Layanan “Waze for Brands” Diluncurkan untuk Monetisasi Bisnis di Indonesia

Aplikasi navigasi jalan Waze meluncurkan layanan Waze for Brands sebagai langkah monetisasi bisnisnya di Indonesia. Peluang dari kemacetan di kota besar menjadi inspirasi bagi Waze untuk menjembatani kebutuhan pengiklan dalam menjangkau target penggunanya.

Di layanan teranyar ini, Waze membantu mendekatkan pengguna dengan brand favorit mereka. Ketika berkendara pengguna dapat menerima notifikasi untuk berbagai promosi spesial, serta menemukan berbagai tempat yang berguna untuk kebutuhan sehari-hari seperti pom bensin.

Tampilan brand disematkan dalam aplikasi dibuat se-native mungkin menyesuaikan alur tujuan pengguna, sehingga diharapkan tidak mengganggu aktivitas saat menggunakan Waze. Waze menerapkan penghitungan iklan berdasarkan CPM (Cost per Mile) dan CPC (Cost per Click).

“Waze for Brands unique selling point-nya adalah penggunaan mobilitasnya yang tinggi. Brand bisa menjangkau dan berkomunikasi langsung dengan pengguna Waze,” Country Manager Waze Indonesia Marlin R Siahaan, Rabu (28/3).

Waze for Brands dihadirkan di Indonesia lantaran negara ini tergolong salah satu basis pengguna Waze terbesar. Sebelumnya Waze for Brands telah beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Beberapa brand pengiklan yang disasar Waze sebagai mitra meliputi sektor industri yang bergerak di area bahan bakar, ritel, dan otomotif. Beberapa nama yang sudah bergabung di antaranya adalah Toyota, Shell, Pit & Go, Insan Medika, dan J & C Cookies.

Terhitung di Indonesia saja jumlah pengguna aktif bulanan untuk Waze mencapai 4 juta orang. Sekitar 50% di antaranya berlokasi di Jakarta, kemudian diikuti Makassar, Medan dan kota besar lainnya. Secara global Waze telah hadir di 185 negara dengan pengguna aktif bulanan lebih dari 100 juta orang.

Rata-rata pengguna Waze di Indonesia memuncak pada hari Sabtu pukul lima sore, dengan lokasi tujuan seperti pusat perbelanjaan, supermarket, dan kedai kopi.

Tahun 2017 data Waze menunjukkan bahwa Jakarta menempati peringkat keempat di dunia sebagai kota lalu lintas terpadat setelah Manila, Bogota, dan Sao Paolo.

Aplikasi iOS Baru Layanan Navigasi Apaja dan Rencananya di Tahun 2016

Menyediakan aplikasi mobile bisa berdampak positif untuk pertumbuhan bisnis, alasannya sederhana. Lebih mudah dan ringkas. Masalahnya muncul ketika banyak platform mobile yang juga banyak digunakan, mau tidak mau demi mendapatkan pengalaman pengguna yang lebih baik penyedia layanan harus menyediakan aplikasi mobile untuk semua platform. Itu juga yang dilakukan Apaja, Aplikasi Navigasi Angkutan Umum dengan aplikasi Android dan iOS terbarunya.

Di aplikasi mobile versi iOS, Apaja mencoba memberikan sesuatu yang lebih stabil dari versi mobile untuk platform Android. Apaja meluncurkan aplikasi mobile iOS untuk mengakomodasi dan terus meningkatkan pengguna mereka yang mengalami pertambahan mencapai 11000 pengguna sejak diluncurkannya aplikasi mobile Februari silam.

Salah satu bukti efektivitas aplikasi mobile dalam meningkatkan penggunanya juga dibuktikan Apaja melalui meningkatnya jumlah pencarian rute yang tercatat di sistem Apaja. Sejauh ini di sudah ada lebih dari 25000 pencarian rute yang tercatat, dan bukan tidak mungkin angka tersebut akan terus naik.

Founder Apaja Robin Dutheil kepada DailySocial menuturkan bahwa di aplikasi mobile untuk iOS ini Apaja membawa sejumlah pembaruan, seperti adanya fitur Bahasa Indonesia yang sebelumnya belum tersedia di versi Android. Selain itu juga ada pembenahan-pembenahan lain sejalan dengan saran dan umpan balik dari pengguna.

“Tetapi perubahan paling besar ada di sistem. Sekarang sistem pencarian Apaja 16 kali lebih cepat dari sebelumnya. Lalu kami juga mengoptimisasi sistem agar smartphone user bisa lebih hemat baterai dan data,” ujar Robin.

Rencana Apaja di Tahun 2016

Dengan amunisi baru berupa aplikasi mobile Apaja telah merancang beberapa rencana dan target untuk tahun 2016 ini. Salah satunya dengan memperluas cakupan wilayah dan terus melakukan pembenahan sistem. Salah satu yang akan ditambahkan dan sedang disiapkan pihak Apaja antara lain fitur untuk mengetahui lokasi bus transjakarta di peta, filtering, dan rute alternatif,

“Tahun ini kami merencanakan untuk meng-cover seluruh Jabodetabek agar dapat memberi sistem yang komplit. Kita juga mau siap2 untuk ekspansi ke kota lain. Selain itu kami lagi cari investor agar bisa ekspansi lebih cepat,” tutur Robin.

Application Information Will Show Up Here

Google Maps Tambahkan Landmark dan Navigasi Lajur di Beberapa Kota di Indonesia

Google kembali merilis pembaruan untuk Google Maps terkait landmark dan navigasi lajur. Pembaruan ini bertujuan untuk melokalisasi cara penggunaan peta yang disesuaikan dengan negara setempat. Saat ini pembaruan fitur tersebut sudah bisa digunakan di aplikasi Google Maps yang tersedia di platform iOS dan Android.

Continue reading Google Maps Tambahkan Landmark dan Navigasi Lajur di Beberapa Kota di Indonesia

TomTom Acquires Navindo, Its Indonesian Joint Venture Partner

TomTom as the leading provider for navigation and mapping product on cars has acquired its joint venture partner in Indonesia, PT Navindo according to a press release. Pursuant to the acquisition, of which the value was not made public, the identity of the company will henceforth be PT TomTom Indonesia. It is a strategic move for TomTom to strengthen its position in the Indonesian market as well as in Asia Pacific in general.

TomTom has a main office in Amsterdam with more than 3500 employees around the world, operating in 40 countries. Aside from navigational products, TomTom also has had an app for iOS since 2009. However, there is currently no TomTom map available for Indonesia. In Asia Pacific, TomTom is available for Singapore-Malaysia-Brunei, Thailand, and Hongkong-Macau.

Continue reading TomTom Acquires Navindo, Its Indonesian Joint Venture Partner

TomTom Beli Partnernya di Indonesia, Navindo

TomTom selaku penyedia produk navigasi dan pemetaan di dalam mobil yang terkemuka membeli joint venture partnernya di Indonesia, PT Navindo, demikian menurut siaran persnya. Dalam transaksi yang nilainya tidak disebutkan ini, nantinya identitas perusahaan yang diakuisisi akan menjadi PT TomTom Indonesia. Ini merupakan langkah strategis TomTom dalam memperkuat pasarnya di Indonesia secara khusus dan kawasan Asia Pasifik secara umum.

Tomtom memiliki pusat di Amsterdam dan telah memiliki lebih dari 3500 pegawai dan penjualan di lebih dari 40 negara. Selain produk-produk navigasi tersendiri, TomTom juga tersedia sebagai aplikasi untuk platform iOS sejak tahun 2009, meskipun dari data yang ada belum ada peta TomTom yang tersedia untuk Indonesia. Di kawasan Asia Pasifik sendiri TomTom untuk iOS telah tersedia untuk Singapura-Malaysia-Brunei, Thiland, dan Hongkong-Makau.

Navindo sendiri telah berdiri sejak tahun 2003 dan merupakan pemimpin di Indonesia untuk area GPS dan sistem navigasi. Di bulan Maret 2010, Navindo Geosat — bagian dari Navindo — meluncurkan real time tracking untuk kendaraan dengan basis aplikasi BlackBerry. Menarik ditunggu apakah TomTom akan mulai menyasar pasar mobile app di Indonesia dan mencoba bersaing dengan aplikasi gratis macam Google Maps dan Nokia Maps.