Grand Final MPL ID Season 5, Kembalinya Tahta ke Pangkuan Sang Raja

Bak cerita lama yang terulang kembali, ajang puncak MPL ID Season 5 menyajikan rivalitas tertua di skena Mobile Legends Indonesia, EVOS dengan RRQ. Liga kasta utama Mobile Legends: Bang-Bang ini memang unik, karena selalu menyajikan cerita-cerita tak terduga. Namun anehnya, cerita tak terduga yang terjadi sepanjang babak Regular Season seakan tak berarti, karena laga final kerap kali tertutup oleh sang dua raksasa.

Babak Regular Season MPL ID Season 5 kita melihat Bigetron Alpha, mendominasi musim dengan perolehan menang-kalah 11-3. Namun masuk babak Playoff, mereka harus tersungkur tak berdaya saat menghadapi EVOS di upper-bracket dan ONIC Esports di lower-bracket.

ONIC Esports jadi tim lain yang juga tampil tak terduga. Terseok di babak Regular Season, mereka malah tampil prima di babak Playoff. Kalau di upper-bracket oleh RRQ, mereka mendapat momentum setelah kalahkan Bigetron di lower-bracket. Sayang, menghadapi semangat muda pemain-pemain EVOS, mereka tersungkur di peringkat 3, kalah 2-0.

Sumber: id-mpl.com
Sumber: id-mpl.com

Babak final menjadi sajian yang diidam-idamkan oleh para penonton, The El Clasico, EVOS vs RRQ. Tercatat laga antara dua organisasi esports terbesar di Indonesia ini sudah terulang sebanyak 3 kali sepanjang 5 musim MPL Indonesia. Pertemuan pertama mereka pada MPL ID Season 2, yang mana RRQ melenggang mulus jadi juara dengan skor 3-0, membuat EVOS bertahan menjadi raja tanpa mahkota.

Kutukan juara dua EVOS putus di musim keempat, saat laga El Clasico lagi-lagi terulang di babak Grand Final. Musim itu EVOS sedang dalam keadaan prima, mereka pun menjuarai MPL ID Season 4, bahkan sekaligus menjadi juara dunia di ajang M1 World Championship.

Musim ini, EVOS kembali terseok. Berada di peringkat 3 babak Regular Season, performa permainan EVOS cenderung inkonsisten. Salah satu penyebabnya mungkin karena pemain senior mereka yaitu Oura yang undur diri dari ajang kompetitif Mobile Legends setelah menyelesaikan musim terbaik mereka.

Walau EVOS terseok di Regular Season, namun laga final MPL ID Season 5 ternyata berlangsung dengan sengit. Menariknya, dalam pertandingan ini, RRQ selalu menang dominan, namun kemenangan EVOS didapatkan lewat usaha berlebih yang mereka lakukan.

Game pertama dan kedua contohnya. RRQ menangkan game hanya dalam 12 menit saja dengan keunggulan 10 ribu net-worth. Sementara EVOS harus memenangkan game kedua lewat pertarungan sengit, bahkan hampir kalah oleh RRQ, dengan durasi permainan selama 14 menit dan tanpa keunggulan net-worth yang begitu besar.

Game ketiga dan keempat keadaan malah berbalik. RRQ menang ngotot, pertandingan baru selesai setelah lord kedua dengan durasi permainan selama 20 menit, dan beda net-worth yang tipis-tipis sepanjang permainan. Setelahnya EVOS melawan balik dengan sangat galak. Harith dari Wann sunggu merepotkan RRQ, EVOS pun bisa selesaikan pertandingan dalam 12 menit, setelah satu kali Lord saja.

Entah apa yang terjadi, EVOS malah seperti kehilangan semua momentumnya pada game terakhir. RRQ menutup dengan dominasi yang sangat kuat, pertandingan berakhir dalam 11 menit, diselesaikan setelah satu kali push dengan Lord.

Seakan mengulang cerita laga final MPL ID Season 2, RRQ menjadi juara di MPL ID Season 5. Ini sekaligus jadi rekor tersendiri bagi RRQ di MPL, menjadi tim pertama yang bisa memenangkan liga kasta utama MLBB sebanyak dua kali.

Selamat bagi RRQ Hoshi! Perjuangan RRQ belum usai sampai di sini. Mereka akan melanjutkan perjuangan mereka di Mobile Legends South East Asia Championship 2020 (MSC 2020) nanti bersama EVOS Legends selaku runner-up dari MPL ID Season 5. Akankah Indonesia tetap mendominasi skena MLBB internasional? Mari kita doakan yang terbaik bagi kedua tim.

Duet Fabiens-Eiduart Gagal Lolos ke MPL ID S3

Tanggal 24-27 Januari 2019 kemarin, Final Qualifier MPL ID S3 akhirnya selesai dijalankan. Menariknya, ada satu tim yang dijagokan dan paling ditakuti di kualifikasi ini justru malah gagal melaju ke Regular Season MPL ID S3, turnamen paling bergengsi untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Tim tersebut adalah Revo. Tim ini sebelumnya dijagokan lolos karena berisikan para pemain bintang Mobile Legends yaitu Eiduart, Fabiens, Donkey, Emperor, dan Wann. Dari 5 pemain tadi, 4 pemain (kecuali Wann) sudah merasakan panasnya kompetisi MPL ID di Season 1 dan 2. Fabiens adalah salah satu pemain MLBB paling senior dari jaman MSC 2017 yang masih eksis sampai hari ini. Sedangkan Eiduart dan Donkey juga bahkan bisa dibilang termasuk icon dari esports scene MLBB Indonesia. Emperor juga tak kalah ngetop karena sebelumnya membela tim EVOS Esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Lucunya lagi, Fabiens, Eiduart, dan Emperor bahkan satu tim saat mereka membela Bigetron Player Kill di MPL ID S3. Namun demikian sepertinya komunikasi masih jadi tantangan tersendiri untuk tim Revo.

Dari hasil Final Qualifier kemarin, ada 6 tim yang akan melaju ke Regular Season MPL ID S3 yang bisa Anda lihat di gambar di bawah:

Sumber: MET Indonesia
Sumber: MET Indonesia

Dari semua tim yang bertanding, Aura Esports adalah tim yang paling bagus performanya saat kualifikasi tersebut. Mereka bahkan tampil tak terkalahkan dengan 8 kemenangan. Selain itu, Star8 Esports yang bahkan belum terdengar namanya sejak MPL ID S1 mampu menjuarai Grup B dengan 8 kemanangan dan 2 kekalahan.

2 tim undangan yang langsung masuk ke Final Qualifier ini karena posisi mereka di MPL ID S2, Bigetron dan SFI juga melenggang maju ke babak selanjutnya. Padahal, Bigetron Esports sendiri telah merombak total formasinya. Sedangkan SFI masih setia dengan beberapa pemain bintangnya seperti Doyok dan Ipin.

Pertarungan di Grup A pun masih seru sampai pertandingan terakhir karena SFI, XcN, The Prime mengantongi poin yang sama. Namun XcN pun akhirnya harus gugur karena ditaklukkan oleh The Prime di pertandingan terakhir dengan skor 2-1.

Hasil yang di luar dugaan ini semoga dapat terjadi lagi di Regular Season ataupun Grand Final MPL ID S3 layaknya S1 saat TEAMnxl mengalahkan EVOS Esports karena mungkin akan lebih berkesan buat para penggemar esports MLBB.

Apakah Aura Esports, Star8, The Prime, dan tim-tim yang baru kali ini masuk MPL ID bisa menghadapi gempuran tim-tim besar yang sudah lebih terbiasa merasakan panasnya persaingan di MPL seperti RRQ.O2, Aerowolf Roxy, ataupun EVOS Esports yang juga baru saja berganti formasi?

Analisa dan Prediksi EVOS Esports Pasca Masuknya G dan Rekt

Second place is just the first place loser.” Dale Earnhardt.

Perjalanan tim Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dari EVOS Esports memang selalu menarik diikuti. Tim ini memang bisa dibilang tim papan atas dari sejak MPL (Mobile Legends Profesional League) Indonesia Season 1. Namun, tergantung dari perspektif Anda, tim ini bisa dibilang mujur atau naas karena mereka hanya berhasil menjadi juara kedua baik di MPL Season 1 ataupun Season 2.

Berakhir jadi juara 2 itu sebenarnya posisi yang sangat unik. Juara 2 memang bisa dibilang tim terkuat kedua, setelah sang juara. Namun Dale Earnhardt, salah satu pembalap NASCAR paling gemilang yang meninggal di tahun 2001, mengatakan juara kedua adalah pecundang pertama. Kenapa? Karena juara kedua adalah kontestan yang paling berpeluang untuk jadi juara satu namun justru gagal dalam pertandingan terakhirnya.

So close, yet so far from paradise… Jika meminjam lirik dari salah satu lagu Elvis Presley.

Sumber: MLBB
Roster MLBB EVOS Esports di MPL ID S2. Sumber: MLBB

Perjalanan EVOS Esports di MPL ID S1 dan S2

Mari kita melihat ke belakang sejenak perjalanan EVOS Esports di MPL Indonesia, turnamen MLBB paling bergengsi di Indonesia, di musim pertama dan kedua.

Di musim pertama, yang Grand Finalnya digelar di Mall Taman Anggrek tanggal 30 Maret – 1 April 2018, perjalanan EVOS Esports memang begitu meyakinkan. Mereka maju ke babak utama setelah menempati peringkat kedua di klasemen akhir Regular Season MPL ID S1. Di babak Grand Final, mereka juga tak terkalahkan sampai di partai penghujung. Mereka berhasil menendang TEAMnxl> (yang kemudian berganti jadi Aerowolf Roxy) ke Lower Bracket yang sebelumnya berhasil mengalahkan RRQ.O2 yang juga merupakan salah satu kandidat terkuat saat itu.

Namun, naasnya, EVOS justru kalah melawan nxl setelah tim ini mengalahkan semua lawannya di Lower Bracket. Sungguh, tak ada fans MLBB yang menduga bahwa EVOS Esports akan kalah saat itu.


Musim kedua, cerita tim MLBB EVOS Esports juga tak kalah menarik. Tim ini memang terseok-seok di pekan-pekan pertama Regular Season karena tak pernah menang. Namun mereka berhasil memutarbalik keadaan dan berhasil mengakhiri Regular Season MPL ID S2 di peringkat keempat.

Di babak Grand Final MPL ID S2 yang digelar di JX International Convention Exhibition pada 17-18 November 2018, EVOS Esports pun menjadi salah satu jagoan juara menurut para pemerhati MLBB berkat performa mereka yang sangat baik menutup Regular Season.

Meski demikian, RRQ.O2 memang jauh lebih diunggulkan kala itu karena formasi mereka yang bisa dibilang sempurna di segala lini. Atas segala jerih payah EVOS Esports, tim ini pun berhasil berhadapan dengan RRQ.O2 di babak final. Namun, Lemon, Tuturu, dan kawan-kawannya berhasil memukul telak Oura, JessNoLimit, dan segenap pemain EVOS Esports dengan skor akhir 3-0!

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

Prediksi dan Peluang EVOS Esports bersama G dan Rekt

Mengingat RRQ.O2 yang sekarang sedang berada di puncak dunia persilatan MLBB Indonesia, saya akan membandingkan formasi baru EVOS ini dengan rival beratnya itu tadi.

Formasi baru ini sudah dikonfirmasi oleh Aldean Tegar Gemilang, Manajer Tim untuk EVOS Esports. Kelima pemain EVOS Esports saat ini adalah:

  • Oura
  • JessNoLimit
  • IOS
  • G
  • Rekt

Aldean juga mengatakan mereka akan memasukkan satu lagi pemain yang belum dapat diungkap (setidaknya saat artikel ini ditulis). Namun, kelima pemain ini, buat saya pribadi seharusnya sudah mampu mengimbangi RRQ.O2 (setidaknya di atas kertas).

Kenapa saya bisa bilang demikian? Mari kita lihat satu persatu.

Sumber: MPL
Sumber: MPL

Bagi saya pribadi, Afrindo “G” Valentino adalah satu-satunya Mage di dunia persilatan MLBB Indonesia yang bisa disejajarkan dengan Lemon dari RRQ. Fans berat Lemon mungkin bisa jadi tak setuju namun, faktanya, G sudah pernah beberapa kali mengalahkan Lemon di panggung-panggung besar.

G, yang waktu itu bersama dengan Aerowolf Roxy, pernah mengalahkan Lemon dan RRQ di babak Grand Final MPL ID S1 2 kali (di Upper dan Lower Bracket). Ia juga kembali menundukkan Lemon dan kawan-kawan di Regular Season MPL ID S2.

Saya sempat berbincang singkat juga dengan G mengingat ia adalah salah satu icon di tim lamanya (Aerowolf Roxy) yang sebelumnya terlihat begitu kompak. Afrindo sempat mengutarakan alasannya kenapa ia pindah. “Karena saya ingin tantangan baru.”

Ia juga mengatakan bahwa tak ada masalah juga sebenarnya ia di Aerowolf. Bahkan ia sangat mengapresiasi manajemen Aerowolf dalam memberikan dukungan ke para pemainnya. Ia juga tak ada masalah dengan pemain-pemain lainnya di sana. Ia mengaku mau ke EVOS Esports karena menurutnya tim ini sungguh berminat mengajaknya bergabung karena bukan kali ini saja ia ditawari.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Di sisi lainnya, Rekt merupakan salah satu dari 3 Marksman paling jago di dunia persilatan MLBB Indonesia. Tiga Marksman paling hebat itu tadi adalah: Spade (SFI), Tuturu (RRQ), dan Rekt (sebelum ini di Louvre). Sebelum Rekt masuk, EVOS bahkan tak punya pemain Marksman. Jadi, kemungkinan besar, mereka pasti kesulitan jika permainan berjalan cukup lama ke late game.

Masuknya Rekt akan membuka besar peluang EVOS untuk berhadapan dengan Tuturu di late game.

Oura, yang masih setia dengan EVOS Esports; bagi saya pribadi, adalah pemain Assassin MLBB terbaik di Indonesia yang tak akan terbantahkan bahkan dibanding AyamJago dari RRQ sekalipun. Namun sebelumnya Oura tak punya kawan yang sama-sama bisa disebut pemain terbaik di rolenya masing-masing. Kekurangan Oura di EVOS hanya hal itu tadi yang sekarang sudah ketemu solusinya.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

JessNoLimit mungkin memang hebat sekali bermain sebagai Assassin ataupun Fighter namun tetap saja tak bisa dibilang pemain teratas di 2 peran tadi. Meski demikian, peran JessNoLimit di EVOS Esports sekarang bisa lebih fleksibel mengikuti draft tim lawan karena gamer profesional paling populer ini cukup baik dalam berganti-ganti peran (dan mungkin bisa dilebarkan lagi hero pool ataupun penguasaan perannya, seperti sebagai Support ataupun Tanker).

Di sisi Tanker, IOS mungkin masih berada sedikit di bawah Instinct/AmpunOm dari RRQ ataupun Donkey (yang sebelumnya bermain untuk EVOS di MPL ID S1) namun ia juga tak bisa dibilang jelek juga permainannya. Setidaknya, IOS punya kedewasaan yang mungkin akan jadi salah satu faktor penting buat kawan-kawannya pemain bintang di atas tadi. Di bayangan saya, IOS bisa menjadi voice of reason mengingat keempat pemain di atas adalah tipe-tipe pemain super agresif.

Sumber: EVOS Esports
Sumber: EVOS Esports

Itu tadi prediksi dan analisa saya atas formasi baru dari EVOS Esports. Di atas kertas, tim ini sekarang punya formasi All-Star di tiga lini: Assassin, Mage, dan Marksman. Jadi, seharusnya EVOS bisa memberikan performa yang jauh lebih baik dibanding formasi sebelumnya dan mengalahkan rival beratnya, RRQ.O2. Meski begitu, itu tadi memang masih sebatas prediksi di atas kertas. Faktanya, satu tim dengan formasi pemain bintang justru juga bisa jadi tak dapat bekerja sama dengan baik (seperti saat Figo dan Zidane satu tim di Real Madrid).

Bagaimana performa EVOS Esports pasca masuknya G dan Rekt? Apakah benar prediksi saya mereka benar-benar dapat menundukkan RRQ.O2 ataupun tim-tim lainnya? Atau justru malah sebaliknya?

Prediksi Dunia Persilatan MLBB Pasca MPL ID S2, JessNoLimit: Saya Ingin Liburan

Gelaran kompetitif Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) paling bergengsi di Indonesia, MPL Indonesia Season 2, sudah selesai dengan Rex Regum Qeon (RRQ) O2 yang keluar sebagai juaranya.

Sebelum kita membahas perkiraan bursa transfer yang terjadi pasca gelaran ini, mari kita lihat sejenak urutan juara di turnamen ini.

  1. Juara 1: Rex Regum Qeon (RRQ)
  2. Juara 2: EVOS Esports
  3. Juara 3: ONIC Esports
  4. Peringkat 4: Louvre
  5. Peringkat 5: Saints Indo
  6. Peringkat 6: Aerowolf Roxy
  7. Peringkat 7: Bigetron Esports
  8. Peringkat 8: SFI Esports

Pasca turnamen-turnamen besar, kebanyakan tim memang akan melakukan evaluasi performanya masing-masing dan bisa jadi merombak formasinya – seperti yang terjadi pasca MPL ID S1.

RRQ dan EVOS Esports

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Jika melihat performa tim dan individu di MPL ID S2, boleh dibilang hanya RRQ yang meraih hasil memuaskan; bukan hanya karena mereka juara tapi juga karena performa masing-masing pemainnya yang stabil di atas.

Baik Tuturu, Lemon, AyamJGO, AmpunOM (Instinct), dan Liam bermain cantik sepanjang musim dan di fase Grand Final. Formasi ini bahkan boleh dibilang yang terbaik dari RRQ.O2 sejak terbentuk. Jadi, kemungkinan besar, pihak manajemen RRQ tak perlu pusing merombak formasi. Para pemainnya pun juga seharusnya tak perlu mencari tempat berlabuh baru.

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

Aerowolf Roxy (yang dulu menggunakan nama TEAMnxl>) juga tak mengubah formasi pemainnya pasca kemenangan mereka di Season 1.

Di posisi juara 2, EVOS Esports bisa jadi berubah formasinya pasca MPL ini. Mereka mengalami jungkir balik performanya sepanjang musim, meski memang berujung cukup positif. Di pekan-pekan awal Regular Season MPL ID S2, EVOS Esports memang boleh dibilang mengecewakan namun mereka berhasil memutarbalik kondisi dan berakhir jadi Runner Up.

Di media session EVOS Esports yang digelar saat MPL ID S2 berjalan, tim ini bercerita bahwa mereka berhasil bangkit performanya setelah fokus latihan dan mengesampingkan kesibukan mereka lainnya sebagai content creator.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Meski berhasil jadi juara 2, capaian tersebut bisa jadi tak memuaskan buat manajemen ataupun para pemainnya. Apalagi jika kita melihat Eko “Oura” Julianto yang tetap tampil memukau meski saat rekan-rekan satu timnya terpuruk saat awal-awal musim, pemain ini tentunya sangat menggoda untuk dipinang oleh banyak klub esports lainnya.

JessNoLimit sendiri juga sebenarnya berhasil mematahkan anggapan para haters-nya yang mengatakan dia cuma menang populer. Performanya sepanjang musim terakhir juga memuaskan, meski bagi saya pribadi, masih sedikit di bawah Oura tadi. Hasil performanya ini tentunya membuat banyak tim MLBB lain kebelet membawanya keluar dari EVOS Esports. Apalagi, organisasi esports mana yang akan menolak gamer paling populer di Indonesia (setidaknya sampai artikel ini ditulis) yang punya lebih dari 3 juta subscribers YouTube jika ia ingin keluar?

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

Saat media session kedua bersama EVOS Esports setelah mereka berhasil jadi juara 2, JessNoLimit mengatakan ingin liburan dulu saat saya tanyakan rencananya pasca MPL ID S2. Oura, Emperor, Marsha, dan IOS juga mengutarakan hal yang serupa. Mereka ingin liburan melepas penat. Namun IOS juga menambahkan, “saya akan stay di EVOS jika masih dibutuhkan.”

Melihat sejarah pasca MPL ID S1 yang kala itu EVOS juga juara 2, mereka merombak formasinya cukup drastis. Ada Donkey yang pindah ke Louvre. Sedangkan KneEr dan Oreo juga dilepas dari EVOS. Mereka pun memasukkan Marsha (dari RRQ) dan Emperor (dari Bigetron PK) pasca MPL ID S1.

Bagaimana formasi EVOS pasca MPL ID S2? Kita tunggu saja bersama-sama.

Aerowolf Roxy dan ONIC Esports

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Berbicara mengenai dunia persilatan Mobile Legends, tentunya tidak sah juga jika kita tidak berbicara soal Aerowolf Roxy dan ONIC Esports. Kedua tim ini masuk ke daftar tim papan atas meski memang tak sepopuler RRQ dan EVOS.

Ada yang menarik antara interaksi Aerowolf Roxy dan ONIC Esports pasca Regular Season namun sebelum fase Grand Final. Pasalnya, mereka bertukar pemain saat itu. Supriadi “Watt” Dwi Putra dari Aerowolf pindah ke ONIC. Sedangkan Muhammad “Ichsan” Ichsan dari ONIC pindah ke Aerowolf.

Sumber: MPL
Afrindo “Lucky” Valentino. Sumber: MPL

Afrindo “Lucky” Valentino mengaku performa formasi baru mereka di Regular Season melebihi ekspektasinya. “Saat tim-tim besar lainnya naik turun, performa kita malah lebih stabil dengan bergabungnya Ichsan dan Lian.” Katanya saat media session untuk Aerowolf Roxy di gelaran MPL ID S2.

Sayangnya, performa baik mereka di Regular Season tak dapat dilanjutkan di babak selanjutnya. Karena itulah, Aerowolf Roxy bisa jadi juga akan mengubah formasi mengingat performa mereka yang mungkin boleh dibilang mengecewakan di babak Grand Final kemarin. Muasalnya, mereka menempati peringkat 2 di akhir babak Regular Season namun harus gugur cukup awal di Grand Final dan berakhir di posisi 6.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Di sisi lainnya, Watt yang berganti-ganti peran (role) di ONIC mengaku lebih suka memainkan role tetap seperti saat ia bermain untuk Aerowolf. Namun ia terpaksa berganti-ganti peran di ONIC karena memang harus menutupi keterbatasan penguasaan hero (hero pool) dari rekan-rekan satu timnya.

Watt memang menarik untuk diboyong keluar dari ONIC mengingat ia boleh dibilang paling mencolok skill individunya dibanding rekan-rekan satu timnya. Ia bisa berganti peran dengan mudah, menutupi keterbatasan rekan satu tim, namun tetap menunjukkan kualitas papan atas.

Spade. Sumber: MLBB
Spade. Sumber: MLBB

Satu lagi pemain dari ONIC yang menarik untuk dibahas adalah Hansen “Spade” Meyerson. Spade merupakan MVP Regular Season di MPL ID Season 1. Performanya memang tak sefantastis di Season 1 namun ia tetap saja termasuk salah satu dari 3 pemain Marksman terbaik se-Indonesia, bersama Tuturu dari RRQ dan Rekt dari Louvre. Kemungkinan besar, Spade juga sudah masuk ke dalam daftar pemain incaran bagi tim-tim yang mencari pemain Marksman.

Tim-Tim Lainnya

Selain dari 4 tim besar tadi, ada beberapa nama yang menarik untuk dibahas di sini kali ini. 2 nama pertama yang ada di kepala saya adalah Haji Kakap dan Hinelle dari Saints Indo yang mungkin bisa dirayu untuk pindah. Kedua pemain ini berhasil mencuri perhatian dengan menampilkan performa yang menawan sepanjang musim bersama Saints Indo.

Ditambah lagi, secara organisasi dan manajemen, Saints Indo boleh dibilang belum sematang organisasi esports lainnya seperti 4 organisasi besar yang saya bahas di atas. Menarik saja membayangkan Haji Kakap atau Hinelle berbaju kuning bersama ONIC atau berbaju biru di bawah naungan EVOS Esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Setiap pemain Louvre, Rmitchi, Donkey, Rekt, Kiddo, dan Yor, juga punya keistimewaan di perannya masing-masing. Mengingat Louvre juga tak mampu meraih hasil yang memuaskan kali ini meski berisikan pemain-pemain hebat, ada kemungkinan, baik dari sisi pemain ataupun manajemen; mereka mencoba formasi baru.

Fabiens dan Jeel dari Bigetron juga layak disebutkan sebagai pemain yang wajib dilirik, meski Fabiens memang lebih mencolok performanya di musim kedua ini. Fabiens adalah pemain lama yang muncul namanya sejak MSC 2017. Ia pun cukup piawai dalam memainkan peran (role) sebagai Assassin ataupun Marksman.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Jeel juga pemain yang cukup lama di dunia persilatan MLBB meski memang baru di Season 2 inilah ia merasakan ketatnya persaingan di MPL. Ia mengaku MPL memang beda prestige-nya dibanding kompetisi-kompetisi tingkat nasional lainnya, saat saya tanyakan di sesi media untuk Bigetron di acara yang sama.

Oh iya, nama terakhir yang mungkin layak untuk dipertimbangkan adalah Doyok dari SFI Esports. Doyok bisa jadi adalah pemain Mobile Legends terbaik asal Pontianak. Ia memang sedikit tenggelam namanya di MPL ID S2 karena timnya, SFI, sepertinya benar-benar belum menemukan gaya bermain yang tepat. Namun skill individu Doyok sendiri sebenarnya setingkat atau bahkan lebih tinggi dari pemain-pemain lainnya yang lebih populer namanya.

Sebenarnya ada satu pemain yang sudah mengutarakan keinginannya ke saya untuk keluar dari timnya. Namun karena off-the-record, saya tidak dapat menyebutkan nama ataupun timnya sekarang. Pemain itu juga sangat istimewa dari sisi skill individu ataupun tim dan mulai dikenal sejak MPL ID Season 1. Dia biasanya juga bermain sebagai Mage. Siapa dia ya? Apakah ia benar akan keluar dalam waktu dekat?

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Itu tadi hanya ‘penerawangan’ saya atas beberapa tim dan pemain pasca MPL ID Season 2. Seharusnya, para pemain dan orang-orang manajemen sudah mulai bergerilya di balik layar untuk bursa transfer yang mungkin akan mewarnai beberapa pekan ke depan.

Seperti apakah peta dunia persilatan MPL Indonesia di Season 3 nantinya? Menarik untuk terus diikuti.

Grand Final MPL ID S2 Buktikan Antusiasme Esports di Luar Ibu Kota

Hari Sabtu dan Minggu (18-19 November 2018) kemarin, Moonton menggelar babak Grand Final MPL ID Season 2 di JX International, Surabaya, Jawa Timur. Hasilnya, fans esports Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) pun membanjiri lokasi.

Pihak RevivalTV sebagai sang penyelenggaranya pun dibuat kewalahan karena jumlah dan antusiasmenya yang jauh di luar ekspektasi. Menurut RevivalTV, di hari pertama, kapasitas area yang digunakan untuk MPL mampu menampung sampai 1500 orang sedangkan penonton yang hadir jumlahnya sampai 2x kapasitas area tadi.

Karena itulah, di hari kedua, mereka terpaksa melebarkan area MPL agar muat lebih banyak pengunjung.

Kepadatan pengungjung yang memenuhi JX International, Surabaya.
Kepadatan pengunjung yang memenuhi JX International, Surabaya.

Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer untuk RevivalTV, bercerita kenapa Surabaya menjadi tempat pemilihan Grand Final MPL ID S2 ini. “Kenapa di Surabaya? Karena, pertama, Surabaya menjadi kota ketiga yang punya pemain MLBB paling banyak se-Indonesia.

Kedua, kita (RevivalTV) juga mendapatkan permintaan dari Moonton untuk melebarkan sayap di luar Jakarta. Ketiga, MPL ini juga ingin dijadikan bukti bahwa ajang esports sekelas ini juga bisa diselenggarakan di luar Jakarta.

Harapannya, MPL ini dapat menjadi katalis untuk esports scene dalam negeri sehingga banyak mata yang terbuka dengan antusiasme di luar ibu kota sehingga lebih banyak lagi yang mau investasi di esports.”

Lalu bagaimana dengan Season 3?

Irli pun mengatakan bahwa Moonton ingin Season 3 nantinya bisa lebih luas lagi menjangkau lebih banyak kota.

Irliansyah Wijanarko saat presentasi di Press Conference MPL ID S2. Sumber: MLBB
Irliansyah Wijanarko saat presentasi di Press Conference MPL ID S2. Sumber: MLBB

Keinginan Moonton dan RevivalTV tadi memang layak untuk diacungi jempol. Pasalnya, meski esports bertumbuh pesat sekali tahun ini, ajang kompetitif berskala nasional yang memakan anggaran sampai miliaran Rupiah memang kebanyakan masih diadakan di ibu kota.

Sampai hari ini, memang hanya Garena yang cukup rajin mengadakan berbagai gelaran esports berskala nasional di luar Jakarta. Minggu depan, akan ada lagi gelaran esports, Ultimo Hombre, yang akan diorganisir oleh Supreme League di Surabaya; di Pakuwon Trade Center.

Semoga saja lebih banyak gelaran-gelaran esports besar lainnya yang akan diadakan di luar ibu kota agar semua fans esports di Indonesia bisa merasakan kemeriahan yang sama dengan yang tinggal di Jakarta.

onic landak

Bagaimana dengan MPL ID Season 3? Semoga saja keinginan untuk menyebarluaskan antusiasme esports di kota-kota lain selain Jakarta tadi bisa tercapai ya!