Aplikasi Studio Mobile Musical.ly dan Tik Tok Segera Melebur Jadi Aplikasi Baru

Musical.ly, aplikasi studio mobile asal Amerika Serikat, akan melebur dengan aplikasi sejenis asal Tiongkok, Tik Tok, pasca diakusisi penuh oleh ByteDance, induk usaha Tik Tok, pada akhir tahun lalu. Peleburan diharapkan akan mendongkrak lebih banyak pengguna utama dari kalangan generasi Z menjadi kreator, terutama dari Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara.

Generasi Z adalah golongan usia dimulai dari tahun kelahiran 1996-2010. Diperkirakan jumlahnya di Indonesia mencapai 68 juta atau sekitar 29 persen dari total populasi. Sedangkan di global mencapai 2,5 miliar atau 34 persen dari total populasi seluruh dunia.

“Nanti akan jadi aplikasi baru, sekarang sedang proses. Rencananya tahun ini akan diumumkan,” terang Country Manager Tik Tok dan Musical.ly Teguh Wicaksono, pekan lalu (10/2).

Lewat peleburan ini, ke depannya perusahaan akan lebih fokus mengembangkan fitur-fitur berteknologi kecerdasan buatan (AI) dengan mencampurkan unsur lokalisasi sesuai masing-masing negara.

ByteDance disebut memiliki spesialisasi di bidang tersebut sehingga diharapkan bisa menjadi unsur diferensiasi yang kuat dengan aplikasi sejenis. Penerapan teknologi AI juga bisa dilihat di aplikasi flagship ByteDance yang cukup populer di Tiongkok, yakni Toutiao.

Platform yang baru ini diharapkan lebih mudah digunakan dan efisien untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna dalam menciptakan konten. Terlebih, sambung Teguh, fokus perusahaan pada saat ini adalah meningkatkan pengguna, belum terpaku dalam monetisasi.

Untuk menarik pengguna baru, pihaknya merangkul berbagai kerja sama bisnis dengan perusahaan lokal dan global, seperti Ismaya Live, RCTI, Warner Music Indonesia, Universal Indonesia, Sony Music Indonesia, Indosat Ooredoo, Apple Music, Disney, Billboard, dan lainnya.

Perkembangan Musical.ly dan Tik Tok

Musical.ly sendiri hadir pada 2015, sementara Tik Tok hadir tahun lalu. Teguh mengklaim, kedua aplikasi ini tumbuh pesat secara organik setiap tahunnya. Terlihat dari pengguna aktif dan komunitas yang terbentuk dengan sendirinya, sehingga menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar di Asean bagi kedua aplikasi ini.

Musical.ly diungkapkan berhasil menciptakan talenta baru di bidang musik, komedi, dan fesyen. Sedangkan Tik Tok melengkapi kebutuhan kreator dengan teknologi interaktif dan efek khusus yang lebih maju, seperti fitur Gaga Dance, efek hair drying, stiker 3D, dan fitur digital lainnya.

“Kami melihat ke depannya akan ada banyak hal yang bisa dikerjakan bersama dengan ByteDance, makanya setuju [diakusisi]. Lagipula ini win win solution. Musical.ly sudah punya basis pengguna yang besar di pasar global, sementara Tik Tok punya pengguna besar di Tiongkok.”

Secara global, baik Musical.ly dan Tik Tok telah diunduh lebih dari 500 juta kali. Penonton video harian mencapai 10 miliar, serta 150 juta pengguna MAU di seluruh dunia dengan negara kontributor terbesar adalah Amerika Serikat dan Inggris. Tidak dijelaskan secara spesifik berapa kontribusi dari Indonesia secara global.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Meluncur di Indonesia, Aplikasi musical.ly Siapkan Strategi Monetisasi

Setelah generasi millennial sudah banyak dijadikan target pasar oleh berbagai layanan berbasis teknologi, ternyata masih ada generasi yang memiliki potensi untuk menjadi target pasar yang menguntungkan. Adalah generasi Z atau Gen-Z yang rata-rata lahir pada tahun 1996-2012, mulai dilirik oleh penyedia aplikasi hiburan secara global.

Salah satu aplikasi hiburan yang saat ini mulai mendapat perhatian besar dari sejumlah Gen-Z adalah musical.ly. Aplikasi media sosial yang berasal dari Tiongkok ini, kini meresmikan kehadirannya di Indonesia dan telah memiliki sekitar 200 juta pengguna secara global, dengan sebagian besar digunakan oleh remaja berusia 13 hingga 20 tahun (Gen Z).

Kepada media Country Manager musical.ly Indonesia Teguh Wicaksono mengungkapkan, peresmian tim musical.ly di Indonesia bertujuan untuk memudahkan lokalisasi semua konten sekaligus merangkul lebih banyak talenta muda dalam komunitas musical.ly.

“Sejak 6 bulan terakhir pengguna dari Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bukan hanya memanfaatkan fitur dan filter menarik dari musical.ly, namun juga membangun komunitas yang makin besar jumlahnya,” kata Teguh.

Sekilas aplikasi musical.ly mirip dengan Vine yang sempat popular namun terpaksa tutup sekitar tahun 2016 lalu. Namun demikian untuk memberikan layanan lebih, musical.ly dilengkapi dengan konten musik yang beragam dari label musik lokal hingga Apple Music.

“Setiap hari kami mencatat sebanyak 12 juta video musik diciptakan per harinya, menjadikan musical.ly platform ideal untuk musisi mempromosikan musiknya kepada target pasar Gen-Z,” kata Teguh.

Fitur atau filter yang menjadi andalan dari musical.ly adalah transisi hingga video online untuk membuat, berbagi dan mencari konten sepanjang 60 detik. Untuk memberikan tampilan yang “clean” dan menarik, musical.ly baru saja melakukan pembaruan di halaman depan atau timeline milik pengguna.

“Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, musical.ly juga memiliki fitur untuk share ke media sosial lainnya, seperti Instagram dan Facebook, sesuai dengan kebutuhan pengguna,” kata Teguh.

Bakal melancarkan strategi monetisasi

Saat ini musical.ly belum melancarkan strategi monetisasi dan masih fokus kepada akuisisi pengguna atau yang lebih dikenal dengan “Muser” yang sebanyak 65% berasal dari kalangan Gen-Z. Sebagai platform yang menyediakan konten dan fitur menarik, musical.ly mengklaim telah berhasil menghasilkan content creator yang unik dan berbakat. Semua muser tersebut bisa diikuti oleh pengguna baru. Semakin banyak jumlah pengikut dari Top Muser tersebut, semakin besar kesempatan mereka untuk mendapatkan penawaran endorse dan lainnya.

“Di berbagai kesempatan para Top Muser tersebut kerap kami hadirkan sebagai perwakilan dari musical.ly. Bukan hanya dari Jakarta pengguna musical.ly juga beredar hingga ke Makassar, Balikpapan dan Bali,” kata Teguh.

Saat ini aplikasi musical.ly sudah bisa diunduh di App store, Google Play Store dan Amazon. Sementara untuk kolaborasi yang telah dilakukan dengan brand lokal di antaranya adalah dengan Ismaya Live, Global TV, Indosat Ooredoo untuk paket data terbaru dan label musik ternama seperti Warner Music Indonesia, Universal Indonesia dan Sony Music Indonesia untuk mempromosikan musisi lokal baru.

Application Information Will Show Up Here