Nikon Z5 Diumumkan, Mirrorless Full Frame Pesaing Canon EOS RP

Mari kita sedikit flashback ke tahun 2018, di mana sejumlah pabrikan kamera utama akhirnya mengeluarkan kamera mirrorless dengan sensor full frame. Masih ingat Nikon mencuri start dengan mengumumkan Z6 dan Z7 pada bulan Agustus 2018, kemudian diikuti Canon dengan EOS R (September 2018) dan EOS RP (Februari 2019). Serta, Panasonic dengan Lumix S1 dan S1R pada bulan Februari 2019.

Sekarang kita fokus ke Nikon, di mana pada tahun 2019 mereka mengumumkan kamera mirrorless Nikon Z50 yang juga menggunakan Z-mount seperti Nikon Z6 dan Z7 tapi menggunakan sensor APS-C. Kini Nikon baru saja mengumumkan Nikon Z5 dengan Z-mount dan bersensor full frame.

Untuk body only, Nikon Z5 dibanderol dengan harga US$1399 atau sekitar Rp20 jutaan yang artinya bakal berhadapan langsung dengan Canon EOS RP. Pada rentang harga tersebut juga bertengger kuat Fujifilm X-T3 dan Sony A6600 dengan sensor APS-C dan Panasonic Lumix GH5 dengan Micro Four Thirds.

Sebagai informasi, saudara kandungnya (Nikon Z6) saat ini dibanderol Rp29 juta untuk body only. Meski begitu, Nikon Z5 mengemas desain yang identik dan mewarisi sejumlah fitur unggulan milik Z6 seperti 5-axis image stabilization dan sistem autofocus-nya.

Nikon Z5 mengusung sensor FX-format CMOS beresolusi 24MP, bukan varian BSI seperti Nikon Z6 tapi dengan prosesor gambar yang sama yaitu Expeed 6. Fitur IBIS-nya dapat diklaim mengurangi guncangan hingga lima stop.

Kontruksi tubuhnya, bila Nikon Z6 sasis magnesium-alloy, Z6 menggunakan material polikarbonat untuk pelat belakang dan dasarnya. Tetapi tetap tertutup rapat untuk ketahanan terhadap debu dan kelembaban. Pada pelat atas, kita tidak akan menemukan layar status seperti yang dimiliki Nikon Z6 dan Z7.

Kemudian Nikon Z5 memiliki jendela bidik OLED yang ukurannya cukup besar beresolusi 3,69 juta titik dan layar sentuh 3,2 inci yang bisa dimiringkan sedikit ke atas dan ke bawah. Punya dua slot kartu SD yang mendukung UHS-II, serta menggunakan baterai tipe baru EN-EL15C yang menawarkan 470 jepretan sekali pengisian menggunakan LCD dan 390 jepretan dengan jendela bidik.

Meski mengemas baterai tipe baru, uniknya Nikon Z5 juga masih kompatibel dengan baterai EN-EL15 dan battery grip MB-N10 yang sama digunakan oleh Nikon Z6 dan Z7. Soal perekaman video, Nikon Z5 dapat merekam video 4K 30 fps dengan crop 1.7x dan 1080p menggunakan seluruh penampang sensor dengan frame rate hingga 60 fps. Satu lagi, port mikrofon dan headphone juga tersedia.

Harga Nikon Z5 untuk body only dibanderol US$1399 atau sekitar Rp20 jutaan. Lalu, bila dengan lensa baru Nikkor Z 24-50mm F4-6.3 dijual US$1699 atau Rp24,8 juta dan US$2.999 atau Rp43 juta dengan lensa zoom telephoto Nikkor Z 24-200mm F4-6.3 VR.

Sumber: DPreview

Nikon Gratiskan Kursus Online-nya Selama Bulan April

Asalkan ada internet, kita tak akan kehabisan kegiatan selama masa swakarantina seperti sekarang. Kegiatan yang saya maksud bukan melulu streaming YouTube atau Netflix, tapi bisa juga yang lebih berfaedah seperti kursus online.

Kursus online ada yang gratis, ada yang berbayar. Kabar baiknya, tidak sedikit pihak yang menggratiskan kursus online berbayarnya selama pandemi COVID-19. Salah satunya adalah Nikon, yang membuka akses ke seluruh konten di Nikon School Online selama bulan April.

Total ada 10 video pembelajaran yang tersedia, masing-masing dengan durasi 15 menit sampai satu jam lebih, dan semuanya dibawakan oleh fotografer dan videografer profesional. Topik yang dibahas cukup beragam, dari yang mendasar sampai yang cukup advanced. Berikut rinciannya:

  1. Creator’s Mindset: Creating Video Content with Z 50
  2. Getting Started with Your Nikon DSLR
  3. Photographing Children and Pets
  4. Hands-on with SB-5000 Speedlight
  5. Fundamentals of Photography
  6. Environmental Portraiture
  7. The Art of Making Music Videos
  8. Beyond the Fundamentals of Photography
  9. Discovering Macro Photography
  10. Exploring Dynamic Landscape Photography

Menurut PetaPixel, konten-konten ini biasanya dihargai antara $15 sampai $50, dan jika ditotal semuanya berkisar $250. Khusus di bulan April, semuanya dapat ditonton dan dipelajari secara cuma-cuma.

Syarat yang harus dipenuhi cuma satu: Anda harus membuat akun terlebih dulu. Itu saja, Nikon bahkan tidak meminta informasi kartu kredit selama proses pendaftaran akunnya. Usai mendaftar dan login, videonya bisa langsung ditonton melalui situs Nikon.

Sumber: PetaPixel.

 

Usung Sensor APS-C, Nikon Z 50 Jauh Lebih Ringkas dan Terjangkau Ketimbang Z 7 maupun Z 6

Tidak terasa sudah setahun berlalu semenjak Nikon merilis Z 7 dan Z 6. Tahun ini, giliran segmen lain yang diincar, segmen yang menjangkau lebih banyak kalangan konsumen, yakni mirrorless APS-C, atau DX-format kalau dalam kamus Nikon.

Kamera di atas adalah Nikon Z 50. Di balik dudukan lensa Z-mount dan bodi mirrorless-nya, bernaung sensor dengan ukuran penampang yang sama persis seperti milik DSLR mainstream Nikon macam D7500, D5600, maupun D3500. Pada Z 50, sensornya memiliki resolusi 20,9 megapixel dan sensitivitas ISO 100 – 51200.

Nikon Z 50

Tersebar di sensor tersebut adalah 209 titik phase-detection autofocus, dan Z 50 menjanjikan performa burst shooting dengan kecepatan 11 fps menggunakan continuous autofocus. Nikon juga bilang bahwa Z 50 adalah kamera DX-format pertama yang dilengkapi fitur eye-detection autofocus, dan ini diklaim dapat digunakan meski subjek sedang bergerak.

Urusan video, Z 50 menawarkan 4K 30 fps sebagai opsi perekaman tertingginya. Mode slow-motion 120 fps pun juga tersedia, akan tetapi hanya untuk resolusi 1080p saja. Untuk pertama kalinya bagi Nikon, video kini juga dapat ditransfer ke smartphone atau tablet secara wireless.

Nikon Z 50

Secara fisik, Z 50 mengusung gaya desain yang serupa dengan kedua kakaknya. Dimensinya jelas lebih kecil, demikian pula bobotnya yang hanya berkisar 450 gram (sudah termasuk baterai). Berhubung lebih ringkas, Z 50 pun lebih terbatas perihal kontrol, dan menurut saya yang paling signifikan dampaknya adalah absennya joystick di samping kanan layar.

Layarnya sendiri merupakan touchscreen berukuran 3,2 inci yang dapat dilipat ke bawah sampai menghadap ke depan untuk memudahkan selfie atau sesi vlogging. Selagi layarnya dihadapkan ke depan, sebagian besar kontrol pada layar otomatis dinonaktifkan demi mencegah pengubahan pengaturan yang tak disengaja.

Z 50 turut mempertahankan viewfinder elektronik (EVF) milik kedua kakaknya, yang merupakan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot. Pop-up flash pun juga tersedia, demikian pula slot SD card yang mendukung kartu tipe UHS-II. Terkait audio, Z 50 mengemas jack mikrofon, tapi tidak untuk jack headphone. Juga disayangkan adalah konektornya yang masih micro USB, bukan USB-C seperti pada Z 7 dan Z 6.

Nikon Z 50

Ya, Z 50 tentu tidak bisa mempertahankan semua keunggulan kakak-kakaknya. Ukuran sensor adalah yang pertama, kemudian weather sealing pada bodinya juga tidak sekomprehensif milik Z 7 dan Z 6. Lalu yang tak kalah krusial adalah absennya sistem image stabilization internal, yang berarti konsumen Z 50 cuma bisa mengandalkan stabilization bawaan lensa.

Untungnya dua lensa kit yang tersedia untuk Z 50 sama-sama menawarkan stabilization. Keduanya adalah Nikkor Z DX 16-50mm f/3.5-6.3 VR yang menjanjikan stabilization hingga 4,5 stop exposure, serta Nikkor Z DX 50-250mm f/4.5-6.3 VR yang menjanjikan hingga 5 stop. Keduanya sama-sama mengemas control ring terintegrasi.

Namun bagian terbaik dari Nikon Z 50 adalah harganya. Di saat Z 7 dan Z 6 dibanderol selangit, Z 50 bisa didapat seharga $859 saja (body only) saat mulai dipasarkan pada bulan November mendatang. Untuk bundel bersama lensa 16-50mm, Z 50 dihargai $999, atau seharga $1.349 bersama lensa 16-50mm dan 50-250mm sekaligus.

Sumber: DPReview.

Mengenal Sistem Full Frame Nikon Z dan Dua Lensa Nikkor Z Series Terbarunya

Saat Nikon merilis kamera full frame pertama mereka di Indonesia, yakni Nikon Z 6 dan Z 7 pada bulan Oktober 2018 – sudah ada tiga lensa yang tersedia. Meliputi NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S, NIKKOR Z 35 mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50 mm f/1.8 S.

Kini Nikon Indonesia telah meluncurkan dua lensa Nikon Z series, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S dan lensa ultra-wide-angle zoom NIKKOR Z 14-30mm f/4 S. Sebelum lanjut bahas kedua lensa tersebut, mari cari tahu dulu kelebihan dari mount Nikon Z.

Mount Full Frame dengan Diameter Terbesar

Nikon Z bukan sekedar produk baru, tetapi merupakan sistem baru dengan mount baru. Nah diferensiasi dengan mount full frame dari para kompetitornya ialah ukuran diameter dari mount tersebut.

Sony dengan E-mount memiliki diameter 46 mm, Leica dengan L-mount yang juga digunakan oleh Panasonic punya diameter 51,6 mm, Canon dengan RF-mount hadir dengan diameter 54 mm, dan Nikon dengan Z-mount membanggakan diri dengan diameter mount paling besar; 55 mm.

Fotografi sangat erat hubungannya dengan cahaya, diameter mount yang besar ialah salah satu cara untuk memanfaatkan cahaya. Ketika cahaya masuk dari lensa, cahaya akan melewati mount sebelum mencapai sensor.

Ketika ukuran mount terlalu kecil, maka terpaksa cahaya harus dibelokkan. Lalu, bila mount lensanya besar maka cahaya akan masuk tanpa ada halangan. Menurut Nikon, hal tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas foto yang dihasilkan.

Selain itu, dengan ukuran diameter lebih besar memungkinkan para desainer lensa lebih fleksibel membuat lensa dengan aperture yang sangat besar. Sebagai contoh lensa NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct yang rencananya akan tersedia pada tahun 2019 ini.

Sistem Nikon Z ini memiliki flange focal distance yang cukup pendek, hanya 16 mm sehingga sangat fleksibel untuk dipasangkan dengan lensa apapun. Sistem Z sangat penting bagi Nikon, karena inilah sistem sekarang dan masa depan mereka.

Roadmap Lensa S-Line

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dua lensa yang baru saja dirilis ini termasuk dalam jajaran keluarga S-Line, yakni lensa seri high-end untuk Nikon Z series. Jadi, bila lensa tersebut sudah ada logo S-Line – artinya sudah mengadopsi semua teknologi high-end Nikon berikut ini.

  • Extra-low Dispersion (ED)
  • Aspherical (AS) Glass Elements
  • Nano Crystal Coat (N)
  • Fluorine (FL)

Saat ini sudah ada lima lensa Nikon Z dan akan lebih banyak lagi lensa yang dirilis pada tahun 2019 dan 2020. Tahun ini rencananya masih ada empat lensa lagi, yaitu NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct, 20 mm f/1.8 S, 85 mm f/1.8 S, dan 70-200 f/2.8 S. Lalu, ada tiga yang dijadwalkan hadir pada tahun depan yaitu 14-24 mm f/2.8 S, 24 mm f/1.8 S, dan 50 mm f/1.2 S.

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada kamera Nikon Z series, lensa NIKKOR Z 24-70 mm dengan aperture f/4 sudah menawarkan performa yang cukup mengesankan. Kehadiran lensa NIKKOR Z 24-70mm dengan aperture maksimum f/2.8 konstan untuk seluruh tingkatan zoom yang dipakai, menjadikannya lensa zoom serbaguna yang amat powerful dan menawarkan fungsionalitas tinggi.

Meski begitu, saya tidak menyangka bahwa ukuran lensa ini cukup ringkas dan beratnya hanya sekitar 805 gram. Desainnya juga tampil cukup ‘clean‘, berbeda dengan lensa-lensa DSLR Nikon yang biasanya terlihat cukup ramai.

Untuk memenuhi kebutuhan para videografer, lensa ini dilengkapi dengan Manual Ring terdedikasi sehingga transisi fokus berlangsung secara mulus dan Control Ring tambahan yang bisa disesuaikan.

Lalu, ada panel OLED yang mampu menyuguhkan informasi dengan cepat, seperti nilai aperture, lebar fokus, kedalaman, maupun setingan kamera yang lain tanpa perlu menengok ke viewfinder. Kini hadir pula tombol L-Fn (lens function) untuk membantu mengontrol kamera dengan cepat.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain memiliki aperture yang lebih besar, yang membedakan dengan NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S ialah teknologi multi-focusing yang mampu memangkas timbulnya lanturan-lanturan pada foto saat digunakan untuk membidik dalam jarak dekat, membantu mengisolasi subyek foto secara spesifik sekaligus mampu mempertahankan detil foto yang begitu kaya.

Meskipun dalam kondisi yang silau oleh cahaya matahari di latar belakang, pengambilan foto tetap bisa dilakukan dengan mudah. Teknologi anti refleksi Nano Crystal Coat dan ARNEO Coat yang tersemat menekan timbulnya reflektan yang seminimal mungkin saat ada cahaya yang masuk ke dalam frame secara tiba-tiba.

Lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke NIKKOR Z 14-30mm f/4 S, lensa ultra-wide-angle zoom ini juga hadir dengan ukuran yang cukup ringkas dan bisa langsung dipasangkan dengan filter berdiameter 82 mm tanpa perlu pakai adaptor dan jarak fokus minimumnya 25 mm.

Untuk menekan distorsi, lensa ini dilengkapi 4 Aspherical Lens Element dan Nano Crystal Coat untuk menghalau efek ghosting dan flare. Total ada 14 elemen lensa di 9 grup. Berkat diameter mount Z yang besar, ketajaman dan detail dari tengah gambar sampai ke pinggir dipastikan rata.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Body lensa ini juga sudah dust dan drip resistant dan memiliki desain yang ringkas, menjadikannya sangat praktis untuk dibawa dan digunakan kemanapun untuk kebutuhan fotografi landscape maupun cityscape. Di body-nya hanya terdapat satu cincin, disebut Control Ring dan yang bisa disesuaikan. Secara default fungsinya ialah untuk manual focus, tetapi dapat diganti untuk aperture control atau exposure compensation.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Harga dan Ketersediaan

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S ditujukan untuk para professional dan advance amateur, baik untuk keperluan fotografi maupun videografi. Lensa ini dibanderol Rp31.999.000 dan mulai tersedia pada tanggal 4 Mei 2019.

Sementara, target audiens lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S ialah advance amateur. Lensa ini dibanderol lebih terjangkau yaitu Rp19.999.000 dan tersedia mulai 4 Mei 2019.

Bagi para pemilik Nikon Z series, Nikon Indonesia juga mengumumkan program yang disebut ‘Privilege Membership Z Club’- di sini Anda akan mendapatkan penawaran spesial dan banyak lagi.

Kesan awal mencoba Nikon Z series ini adalah ternyata merupakan sistem full frame yang cukup compact. Soal teknologi kamera dan lensa-lensanya juga tak kalah canggih dengan para kompetitornya. Nikon bergerak dengan sangat hati-hati, tetapi pasti. Di ranah full frame ini, Sony memang sudah cukup matang, Panasonic secara mengejutkan bergerak cepat, sementara Canon masih terlihat menahan diri.

Tahan Banting, Nikon Coolpix W150 Adalah Kamera yang Tepat untuk Anak-Anak

Melihat gambar di atas, Anda mungkin akan teringat dengan kamera mainan yang biasa dijadikan kado untuk anak-anak. Pada kenyataannya, kamera di atas merupakan perangkat yang fungsional, hanya saja Nikon memang merancangnya agar mudah digunakan, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Terlepas dari penampilannya yang imut-imut, kamera bernama Nikon Coolpix W150 ini punya bodi yang cukup tangguh: tahan banting meski terjatuh dari ketinggian 1,8 meter (syarat utama produk yang ditujukan buat anak-anak), serta tahan air sampai sedalam 10 meter. Suhu dingin hingga -10° C pun bukan musuh besar buatnya, begitu pula dengan debu.

Di sektor spesifikasi, kamera ini mengandalkan sensor berukuran 1/3,1 inci (lebih kecil dari sensor kamera saku pada umumnya) dengan resolusi 13 megapixel. Sensor itu ditemani oleh lensa 30-90mm, dan perpaduannya pun dapat dipakai untuk merekam video 1080p dengan audio stereo.

Nikon Coolpix W150

Meski kamera ini masuk di kelas entry, sejumlah fitur seperti AF tracking maupun multiple scene mode rupanya turut tersedia. W150 bahkan juga dilengkapi fitur SnapBridge yang mengandalkan konektivitas Bluetooth untuk mengirim hasil jepretan secara otomatis ke ponsel.

Selain warna putih bermotif tadi, W150 juga tersedia dalam satu motif lain lagi, kemudian tiga warna polos: biru, oranye dan putih. Sayangnya Nikon hingga kini belum menyinggung sama sekali soal harga maupun jadwal pemasarannya.

Sumber: DPReview.

Susul Canon EOS R, Kamera Mirrorless Full Frame Nikon Z 7 dan Z 6 Hadir di Indonesia

Saat ini Sony merupakan pemimpin pasar di segmen kamera mirrorless full frame dengan lensa native (FE) berjumlah 30. Sony jelas sangat ‘matang’, mereka telah mengembangkan format ini sejak tahun 2013 – namun persaingan sesungguhnya baru akan dimulai.

Bila sebelumnya tercatat hanya ada nama Sony dan Leica, kini sudah bergabung pula Canon dengan EOS R-nya, serta Nikon dengan Z6 dan Z7 yang baru saja tiba di Indonesia. Sony jelas harus khawatir, karena keduanya diciptakan untuk menggantikan lini DSLR mereka.

Belum lagi, Panasonic yang telah memastikan sedang mengerjakan dua mirrorless full frame Lumix S1R dan S1. Sementara, Fujifilm belum tertarik mengembangkan mirrorless full-frame dan memilih loncat ke mirrorless dengan medium format.

Nikon Z Series

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Seperti Sony Alpha A7 series dan Canon EOS R, Nikon Z series juga menarget kalangan profesional. Nikon Z 6 dan Z 7 menggunakan format baru, Nikon FX full frame dengan mount Nikon Z yang berdiameter lebih lebar yakni 55 mm.

Sebagai informasi, Sony E-mount memiliki diameter 46 mm dan Canon RF 54 mm. Singkatnya, ukuran mount yang lebih lebar ini membuka kemungkinan baru dalam merancang lensa yang berkualitas tinggi dengan aperture yang sangat besar, misalnya Nikkor Z 58mm f/0.95 S Noct yang rencananya dirilis pada tahun 2019.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Saat ini, Nikon Z series baru hadir dalam tiga pilihan lensa saja, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/4 S, NIKKOR Z 35mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50mm f/1.8 S.

Nikon Z 7 

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 7 mengusung sensor tipe CMOS ukuran full frame, resolusinya 45,7-megapixel dengan prosesor Expeed 6. Memiliki rentang sensitivitas standar ISO 64–25600, 493 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan memotret beruntun pada 9 fps.

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Layar sentuh 3,2 inci resolusinya 2,1 juta dot dengan mekanisme titling. Di atas layar, terdapat electronic viewfinder yang menggunakan panel OLED resolusi 3,7 juta dot dengan magnification 0,8×.

Untuk perekaman videonya, Nikon Z 7 mampu merekam video 4K UHD (3840 × 2160) pada 30 fps yang mendukung PDAF dan IS di sensor. Serta, video Full HD hingga 120 fps.

Soal harga, untuk Z7 body only dibanderol Rp56.499.000 dan Rp63.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S. Sementara, untuk paket dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ harganya Rp66.499.000.

Nikon Z 6

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 6 memang mengusung resolusi yang lebih kecil yakni 24,5-megapixel, tetapi itu membuatnya lebih superior soal video. Di mana mampu merekam video 4K 30 fps yang oversampled (memakai penampang sensor secara menyeluruh), sehingga terlihat lebih tajam saat resolusinya diturunkan menjadi 4K.

Nikon Z6 mrmiliki rentang sensitivitas standar ISO 100–51200, 273 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan continuous shooting 12 fps.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Harga Nikon Z6 untuk body only dibanderol Rp35.499.000 dengan dengan mount adapter Nikon FTZ dan Rp42.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4, serta Rp45.499.000 untuk paket komplet dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ.

Nikon D3500 Unggulkan Kepraktisan dan Harga Terjangkau di Segmen DSLR Entry-Level

Lewat Nikon Z 7 dan Z 6, Nikon resmi memulai babak baru di kancah mirrorless. Kendati demikian, sang rival abadi Canon tersebut tentu tidak lupa dengan segmen yang berhasil membangun reputasinya hingga ke titik ini. Lagipula, kamera mirrorless anyar Nikon itu masuk kategori high-end, sehingga masih ada celah di kelas bawah yang bisa diisi oleh DSLR terbarunya.

Nikon D3500, sesuai namanya, merupakan suksesor dari Nikon D3400 yang dirilis dua tahun silam. Lagi-lagi Nikon tidak menghadirkan peningkatan kualitas gambar, sebab target pasar yang dituju di kelas ini adalah mereka yang belum pernah memiliki kamera sama sekali, dan spesifikasi pendahulunya saja memang sudah lebih dari cukup.

Spesifikasi tersebut mencakup sensor APS-C 24 megapixel dan prosesor Expeed 4. Tingkat ISO-nya berada di kisaran 100 – 25600, sedangkan autofocus-nya mengandalkan sistem 11 titik. Satu-satunya hal yang paling mengecewakan adalah kemampuan merekam videonya, yang masih saja terbatas di resolusi 1080p 60 fps, padahal kita sudah hidup di era smartphone berkemampuan 4K.

Nikon D3500

Kinerjanya sama persis, tapi yang berubah adalah kepraktisannya. D3500 rupanya memiliki dimensi yang lebih ringkas lagi ketimbang D3400, dengan bobot hanya 365 gram, sudah termasuk baterai. Baterainya ini juga amat istimewa, sanggup bertahan hingga 1.550 jepretan dalam satu kali charge, naik sekitar 30% dari baterai D3400 yang sudah tergolong sangat awet.

Desain D3500 pun juga telah disempurnakan agar lebih mudah dioperasikan. Satu yang paling saya suka adalah, semua tombol di panel belakangnya kini diposisikan di samping kanan layar (kecuali tombol pop-up flash). Dengan begitu, pengguna dapat meraih semuanya menggunakan jempol kanan tanpa harus melepas matanya dari viewfinder.

Nikon D3500

Wi-Fi lagi-lagi absen di kamera ini. Namun jangan khawatir, D3500 tetap dibekali Bluetooth dan kompatibel dengan sistem SnapBridge. Pada versi terbarunya, SnapBridge tak hanya berguna untuk memudahkan proses transfer gambar ke perangkat mobile saja, tapi juga memungkinkan fungsi remote control via Bluetooth.

Perubahan lain yang bakal membuat konsumen tersenyum adalah harga jualnya yang turun drastis jika dibandingkan D3400. Nikon mematok harga $500 saja untuk D3500 bersama lensa 18–55mm f/3.5–5.6G VR, sedangkan bundel dengan dua lensa (lensa yang tadi plus 70–300mm f/4.5–6.3G ED) dihargai $850. Pemasarannya akan dimulai pada bulan September ini juga.

Sumber: DPReview.

Nikon Z 7 dan Z 6 Siap Mengusik Dominasi Sony di Pasar Mirrorless Full-Frame

Yang ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya datang juga. Nikon telah memperkenalkan secara resmi kamera mirrorless full-frame pertamanya. Sesuai rumor sebelumnya, ada dua kamera sekaligus yang dihadirkan, yaitu Nikon Z 7 dan Nikon Z 6.

Keduanya memiliki dimensi beserta wujud fisik yang identik. Perbedaannya hanya di bagian dalam: meski sama-sama bersensor full-frame, resolusinya berbeda, Z 7 mengemas 45,7 megapixel, sedangkan Z 6 ‘cuma’ 24,5 megapixel. Pendekatannya kurang lebih mirip seperti yang Sony ambil dengan seri a7 dan a7R.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 7 sebagai model flagship mewarisi banyak fitur salah satu DSLR terunggul Nikon saat ini, D850. Sensor masif dengan ISO 64 – 25600 tersebut datang bersama performa yang sangat mumpuni. Utamanya adalah sistem hybrid autofocus 493 titik yang mencakup 90% bentang horizontal dan vertikal, dan burst shooting dalam kecepatan 9 fps.

Urusan video, Z 7 siap merekam dalam resolusi 4K 30 fps langsung di memory card, atau dengan bantuan external recorder via HDMI jika memerlukan bitrate yang lebih tinggi lagi. Uniknya, Z 6 justru bisa dibilang lebih superior soal video ketimbang Z 7.

Ini dikarenakan resolusi sensornya yang lebih kecil, sehingga Z 6 dapat merekam video yang oversampled (karena memakai penampang sensor secara menyeluruh), yang akhirnya bisa kelihatan lebih tajam ketika resolusinya diturunkan menjadi 4K. Untuk Z 7, kualitas yang sama hanya bisa didapatkan kalau merekam dalam format Super 35. Kasusnya sama seperti Sony a7 III dan a7R III, di mana a7 III yang resolusi sensornya lebih kecil justru lebih bagus hasil rekaman videonya.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 6 rupanya juga lebih sensitif terhadap cahaya, dengan rentang ISO 100 – 51200. Sistem hybrid autofocus-nya tidak secanggih Z 7 dengan 273 titik saja, akan tetapi kemampuan menjepret tanpa hentinya berada di kecepatan 12 fps (lebih ngebut karena resolusi yang lebih kecil tentu saja).

Untuk pertama kalinya, Nikon juga menerapkan sistem image stabilization 5-axis di dalam kamera, baik untuk Z 7 maupun Z 6. Sistem ini juga dapat dipadukan dengan image stabilization bawaan deretan lensa Nikon yang mengusung label “VR” (Vibration Reduction).

Bicara soal lensa, Z 7 dan Z 6 menggunakan dudukan baru bernama Z-mount. Diameter dudukannya ini mencapai 55 mm – terbesar di kelas mirrorless full-frame – memungkinkan akomodasi terhadap lensa dengan aperture yang sangat besar, hingga sebesar f/0.95.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Kedua kamera sama-sama menggunakan sasis magnesium yang tahan terhadap cuaca ekstrem, lagi-lagi sama seperti Nikon D850. Berhubung ini mirrorless, jendela bidiknya sudah menganut model elektronik, akan tetapi resolusinya sangat tinggi di angka 3,6 juta dot, dengan tingkat perbesaran 0,8x.

Di bawah viewfinder tersebut ada layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot yang bisa di-tilt. Di panel atas, terdapat layar OLED kecil untuk menampilkan sejumlah parameter kamera. Seperti yang bisa kita lihat, hand grip-nya pun juga sangat gemuk sehingga pasti nyaman sekali untuk digenggam.

Konektivitas Wi-Fi sudah pasti tersedia, demikian pula Bluetooth, yang mewujudkan sistem Nikon SnapBridge yang inovatif. Satu hal yang menurut saya kurang adalah, baterainya kecil, dengan klaim daya tahan hingga 330 jepretan saja.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Secara keseluruhan, bisa kita lihat kalau Nikon tidak mau mengulangi kesalahannya dengan ‘almarhum’ Nikon 1, yang terkesan setengah-setengah dalam menghadapi persaingan di pasar mirrorless. Kedua kamera baru ini siap mengusik dominasi lini Sony a7 dan a7R, yang selama ini memang tidak mempunyai lawan sepadan.

Soal harga, Nikon Z 7 dibanderol $3.400 untuk bodinya saja saat dipasarkan mulai 27 September mendatang, atau $4.000 bersama lensa Nikkor Z 24–70mm f/4 S. Nikon Z 6 baru akan menyusul di akhir bulan November. Harganya jauh lebih bersahabat: $2.000 body only, atau $2.600 dengan lensa 24–70mm yang sama.

Sumber: DPReview 1, 2.

Tamron Kenalkan Lensa Full-Frame 17-35mm F2.8-4 untuk Canon EF dan Nikon FX

Bagi para penikmat fotografi, nama Tamron tentu sudah amat familier ya di telinga Anda. Perusahaan asal Jepang ini sudah lama dikenal sebagai pembuat lensa pihak ketiga.

Nah yang terbaru, mereka baru saja memperkenalkan lensa zoom ultra-wide-angle untuk kamera DSLR full frame 35mm Canon dan Nikon yakni Tamron 17-35mm F/2.8-4 Di OSD (Model A037).

tamron-lensa-full-frame-17-35mm-f2-8-4

Lensa jenis ini biasanya mempunyai ukuran cukup besar ya, tapi Tamron 17-35mm F/2.8-4 bentuknya cukup ringkas – panjangnya hanya 3,5 inci dengan bobot 460 gram.

Focal length 17mm ini tentunya sangat cocok untuk memotret foto landscape, sedangkan 35mm sangat ideal untuk fotografi snapshot – dengan aperture antara f/2.8 sampai f/4.

Meski ringkas, sistem lensa ini terdiri dari 15 elemen, termasuk elemen khusus seperti lensa low-dispersion dan glass-molded aspherical.

Soal ketahanan, lensa ini juga memiliki lapisan fluorin dan moisture-resistant construsction (konstruksi tahan kelembapan), memungkinkan lensa ini digunakan secara optimal setiap saat dan perawatan yang mudah.

Lensa Tamron 17-35mm F/2.8-4 ini akan tersedia di body kamera Nikon FX pada tanggal 4 September 2018 dengan harga ritel US$599 atau sekitar Rp8,6 jutaan. Sementara, model untuk body kamera Canon EF akan menyusul di kemudian hari.

Sumber: DPreview

Kamera Atau Teropong Bintang? Nikon Coolpix P1000 Unggulkan Optical Zoom 125x

Sekitar tiga tahun lalu, Nikon meluncurkan Coolpix P900, sebuah kamera superzoom yang sanggup meneropong bulan. Sekarang, Nikon sudah siap merilis penerusnya, Coolpix P1000, dengan kemampuan meneropong yang lebih mencengangkan lagi.

Kalau P900 mengandalkan lensa 24-2000mm f/2.8-6.5, P1000 membawanya ke level yang lebih jauh lagi lewat lensa 28-3000mm f/2.8-8. Ya, kalau P900 dengan optical zoom sejauh 83x saja sudah bisa menyuguhkan permukaan bulan, P1000 dengan optical zoom 125x jelas mampu menyajikan detail permukaan bulan yang lebih bagus lagi.

Nikon Coolpix P1000

Seumpama itu masih kurang jauh, fitur Dynamic Fine Zoom bisa dimanfaatkan untuk mencapai panjang fokal 6000mm, meski kualitas gambarnya dipastikan bakal menurun. Masih kurang juga? Manfaatkan saja fitur Digital Zoom untuk mencapai panjang fokal 12000mm, meski kualitas gambarnya pasti bakal turun drastis.

Sama seperti P900, P1000 juga mengemas sensor 1/2,3 inci, dengan resolusi 16 megapixel dan rentang ISO 100-6400. Yang membedakan, P1000 jauh lebih fleksibel karena dapat memotret dalam format RAW. Untuk video, P1000 siap dipakai untuk merekam video 4K 30 fps ataupun 1080p 60 fps.

Nikon Coolpix P1000

Fisik P1000 cenderung bongsor akibat lensanya. Dalam posisi zoom paling jauh, panjangnya mencapai 36 cm, dan bobotnya pun berkisar di angka 1,4 kg. Jendela bidik elektronik beresolusi 2,36 juta dot telah disematkan ke bagian belakang atasnya, sedangkan di bawahnya bernaung LCD 3 inci yang dapat diubah posisinya sesuka hati.

Nikon Coolpix P1000 rencananya baru akan dilepas di pasaran mulai bulan September mendatang. Harganya tidak murah: $1.000 untuk sebuah kamera bak teleskop.

Sumber: DPReview.