Hindari Lima Hal Ini untuk Kesuksesan Branding Produk Startup

Sebuah produk bisa dikenal baik oleh masyarakat merupakan buah dari strategi branding yang diterapkan. Perlu adanya usaha untuk mengenalkan, menanamkan, dan mendeskripsikan dengan baik posisi sebuah produk di mata konsumen. Hal ini tidak mudah, butuh usaha dan waktu untuk membuat produk nempel di ingatan masyarakat luas.

Untuk melakukan itu perlu menyusun strategi-strategi khusus untuk pemasaran dan branding, namun ada juga beberapa hal yang perlu dihindari. Berikut beberapa yang wajib dihindari jika Anda sedang menyusun strategi branding.

Logo yang amatiran

Sebuah produk biasanya pertama kali diidentikkan dengan logo. Logo mewakili sebuah produk. Jika logonya sudah terlihat biasa saja dan bahkan terlihat mengganggu hal ini bisa memberikan kesan buruk terhadap sebuah produk. Satu hal yang sangat dihindari.

Tidak memiliki konsistensi

Konsistensi ini kebanyakan bersifat grafis. Seperti jenis huruf, warna dan tema. Jika Anda sudah menentukan sebuah citra untuk sebuah produk pastikan itu berlaku semua untuk elemen-elemen produk tersebut. Mulai dari tema website, kartu nama Anda, ikon, dan lain-lainnya. Konsistensi ini bisa membantu masyarakat untuk mudah mengingat. Sebaliknya, pemilihan warna dan tema yang berubah-ubah bisa membuat kebingungan dan citra yang dibentuk sejak awal luntur.

Tidak memiliki moto atau tagline

Meski terlihat sederhana moto atau tagline ini perlu. Sebagai sebuah kata atau kalimat singkat yang menggambarkan sebuah produk. Tagline ini juga akan membantu masyarakat untuk mengingat produk tersebut dan secara berkelanjutan membentuk citra produk tersebut sesuai dengan tagline.

Tidak melakukan monitoring terhadap kompetisi yang ada

Sebagai sebuah bisnis harusnya wajib untuk mengetahui sejauh mana peluang mereka terhadap persaingan yang ada. Mengetahui dengan siapa mereka bersaing dan seperti apa saingan yang mereka miliki. Di sinilah peran penting melakukan monitoring terhadap kompetisi yang ada. Mengetahui seperti apa saingan Anda dan dengan apa harusnya Anda bersaing. Tidak bisa membaca persaingan menandakan Anda gagal bersaing.

Tidak mengetahui dengan pasti siapa pengguna yang disasar

Untuk yang satu ini sering kali diingatkan dan dibahas di tips-tips sebelumnya. Sebagai sebuah bisnis mengetahui siapa yang ingin disasar sebagai pelanggan merupakan hal wajib. Melalaikan hal ini artinya sebuah kegagalan.

 

Empat Alasan Kalangan Millennial Target Pasar Terbaik Startup

Berdasarkan penilaian mentor startup dan advokat untuk inovasi asal Amerika Serikat, Sue McGill, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah generasi millennial terbanyak, setelah India, Tiongkok dan Brazil. Untuk itu menjadi alasan yang masuk akal jika startup Anda menargetkan kalangan millennial yang dinilai bisa memberikan kontribusi besar dan kesuksesan untuk startup jika diterapkan dengan benar.

Dalam artikel berikut ini akan dikupas cara yang tepat untuk startup memberikan layanan sesuai dengan demografi yang menjadi tren saat ini dan ke depannya yaitu generasi millennial.

Startup yang mengincar kalangan millennial disukai investor

Percaya atau tidak, investor memiliki kriteria dan pandangan tersendiri dalam hal penentuan target pasar. Salah satu yang menjadi favorit adalah ketika startup memutuskan untuk memfokuskan kepada kalangan millennial. Hal tersebut dibenarkan oleh mentor startup Sue McGill yang selama ini telah banyak membantu pelaku startup menentukan ide dan target pasar yang ada. Diperkirakan pada tahun 2020 nanti, kalangan millennial akan mendominasi bursa tenaga kerja dan bakal menjadi tenaga yang menentukan untuk perubahan ekonomi secara global.

Indonesia salah satu negara di Asia dengan jumlah generasi millennial terbanyak

Fakta yang satu ini baiknya dicermati oleh pelaku startup yang sedang bersiap meluncurkan startup atau sudah menyediakan layanan namun menargetkan pasar yang tidak sesuai, dalam hal ini bukan kalangan millennial. Saat ini Indonesia merupakan negara ketiga yang memiliki jumlah generasi millennial terbanyak di Asia. Hal tersebut tentunya bisa menjadi alasan yang tepat, agar memfokuskan kalangan millennial sebagai target pasar untuk produk startup yang akan dimiliki.

Pendiri startup dari kalangan millennial memiliki ide dan inovasi cemerlang

Bukan hanya berpotensi untuk dijadikan target pasar, pendiri startup yang berasal dari kalangan millennial juga pada umumnya memiliki ide, inovasi dan wawasan digital yang lebih mendalam dibandingkan dengan generasi X atau baby boomer. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya startup yang dimiliki oleh pendiri dari kalangan millennial yang telah meraih kesuksesan dalam usahanya seperti Evan Spiegel Pendiri Snapchat, Brian Chesky pendiri Airbnb dan tentunya Mark Zuckerberg pendiri Facebook.

Bedakan kalangan millennial dengan generasi sebelumnya

Menjadi hal yang penting untuk startup agar bisa membedakan layanan dan pendekatan yang diberikan ketika pada akhirnya memutuskan untuk melayani berbagai kalangan dan bukan generasi millennial saja. Dengan demikian produk bisa lebih tepat sasaran dan tentunya berfungsi dengan baik untuk semua.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengalaman yang dimiliki oleh Sue McGill selama berkecimpung dalam dunia startup adalah, startup yang menargetkan kalangan millennial bakal menuai lebih banyak keuntungan. Di sisi lain, startup yang masuk dalam sektor kesehatan dan farmasi berbasis teknologi, diprediksi juga bisa memiliki potensi yang cerah.