Intel Euclid Adalah Komputer Mini untuk Pengembangan Robot

Semua orang tahu kalau mengembangkan robot untuk sulit, tapi Intel ingin membantu mempermudahnya lewat sebuah komputer mini bernama Euclid. Premis sederhananya adalah, selama ada Euclid, Anda tinggal menyiapkan bodi sang robot saja.

Euclid mengemas sebagian besar sensor yang Anda butuhkan untuk membuat sebuah robot; mulai dari motion sensor, ambient light sensor, proximity sensor, kompas digital, accelerometer dan gyroscope. Tak hanya itu saja, sejumlah environmental sensor pun turut hadir sehingga Euclid bisa mendeteksi ketinggian, kelembapan dan suhu area sekitarnya.

Semua ini, dipadukan dengan prosesor quad-core Intel Atom x7-8700, RAM 4 GB dan storage sebesar 32 GB, menjadikan Euclid ideal untuk mengambil peran sebagai otak suatu robot. Namun ternyata bukan cuma otak saja, melainkan juga mata, berkat kehadiran kamera 3D RealSense ZR300.

Dengan Euclid, Anda sebenarnya tinggal menyiapkan bodi sang robot saja / Intel
Dengan Euclid, Anda sebenarnya tinggal menyiapkan bodi sang robot saja / Intel

Konektivitasnya sendiri mencakup Wi-Fi, Bluetooth 4.0, USB 3.0, micro USB dan micro HDMI, yang berarti ia bisa disambungkan ke layar terlebih dulu selagi Anda mempersiapkan semuanya. Intel pun tak lupa akan aspek portabilitas dengan menanamkan baterai rechargeable berkapasitas 2.000 mAh.

Bagi yang masih bingung manfaat Euclid ini sebenarnya apa, Anda bisa menganggapnya sebagai Intel Compute Stick yang sadar akan kondisi di sekitarnya. Sistem operasi Ubuntu 16.04, dengan ROS (Robot Operating System) dan dukungan RealSense yang sudah preinstalled membuatnya langsung bisa digunakan begitu dikeluarkan dari dalam boks.

Pertama diumumkan tahun lalu, Intel Euclid saat ini sudah bisa dipesan langsung dari situs Intel seharga $399. Anda mungkin bisa mendapatkan semua komponen esensial robot dengan modal yang lebih sedikit, tapi soal kepraktisan Euclid masih menang telak.

Sumber: The Verge dan Liliputing.

Intel Sedang Garap Headset Augmented Reality?

Hampir semua orang sudah memahami cara kerja augmented reality, namun tahukah Anda, perkembangan AR didorong dari kecanduan kita pada perangkat bergerak. Di tahun depan, pemasukan dari app augmented reality diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar. Tak heran jika perusahaan-perusahaan ternama mulai menyeriusi bidang ini dan tak ragu melakukan investasi besar-besaran.

Setelah Google dan Microsoft, satu lagi nama raksasa dkabarkan turut ambil bagian di sana. Berdasarkan sumber anonim Wall Street Journal, Intel dilaporkan sedang mengembangkan headset augmented reality berbasis RealSense. Menurut narasumber, inilah teknologi yang membedakan perangkat mereka dari device-device kompetitor. Intel kemungkinan besar akan menawarkan desain ke produsen third-party, dan tidak memasarkannya secara langsung.

Intel memang diketahui pelan-pelan melangkah ke ranah augmented serta virtual reality dengan sejumlah akuisisi. Mereka sudah membeli setidaknya lima perusahaan, terakhir ialah Recon Instruments di bulan Juni 2015. Tim asal Vancouver tersebut terkenal dalam penyediaan goggle Recon Jet untuk pecinta olahraga – sebuah kacamata yang dapat memproyeksikan info jarak atau cuaca langsung ke ruang pandang pengguna.

Sebelumnya, Intel juga berkolaborasi dengan Daqri untuk meramu Smart Helmet: helm canggih khusus keperluan industri yang memberikan kita kemampuan melihat tembus pandang. Ia memanfaatkan sistem pembaca temperatur serta rangkaian sensor pendeteksi bidang 360 derajat. Berkat teknologi ini, Daqri menyajikan overlay informasi mengenai objek, misalnya diagram kabel, skematik rancangan, serta zona-zona yang butuh perbaikan.

Achin Bhowmik selaku general manager RealSense menolak memberi penjelasan lebih rinci, tetapi ia bilang bahwa Intel mempunyai tradisi dalam menciptakan perangkat purwarupa untuk komputer laptop, dan ‘mereka harus menggarapnya sendiri sebelum mencoba meyakinkan ekosistemnya’. Di bawah pimpinan CEO Brian Kranich, Intel turut mengeksplorasi fitness tracker, drone sampai perhiasan pintar.

Membahas tentang teknologi yang menjadi dasar device AR mereka, RealSense ditenagai prosesor Intel, terdiri atas kamera infrared, proyektor laser inframerah serta kamera full-HD. Ketika dikombinasikan, ia mampu membaca jarak dan melacak gerakan pengguna. Intel menyediakan dua solusi; yaitu kamera F200 jarak pendek untuk notebook dan PC all-in-one, serta kamera R200 jarak jauh buat tablet dan sejumlah perangkat 2-in-1.

Saya penasaran pendekatan dan fitur apa lagi yang Intel usung supaya headset AR mereka distingtif. Sayangnya, sumber WSJ tidak menyebutkan informasi terkait waktu pengenalan atau peluncuran device.

Berkat Teknologi Ini, Anda Bisa Bermain Sebagai Diri Sendiri Dalam Game Fallout 4

Anda mungkin sudah menghabiskan ratusan jam menjelajahi kota Boston paska perang nuklir dalam Fallout 4, tapi permainan itu terus memberikan kejutan, seolah-olah memiliki konten tidak terbatas. Mungkin itulah alasannya mengapa ia terpilih sebagai salah satu game terlaris di 2015. Menariknya lagi, ada teknologi yang berpotensi membuat permainan jadi jauh lebih istimewa.

Melalui fitur character creation komprehensif Fallout 4, tak sedikit gamer mencoba merancang tokoh utama agar mirip dengan wajah mereka. Kadang upaya tersebut menghabiskan banyak waktu, padahal permainan sama sekali belum dimulai. Di ajang CES 2016 minggu lalu, Intel memanfaatkan serangkaian device dan teknologi untuk menjawab rasa penasaran ‘bagaimana jika Anda bisa bermain sebagai diri sendiri dalam Fallout 4?’

Sangat keren, begitu menurut The Verge berdasarkan pengalaman mereka berkunjung ke booth Intel. Solusi dari Intel tersebut sangat praktis, dan cuma memerlukan proses selama beberapa menit. Tim asal Santa Clara itu menggunakan kombinasi teknologi RealSense di kamera tablet, app itSeez3D, program bernama Uraniom, dan tentu saja versi PC Fallout 4 dengan dukungan mod.

Pertama-tama, pengunjung diminta duduk di atas kursi, lalu staf Intel mulai melakukan pemindaian dengan tablet HP yang dibekali kamera Intel RealSense melalui aplikasi itSeez3D. RealSense mengusung teknik imaging 3-in-1 via kamera inframerah, proyektor laser infrared, serta kamera 1080p. Software itSeez3D sendiri dirancang buat menciptakan model 3D beresolusi tinggi suatu objek, untuk dicetak 3D printer.

Setelah prosedur pemindaian beres, model 3D tercipta di device mobile. Anda dipersilakan memoles area-area scan yang kurang sempurna. Dari sini, data diunggah ke Uraniom – software unik buat mengubah hasil pemindaian jadi avatar video game (developer-nya juga ber-partnership dengan Intel dan itSeez3D). Di sana, pengguna bisa mengkustomisasi secara detail, misalnya menentukan tinggi badan atau warna rambut.

Dengan Uraniom, karakter dapat di-upload ke sejumlah permainan, misalnya FIFA, GTA V dan Skyrim. Tentu saja di demonstrasi, Intel menerapkannya ke Fallout 4 lewat modifikasi. Kualitas detailnya sangat tinggi, namun ia masih menyimpan satu kelemahan besar dibanding sistem character creation standard: wajah terpaku pada satu ekspresi saja.

Jadi bayangkan jika Anda menyeringai saat scan dilakukan, sang tokoh protagonis akan menyeringai hingga akhir hayatnya (atau sampai Anda menghapus file save Fallout 4 dari PC).

Sumber: The Next Web & IGN.

Intel Pamerkan Daqri, Helm yang Memungkinkan Pengguna Melihat Tembus Pandang

VR mungkin menjadi salah satu tajuk utama dalam Consumer Electronics Show 2016 minggu kemarin, namun ada kabar tak kalah menarik di arena pacu teknologi augmented reality. Di sana, Intel mengungkap sebuah device sangat unik, membawa perusahaan semikondutor terbesar di Bumi itu berhadapan dengan device AR kreasi Google dan Microsoft.

Di presentasi mereka, Intel memamerkan Daqri Smart Helmet, dan ada sejumlah alasan mengapa ia lebih istimewa dibanding HoloLens dan Google Glass. Pertama, tak seperti kedua headset AR itu, Daqri didesain untuk keperluan industri dan telah jauh melewati masa pematangan konsep. Lalu kapabilitasnya juga sangat canggih: Daqri memberikan kita kemampuan melihat menembus objek, atau istilahnya, X-ray vision.

Daqri Smart Helmet sendiri dikembangkan oleh tim asal Los Angeles. Intel bertanggung jawab dalam penyediaan chip M7 dan teknologi RealSense. Helm pintar unik itu turut didukung kapabilitas thermal imaging dan rangkaian sensor buat mendeteksi bidang 360 derajat. Dengan mengenakannya, pengguna dapat melihat isi sebuah benda secara real-time. Intel bilang, Daqri memiliki segunang potensi untuk merevolusi sektor industri.

Intel Daqri 01

Helm Daqri menyajikan overlay informasi terkait suatu objek, contohnya diagram kabel, skematik rancangan, suhu, serta zona-zona bermasalah yang butuh perbaikan. Kinerja komputasinya diklaim dua setengah kali lebih tinggi dari PC rata-rata, walaupun konsumsi listriknya lebih sedikit. Tim perancang menyebut Daqri sebagai wearable interface interaksi manusia-ke-mesin pertama di dunia, diramu buat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan keamanan.

Daqri didukung platform kelas enterprise 4D Studio. Selain scalable, 4D Studio mampu memvisualisasi segala jenis data. Melalui ARToolKit, developer third-party turut dipersilakan meramu app augmented reality yang kompatibel baik ke Linux, Mac maupun PC.

Intel Daqri 02

Bagian luar helm memanfaatkan material plastik, lalu di dalam diperkuat dengan struktur aluminium dan serat karbon komposit. Kombinasi semuanya memastikan Daqri tetap kuat (sesuai standar keselamatan industri) dan ringan saat dikenakan. Daqri menyimpan sistem Thermal Dissipator buat membuang panas, terintegrasi ke lampu indikator LED, memberikan notifikasi mengenai kondisi user (apakah terlalu panas, atau baterai menipis).

Intel dan tim Daqri belum mengumumkan harga helm pintar tersebut, tapi berdasarkan laporan The Guardian, ia sudah diuji coba oleh perusahaan-perusahaan ‘Fortune 100’; diaplikasikan ke bidang penerbangan, konstruksi, perminyakan serta gas. Daqri sudah mulai didistribusikan dan segera tersedia di triwulan pertama tahun ini.

Via CNET. Sumber: Daqri.