Agaeti Venture Sponsori ONIC Esports Karena Dampak Sosial ke Milenial

Dalam industri esports, para pemain tentunya menjadi bintang utama. Tidak jarang, nama mereka masuk dalam berita setelah mereka memenangkan turnamen, baik tingkat nasional atau internasional. Di balik tim atau pemain esports yang sukses, ada tim manajemen yang baik. Pada awal Agustus lalu, dalam sebuah acara konferensi pers, Managing Director ONIC Esports, Chandra Wijaya pernah menekankan pentingnya chemistry antara investor dan tim esports yang didukung.

Ketika itu, Chandra juga menjelaskan bahwa ONIC tidak hanya mengejar menang, tapi juga menjadi aspirasi bagi anak muda. Dan inilah yang membuat Agaeti Venture Capital tertarik untuk menanamkan investasi di tim esports tersebut. “Sebagai venture capital, sebelum kami menanamkan investasi, baik ke startup atau tim esports, kami mempertimbangkan apa dampak sosialnya,” kata venture partner, Agaeti Venture Carey Ticoalu di depan awak media. Dia mencontohkan GoJek. Startup ride-hailing itu tidak hanya sukses untuk menjadi unicorn tapi juga membantu para tukang ojek untuk mendapatkan penghasilan lebih.

“Begitu melihat ONIC, kami melihat mereka membawa social impact pada anak muda yang punya bakat,” kata Ticoalu. “Kemenangan itu penting, tapi ONIC juga bisa membimbing anak muda generasi milenial.” Dia menyebutkan, “generasi senior” masih sulit untuk menerima industri esports dan gaming. “Masih dianggap hanya main-main saja,” ujarnya. “Kami melihat ONIC bisa jadi platform yang tepat untuk mendukung kemajuan anak-anak ini secara profesional dan membuat mereka mengerti apa itu sukses sebagai anak muda.”

Venture capital biasanya identik dengan startup. Namun, Agaeti kini juga mulai mendukung tim esporst. Ticoalu mengatakan bahwa Agaeti mulai tertarik dengan esports karena mereka merasa, industri ini akan menjadi besar dalam waktu beberapa tahun ke depan. Dia menyebutkan, penonton esports telah bertumbuh 15 persen dalam waktu tiga tahun terakhir. Memang, menurut laporan Kepios bersama We Are Social dan HootSuite, 40 persen netizen Indonesia menonton esports. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyebutkan, sekarang, ada 171 juta pengguna internet di Indonesia. Itu artinya, jumlah penduduk Indonesia yang menonton esports mencapai 68,4 juta orang.

Jumlah penonton turnamen esports | Sumber: Kepios
Jumlah penonton turnamen esports |
Sumber: Kepios

Esports bisa ditonton oleh semua orang secara global jika dibandingkan dengan olahraga tradisional, karena penyebaran penonton esports lebih merata jika dibandingkan dengan olahraga seperti NFL (liga nasional american football Amerika Serikat) yang biasanya hanya ditonton oleh penonton di Amerika Utara,” kata Ticoalu pada Hybrid ketika dihubungi melalui pesan singkat.

Dia juga menyebutkan bahwa kini, esports mulai diakui sebagai olahraga profesional. Menurutnya, ada tiga alasan yang menyebabkan hal itu terjadi. Pertama adalah semakin populernya game mobile dalam beberapa tahun belakangan. Selain itu, jumlah penonton esports juga terus bertambah. Terakhir, para pemain profesional juga aktif untuk berinteraksi dengan penonton, baik melalui media sosial atau ketika mereka melakukan siaran langsung.

ONIC Esports saat memenangkan MSC 2019. Sumber: Mobile Legends: Bang Bang
ONIC Esports saat memenangkan MSC 2019. Sumber: Mobile Legends: Bang Bang

Ticoalu mengatakan, Agaeti selalu berusaha untuk melihat dampak sebuah industri dalam lima sampai tujuh tahun ke depan. Dia merasa, esports akan menjadi industri yang besar. Memang, menurut Newzoo, nilai industri esports mencapai US$1,1 miliar pada 2019. “Transisi telah mulai terjadi. Dulu, bermain game hanya merupakan gerakan kultural, untuk melepas stres. Sekarang, esports sudah diakui sebagai ajang untuk mengadu talenta,” katanya. Ini juga didukung oleh pengakuan dari media mainstream akan esports. 

Selain Agaeti Venture, sponsor ONIC lainnya adalah Fore Coffee. Sedikit berbeda dengan Agaeti Venture, tujuan utama Fore menjadi sponsor dari ONIC adalah karena mereka memiliki target konsumen yang sama, yaitu milenial. Keputusan venture capital dan startup seperti Fore untuk menjadi sponsor dari tim esports menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk masuk ke industri ini.

ONIC Esports Gelar Aktivitas Berani Bermimpi: Turnamen untuk Beramal

Minggu lalu, ONIC Esports mengumumkan perubahan logo mereka.

Dalam acara yang diadakan di FX Sudirman itu, Chandra Wijaya, Managing Director of ONIC Esports membahas tentang aspirasi ONIC untuk menjadi inspirasi bagi generasi muda. Salah satu bentuk nyata yang ONIC lakukan untuk merealisasikan hal itu adalah dengan membuat kegiatan Berani Bermimpi.

“Awalnya kita melihat di dunia esports yang sudah sebesar ini, masih belum ada yang berkontribusi besar terhadap masalah sosial ekonomi terutama anak-anak Indonesia,” kata Operations Director of ONIC, Justin Sandjaja saat dihubungi oleh Hybrid via pesan singkat.

“Kita juga melihat bahwa pemain-pemain kita itu adalah role model bagi banyak anak-anak muda Indonesia. Apa yang mereka lakukan mempunyai dampak terhadap para audience esports maupun audience pribadi mereka sendiri,” lanjutnya, menjelaskan alasan di balik keputusan ONIC untuk mengadakan kegiatan amal.

Dalam kegiatan amal ini, ONIC akan bertanding melawan 7 tim profesional dalam 3 hari. Pertandingan tersebut akan disiarkan melalui kanal YouTube ONIC secara langsung pada pukul 7 malam pada tanggal 12, 13, dan 14 Agustus. Besar dana yang ONIC sumbangkan untuk amal akan tergantung pada jumlah penonton.

“Kita belum pernah melakukan pertandingan yang disiarkan langsung di kanal YouTube ONIC. Target kami adalah 10 ribu view,” kata Justin. ONIC akan menyumbangkan Rp1.000 per view. Jadi, secara total, ONIC akan menyumbangkan Rp10 juta dalam satu hari.

“Di luar itu, nanti ada bonus-bonus lain, seperti kalau Maniac Savage dan Wipe Out,” ujar Justin. “Kita tambahkan sekitar Rp1 juta per kejadian untuk bonus.” Ini menunjukkan kepercayaan diri Justin akan tim binaannya. Namun, sambil tertawa, dia mengatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan, justru ONIC yang mengalami Wipe Out.

Sumber: akun Instagram resmi ONIC Esports
Sumber: akun Instagram ONIC Esports

Tujuh tim yang akan menjadi lawan tanding ONIC adalah Bigetron, Louvre, Geek Fam, Victim, SFI, Notorious Villains, dan IOG. Menurut Justin, ketujuh tim ini dipilih karena mereka memiliki visi dan misi yang sama dengan ONIC. Selain itu, mereka juga adalah tim yang memberikan tanggapan positif atas proposal yang dikirim oleh ONIC.

Ketika ditanya apa saja yang ONIC siapkan menjelang pertandingan ini, Justin berkata, “Pastinya kita akan bertanding sekuat tenaga karena yang menonton kan juga berkontribusi dalam acara ini. Tentu kita akan menyajikan permainan terbaik untuk menghibur mereka.”

Mekanisme Kegiatan Amal ONIC

Terkait penyumbangan dana, ONIC bekerja sama dengan Generasi Muda Peduli. Sumbangan dari ONIC ini akan digunakan untuk berbagai hal, mulai dari membuat ruang belajar, merenovasi taman baca, dan memfasilitasi ruang komputer dengan sokongan dari ASUS ROG.

Menariknya, kampanye amal ini tidak hanya ditujukan untuk mendorong anak-anak agar lebih tertarik dengan dunia esports atau gaming. ONIC akan memberikan dukungan pada anak-anak, terlepas dari cita-cita sang anak.

“Kita bantu renovasi fasilitas, pengadaan instrumen-instrumen kreatif, mulai dari musik sampai olahraga,” ungkap Justin. “Tujuan kampanye ini adalah untuk menginspirasi anak-anak Indonesia agar punya cita-cita yang tinggi agar akhirnya tidak takut untuk menggapai tujuan mereka itu.”

Kampanye Berani Bermimpi ini adalah kampanye amal pertama dari ONIC. Ke depan, Justin berkata, mereka akan menjadikan aktivitas seperti ini sebagai kegiatan rutin, meski mereka mungkin akan menggunakan tema yang berbeda.

“ONIC cuma ingin menjadi pelopor atas kesadaran gerakan sosial,” jawab Justin saat ditanya tentang keuntungan yang didapat oleh ONIC dengan melakukan ini. “Yang tentunya nanti akan membuahkan banyak lagi para stakeholder esports, mulai dari tim pemain, yang ikut membantu berbagai pihak, khususnya anak-anak Indonesia yang membutuhkan.”

Untungnya Kegiatan Amal

Kegiatan amal juga bisa memiliki dampak positif pada sebuah perusahaan atau tim esports. 

Menurut studi Cone Communciations dari Omnicom Group via AdWeek, 70 persen milenial lebih tertarik dengan produk dari perusahaan yang bertujuan untuk membantu komunitas.

Sementara menurut Inc., kegiatan amal adalah alat marketing yang efektif. Ini akan membuat masyarakat mengenal nama sebuah perusahaan atau dalam kasus ini, tim esports.

Selain itu, kegiatan amal juga bisa digunakan untuk menunjukkan dukungan tim esports pada komunitas, yang akan membuat reputasi mereka menjadi semakin baik. Ketika sebuah tim berusaha untuk memperbaiki keadaan komunitas, ini akan menjadi nilai lebih bagi mereka.

Terakhir, melakukan kegiatan amal juga dapat meningkatkan moral para pekerja. Tidak hanya itu, ini juga bisa membuat para pekerja menjadi lebih loyal dengan tempatnya bekerja. Dalam dunia esports, ini bisa membuat para pemain lebih setia pada timnya.

Di Balik Alasan Fore Coffee Mau Jadi Sponsor ONIC

Sekilas, mungkin tidak ada kesamaan antara kedai kopi dengan tim esports. Namun, jika diteliti lebih dalam, keduanya memiliki target audiens yang sama, yaitu generasi milenial.

Terutama jika kedai kopi yang dimaksud adalah kedai kopi yang menggunakan pendekatan digital, seperti Fore Coffee. Satu hal yang membedakan Fore dengan kedai kopi lainnya adalah sistem yang sangat digital.

Di gerai kopi Fore, pelanggan akan didorong untuk mengunduh aplikasi untuk memesan secara online dan bahkan membayar menggunakan sistem pembayaran mobile. Per Januari tahun ini, Fore memiliki 16 outlet. Dari belasan outlet itu, ada beberapa yang hanya menerima pemesanan online.

fore

Salah satu gerai Fore Coffee. Sumber: DailySocial

Belakangan industri kedai kopi memang tengah naik, khususnya di kalangan generasi milenial. Dan tebak siapa mayoritas penonton esports? Milenial.

Dikutip dari RetailWire, menurut laporan The Esports Report dari Video Advertising Bureau, 65 persen fans esports adalah milenial. Sebanyak 58 persen fans esports berumur di atas 25 tahun.

Sementara menurut laporan Kepios — yang dibuat dengan kerja sama We Are Social dan HootSuite — jumlah pengguna internet di rentang umur 16-24 tahun yang tertarik dengan esports sedikit lebih banyak dari netizen yang tertarik dengan olahraga tradisional, seperti basket dan sepak bola.

Dengan target konsumen yang sama, milenial, tidak heran jika Fore memutuskan untuk menjadi sponsor dari tim ONIC, salah satu tim mobile esports Indonesia yang cukup populer.

Marketing Lead Fore Coffee, Rifkhi Triya Putra mengatakan bahwa tujuan mereka menjadi sponsor dari ONIC memang untuk mendekatkan diri dengan fans esports, khususnya mobile esports.

“Kami melihat bahwa sekarang tren mobile games semakin populer di kalangan pengguna smartphone. Berdasarkan hal tersebut Fore ingin menjangkau penggiat mobile games dengan mensponsori ONIC,” kata Rifkhi saat dihubungi via pesan singkat.

Ketika ditanya apa yang diharapkan oleh Fore dengan menjadi sponsor ONIC, ini jawaban Rifkhi: “Yang pasti selain ingin dikenal penggemar mobile gaming, kami juga ingin mendorong mereka untuk mencoba kopi Fore.”

Ini sejalan dengan omongan COO Fore Coffe, Elisa Suteja, yang berharap bahwa menjadi sponsor ONIC akan membuat nama Fore dikenal di kalangan fans ONIC dan penggemar mobile esports.

“Dengan kerja sama ini kami berharap Fore dapat menjadi coffee brand yang menjadi top of mind ONIC Players, fans dan tentunya mobile gamer Indonesia,” kata Elisa pada Hybrid.co.id.

“Meski sebelumnya Fore lebih erat dikaitkan dengan mereka yang sudah ada di usia produktif, namun kami percaya bahwa energi kopi Fore sebetulnya dapat dinikmati oleh rekan-rekan di segala usia.”

Rifkhi percaya, esports di Indonesia masih akan tumbuh, terutama karena ada dukungan dari pemerintah. Sebagai industri di tingkat global, esports diperkirakan akan memiliki nilai mencapai US$1,8 miliar pada 2022, menurut laporan Newzoo.

Sementara dari segi penonton, Newzoo menyebutkan bahwa penonton esports pada tahun ini naik 15 persen dari tahun lalu menjadi 453,8 juta orang.

esports audience growth newzoo jpeg

Sumber: Newzoo

Rifkhi mengatakan, ONIC adalah satu-satunya tim esports yang Fore sponsori saat ini. “Karena, Fore baru pertama kali mensponsori tim esports, yang kami cari adalah dari segi prestasi dan juga program-program apa yang dimiliki oleh tim esports tersebut,” katanya.

“ONIC menjadi salah satu pilihan kami karena prestasi dan juga misi ONIC yang membawa tim ini menjadi wadah untuk mengembangkan tim, sehingga mereka tidak sekadar menjadi gamers.”

Sementara Elisa berkata, alasan Fore memutuskan untuk menjadi sponsor ONIC karena keduanya memiliki kesamaan visi. “Baik ONIC maupun Fore memiliki visi untuk menjadi yang terdepan di sektornya, dan ingin terus memberikan dampak sosial yang positif untuk masing-masing stakeholder-nya,” ujar Elisa.

Setelah menjadi sponsor, Fore akan membuat konten bersama para pemain ONIC. Selain itu, Fore juga akan menyediakan “program menarik” di aplikasi mereka. Sayangnya, Rifkhi enggan untuk memberikan penjelasan lebih detail tentang apa program khusus yang dia maksud.

Pentingnya Chemistry Antara Tim Esports dan Sponsor

Banyak orang yang mulai membuat tim esports karena passion. Namun, kini esports telah menjadi industri. Semakin banyak merek non-endemik yang tertarik untuk masuk ke industri ini.

Misalnya, GoPay yang menjadi sponsor RRQ atau DANA yang mensponsori ONIC Esports. Baik GoPay dan DANA menyediakan solusi pembayaran dan bukan perusahaan yang bergerak di industri esport atau gaming.

Dengan begitu banyak perusahaan dan startup yang tertarik untuk mendukung tim esports, muncul pertanyaan terkait karakteristik sponsor yang dicari oleh para tim profesional.

“Saya pikir, yang paling penting, apakah kita punya value yang sama,” kata Chandra Wijaya, Managing Director of ONIC Esports saat ditanya tentang karakteristik apa yang ONIC cari dari sponsor dalam acara The New Spirit of ONIC Esports yang diadakan di FX Sudirman, Selasa, 7 Agustus, 2019.

“Visi sejalan untuk bisa jalan bersama, itu yang paling penting. Selain itu, apakah kita bisa klop dari segi program. Itu benar-benar penting untuk memilih rekan yang tepat. Kalau visi tidak sejalan, saya rasa, kita tidak bisa membuat sesuatu yang memberikan impact.”

Sementara itu, Lim Wimawan, Senior Marketing Manager, DANA mengatakan bahwa alasan mereka untuk mensponsori ONIC adalah karena tim esport itu menunjukkan pertumbuhan yang cepat meski baru didirikan pada tahun lalu.

“Kami melihat ONIC sebagai inspirasi dan motor penggerak esports di Indonesia,” kata Lim saat berada di panggung. “Atlet dilatih dengan baik, tidak sekadar dijadikan wajah ONIC. Mereka juga mendapatkan fasilitas yang luar biasa.”

Sebagai profesional, pemain ONIC mendapatkan gaji bulanan. Selain itu, mereka juga mendapatkan reward berdasarkan prestasi mereka. Tidak hanya itu, ONIC juga menawarkan asuransi kesehatan dan tutor finansial.

“Karena sejak dini, mereka sudah pegang uang pendapatan. Mereka harus tahu untuk berinvestasi agar tidak menjadi lebih boros,” kata Chandra ketika membahas tentang alasan ONIC menyediakan tutor finansial.

Chandra mengatakan, ketika ONIC membawa pemain dari luar Jawa untuk bermain di timnya, mereka akan mengunjungi orangtua dan meminta izin mereka. Selain itu, mrekea juga berjanji untuk menyekolahkan pemain, baik berupa sekolah biasa atau homeschooling, tergantung keputusan sang anak.

Startup seperti DANA dan Fore bukanlah satu-satunya pihak yang tertarik untuk mendukung ONIC. Tim esports yang bertanding di Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile itu juga mendapatkan dukungan dari Agaeti Venture Capital.

Di depan awak media, Carey Ticoalu, perwakilan Agaeti VC, mengatakan bahwa alasan mereka tertarik untuk mendukung tim esports seperti ONIC adalah karena mereka percaya, esports akan jadi industri berdampak besar pada masyarakat dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.

Dalam tiga tahun belakangan, ungkapnnya, telah terjadi perubahan dalam budaya di Indonesia. Jika dulu bermain game dianggap tidak lebih dari sekadar penghilang stress atau hobi, kini game juga menjadi ajang untuk beradu talenta.

“Dalam tiga tahun terakhir, penonton esports tumbuh 15 persen,” kata Ticoalu. Dia merasa, esport, khususnya esports mobile, akan tumbuh pesat. Alasannya karena kini masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan akses ke perangkat mobile untuk memainkan game-game esports, seperti Mobile Legends.

Saat ditanya mengapa Agaeti mendukung ONIC Esports, Ticoalu menjelaskan, venture capital tempatnya bekerja tidak hanya peduli tentang bisnis ketika menanamkan investasi dalam sebuah startup, tapi juga dampak sosial yang diberikan. Prinsip yang sama berlaku pada tim esports.

“ONIC bisa jadi platform yang tepat untuk mendukung kemajuan anak muda, membuat mereka mengerti apa itu sukses sebagai profesional, menyediakan platform untuk menjadi aspirasi untuk para penonton,” katanya.

onic 02

Apa Aspirasi ONIC?

Ketika ditanya tentang apa tujuan ONIC, Chandra berkata bahwa tujuan utama mereka adalah untuk menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk tidak takut bermimpi dan berjuang untuk merealisasikan cita-cita mereka tersebut.

“Kami mau jadi inspirasi, bagaimana anak-anak yang come from nothing, yang cuma pelajar di tempat mereka tinggal, berani mengikuti mimpi mereka, nggak takut gagal. Semangat ini kita mau sebar, bahwa kamu punya kesempatan yang sama, tidak peduli siapa kamu, apa background kamu,” katanya.

Dia bercerita, pada awalnya, ONIC fokus untuk memenangkan berbagai turnamen. Namun, ke depan, tujuan mereka mulai berubah.

“Dulu, fokus kami adalah memenangkan turnamen. Kami hanya tim kecil, bukan siapa-siapa. Kami mau jadi juara. Ternyata, jadi juara saja tidak cukup,” kata Chandra. “Semua orang bisa mengejar juara. Apa yang membedakan kami, kami tidak cuma mau jadi juara, tapi bisa memberikan dampak positif ke generasi muda,” katanya.

Untuk menunjukkan semangat barunya ini, ONIC mengganti logonya, meski mereka memutuskan untuk tetap menggunakan logo landak. Menurut Chandra, logo baru ini akan dapat mencerminkan keadaan tim sekarang.

“Landak punya filosofi yang baik. Mereka adalah binatang yang kerja samanya baik. Mereka bukan predator. Misalnya, ketika musim dingin, mereka berkumpul untuk menghangatkan diri meski mereka harus tertusuk duri satu sama lain,” ujar Chandra.

“Landak memang bukan predator, tapi ia ditakuti oleh predator lain. Walau landak itu kecil, tapi mereka punya mekanisme perlindungan diri yang bagus,” katanya.

Sekarang, landak pada logo ONIC juga terlihat tengah berdiri. Ini menunjukkan kesiapan tim untuk bertanding melawan tim-tim lain yang dianggap sebagai raksasa.

Terkuat Asia Tenggara! ONIC Esports Juara MLBB Southeast Asia Cup 2019

Anda yang merupakan penggemar esports Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) tentu tahu bahwa beberapa waktu lalu, ada dua tim asal Indonesia yang sedang berjuang Filipina dalam kejuaran Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup (MSC) 2019. Benar, mereka adalah ONIC Esports dan Louvre. Kedua tim ini menjadi perwakilan Indonesia setelah membuktikan diri sebagai juara 1 dan 2 nasional dalam Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia (MPL-ID) Season 3, bulan Mei lalu.

MSC 2019 diikuti oleh 12 tim terbaik dari 9 negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Sesuai yang telah diberitakan sebelumnya, mereka terdiri dari:

  • ArkAngel (Juara 1 MPL-PH Season 3)
  • Bren Esports (Juara 2 MPL-PH Season 3)
  • ONIC Esports (Juara 1 MPL-ID Season 3)
  • Louvre Esports (Juara 2 MPL-ID Season 3)
  • Geek Fam (Juara 1 MPL-MY/SG Season 3)
  • EVOS Esports (Juara 2 MPL-MY/SG Season 3)
  • Team Resolution (Juara 1 MPL-MM Season 2)
  • Burmese Ghouls (Juara 2 MPL-MM Season 2)
  • Team IDNS (dari kualifikasi Thailand)
  • Overclockers (dari kualifikasi Vietnam)
  • Diversity Helheim (dari kualifikasi Kamboja)
  • WAWA Gaming (dari kualifikasi Laos)

Sepak terjang ONIC dan Louvre di MSC 2019 menunjukkan pada dunia bahwa kehebatan Indonesia di dunia esports MLBB tidak perlu diragukan lagi. Buktinya, ternyata kedua perwakilan kita sama-sama berhasil masuk ke babak Grand Final! Di pertarungan puncak tersebut, ONIC akhirnya memastikan kemenangan atas Louvre dengan skor 3-0. Kini ONIC resmi menjadi tim esports MLBB terkuat seantero Asia Tenggara.

ONIC Esports - MSC 2019 Champion
Sumber: Moonton

Tak hanya meraih gelar tingkat regional, ONIC juga berhasil mengukir sejarah. Chandra Wijaya, General Manager ONIC Esports memaparkan dalam siaran pers, “Kemenangan yang diraih ONIC Esports di MSC 2019 menjadi momentum bersejarah bagi perkembangan esports Indonesia di mata dunia, karena untuk pertama kalinya Indonesia berhasil membawa pulang piala ini setelah tahun lalu turnamen MSC selalu dikuasai oleh tim-tim Filipina.”

Perjalanan berlogo kuning hitam yang beranggotakan Udil, Drian, Sasa, Antimage, dan Psychoo ini tergolong mulus. Sebagai salah satu anggota Grup D di group stage, ONIC berhasil meraih kemenangan 2-0 atas tim Burmese Ghouls dan WAWA Gaming sekaligus. Perolehan poin sempurna mengantar ONIC maju ke babak playoff lewat Upper Bracket, melawan tim IDNS yang merupakan salah satu unggulan. Lagi-lagi, ONIC melibas IDNS 2-0, bahkan sempat meraih Savage sebelum akhirnya melenggang ke All-Indonesian Final.

ONIC Esports - MVP Sasa
Sumber: Moonton

“Kemenangan tim ONIC Esports di MSC 2019 menjadi milik bersama dengan para penggemar, partner, pecinta esports, dan masyarakat Indonesia. Gelar juara ini memotivasi kami untuk terus berkembang dan menjadi amunisi semangat untuk persiapan menghadapi Mobile Legends Pro League Season 4 yang akan segera digelar di bulan Agustus. Kami juga berharap dengan kemenangan berturut-turut di tiga turnamen besar, para pemain ONIC Esports akan terus mendapatkan dukungan sepenuhnya dari seluruh masyarakat untuk berjuang mewakili Indonesia di ajang berskala nasional dan internasional, seperti pada SEA Games di bulan November mendatang,” papar Chandra lagi.

Selamat kepada ONIC Esports! Semoga terus bisa mempertahankan prestasinya, bahkan meningkatkannya ke panggung yang lebih tinggi lagi. Sampai kapan kira-kira dominasi ONIC di kancah MLBB akan bertahan? Akankah Louvre bisa melakukan rematch dan merebut takhta juara dari ONIC? Tampaknya MPL ID Season 4 akan menghasilkan cerita-cerita yang lebih seru lagi dengan persaingan tim-tim top Indonesia yang semakin hebat saja. Jangan lupa saksikan cerita perjuangan ONIC Esports di MSC 2019 lewat dokumenter singkat di bawah.

ONIC Esports Sah Jadi Tim Terkuat di Indonesia Berkat Kemenangan Mereka di MPL ID S3

MPL Indonesia Season 3 (MPL ID S3) akhirnya selesai digelar dan menemukan juaranya. ONIC, yang beberapa bulan terakhir selalu juara di setiap pertandingan Mobile Legends tingkat nasional, akhirnya sah menjadi tim MLBB terkuat di Indonesia musim ini.

Perjalanan ONIC menjadi juara MPL ID S3 memang terbilang mulus tanpa hambatan. Tim ini memang sudah dominan dan menempati peringkat pertama di klasemen akhir Regular Season. Sama seperti tajuk MPL ID S3 kali ini (New History), ONIC juga berhasil membuat sejarah baru dengan mematahkan ‘kutukan’.

Pasalnya, di Season 1 dan 2, posisi pertama di Regular Season justru tak berhasil jadi juara di Playoff/Grand Final. Di Season 2, ONIC juga sebenarnya yang berhasil meraih posisi pertama di klasemen akhir Regular Season. Namun, kala itu, RRQ yang berhasil jadi juara MPL ID S2.

Di Grand Final MPL ID S3 ini, ONIC berhasil melanggeng mulus di Upper Bracket tanpa kekalahan. Namun demikian, ada beberapa hal menarik yang bisa dibahas dari Grand Final Season 3 ini.

2 tim dari organisasi esports besar Indonesia, PSG.RRQ dan EVOS Esports, yang jadi finalis MPL ID S2 justru gugur di hari pertama. Keduanya memang harus memulai Playoff ini dari Lower Bracket karena performa mereka yang tak maksimal di Regular Season. Performa mereka juga tak beranjak naik di babak ini.

PSG.RRQ sebenarnya sempat memenangkan game pertama melawan Bigetron. Namun Bigetron yang sekarang diasuh oleh mantan pemain LoL legendaris asal Indonesia, Ruben “rubeN” Sutanto, berhasil membalikkan keadaan dan menutup kemenangan dengan skor 2-1. Di sisi lainnya, EVOS juga berhasil ditaklukkan oleh Alter Ego. Masuknya dua bintang, Afrindo ‘G’ Valentino dan Gustian ‘Rekt’, ke EVOS di awal musim kemarin ternyata tak membuahkan hasil yang memuaskan.

Namun demikian, menariknya lagi, Bigetron dan Alter Ego yang berhasil mengalahkan dua finalis Season 2 juga langsung kandas keesokan harinya. Bigetron harus kalah dari Tantyo ‘Doyok’ dan kawan-kawannya dari SFI Critical. Sedangkan Alter Ego harus pulang merasakan dominasi Louvre Esports yang sekarang berisikan pemain bintang seperti Kido, Watt, Marsha, Jeel, dan Yor.

Sayangnya, pemain-pemain bintang tadi masih tak mampu menundukkan Udil dan kawan-kawannya di ONIC di partai pamungkas, setelah mengalahkan SFI Critical di final Lower Bracket. ONIC Esports bahkan berhasil menuai hasil sempurna tanpa balas di pertandingan terakhir mereka dengan skor 3-0 (Bo5).

Dominasi ONIC di dunia persilatan MLBB musim ini memang begitu kental. Hybrid pun sempat bertanya ke Ryan ‘KB’ Batistuta, yang bisa dibilang sebagai shoutcaster paling aktif untuk MLBB tentang hal ini.

Ia percaya tim ONIC memiliki bonding yang unik, yang makin akrab saat bertengkar. Namun tak hanya itu, latihan, mekanik, dan skill individu mereka juga cukup stabil. “Mungkin para pemain ONIC cinta banget sama game-nya. Feeling mereka berbeda dengan tim-tim lain. ONIC mampu memberikan kejutan di saat tim-tim lain tak terpikirkan untuk melakukan hal yang sama.” Jawab KB yang juga memandu jalannya pertandingan final MPL ID S3.

Meski begitu, performa RRQ di musim kedua MPL ID juga begitu cantik. Namun, belum sampai berselang satu tahun, kedigdayaan mereka luntur. Namun justru karena itulah, dunia persilatan esports MLBB di Indonesia akan selalu menarik untuk diikuti.

Apakah ONIC masih bisa mempertahankan keperkasaannya sampai di Season 4 nanti? Bagaimana mereka akan menghadapi tim-tim tangguh di tingkat Asia Tenggara di MSC 2019? Kita tunggu saja ya!

Dokumentasi: Hybrid / Akbar Priono
Dokumentasi: Hybrid / Akbar Priono