Venus Optics Menambahkan Opsi Mount Baru untuk Tujuh Lensa Laowa Populer

Seiring waktu, ekosistem lensa sistem kamera mirrorless full frame baru seperti Nikon Z, Canon RF, dan L-mount semakin kuat. Selain ketersediaan lensa native yang semakin beragam, baik dari segi focal length dan variasi harga, dukungan pabrikan lensa pihak ketiga juga penting.

Venus Optics misalnya, mereka terus memperluas lensa-lensa Laowa dalam berbagai mount tambahan. Yang terbaru ada tujuh lensa yang beberapa diantaranya kini tersedia untuk pengguna kamera Nikon Z, Canon RF, L-mount, dan Canon EOS-M.

Mulai dari Laowa 4mm f/2.8 Fisheye yang kini tersedia untuk Nikon Z, terutama pengguna Nikon Z50 dan Nikon Z fc. Lensa ini sangat unik karena dapat menampilkan bidang pandang 210 derajat dan dapat menciptakan perspektif fisheye melingkar pada kamera Micro Four Thirds dan APS-C. Bentuknya ringkas dengan bobot hanya 135 gram, bisa untuk keperluan nge-vlog, panorama 360 derajat, VR imaging, virtual tour, atau diterbangkan dengan drone.

Lanjut ke Laowa 9mm f/2.8 Zero-D untuk Nikon Z, lensa ini menawarkan cakupan ultra wide-angle hingga 113 derajat. Dengan aperture f/2.8 membuatnya sangat cocok untuk bekerja dalam kondisi pencahayaan rendah.

Berkat dua elemen aspherical ditambah tiga elemen extra-low dispersion, Loawa berhasil memperbaiki chromatic aberration, distorsi mendekati nol, dan memiliki ketajaman yang sangat baik dari sudut ke sudut. Dengan dimensi 60x53mm dan bobot 215 gram,mendorong fotografer dan videografer untuk menggunakannya setiap hari dan sangat cocok dipasangkan ke gimbal.

Beralih Laowa Argus 33mm f/0.95 CF APO, sebelumnya lensa APS-C ini sudah tersedia untuk Nikon Z, Canon RF, Sony E, dan Fuji X, sedangkan yang terbaru hadir untuk Canon EOS-M. Berkat desain APO, kualitas gambar yang dihasilkan diklaim lebih jernih dengan chromatic aberration yang terkontrol dengan baik.

Dengan jarak fokus terdekat 35cm, hal ini memungkinkan fotografer untuk menangkap perspektif yang berbeda secara detail. Aperture maksimum f/0.95 mampu menghasilkan bidikan close-up dengan depth of field yang dangkal.

Lanjut ke Laowa 24mm f/14 2X Macro Probe yang kini tersedia untuk Nikon Z dan Canon RF. Lensa full frame ini dirancang untuk pengambilan video macro dari 2:1 hingga infinity dengan sudut pandang ‘Bug Eye’ wide angle. Laras depan lensa tersebut sangat panjang 40cm, tahan air, dan dilengkapi LED ring light di ujung lensa.

Tiga lensa Laowa lainnya di lini Cine, meliputi Laowa 9mm T2.9 Zero-D Cine untuk Nikon Z dan L-mount. Lalu, Laowa 12mm T2.9 Zero-D Cine untuk L-mount dan Laowa 15mm T2.1 Zero-D Cine untuk Nikon Z.

Sumber: DPreview

Harga Nikon Z fc di Indonesia dan Rekomendasi Lensa yang Cocok

Bagi sebagian orang, kamera mirrorless merupakan bagian dari gaya hidup. Mereka sangat menikmati proses saat memotret dan selalu membawa kamera kemanapun pergi. Bagi Anda yang mendambakan pengalaman memotret seperti menggunakan kamera analog, kamera baru dari Nikon ini mengajak para penggemar fotografi bernostalgia.

Ya, Nikon Z fc akhirnya telah tiba di Indonesia. Sudah bisa dipesan secara pre-order, sejak tanggal 20 sampai 31 Agustus 2021. Khusus pembelian secara pre-order, konsumen akan mendapatkan satu baterai ekstra Nikon EN-EL25 senilai Rp1.149.000 dan promo cashback di toko kamera termasuk yang di official store e-commerce.

Harga Nikon Z fc di Indonesia dibanderol Rp13.999.000 untuk body only dan Rp15.999.000 dengan lensa kit Nikkor Z DX 16-50mm F3.5-6.3 VR. Tentunya banyak yang masih penasaran, siapa sebenarnya Nikon Z fc?

Ia adalah kamera mirroless dengan lensa yang dapat dipertukarkan dan menggunakan sistem kamera terbaru Nikon Z-mount. Namun ukuran sensor yang dipakai bukanlah full frame, melainkan APS-C beresolusi 21MP dengan prosesor gambar Expeed 6 seperti Nikon Z50.

Bagian istimewa dari Nikon Z fc ialah desainnya, bergaya retro mengambil inspirasi dari kamera SLR mereka jaman dulu yakni Nikon F series. Tak cuma mengandalkan penampilan, pengalaman memotret Nikon Z fc juga bakal berbeda berkat kontrol mekanik untuk ISO, shutter speed, dan exposure compensation.

Meski mengusung desain klasik, Nikon tetap memadukan dengan elemen modern seperti layar dengan mekanisme vari-angle dan port USB-C yang memungkinkan pengisian daya langsung ke kamera. Layarnya touchscreen 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan di atasnya jendela bidik elektronik dengan panel OLED 2,36 juta dot.

Nikon Z fc dapat memotret beruntun hingga 11 fps dengan full autofocus atau 9 fps untuk Raw 14-bit. Sementara untuk video, kamera ini dapat merekam video hingga resolusi 4K oversampled dari lebar penuh sensornya.

Rekomendasi Lensa

Ekosistem lensa sistem kamera Nikon Z sudah berkembang banyak, di mana beberapa pilihan lensa native dengan harga yang cukup terjangkau sudah tersedia. Sebut saja, Nikkor Z MC 50mm F2.8, Nikkor Z 85mm F1.8 S, Nikkor Z 35mm F1.8 S, dan Nikkor Z 20mm F1.8 S yang harganya masih berkisar di angka belasan juta.

Bila sederet lensa tersebut masih belum masuk budget, pengguna Nikon Z fc juga bisa melirik lensa manual pihak ketiga yang harganya sangat murah. Sebagai contoh, lensa terbaru 7Artisans 35mm F0.95 hanya Rp2.990.000, 7Artisans 55mm F1.4 mark II Rp1.690.000, 7Artisans 35mm F1.2 mark II Rp1.650.000, bahkan TTArtisan 35mm F1.4 hanya Rp1.039.000, lensa tersebut juga tersedia dalam varian Nikon Z mount.

Dengan memasang lensa manual ke bodi Nikon Z fc, selain membuat bentuknya tetap ringkas dan penampilannya selaras. Namun yang lebih penting justru meningkatkan pengalaman memotret, di mana segala pengaturan bisa diatur secara manual sesuai preferensi masing-masing pengguna, dari ISO, shutter speed, aperture, dan juga fokusnya.

Nikon Menambah Dua Lensa untuk Sistem Z-mount, 14-24 F2.8 S dan 50mm F1.2 S

Bulan Agustus tahun 2018, Nikon secara resmi mengumumkan kamera mirrorless full frame pertamanya dengan mount Nikon Z atau Z-mount. Adalah Nikon Z6 dan Z7 bersama tiga lensa Nikkor Z 35mm F1.8 S, 50mm F1.8 S, dan 24-70 F4 S.

Kemudian pada tahun 2019, Nikon merilis satu kamera dengan Z-mount tetapi menggunakan sensor APS-C yaitu Nikon Z50. Beberapa lensa yang hadir di tahun 2019 antara lain Nikkor Z 14-30 F4 S, 24-70mm F2.8 S, 85mm F1.8 S, 24 F.8 S, DX 16-50mm F3.5-6.3 VR, 58mm F0.95 S Noct, dan DX 50-250mm F4.5-6.3 VR.

Lanjut ke tahun 2020, Nikon sudah melepas Nikon Z5 pada bulan Juli lalu. Kamera mirrorless full frame dengan harga yang lebih terjangkau dari Nikon Z6. Untuk lensanya, ada Nikkor Z 70-200 F2.8 VR S, 24-200mm F4-6.3 VR, 20mm F1.8 S, dan 24-50mm F4-6.3.

Sekarang Nikon menambah dua lensa lagi untuk sistem Nikon Z yaitu Nikkor Z 50mm F1.2 S dan 14-24mm F2.8 S. Dengan ini berarti jumlah kamera dengan Nikon Z ada empat dan lensa native-nya ada sekitar 16 model dengan focal length beragam.

Nikkor Z 14-24mm F2.8 S

Nikon_Z_14-24_2.8_angle1

Lensa zoom wide-angle ini menggunakan desain optik baru yang membuatnya 35% lebih ringan dibanding versi Nikon FX (DSLR) yaitu Nikon AF-S Nikkor 14-24mm f/2.8G ED. Berkat elemen depan yang hampir rata, lensa ini tetap memiliki ulir filter konvensional di bagian depannya. Meski ukurannya cukup besar 112mm dan juga mendukung filter gel di belakang.

Lensa ini berukuran 88.5mm x 124.5mm, dengan bobot 650 gram berkat penggunaan material magnesium alloy pada bodinya. Secara optik, Nikkor Z 14-24mm F2.8 S terdiri dari 16 elemen dalam 11 grup, mencakup aperture sembilan bilah, empat elemen ED, lapisan anti-reflektif Nano Crystal dan ARNEO untuk mengurangi ghosting, flare, dan coma.

Selain itu, Nikkor Z 14-24mm F2.8 S juga sudah weather sealing dan memiliki panel OLED kecil yang dapat menampilkan berbagai informasi seperti aperture serta tombol dan ring kontrol yang dapat disesuaikan. Rencananya lensa ini akan dijual pada bulan November dengan harga US$2400 atau sekitar Rp35,6 jutaan.

Nikkor Z 50mm F1.2 S

Nikon_Z_50_1.2_angle1

Sebelumnya Nikon juga sudah memiliki lensa prime atau fix 50mm, tetapi kali ini Nikon membawa versi yang lebih premium lagi dengan aperture F1.2. Lensa Nikkor Z 50mm F1.2 S ini memiliki desain optik ‘symmetrical‘ yang menurut Nikon meningkatkan kemampuannya untuk memberikan ketajaman dari ujung ke ujung.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 17 elemen dalam 15 grup. Meliputi 2 elemen ED, tiga elemen aspherical, serta lapisan anti-reflektif Nano Crystal dan ARNEO untuk mengurangi ghosting dan flare. Rencananya Nikkor Z 50mm F1.2 akan mulai dijual pada bulan Desember dengan harga US$2.100 atau sekitar Rp31 jutaan.

Sumber: DPreview

Usung Sensor APS-C, Nikon Z 50 Jauh Lebih Ringkas dan Terjangkau Ketimbang Z 7 maupun Z 6

Tidak terasa sudah setahun berlalu semenjak Nikon merilis Z 7 dan Z 6. Tahun ini, giliran segmen lain yang diincar, segmen yang menjangkau lebih banyak kalangan konsumen, yakni mirrorless APS-C, atau DX-format kalau dalam kamus Nikon.

Kamera di atas adalah Nikon Z 50. Di balik dudukan lensa Z-mount dan bodi mirrorless-nya, bernaung sensor dengan ukuran penampang yang sama persis seperti milik DSLR mainstream Nikon macam D7500, D5600, maupun D3500. Pada Z 50, sensornya memiliki resolusi 20,9 megapixel dan sensitivitas ISO 100 – 51200.

Nikon Z 50

Tersebar di sensor tersebut adalah 209 titik phase-detection autofocus, dan Z 50 menjanjikan performa burst shooting dengan kecepatan 11 fps menggunakan continuous autofocus. Nikon juga bilang bahwa Z 50 adalah kamera DX-format pertama yang dilengkapi fitur eye-detection autofocus, dan ini diklaim dapat digunakan meski subjek sedang bergerak.

Urusan video, Z 50 menawarkan 4K 30 fps sebagai opsi perekaman tertingginya. Mode slow-motion 120 fps pun juga tersedia, akan tetapi hanya untuk resolusi 1080p saja. Untuk pertama kalinya bagi Nikon, video kini juga dapat ditransfer ke smartphone atau tablet secara wireless.

Nikon Z 50

Secara fisik, Z 50 mengusung gaya desain yang serupa dengan kedua kakaknya. Dimensinya jelas lebih kecil, demikian pula bobotnya yang hanya berkisar 450 gram (sudah termasuk baterai). Berhubung lebih ringkas, Z 50 pun lebih terbatas perihal kontrol, dan menurut saya yang paling signifikan dampaknya adalah absennya joystick di samping kanan layar.

Layarnya sendiri merupakan touchscreen berukuran 3,2 inci yang dapat dilipat ke bawah sampai menghadap ke depan untuk memudahkan selfie atau sesi vlogging. Selagi layarnya dihadapkan ke depan, sebagian besar kontrol pada layar otomatis dinonaktifkan demi mencegah pengubahan pengaturan yang tak disengaja.

Z 50 turut mempertahankan viewfinder elektronik (EVF) milik kedua kakaknya, yang merupakan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot. Pop-up flash pun juga tersedia, demikian pula slot SD card yang mendukung kartu tipe UHS-II. Terkait audio, Z 50 mengemas jack mikrofon, tapi tidak untuk jack headphone. Juga disayangkan adalah konektornya yang masih micro USB, bukan USB-C seperti pada Z 7 dan Z 6.

Nikon Z 50

Ya, Z 50 tentu tidak bisa mempertahankan semua keunggulan kakak-kakaknya. Ukuran sensor adalah yang pertama, kemudian weather sealing pada bodinya juga tidak sekomprehensif milik Z 7 dan Z 6. Lalu yang tak kalah krusial adalah absennya sistem image stabilization internal, yang berarti konsumen Z 50 cuma bisa mengandalkan stabilization bawaan lensa.

Untungnya dua lensa kit yang tersedia untuk Z 50 sama-sama menawarkan stabilization. Keduanya adalah Nikkor Z DX 16-50mm f/3.5-6.3 VR yang menjanjikan stabilization hingga 4,5 stop exposure, serta Nikkor Z DX 50-250mm f/4.5-6.3 VR yang menjanjikan hingga 5 stop. Keduanya sama-sama mengemas control ring terintegrasi.

Namun bagian terbaik dari Nikon Z 50 adalah harganya. Di saat Z 7 dan Z 6 dibanderol selangit, Z 50 bisa didapat seharga $859 saja (body only) saat mulai dipasarkan pada bulan November mendatang. Untuk bundel bersama lensa 16-50mm, Z 50 dihargai $999, atau seharga $1.349 bersama lensa 16-50mm dan 50-250mm sekaligus.

Sumber: DPReview.

Susul Canon EOS R, Kamera Mirrorless Full Frame Nikon Z 7 dan Z 6 Hadir di Indonesia

Saat ini Sony merupakan pemimpin pasar di segmen kamera mirrorless full frame dengan lensa native (FE) berjumlah 30. Sony jelas sangat ‘matang’, mereka telah mengembangkan format ini sejak tahun 2013 – namun persaingan sesungguhnya baru akan dimulai.

Bila sebelumnya tercatat hanya ada nama Sony dan Leica, kini sudah bergabung pula Canon dengan EOS R-nya, serta Nikon dengan Z6 dan Z7 yang baru saja tiba di Indonesia. Sony jelas harus khawatir, karena keduanya diciptakan untuk menggantikan lini DSLR mereka.

Belum lagi, Panasonic yang telah memastikan sedang mengerjakan dua mirrorless full frame Lumix S1R dan S1. Sementara, Fujifilm belum tertarik mengembangkan mirrorless full-frame dan memilih loncat ke mirrorless dengan medium format.

Nikon Z Series

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Seperti Sony Alpha A7 series dan Canon EOS R, Nikon Z series juga menarget kalangan profesional. Nikon Z 6 dan Z 7 menggunakan format baru, Nikon FX full frame dengan mount Nikon Z yang berdiameter lebih lebar yakni 55 mm.

Sebagai informasi, Sony E-mount memiliki diameter 46 mm dan Canon RF 54 mm. Singkatnya, ukuran mount yang lebih lebar ini membuka kemungkinan baru dalam merancang lensa yang berkualitas tinggi dengan aperture yang sangat besar, misalnya Nikkor Z 58mm f/0.95 S Noct yang rencananya dirilis pada tahun 2019.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Saat ini, Nikon Z series baru hadir dalam tiga pilihan lensa saja, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/4 S, NIKKOR Z 35mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50mm f/1.8 S.

Nikon Z 7 

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 7 mengusung sensor tipe CMOS ukuran full frame, resolusinya 45,7-megapixel dengan prosesor Expeed 6. Memiliki rentang sensitivitas standar ISO 64–25600, 493 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan memotret beruntun pada 9 fps.

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Layar sentuh 3,2 inci resolusinya 2,1 juta dot dengan mekanisme titling. Di atas layar, terdapat electronic viewfinder yang menggunakan panel OLED resolusi 3,7 juta dot dengan magnification 0,8×.

Untuk perekaman videonya, Nikon Z 7 mampu merekam video 4K UHD (3840 × 2160) pada 30 fps yang mendukung PDAF dan IS di sensor. Serta, video Full HD hingga 120 fps.

Soal harga, untuk Z7 body only dibanderol Rp56.499.000 dan Rp63.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S. Sementara, untuk paket dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ harganya Rp66.499.000.

Nikon Z 6

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 6 memang mengusung resolusi yang lebih kecil yakni 24,5-megapixel, tetapi itu membuatnya lebih superior soal video. Di mana mampu merekam video 4K 30 fps yang oversampled (memakai penampang sensor secara menyeluruh), sehingga terlihat lebih tajam saat resolusinya diturunkan menjadi 4K.

Nikon Z6 mrmiliki rentang sensitivitas standar ISO 100–51200, 273 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan continuous shooting 12 fps.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Harga Nikon Z6 untuk body only dibanderol Rp35.499.000 dengan dengan mount adapter Nikon FTZ dan Rp42.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4, serta Rp45.499.000 untuk paket komplet dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ.

Nikon Z 7 dan Z 6 Siap Mengusik Dominasi Sony di Pasar Mirrorless Full-Frame

Yang ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya datang juga. Nikon telah memperkenalkan secara resmi kamera mirrorless full-frame pertamanya. Sesuai rumor sebelumnya, ada dua kamera sekaligus yang dihadirkan, yaitu Nikon Z 7 dan Nikon Z 6.

Keduanya memiliki dimensi beserta wujud fisik yang identik. Perbedaannya hanya di bagian dalam: meski sama-sama bersensor full-frame, resolusinya berbeda, Z 7 mengemas 45,7 megapixel, sedangkan Z 6 ‘cuma’ 24,5 megapixel. Pendekatannya kurang lebih mirip seperti yang Sony ambil dengan seri a7 dan a7R.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 7 sebagai model flagship mewarisi banyak fitur salah satu DSLR terunggul Nikon saat ini, D850. Sensor masif dengan ISO 64 – 25600 tersebut datang bersama performa yang sangat mumpuni. Utamanya adalah sistem hybrid autofocus 493 titik yang mencakup 90% bentang horizontal dan vertikal, dan burst shooting dalam kecepatan 9 fps.

Urusan video, Z 7 siap merekam dalam resolusi 4K 30 fps langsung di memory card, atau dengan bantuan external recorder via HDMI jika memerlukan bitrate yang lebih tinggi lagi. Uniknya, Z 6 justru bisa dibilang lebih superior soal video ketimbang Z 7.

Ini dikarenakan resolusi sensornya yang lebih kecil, sehingga Z 6 dapat merekam video yang oversampled (karena memakai penampang sensor secara menyeluruh), yang akhirnya bisa kelihatan lebih tajam ketika resolusinya diturunkan menjadi 4K. Untuk Z 7, kualitas yang sama hanya bisa didapatkan kalau merekam dalam format Super 35. Kasusnya sama seperti Sony a7 III dan a7R III, di mana a7 III yang resolusi sensornya lebih kecil justru lebih bagus hasil rekaman videonya.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 6 rupanya juga lebih sensitif terhadap cahaya, dengan rentang ISO 100 – 51200. Sistem hybrid autofocus-nya tidak secanggih Z 7 dengan 273 titik saja, akan tetapi kemampuan menjepret tanpa hentinya berada di kecepatan 12 fps (lebih ngebut karena resolusi yang lebih kecil tentu saja).

Untuk pertama kalinya, Nikon juga menerapkan sistem image stabilization 5-axis di dalam kamera, baik untuk Z 7 maupun Z 6. Sistem ini juga dapat dipadukan dengan image stabilization bawaan deretan lensa Nikon yang mengusung label “VR” (Vibration Reduction).

Bicara soal lensa, Z 7 dan Z 6 menggunakan dudukan baru bernama Z-mount. Diameter dudukannya ini mencapai 55 mm – terbesar di kelas mirrorless full-frame – memungkinkan akomodasi terhadap lensa dengan aperture yang sangat besar, hingga sebesar f/0.95.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Kedua kamera sama-sama menggunakan sasis magnesium yang tahan terhadap cuaca ekstrem, lagi-lagi sama seperti Nikon D850. Berhubung ini mirrorless, jendela bidiknya sudah menganut model elektronik, akan tetapi resolusinya sangat tinggi di angka 3,6 juta dot, dengan tingkat perbesaran 0,8x.

Di bawah viewfinder tersebut ada layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot yang bisa di-tilt. Di panel atas, terdapat layar OLED kecil untuk menampilkan sejumlah parameter kamera. Seperti yang bisa kita lihat, hand grip-nya pun juga sangat gemuk sehingga pasti nyaman sekali untuk digenggam.

Konektivitas Wi-Fi sudah pasti tersedia, demikian pula Bluetooth, yang mewujudkan sistem Nikon SnapBridge yang inovatif. Satu hal yang menurut saya kurang adalah, baterainya kecil, dengan klaim daya tahan hingga 330 jepretan saja.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Secara keseluruhan, bisa kita lihat kalau Nikon tidak mau mengulangi kesalahannya dengan ‘almarhum’ Nikon 1, yang terkesan setengah-setengah dalam menghadapi persaingan di pasar mirrorless. Kedua kamera baru ini siap mengusik dominasi lini Sony a7 dan a7R, yang selama ini memang tidak mempunyai lawan sepadan.

Soal harga, Nikon Z 7 dibanderol $3.400 untuk bodinya saja saat dipasarkan mulai 27 September mendatang, atau $4.000 bersama lensa Nikkor Z 24–70mm f/4 S. Nikon Z 6 baru akan menyusul di akhir bulan November. Harganya jauh lebih bersahabat: $2.000 body only, atau $2.600 dengan lensa 24–70mm yang sama.

Sumber: DPReview 1, 2.