Seluk-Beluk Mechanical Keyboard dari Brand Lokal: Wawancara dengan Founder Noir Gear

Mechanical keyboard itu bukan cuma untuk gamer.” Pernyataan itu terus terngiang-ngiang dalam benak saya usai berbincang dengan Mario Hendrawan, salah satu founder dari brand mechanical keyboard lokal Noir yang sedang naik daun belakangan ini. Di saat mechanical keyboard semakin dikenal di kalangan gamer, Noir justru ingin mendiversifikasi target pasarnya hingga turut mencakup kalangan pekerja maupun pelajar.

Setidaknya dalam setahun terakhir ini, memang ada banyak mechanical keyboard baru keluaran merek-merek lokal. Noir bahkan baru menjalani debutnya di bulan Desember 2020, namun berkat respon positif dari sejumlah YouTuber, namanya kini sudah lumayan dikenal di komunitas IMKG (Indonesia Mechanical Keyboard Group).

Produk perdana mereka adalah Noir N1, sebuah wireless mechanical keyboard dengan layout 65%. Kalau Anda lihat di Tokopedia maupun Shopee, keyboard ini sudah habis terjual sejak beberapa pekan lalu. Stok barang yang tersedia memang tidak banyak kalau berdasarkan pengakuan Mario sendiri — sayang ia enggan menyingkap berapa persisnya jumlah unit yang terjual — tapi paling tidak ini bisa menunjukkan bahwa produk dari brand yang belum punya nama sama sekali pun bisa laris asalkan dieksekusi dengan baik.

Seperti yang saya bilang tadi, Noir tidak mau mengasosiasikan namanya sepenuhnya dengan ranah gaming. Sebaliknya, Noir justru ingin mengedukasi masyarakat tanah air bahwa mechanical keyboard bukanlah produk yang eksklusif untuk kalangan gamer. Menurut Mario, konsumen yang masih memakai membrane keyboard tidak harus menekuni hobi gaming terlebih dulu agar bisa dicap pantas untuk membeli mechanical keyboard.

Arahan “tidak sepenuhnya gaming” ini juga bisa kita tinjau dari desain Noir N1 yang tampak minimalis sekaligus elegan. Ketika saya tanya brand apa saja yang menjadi inspirasi Noir, Mario memang menjawab “Keychron” dan “Leopold”, dua brand mechanical keyboard yang produk-produknya bisa dibilang tidak gaming sama sekali.

Di saat yang sama, Noir tentu tidak ingin melewatkan pasar gamer yang begitu besar dan menguntungkan. Tagline yang Noir gunakan adalah “boost your productivity, elevate your gaming experience,” yang sederhananya bisa diartikan bahwa Noir ingin menciptakan produk yang balanced, yang bisa menunjang kegiatan bekerja dan belajar sekaligus kegiatan bermain dengan baik, tanpa mengorbankan salah satu di antaranya.

Visi ini justru menjadi tantangan tersendiri buat Noir, sebab memenuhi kebutuhan dua kalangan konsumen sekaligus adalah hal yang lebih mudah diomongkan daripada dilakukan. Pekerja atau pelajar umumnya mencari keyboard nirkabel dengan alasan kenyamanan atau kepraktisan, sedangkan gamer kompetitif biasanya menghindari konektivitas wireless demi memastikan performanya tidak menurun akibat adanya latency dari koneksi Bluetooth.

Solusi jalan tengahnya adalah konektivitas wireless via dongle USB (2,4 GHz), dan inilah yang menjadi salah satu nilai jual utama Noir N1. Di samping itu, Noir tidak lupa menyertakan software pendamping agar pengguna bisa mengatur fungsi-fungsi macro sesuai kebutuhannya masing-masing, tidak ketinggalan pula pengaturan pencahayaan RGB milik perangkat. Semua ini merupakan fitur-fitur yang bisa dikatakan wajib pada keyboard gaming.

Jadi kalau ditanya Noir N1 ini keyboard gaming atau bukan, saya bakal menjawab gaming karena terbukti beberapa kriteria dasarnya bisa dipenuhi, terlepas dari desainnya yang kurang begitu terkesan gaming. Di saat yang sama, desainnya cukup simpel untuk bisa memenuhi kriteria konsumen yang umumnya mengikuti akun-akun inspirasi minimal desk setup di Instagram ataupun YouTube.

Awal terbentuknya Noir dan rencana ke depannya

Founder Noir Gear: Mario (kiri) dan Irwandi (kanan) / Noir Gear
Founder Noir Gear: Mario (kiri) dan Irwandi (kanan) / Noir Gear

Noir merupakan buah pemikiran dua orang gamer kompetitif. Mario dan kawannya, Irwandi, adalah pemain Counter Strike: Global Offensive (CS:GO), sehingga eksposur mereka ke dunia mechanical keyboard awalnya bermula dari penawaran merek-merek seperti SteelSeries, Razer, maupun Logitech.

Melihat harga mechanical keyboard dari berbagai brand mainstream yang tergolong mahal ini, tercetuslah ide iseng untuk menciptakan brand sendiri yang mampu menawarkan mechanical keyboard dengan kualitas yang tidak kalah dari brand luar, tapi di saat yang sama harganya bisa lebih terjangkau. Sebelum mendirikan Noir, Mario sendiri mengawali karirnya di sebuah startup yang bergerak di bidang esports, jadi wajar seandainya semangat enterpreneurship-nya langsung terpicu seperti ini.

Kebetulan Irwandi memiliki koneksi ke pabrik OEM (original equipment manufacturer) yang dapat memproduksi keyboard dalam jumlah banyak, jadi mulailah mereka merancang mechanical keyboard pertamanya; mulai dari memikirkan desain casing-nya, desain keycap, menentukan layout, sampai memikirkan packing beserta tema yang hendak diangkat. Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, kiblat Noir adalah Keychron dan Leopold, dan Noir banyak mempelajari keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh kedua brand tersebut.

Dari Keychron, yang dijadikan inspirasi adalah cara mereka menyematkan unsur produktivitas, mulai dari font yang identik dengan platform macOS (yang juga digunakan oleh Noir), sampai kombinasi warna yang tidak terkesan gaming tapi masih dilengkapi RGB. Bukan cuma itu, bahkan website dan strategi marketing Keychron pun juga Noir amati dan jadikan pelajaran.

Untuk Leopold, Noir ingin produk-produknya mempunyai build quality yang mengingatkan konsumen terhadap brand asal Korea Selatan tersebut. Buat yang tidak tahu, keyboard besutan Leopold memang sangat dikenal memiliki fisik yang amat kokoh sekaligus feel mengetik yang sangat nyaman tanpa harus menerima satu pun modifikasi, dan ini merupakan salah satu kriteria mechanical keyboard yang ideal kalau menurut Mario — meski pada kenyataannya dia sendiri mengaku sudah cukup terjerumus ke dunia modding keyboard.

Selain belajar dari dua brand tersebut, Noir juga banyak belajar dari komunitas IMKG. Masukan demi masukan yang diterima pada akhirnya Noir jadikan prioritas, dan mereka tidak segan untuk menanyakan langsung ke komunitas IMKG mengenai hal-hal apa saja yang diinginkan dari keyboardkeyboard mereka selanjutnya.

Prototipe keyboard kedua Noir, N2, yang memiliki layout TKL / Noir Gear
Prototipe keyboard kedua Noir, N2, yang memiliki layout TKL / Noir Gear

Untuk produk keduanya misalnya, yakni Noir N2 yang mengusung layout tenkeyless (TKL), mereka sempat menanyakan ke komunitas IMKG mengenai kombinasi warna yang paling cocok untuk keyboard baru tersebut. Bukan cuma itu, testimoni konsumen juga Noir gunakan untuk menyempurnakan produk sebelumnya.

Jadi bersamaan dengan Noir N2 yang dijadwalkan hadir pada bulan April – Mei mendatang, juga akan ada Noir N1v2 yang mengemas sejumlah pembaruan. Salah satunya adalah switch yang hot-swappable, yang mudah sekali diganti tanpa harus melibatkan proses solder-menyolder. Saat Noir N1 dirilis Desember lalu, salah satu kekurangan terbesar yang dikeluhkan konsumen memang adalah absennya fitur hot-swappable switch tersebut, dan Noir rupanya tidak mau tinggal diam begitu saja.

Hal lain yang Noir pelajari dari konsumen Indonesia adalah perihal garansi. Tidak jarang konsumen menilai keberanian suatu brand berdasarkan durasi garansi yang diberikan. Semakin lama periode garansinya, semakin menarik suatu produk di mata konsumen, kira-kira begitu penjelasan sederhananya.

Noir sendiri memberikan garansi selama 1 tahun, dan menurut Mario itu cukup bisa menggambarkan keyakinan Noir akan kualitas produk yang mereka tawarkan. Bahkan untuk konsumen yang gemar memodifikasi keyboard-nya seperti Mario sendiri, garansi tetap menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan saat membeli suatu mechanical keyboard.

Tentunya masih ada banyak hal yang harus dibenahi oleh Noir, salah satunya adalah terkait stok barang yang langka. Percuma saja produknya bagus dan terjangkau kalau ‘ghoib’. Mengenai hal itu, Mario mengakui bahwa salah satu kelemahan Noir sejauh ini memang adalah kapasitas produksinya yang masih terbilang kecil.

Bukan cuma Noir, menurut saya tidak sedikit pula brand mechanical keyboard lokal lain yang juga mengalami kendala serupa. Dipadukan dengan harga produk yang memang lebih terjangkau daripada penawaran brand luar, otomatis stok barang yang tersedia pun ludes dalam waktu singkat. Noir sendiri sudah punya komitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka ke depannya.

Noir N1
Versi baru Noir N1 nantinya akan mengusung sejumlah pembaruan, salah satunya hot-swappable switch / Noir Gear

Poin terakhir yang tak kalah menarik dari perbincangan saya dengan Mario adalah terkait ketertarikan Noir untuk merambah kategori periferal lain, khususnya yang bisa menjembatani kebutuhan produktivitas dan gaming seperti tagline-nya itu tadi. Jadi selain Noir N2 dan N1v2 tadi, Noir juga telah menyiapkan sebuah wrist rest untuk mouse yang diciptakan dengan tujuan untuk mengurangi angka kasus carpal tunnel syndrome (CTS) yang cukup umum terjadi di kalangan gamer kompetitif.

Dibandingkan wrist rest untuk keyboard, wrist rest untuk mouse jauh lebih jarang digunakan. Namun justru menarik melihat Noir merencanakan produknya bukan berdasarkan apa yang sekiranya bakal laku keras di pasaran, melainkan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh kalangan konsumen yang spesifik — yang cenderung menggunakan pengaturan sensitivitas yang tinggi pada mouse-nya selagi bermain.

Setelahnya, Noir juga akan meluncurkan desk mat hasil kolaborasi mereka dengan desainer produk ternama di tanah air. Mario turut memastikan bahwa Noir sudah ada rencana untuk berkolaborasi dengan orang-orang di komunitas IMKG ke depannya. “Dari komunitas, untuk komunitas,” demikian pernyataan Mario sembari mengakhiri perbincangan kami.

Makin Banyak Mechanical Keyboard dari Brand Lokal, Apa Saja Pilihannya?

Saya masih ingat momen pertama saya menjajal mechanical keyboard di tahun 2012. Kala itu saya masih bekerja sebagai penulis di majalah PC Gamer Indonesia, dan keyboard yang saya gunakan adalah SteelSeries 6Gv2 dengan switch Cherry MX Red yang dipinjamkan untuk di-review.

Tanpa ada maksud menyombongkan diri, tapi sejak saat itu saya tidak pernah lagi menyentuh membrane keyboard. Feel mengetik yang diberikan oleh mechanical keyboard benar-benar superior, dan di saat yang sama sesi gaming pun juga terasa semakin nyaman. Buat yang sehari-harinya rutin mengetik ribuan kata dan selalu menyisihkan waktu untuk bermain game seperti saya, mechanical keyboard sudah menjadi kebutuhan primer.

Itulah mengapa ketika unit review SteelSeries 6Gv2 tadi diminta kembali oleh distributornya, saya pun memutuskan untuk langsung membeli sendiri. Pilihannya kala itu tidak banyak, dan SteelSeries 6Gv2 rupanya berada di luar budget yang saya miliki. Pilihan saya akhirnya jatuh pada CM Storm QuickFire.

Situasinya tentu sudah berubah drastis sekarang. Kita tidak lagi harus melirik brand gaming mainstream seperti Razer, SteelSeries, Logitech, maupun merek premium macam Leopold atau Filco ketika sedang berburu mechanical keyboard. Belakangan ini sudah semakin banyak brand lokal yang menjajakan mechanical keyboard dengan harga yang cukup terjangkau, dan yang lebih penting, penawaran mereka juga patut direkomendasikan dari segi kualitas.

Di artikel ini, saya akan merangkum merek-merek lokal mechanical keyboard Indonesia yang bisa menjadi pilihan saat Anda hendak membeli mechanical keyboard baru ke depannya. Beberapa di antaranya merupakan brand produk gaming, tapi beberapa juga ada yang secara eksklusif berjualan keyboard. Berikut daftarnya, tanpa diurutkan.

1. VortexSeries

VortexSeries VX64
VortexSeries VX64 / VortexSeries

Dibanding brand lokal lain, VortexSeries bisa dibilang adalah yang paling lengkap pilihan mechanical keyboard-nya. Dari yang menggunakan layout full-size (104 tombol) sampai layout 60% tanpa arrow key, dari yang harganya semurah 350.000 ribu sampai yang mendekati satu juta rupiah, VortexSeries punya semuanya.

Dua produk yang paling populer dari brand ini adalah VortexSeries VX5 dan VX64. VX5 populer karena harganya yang luar biasa terjangkau di angka Rp350.000 tadi, sedangkan VX64 laris karena juga menawarkan konektivitas Bluetooth 5.1 di samping switch Gateron yang dapat dilepas-pasang dengan mudah (hot-swappable).

Alasan lain VX64 diincar banyak orang adalah layout-nya: 60% dengan panjang sasis kurang dari 30 cm, tapi masih ada arrow key yang lengkap. Untuk pembelian, silakan kunjungi toko resminya di Tokopedia dan Shopee.

2. Press Play

Voyager68 Retro Edition / Press Play
Voyager68 Retro Edition / Press Play

Press Play cukup dikenal karena selain menawarkan mechanical keyboard dengan desain yang premium, mereka juga menawarkan aksesori-aksesori macam wrist rest, desk mat, sampai keycap dengan desain yang lucu-lucu sekaligus menarik.

Keyboard terbaru mereka yang diluncurkan belum lama ini adalah Voyager68, keyboard 65% dengan fitur yang sangat lengkap: hot-swappable switch, pre-lubed stabilizer, dan pilihan konektivitas antara wired (USB-C), wireless (dongle 2,4 GHz), atau Bluetooth 5.0.

Harga keyboard ini dipatok di angka Rp1,1 juta, atau Rp1,2 juta apabila Anda memilih varian Retro Edition yang menggunakan keycap dari bahan PBT dye-sub. Selain di Tokopedia, official store-nya juga ada di Shopee.

3. Rexus

Rexus Daxa M71 Pro / Rexus
Rexus Daxa M71 Pro / Rexus

Brand yang satu ini mungkin sudah sangat dikenal di kalangan gamer tanah air. Produk Rexus tentu sangat beragam, dan mereka bahkan punya lini khusus bernama Daxa untuk produk yang lebih premium.

Di lini tersebut, ada Rexus Daxa M71 Pro yang sangat populer di kalangan anggota forum Indonesia Mechanical Keyboard Group (IMKG). Resep suksesnya tentu saja adalah fitur yang komplet, mulai dari variasi switch Gateron dengan socket yang hot-swappable sampai konektivitas Bluetooth, tidak ketinggalan pula harga yang terjangkau (Rp869.000).

Secara layout, Daxa M71 Pro juga termasuk agak unik; 65% tapi ada satu kolom tambahan. Untuk pembelian, Rexus juga punya toko online-nya sendiri di samping lapak di Tokopedia ataupun Shopee.

4. Digital Alliance

Digital Alliance Meca Warrior X RGB / Digital Alliance
Digital Alliance Meca Warrior X RGB / Digital Alliance

Lama bermain di segmen komponen PC, Digital Alliance (DA) juga sudah terjun ke bisnis periferal gaming selama beberapa tahun. Pilihan mechanical keyboard yang mereka tawarkan cukup beragam, tapi sejauh ini hanya yang mengadopsi layout full-size dan tenkeyless (TKL).

Kalau boleh menebak, mungkin DA bakal merilis keyboard 65% atau 60% tahun ini jika melihat bertambah populernya keyboard berukuran compact akhir-akhir ini. Untuk membeli produknya, DA punya lapak di Tokopedia, Shopee, dan seabrek pusat e-commerce lain yang bisa Anda lihat langsung di situsnya.

5. Paradox Gaming

Paradox Gaming Ghost GK68X / Paradox Gaming
Paradox Gaming Ghost GK68X / Paradox Gaming

Paradox Gaming merupakan signature brand dari distributor komponen Fox Hound. Di situsnya, tercatat bahwa mereka menjual produk di kategori casing, cooler, dan PSU, akan tetapi belakangan mereka juga menawarkan mechanical keyboard.

Menariknya, Paradox juga menawarkan satu set DIY keyboard bernama GK68X yang harus kita rakit sendiri sebelum digunakan. Set seharga 600 ribuan rupiah tersebut terdiri dari PCB, top plate, stabilizer, dan case. Selesai merakit, kita hanya perlu menambahkan switch dan keycap yang dibeli secara terpisah.

Total harganya memang bisa menembus satu jutaan rupiah dengan mudah, tapi keuntungannya tentu adalah kita bisa memilih sendiri tipe switch maupun keycap yang ingin digunakan, plus sedikit mencicipi pengalaman di dunia custom keyboard. Untuk pembelian, Anda bisa langsung main ke toko resmi Fox Hound di Tokopedia maupun Shopee.

6. Fantech

Fantech Maxpower MK853 / Fantech
Fantech Maxpower MK853 / Fantech

Seperti halnya Rexus, koleksi produk Fantech juga sangat bervariasi, dan mechanical keyboard pun tidak luput dari sorotan. Satu hal yang agak disayangkan adalah, Fantech belum punya mechanical keyboard dengan layout selain full-size. Jadi buat yang sudah terbiasa menjalani rutinitas tanpa diganggu oleh numpad, Anda harus melirik penawaran dari brand lain, kecuali jika Fantech ikut menekuni segmen compact keyboard ke depannya.

Pada kenyataannya, layout full-size bisa dibilang masih jadi standar yang paling umum untuk mayoritas hingga kini, dan brand mainstream macam Razer atau HyperX pun juga baru bermain di segmen compact belum lama ini. Buat yang tertarik membeli mechanical keyboard dari Fantech, silakan kunjungi toko resminya di Tokopedia atau Shopee.

7. Koodo

Koodo Beast Pro / Koodo
Koodo Beast Pro / Koodo

Koodo adalah salah satu brand dalam artikel ini yang produknya cuma sebatas mechanical keyboard. Sejauh ini mereka sudah punya tiga model: Cavalier dengan layout 96 tombol yang tidak umum, Beast dengan layout TKL, dan Arcadia dengan layout 68% (65% plus satu kolom ekstra seperti Rexus Daxa M71 Pro tadi).

Model terlarisnya adalah Koodo Beast Pro yang mengusung layout TKL tapi dengan tambahan kenop untuk mengatur volume atau tingkat kecerahan RGB-nya. Harganya cukup kompetitif di angka Rp890.000, apalagi mengingat switch-nya sudah hot-swappable. Untuk pembelian, silakan langsung mampir ke toko resminya di Tokopedia atau Shopee.

8. Noir

Noir N1 / Noir
Noir N1 / Noir

Merek paling muda dari semua yang tercantum di artikel ini, Noir sejauh ini baru punya satu mechanical keyboard, Noir N1, dan sayangnya keyboard tersebut sudah terjual habis meski dibanderol di harga Rp1,1 juta. Di saat brand lain banyak yang mengasosiasikan keyboard-nya dengan tema gaming, Noir justru ingin tampil beda dengan desain yang minimalis.

Komentar saya mengenai desainnya adalah sebagai berikut: kalau Anda suka dengan desain dari keyboardkeyboard besutan Keychron, maka Anda akan mudah sekali tertarik dengan desain yang ditawarkan oleh Noir. Penampilannya tergolong elegan, tapi di saat yang sama bisa membaur dengan cukup baik bersama periferal gaming lainnya.

Buat yang penasaran dengan brand ini, saya sarankan Anda mengikuti akun Instagram-nya guna mengikuti update terbaru dari mereka, sebab kabarnya mereka sedang dalam proses restock, serta akan merilis model baru dengan layout TKL dan fitur hot-swappable switch. Alternatifnya, Anda juga bisa mengecek lapak mereka di Tokopedia atau Shopee.