Kingston Luncurkan SSD PCIe 4.0 KC3000 dan Memori DDR5 Versi Value

Kingston kembali mengumumkan SSD PCIe 4.0 dan memori DDR5 baru. Produk yang diluncurkan kali ini adalah Kingston KC3000 PCIe 4.0 NVMe M.2 SSD dan Kingston ValueRAM (KVR) DDR5.

Berbekal pengontrol NVMe Gen 4×4 terbaru, KC3000 menjanjikan performa kecepatan baca/tulis yang sangat gegas, tepatnya hingga 7.000/7.000 MB/detik. Kinerja semacam ini tentu sangat cocok untuk pengguna yang memiliki beban kerja tinggi, semisal untuk rendering grafik 3D ataupun pembuatan konten beresolusi 4K ke atas.

KC3000 datang membawa 3D TLC NAND berdensitas tinggi dalam format M.2 2280 untuk menghadirkan kapasitas yang lebih besar, maksimum hingga 4.096 GB. Seperti halnya Kingston Fury Renegade SSD yang diperkenalkan baru-baru ini, KC3000 juga dilengkapi heat spreader tipis yang terbuat dari bahan aluminium graphene.

Keempat varian kapasitasnya — 512 GB, 1.024 GB, 2.048 GB, dan 4.096 GB — sama-sama didukung oleh garansi terbatas selama lima tahun dan dukungan teknis gratis. Untuk ketahanannya, masing-masing varian menawarkan rate TBW (Total Bytes Written) sebesar 400 TBW, 800 TBW, 1,6 PBW, dan 3,2 PBW.

“Dengan meningkatnya aplikasi dengan kebutuhan data yang berat, konsumen menuntut solusi yang dilengkapi dengan kinerja tinggi dan kapasitas besar; melalui pemanfaatan teknologi PCIe 4.0 generasi terbaru KC3000, kami mampu menghadirkan penyimpanan yang cepat dan andal untuk memenuhi kebutuhan berbagai konsumen di pasar,” tulis Kingston di siaran persnya. “Kami juga dengan senang hati memperkenalkan ValueRAM DDR5 untuk lebih memperluas penawaran DDR5 Kingston, sekaligus menghadirkan memori berkinerja tinggi dengan harga yang terjangkau.”

Sesuai standar yang ditetapkan oleh JEDEC, modul KVR DDR5 mengemas on-board Power Management Integrated Circuit (PMIC) yang bertugas mengatur daya yang dibutuhkan dari berbagai komponen modul memori demi mewujudkan distribusi daya yang lebih baik, peningkatan integritas sinyal, sekaligus mengurangi tingkat kebisingan.

Hadir dalam varian 16 GB atau kit 2 x 16 GB, KVR DDR5 menawarkan kecepatan 4.800 MHz dan latensi CL40, dengan dukungan garansi seumur hidup. Kedua produk ini kabarnya akan segera tersedia di pasar Indonesia, namun informasi harganya sejauh ini masih belum diketahui.

Kingston Luncurkan RAM DDR5 dan SSD PCIe 4.0 dengan Performa Ugal-ugalan

Peluncuran keluarga prosesor 12th Gen Intel Core (Alder Lake) dan chipset Intel Z690 belum lama ini menandai kesiapan teknologi memori DDR5 untuk dikonsumsi oleh publik. Tanpa perlu menunggu lama, sejumlah pabrikan pun sudah mulai bersiap untuk memasarkan RAM DDR5 bikinannya, salah satunya Kingston.

DDR5 membawa sejumlah peningkatan signifikan dibanding generasi sebelumnya, tidak terkecuali lini memori Kingston Fury Beast DDR5 ini. Yang paling utama, DDR5 mengemas ECC on-die (ODECC) untuk meningkatkan stabilitas performa pada kecepatan ekstrem. Ini penting mengingat kecepatan default-nya sudah sangat tinggi di 4.800 MHz, belum lagi dukungannya terhadap teknologi overclocking generasi terbaru Intel XMP 3.0.

Meski menawarkan kinerja yang lebih gegas, konsumsi daya DDR5 justru lebih efisien berkat subchannel 32-bit ganda dan power management integrated circuit (PMIC) yang tertanam langsung di modul memori.

Kingston Fury Beast DDR5 tersedia dalam modul tunggal 16 GB atau bundel berisi dua keping (2 x 16 GB), dengan variasi kecepatan 4.800 MHz dan 5.200 MHz. Modul memorinya mengadopsi desain low-profile demi memaksimalkan kompatibilitas dengan CPU cooler yang berbodi bongsor. Seperti biasa, perangkat didukung oleh garansi seumur hidup yang terbatas.

Dalam kesempatan yang sama, Kingston turut memperkenalkan Kingston Fury Renegade PCIe 4.0 NVMe M.2 SSD. Di titik ini, kita mungkin sudah tidak terlalu terkejut melihat kecepatan fenomenal yang ditawarkan SSD PCIe 4.0, akan tetapi kinerja model yang satu ini tetap terdengar cukup mencengangkan, dengan kecepatan baca/tulis hingga 7.300/7.000 MB/s dan maksimum 1.000.000 IOPS.

Ketimbang mengandalkan heat sink yang tebal, Kingston sekali lagi menyematkan heat spreader tipis yang terbuat dari graphene aluminium untuk membantu membuang hawa panas yang dihasilkan.

Lini Kingston Fury Renegade SSD hadir dalam empat model dengan kapasitas yang berbeda-beda: 500 GB, 1 TB, 2 TB, dan 4 TB. Kecepatan baca di semua varian sama, tapi kecepatan tulis 7.000 MB/s tadi hanya bisa didapat di varian 2 TB dan 4 TB saja.

Masing-masing varian juga menawarkan angka total bytes written (TBW) yang berbeda: hingga 500 TBW untuk varian 500 GB, 1 PBW untuk varian 1 TB, 2 PBW untuk varian 2 TB, dan 4 PBW untuk varian 4 TB. Untuk garansinya, semua varian didukung oleh garansi terbatas selama lima tahun beserta dukungan teknis gratis.

Baik Kingston Fury Beast DDR5 dan Kingston Fury Renegade SSD kabarnya akan tersedia di pasaran pada pertengahan hingga akhir November. Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga jual resminya.

[Computex 2019] Berkunjung ke Kamar Kingston dan HyperX

Besarnya area Computex 2019 memang tidak memungkinkan DailySocial untuk mengunjungi semua vendor yang ada. Oleh karena itu, kami pun harus memilih mana yang dapat kami liput dengan waktu yang cukup terbatas tersebut. Kingston dan HyperX merupakan salah satu yang ada dalam daftar kunjungan kami.

Kingston HyperX - Game rig

Seperti sebelumnya, Kingston mengambil sebuah kamar pada hotel Grand Hyatt Taipei yang bersebelahan dengan gedung tertinggi di Taiwan, 101. Entah karena memang tempatnya nyaman atau tidak kebagian booth di area Computex, banyak memang vendor memori dan pendingin yang memamerkan produknya pada hotel yang satu ini.  Hal tersebut membuat sesi kunjungan sedikit gerah karena banyaknya orang yang masuk dalam sebuah kamar.

Kingston HyperX - Mice

HyperX sendiri merupakan salah satu divisi dari Kingston yang membuat peripheral dengan kinerja tinggi. Oleh karenanya, HyperX sendiri lebih dikenal oleh kalangan gamer dibandingkan dengan Kingston. Hal tersebut juga dikarenakan oleh HyperX yang membuat produk-produk untuk kalangan esports seperti headset, keyboard, mouse, dan lainnya.

Kingston HyperX - Quadcast

Pada ruangan Kingston di Computex 2019, ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas. Hal pertama adalah microphone HyperX QuadCast yang diklaim memiliki harga sekitar $200-an. QuadCast mampu merekam suara dari empat sisi sehingga cukup menaruh perangkat ini ditengah untuk mereka suara lebih dari satu orang. Sayangnya, saat ditanyakan kapan perangkat ini ada di Indonesia, pihak HyperX hanya berkata “soon“.

Kingston HyperX - HEadphones

HyperX juga memamerkan Cloud Orbit S, sebuah headset yang mampu menghadirkan suara 3D. Tidak hanya itu, perangkat ini menggunakan teknologi posisi dari Audeze. Apa itu? Teknologi ini memungkinkan kita untuk mendengar suara 3D berdasarkan posisinya. Misalkan saja pada sebuah game, ada suara yang terdengar dari sisi sebelah kanan. Saat kepala kita menengok ke sebelah kanan, maka suara itu akan terdengar seperti berada di tengah depan muka kita.

Kingston HyperX - Test PC

Pada bagian Kingston, cukup banyak hal menarik yang bakal muncul di tahun 2019 ini. Pada bagian SSD, Kingston saat ini sudah memiliki SSD untuk enterprise dengan kapasitas 7.6 TB! Kingston juga memamerkan SSD dengan kapasitas 3.84 TB yang juga ditujukan untuk penggunaan server dengan interface SAS.

Pada sisi RGB, Kingston memiliki sebuah teknologi yang baru akan dipatenkan. Teknologi ini akan membuat RAM RGB akan memiliki warna yang selaras pada saat terpasang tanpa halangan. Saat sensor tertutup, maka warna antar satu RAM dengan RAM yang lainnya akan berbeda.

Beberapa orang akan mengatakan “buat apa”? Namun yang pasti, teknologi RGB juga hanya untuk mempercantik ruang di dalam casing, yang sebagian besar tertutup rapat tanpa kaca. Saya sendiri juga tidak terlalu antusias dengan teknologi lampu berwarna warni ini. Akan tetapi, RGB terbukti meningkatkan penjualan para vendor.

Belum dapat dipastikan kapan produk-produk terbaru dari Kingston akan mendarat di Indonesia. DailySocial pun berencana untuk melakukan review terhadap beberapa perangkat dari HyperX. Semoga saja, hal tersebut dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Kingston HyperX - Extra

*Semua foto diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+

[Panduan Pemula] Mengenal Lambang dan Istilah pada Kartu Memori SD

Setiap kali ada teman yang ingin membeli sebuah kartu microSD, pertanyaan yang muncul adalah “yang mana”? Arti kata ini ternyata sangat luas. Yang mana dapat berarti pemilihan kelas performa, jenis kartu microSD, dan lain sebagainya.

SDCard Tips

Memang, seringkali seseorang kesulitan menentukan kartu memori mana yang harusnya dibeli untuk perangkat mereka. Semakin kencang kinerjanya, tentu saja semakin baik saat dipakai. Akan tetapi, kartu memori dengan kinerja tinggi selalu memiliki harga yang mahal.

Kartu memori SD sendiri merupakan kependekan dari Secure Digital. Format kartu memori ini pertama kali diusung oleh SanDisk, Panasonic, dan Toshiba. Standar ini kemudian ternyata digunakan secara luas dibandingkan kartu memori jenis lain.

SDCard Tips 2

Nah, supaya kita tidak disebut gaptek oleh teman-teman kita, ada baiknya kita mempelajari simbol-simbol yang ada pada sebuah kartu microSD.

SDHC

Merupakan kependekan dari Secure Digital High Capacity. Standar ini muncul pada saat kebutuhan akan kapasitas meningkat. Standar ini mendukung hingga 32 GB. File System yang digunakan pada SDHC dan microSDHC adalah FAT 32.

SDCard Tips microSDHC

SDXC

Ternyata, kapasitas 32 GB saat ini sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan banyak orang. Oleh karena itu, SD Association pun meningkatkan spesifikasi dari kartu memori mereka. Hingga lahirlah Secure Digital eXtended Capacity pada tahun 2009 lalu.

SDXC akan memiliki kapasitas hingga 2 TB. Sampai tulisan ini diturunkan, sebuah kartu SD baru memiliki kapasitas 1 TB dan microSD baru sampai 512 GB. Untuk file system yang digunakan adalah exFAT

Standar yang satu ini juga menetapkan bahwa 30MB/s merupakan batasan terendah dalam melakukan transfer data.

microSDXC

SDUC

Pada saat artikel ini diturunkan, belum ada kartu SDUC yang beredar. Standar ini baru dikeluarkan pada pertengahan tahun 2018 untuk menyambung standar SDXC saat kapasitasnya sudah tercapai.

SDUC nantinya bakal memiliki kapasitas hingga 128 TB. Kecepatannya pun juga bakal meningkat sampai sepuluh kali lipat dibandingkan dengan SDXC.

Class (C)

Jika melihat sebuah kartu SD, pasti akan terlihat juga logo bulat dengan angka di dalamnya. Itu merupakan logo dari Class sebuah kartu SD. Angka yang ada merupakan lambang dari kecepatan tulis minimal dari kartu tersebut. Jadi Class 10 membuat penggunanya dapat menulis file besar dengan kecepatan 10 MB/s.

SDCard Tips SDHC

UHS (U)

UHS merupakan kependekan dari Ultra High Speed. Biasanya, kelas UHS ditandai dengan lambang angka Romawi I, II, atau III. Selain itu, kelas ini juga ditandai dengan huruf U dengan angka di dalamnya, seperti U1 dan U3.

Lambang U seringkali dikatakan sebagai pengganti dari lambang class. Secara spesifikasi pun, kecepatan U1 dan Class 10 sama-sama harus memiliki kecepatan tulis data minimal 10 MB/s. Untuk U3, kecepatan tulis datanya minimal 30 MB/s.

Video Class (V)

Lambang V pada sebuah SDCard menandakan seberapa kencang sebuah kartu untuk menulis data video. Data video merupakan aliran data besar tanpa henti, sehingga penulisan juga akan dilakukan tanpa henti. Jika terhambat, hasil video bisa jadi lompat-lompat atau terputus.

Lambang V ditandai dengan angka transfer dengan satuan MB/s. Saat ini, SDCard dan microSD yang ada dipasaran sudah memiliki standar V6 yang berarti kecepatan tulisnya minimal 6 MB/s, V10 (10 MB/s), V30 (30 MB/s), V60 (60 MB/s), dan V90 (90 MB/s).

SDCard Tips SDCard

Application Class (A1)

Standar baru ini pertama kali diperkenalkan oleh SanDisk. Hal ini merupakan jawaban atas lambannya penggunaan microSD sebagai penyimpanan internal perangkat Android. Jadi, microSD dengan standar A akan dapat menjalankan aplikasi dengan lebih cepat.

Standar A1 memiliki IOPS (Input Output per Second) minimum 1500 kali baca dan 500 kali penulisan per detik. Untuk standar baru A2, minimum IOPS-nya adalah 4000 kali baca dan 2000 kali penulisan per detik. Untuk kecepatan tulisnya, minimal sebuah kartu harus memiliki 10 MB/s.

Demikian artikel tentang lambang dan istilah pada kartu memori SD, semoga bisa membantu Anda mengenal istilah yang ada dan memberikan gambaran sebelum Anda melakukan pembelian.

SanDisk Luncurkan Standar Baru, A2 untuk Perangkat Android

Dalam memasarkan sebuah wadah penyimpanan data, tentu saja kecepatan dan kapasitas akan menjadi daya tarik tersendiri. Namun saat berbicara kecepatan, sebuah perangkat Android kerap menjadi pelan saat menjalankan aplikasi yang terinstal melalui microSD.

Gangguan terhadap lancarnya perekaman video dengan resolusi 4K juga membuat para videografer membutuhkan media yang lebih cepat. Rusaknya hasil pengambilan video membuat banyak videografer harus mengambil ulang sebuah konten.

SanDisk A2 Pro - Idris

Idris Effendi selaku Country Manager, Client Solutions, Indonesia Western Digital pun memperkenalkan sebuah kartu microSD baru yang memiliki kecepatan yang paling kencang saat ini. Kartu tersebut adalah SanDisk Extreme Pro.

Kartu SanDisk yang baru ini memiliki standar baru dari SD Association, yaitu A2. A2 mengharuskan sebuah kartu SD memiliki kecepatan IOPS (Input Output Per Second) tulis 2000 IOPS dan baca 4000 IOPS. Hal ini dapat membuat loading aplikasi pada sebuah perangkat Android meningkat jauh dari microSD tanpa A2.

MicroSD berjenis eXtended Capacity ini juga mendukung standar V30 yang membuat sebuah stream video bisa ditulis dalam kecepatan minimal 30 MB/s. Kecepatan tersebut dibutuhkan dalam merekam video dengan resolusi 4K atau Ultra HD.

SanDisk A2 Pro

Secara spesifikasi, microSD SanDisk Extreme Pro ini memiliki kecepatan transfer data yang sangat tinggi. Kecepatan bacanya mencapai 170 MB/s dan kecepatan tulisnya berlari pada 90 MB/s.

Untuk kapasitas 64 GB, SanDisk menjual microSD ini pada harga Rp. 449.000. Sedangkan untuk kapasitas 128 GB, SanDisk menjualnya dengan harga Rp. 799.000. Selain itu, SanDisk juga menjual SanDisk Extreme A2 4 GB dengan kecepatan lebih rendah dengan harga Rp. 349.000.

Perangkat Pendukung?

Dengan keluarnya standar A2, tentu saja pertanyaan akan tertuju kepada perangkat mana yang mendukungnya. Sampai saat ini, belum ada vendor smartphone Android yang secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka mendukung standar A1 dan A2.

Idris mengatakan bahwa saat ini feature A1 dan A2 sudah didukung pada sistem operasi Android Marshmallow. Akan tetapi, opsi untuk menggunakan feature tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu oleh para vendor.

SanDisk A2 Pro - Idris with Pro

Saat ditanyakan apakah SanDisk memiliki daftar smartphone yang mendukung standar A1 dan A2, Idris pun mengatakan bahwa mereka belum memilikinya. Akan tetapi, mereka selalu melakukan pengujian A1 pada smartphone OPPO.

Kami pun menanyakan apakah standar ini memiliki pengaruh saat digunakan pada sistem operasi lainnya atau tidak. Idris mengatakan bahwa standar tersebut memang khusus ditujukan untuk perangkat Android. Untuk tablet Windows dan OS lainnya, sepertinya belum bisa digunakan secara optimal.

Untuk microSD yang satu ini, DailySocial sudah mendapatkan sampel pengujiannya. Oleh karena itu, tunggu saja review-nya di Dailysocial.id.

Teknologi DDR5 Bikin RAM Dua Kali Lebih Cepat dari Sekarang

DDR4 baru saja mulai dikenal secara umum dalam dua tahun belakangan, namun kini wacana soal DDR5 sudah mulai berhembus. Teknologi ini rencananya bakal didemonstrasikan pada bulan Juni mendatang oleh JEDEC, organisasi yang bertanggung jawab atas penetapan standar teknologi memori komputer.

JEDEC sejauh ini belum berani merincikan detail spesifikasi DD5, akan tetapi mereka menjanjikan bandwith dan density dua kali lipat dibanding DDR4. Sederhananya, DDR5 bakal dua kali lebih ngebut, tapi di saat yang sama juga lebih hemat daya.

Meski demonstrasinya akan berlangsung dalam waktu dekat, kehadirannya sebagai produk yang bisa dibeli di pasaran masih sangat jauh dari sekarang. JEDEC berharap bisa selesai mendesain dan menetapkan standar DDR5 pada tahun 2018, tapi itu bukan berarti konsumen bisa mendapatkannya tidak lama setelahnya.

Pasalnya, kalau melihat perkembangan DDR4, standarnya memang sudah ditetapkan sejak 2012, akan tetapi RAM DDR4 sendiri baru mulai dipasarkan pada tahun 2015 ketika pabrikan prosesor seperti Intel sudah menghadirkan dukungan pada chipset buatannya.

DDR4 sendiri sekarang sudah bisa dibilang mainstream, meski perjalannya boleh dibilang cukup lamban. PC saya pribadi masih menggunakan RAM DDR3, dan sejauh ini performanya masih cukup bisa diandalkan, baik untuk bekerja maupun gaming.

Apakah sebaiknya saya melewatkan DDR4 dan langsung meng-upgrade ke DDR5 nantinya? Boleh saja, tapi hal itu mungkin baru bisa terwujud paling cepat tahun 2020, jadi tidak ada salahnya meng-upgrade ke DDR4 terlebih dulu seandainya budget tersedia.

Sumber: JEDEC dan Ars Technica.