dengan pengantaran yang langsung dilakukan. Fitur tersebut bisa diatur dengan mudah oleh pengguna di akun masing-masing.

Layanan lain yang juga tersedia di platform Ayomed adalah layanan pelanggan apoteker 24 jam. Layanan ini diklaim pihak Ayomed sangat berguna, terutama saat pengguna yang ingin bertanya seputar kebutuhan obat yang relevan, langsung dari apoteker.

“Untuk pertanyaan seputar obat untuk keluhan ringan bisa langsung ditanyakan ke apoteker kami melalui telepon. Selain lebih cepat layanan ini juga memberikan manfaat lebih dan tentunya gratis,” kata Prawira.

Ayomed dilengkapi dengan history dan statistik yang menyediakan riwayat dan statistik pembelian obat dan konsumsi obat bagi pasien dan apotek. Startup yang baru berusia 6 bulan ini masih dalam pengembangan dan rencananya bulan Oktober mendatang akan meluncurkan aplikasi Android untuk memudahkan pengguna menikmati layanan.

“Saat ini fokus kita lebih kepada akuisisi pengguna terlebih dahulu. Jika sudah banyak jumlahnya akan memudahkan Ayomed untuk melakukan penggalangan dana.” kata Prawira.

Startup Kesehatan Farmaku Layani Konsumen Secara Online dan Offline

Obat-obatan adalah salah satu barang yang sensitif dalam transaksi online. Statusnya yang berkaitan dengan kesehatan dan penyalahgunaannya membuatnya menjadi salah satu barang yang harus diperhatikan betul kualitasnya. Salah satu yang mencoba untuk menghadirkan layanan e-commerce di segmen ini adalah Farmaku.

Farmaku mencoba menghadirkan kebijakan-kebijakan yang mengatur kualitas layanannya. Melalui pelarangan penjualan obat keras tanpa disertai resep dokter Farmaku berusaha meminimalkan penyalahgunaan obat keras. Farmaku juga tidak melayani penjualan obat golongan Opiat, Hipnotik, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.

Salah satu poin penting layanan e-commerce yang menjual obat ada pada bagaimana mereka memenuhi regulasi. Tantangan Farmaku yang baru beroperasi pada Februari 2017 ini tak hanya soal persaingan, tetapi juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Menurut mereka, kualitas layanan dan perlindungan konsumen menjadi sangat penting.

Sebagai bentuk komitmen kepada penggunanya, Farmaku hanya menjual obat yang telah mengantongi izin resmi dari BPOM dan juga menghadirkan toko fisik sebagai syarat legalitas. Bangunan fisik Apotek Farmaku sendiri bisa dijumpai di Ruko Paramount 7CS Blok DF2 No. 18, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang.

Digital Marketing Manager PT. Solusi Sarana Sehat (pengelola Farmaku) Argo Tri Utomo kepada DailySocial menjelaskan dalam rangka menjamin kualitas dan kepuasan pelanggan pihaknya sudah menyiapkan apoteker yang siap untuk melayani pemesanan secara online. Jika terjadi pemesanan obat yang mencurigakan dan tidak sesuai dengan etika kedokteran dan kesehatan, apoteker Farmaku berhak membatalkan dan tidak melanjutkan transaksi dengan pelanggan tersebut.

“[Kami memiliki] 3000 produk kesehatan, terdiri di antaranya adalah obat jenis OTC (bebas jual), obat Ethical (wajib melampirkan resep dokter). Kami sudah menyediakan fitur upload resep dokter untuk pelanggan. Suplemen kesehatan dan kecantikan, produk perawatan kecantikan, produk ibu dan anak juga ikut serta melengkapi produk yang terdapat di Farmaku.com,” terang Argo.

Menurut Argo, pihaknya tengah dalam proses menjalin kerja sama dengan klinik dan rumah sakit. Jika berjalan sesuai rencana, di akhir tahun 2017 ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan rumah sakit, klinik, bahkan membuka cabang untuk toko fisik.

Dihadapkan dengan persaingan

Farmaku masuk ke persaingan layanan apotek online dengan status pendatang baru. Layanan mereka yang belum genap berusia satu tahun mengharuskan Farmaku bekerja keras untuk mengenalkan layanan dan membangun kepercayaan pelanggan.

Di segmen yang sama, layanan seperti Go-Med, GoApotik, atau K24Klik sudah lebih dulu ada dengan kelebihan masing-masing.

Menanggapi persaingan ini, Arga menyebutkan pihaknya optimis dengan bisa bersaing. Farmaku, dari penjelasan Arga, juga menyediakan layanan konsultasi langsung dengan dokter di hari-hari tertentu. Hal ini yang coba dipublikasikan secara maksimal untuk meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan.

Dari segi pengiriman saat ini Farmaku masih mempercayakan jasa pengiriman logistik seperti JNE. Untuk alternatifnya Farmaku berencana menggandeng ojek online.

“[Proses] pengirimannya sama, kami kirim dari office center kita untuk saat ini. Namun, jika sudah ada cabang lain dibuka, maka akan dikirimkan di cabang terdekat sesuai alamat customer,” sebut Arga.