Ini Jadwal Pembaruan Android 12 untuk Zenfone 8 dan ROG Phone 5

Belum lama ini, ASUS telah meluncurkan Zenfone 8 di Indonesia. Keunikan yang ia miliki bila dibandingkan dengan smartphone flagship kompetitor ialah ukuran layarnya tidak begitu besar yakni Super AMOLED 5,9 inci 120Hz.

Hal itu berimbas pada dimensi yang jauh lebih ringkas, 148×68.5×8.9 mm dan bobot 169 gram. Walau begitu, chipset yang dipakai tetap paling mutakhir dari Qualcomm yaitu Snapdragon 888.

Untuk model dasar Zenfone 8 dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB, harganya cuma Rp7.999.000. Opsi satunya lagi dibanderol Rp11.999.000, tetapi dengan RAM mencapai 16GB dan penyimpanan internal 256GB.

Saat dirilis, Zenfone 8 masih menjalankan ZenUI 8 yang berbasis Android 11. Kini ia telah dipastikan akan menjadi smartphone ASUS pertama yang akan mendapatkan pembaruan stabil Android 12.

Rencananya pembaruan akan diluncurkan pada bulan Desember mendatang. Bersama Zenfone 8 Flip dan untuk Zenfone 7 akan mendapatkan Android 12 pada H1 2022 atau antara Januari hingga Juni 2022.

Bagaimana dengan smartphone gaming ASUS? ROG Phone 5 dan 5s, rencananya bakal kebagian Android 12 pada Q1 2022 atau sekitar bulan Januari sampai Maret. Lalu, untuk ROG Phone 3 akan sampai pada H1 2022.

ASUS mengatakan bahwa pembaruan stabil akan mewarisi perubahan fungsional utama yang diperkenalkan dalam versi resmi Android 12, termasuk fitur baterai dan manajemen kinerja. Juga akan hadir dengan fitur khusus ZenUI yang memberikan navigasi lebih mudah, panel kontrol yang disederhanakan, peningkatan visibilitas untuk kontrol yang lebih baik, dan lebih banyak opsi penyesuaian.

Sumber: GSMArena

[Hands On] ASUS ROG 3 Phone: Kencang pada Kesan Pertama

Tahun 2020 merupakan masa di mana ASUS ROG Phone 2 memiliki penerusnya. Dan benar saja, ASUS meluncurkan smartphone gaming ROG Phone 3 pada tanggal 24 September 2020. Acaranya sendiri dilaksanakan langsung secara streaming melalui kanal resmi Youtube mereka.

ASUS ROG 3 Hands On - Phone

DailySocial tentu saja telah menerima perangkat yang satu ini. Hanya saja, saya telat menerima paket berisi RoG 3 tersebut dikarenakan adanya kendala teknis. Jadinya, saya tidak bisa langsung melakukan review pada perangkat yang satu ini. Namun, tidak ada salahnya untuk melakukan hands-on agar bisa sedikit memuaskan para pembaca DailySocial.

Kesan pertama pada saat membuka paket penjualannya adalah desain depan yang mirip dengan RoG Phone 2. Satu-satunya yang membedakan antara keduanya pada bagian depan adalah garis berwarna oranye yang ada pada speaker di RoG 2. Posisi kamera, tombol volume, port double USB-C di samping kiri pun sama. Namun, tidak ditemukan adanya port audio pada RoG 3.

ASUS ROG 3 Hands On - Belakang

Hal ini membuat para gamers yang memiliki smartphone RoG 3 nantinya harus menggunakan konverter bawaan dari USB-C ke audio. Selain itu, beberapa TWS yang telah beredar di pasar Indonesia juga sudah memiliki latensi yang kecil sehingga bisa digunakan untuk bermain game.

Saya pun membongkar isi kotak paket penjualan dari ASUS ROG Phone 3. Didalamnya ditemukan kabel charger USB-C, konverter dari USB-C ke audio port, dan kepala charger itu sendiri. ASUS memberikan charger 30 watt pada paket penjualannya yang berarti nantinya ASUS RoG Phone 3 bisa diisi ulang dengan cepat, mengingat baterainya memiliki kapasitas 6000 mAh.

ASUS ROG 3 Hands On - Unboxing

Saya pun langsung “bermain-main” dengan perangkat yang satu ini. Sepertinya, ASUS memang tidak memiliki rencana untuk membuat pengalaman bernavigasi pada RoG 3 berbeda dengan RoG 2. Karena yang saya rasakan pengalaman menggunakannya sangat mirip antara keduanya. Hanya saja, bagi mata yang cukup terlatih akan terasa bedanya antara 120 Hz dengan 144 Hz saat menggeser homescreen-nya.

ASUS selalu menggunakan sensor buatan Sony pada perangkat premium-nya. Tentu saja, RoG 3 juga menggunakan sensor buatan Sony dengan IMX 686 yang baru. Dengan resolusi 64 MP dan memiliki teknologi quad bayer tentu saja kameranya memiliki hasil terbaik pada resolusi 16 MP. Hasilnya juga tidak mengecewakan pada saat percobaan pertama.

ASUS ROG 3 Hands On - Kamera

Kamera selfie pada smartphone ini memiliki resolusi 24 MP. Saya memprediksi bahwa kamera depannya juga menggunakan teknologi quad bayer sehingga hasil terbaik ada pada resolusi 8 MP. Dan hasil gambar selfie pada resolusi tersebut membuahkan hasil yang tajam.

ASUS ROG 3 Hands On - Selfie

Saya pun mencoba melihat apa yang ada dalam aplikasi Armory Crate yang baru. Animasi barunya membuat pengguna RoG 2 merasa iri dan ingin mengganti ke RoG 3. Semoga saja ASUS bakal membuat RoG 2 terasa seperti RoG 3 pada firmware berikutnya.

Saya melihat pada daftar game yang ada dan ternyata ada sebuah game yang saya suka pada daftar tersebut. Game tersebut adalah Real Racing 3 yang sudah memiliki umur cukup panjang untuk ada pada platform Android. Ternyata, saat ini Real Racing 3 sudah mendukung 144 fps. Dan benar, game ini cukup nyaman di mata saat dimainkan.

Saya pun iseng ingin mengetahui seberapa kencang perangkat yang satu ini. Karena RoG 3 merupakan smartphone dengan Qualcomm Snapdragon 865 plus pertama yang saya pegang, tentu saja saya langsung melakukan sebuah benchmark dengan Antutu. Hasilnya pun juga mengejutkan karena angka 620.000 muncul saat pengujian pertama.

ASUS ROG 3 Hands On - Antutu

Saya juga akan melakukan pengujian lebih dalam lagi pada smartphone yang satu ini. Oleh karena itu, yuk kita tunggu saja review dari ASUS RoG Phone 3 hanya di DailySocial.id.

Akankah Trigger Ultrasonik Menjadi Tren Baru di Ranah Smartphone Gaming?

Lenovo meluncurkan smartphone gaming perdananya pada tanggal 23 Juli kemarin, kebetulan sama persis dengan hari diluncurkannya Asus ROG Phone 3. Namun ternyata kesamaan kedua ponsel tersebut lebih dari sebatas jadwal pengumumannya saja.

Keduanya sama-sama ditenagai chipset Snapdragon 865+, sama-sama mengemas RAM 16 GB pada salah satu variannya, sama-sama mengusung layar 144 Hz, dan sama-sama dilengkapi kamera utama 64 megapixel. Terkait fitur yang spesifik untuk kebutuhan gaming, keduanya juga dibekali dengan sepasang tombol trigger ultrasonik di sisi kanannya.

Asus menamainya AirTrigger, sedangkan Lenovo menjulukinya Y Trigger. Meski namanya berbeda, teknologi yang digunakan sebenarnya sama-sama datang dari sebuah startup bernama Sentons. Sentons menamai teknologi ini dengan istilah Software-Defined Surfaces (SDS), dan mereka tidak berhenti mematangkannya semenjak teknologi tersebut pertama dipakai di ROG Phone generasi pertama.

Prinsip kerja teknologi SDS sebenarnya cukup simpel. Berbekal sensor ultrasonik dan chip khusus, beragam jenis permukaan pada perangkat dapat diubah menjadi kontrol sentuh, tidak peduli bahan permukaannya terbuat dari apa. Pada Legion Phone Duel dan ROG Phone 3, teknologi SDS yang dijadikan basis adalah generasi terbaru yang Sentons juluki SDS GamingBar.

Lenovo Legion Phone Duel / Lenovo
Lenovo Legion Phone Duel / Lenovo

Berbicara kepada VentureBeat, CEO Sentons, Jess Lee, mengklaim GamingBar sebagai versi yang lebih matang dan yang memiliki kinerja lebih baik daripada versi sebelumnya. Juga menjadi kelebihan utamanya adalah perihal kustomisasi; fungsi tombol trigger virtual ini dapat diprogram sesuai kebutuhan, jadi satu tap singkat dengan satu tap yang ditekan agak keras bisa diterjemahkan menjadi input yang berbeda.

Mengusap ke kiri atau kanan juga demikian, semuanya dapat disesuaikan dengan skenario penggunaan yang berbeda. Kustomisasi trigger virtual ini sebenarnya sudah ada di ROG Phone 2 tahun lalu dan terbukti memicu respon positif dari konsumen. Maka dari itu wajar apabila Lenovo kini memutuskan untuk mengimplementasikan fitur yang sama dengan bekerja sama dengan Sentons.

Dibandingkan tombol kapasitif biasa yang terdapat di smartphone gaming lain, tombol ultrasonik seperti ini jelas punya banyak kelebihan. Yang paling utama tentu saja adalah, keberadaannya sama sekali tidak berpengaruh terhadap estetika maupun ergonomi perangkat. Berhubung tidak ada tonjolan maupun ceruk pada salah satu sisi perangkat, konsumen semestinya dapat menggenggamnya secara lebih nyaman.

Apakah trigger ultrasonik ini ke depannya bakal menjadi standar di segmen smartphone gaming? Bisa jadi begitu. Asus sudah memulai trennya sejak dua tahun lalu, dan sekarang Lenovo pun ikut menyusul. Bukan tidak mungkin apabila ke depannya produsen smartphone gaming lain juga ikut mengadopsi teknologi Sentons ketimbang memakai panel kapasitif.

Sumber: VentureBeat.

ASUS Umumkan Smartphone Gaming ROG Phone 3, Didampingi Sejumlah Aksesori & Periferal Gaming Baru

ASUS akhirnya secara resmi mengumumkan smartphone gaming ROG Phone 3, lengkap dengan sejumlah aksesori modular yang semuanya baru. Meliputi Kunai 3 Gamepad, ROG Clip, ROG TwinView Dock 3, dan ROG Lighting Armor Case. Serta, periferal gaming baru termasuk wireless gaming keyboard ROG Falchion, headphone gaming ROG Cetra RGB, dan portable gaming monitor ROG Strix XG16.

Penerus ROG Phone 2 ini ditenagai chipset Snapdragon 865 Plus 5G, Mobile Platfrom garapan Qualcomm ini dibangun pada proses 7nm+ dengan CPU octa-core. Terdiri dari satu inti Kryo 585 dengan clock 3.1 GHz, tiga inti Kryo 585 2.42 GHz, dan empat inti Kryo 585 1.8 GHz, serta Adreno 650.

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-2

Bila dibandingkan dengan Snapdragon 865 versi standar, Snapdragon 865 Plus 5G pada ROG Phone 3 memberikan peningkatan graphic rendering 10 persen dan CPU yang lebih kuat 10 persen juga. Didukung RAM hingga 16GB, LPDDR5 yang 51 persen lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Serta, penyimpanan USF 3.1 hingga 512GB dan UFS 3.1 lebih cepat 15 persen dibanding UFS 3.0.

ASUS ROG Phone 3

Kalau dari tampilan, desain ROG Phone 3 tidak banyak berubah dibanding pendahulunya, tetap tampil futuristik dan sekaligus garang dengan logo ROG yang dilengkapi Aura RGB lighting. Perangkat ini punya port pengisian daya di samping, dual speaker menghadap ke depan, empat mikrofon, serta sistem kontrol AirTrigger 3 yang dapat diprogram dengan sensor touch ultrasonic dan motion sensor.

Sebagai smartphone yang dirancang untuk hardcore gamer, teknologi layar mendapat perhatian khusus. ROG Phone 3 mengemas layar AMOLED 6,59 inci beresolusi 1080×2340 piksel yang ultra-responsive dengan refresh rate 144 Hz/1 ms, touch-sampling rate 270Hz, touch latency 25ms, dan slide latency 18ms. Panel AMOLED ini mendukung HDR+ dengan akurasi warna Delta E<1 dan memiliki sertifikasi Low Blue Light (Hardware Solution) dan Flicker Reduced dari TÜV Rheinland.

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-5

Untuk kameranya, ROG Phone 3 datang dengan konfigurasi triple camera. Kamera utamanya menggunakan sensor IMX686 beresolusi 64MP f1.8 dan piksel berukuran 1,6µm. Bersama kamera 13MP dengan lensa ultra wide dan satu lagi 5MP dengan lensa macro. Sedangkan, kamera depannya 24MP.

Kapasitas baterai ROG Phone 3 6.000 mAh didukung teknologi fast charging HyperCharge adapter 30W. Baterai ini diklaim dapat bertahan untuk bermain PUBG selama 9,2 jam nonstop, 9,6 jam untuk Asphalt 9: Legends, atau 9,3 jam untuk Call of Duty: Mobile.

Sekarang bahas harganya, ASUS ROG Phone 3 dengan RAM 16GB dan penyimpanan 512GB akan dijual 1.099 Euro atau sekitar Rp18,5 jutaan. Lalu, versi RAM 12GB dan penyimpanan 512GB dibanderol 999 Euro atau Rp16,8 jutaan. Satu lagi, ASUS juga menyediakan versi hemat dari ROG Phone 3 dengan embel-embel Strix Edition. Datang dengan chipset Snapdragon 865, RAM 8GB dan 256GB yang dijual 799 Euro atau Rp13,5 juta.

Aksesori Modular dan Periferal Gaming

asus-umumkan-smartphone-gaming-rog-phone-3-6

ASUS melengkapi ROG Phone 3 dengan aksesori modular dan periferal gaming yang semuanya baru. Dimulai dari kipas eksternal AeroActive Cooler 3 untuk mendukung sistem pendingin, Kunai 3 Gamepad untuk menambahkan kontrol gamepad seperti konsol ke ROG Phone 3.

Lalu, yang cukup unik ada ROG Clip yang memungkinkan kita menghubungkan ke PlayStation 4, Google Stadia, atau controller Xbox untuk pengalaman bermain game yang lebih baik. TwinView Dock 3 memperluas area tampilan layar untuk memberikan gameplay dual-screen yang juga punya refresh rate yang sama 144 Hz. Kemudian untuk perlindungan ekstra, disediakan ROG Lighting Armor Case dan Neon Case.

Kemudian, ROG Cetra RGB adalah in-ear gaming headphone dengan koneksi USB Type-C dan mengunggulkan fitur active noise cancellation (ANC) lengkap dengan mode Ambient. Punya driver ASUS Essence 10mm yang dioptimalkan untuk audio gaming dengan bass yang kuat dan dilengkapi RGB lighting.

ROG Falchion adalah wireless mechanical keyboard dengan desain inovatif yang berukuran 65 persen lebih ringkas dari ukuran keyboard standar. Dilengkapi case cover serbaguna dan penel sentuh interaktif untuk mengatur volume, play dan pause musik, serta untuk memperbesar layar (zoom in dan zoom out).

Panel sentuh juga dapat diprogram sebagai tombol makro dan LED RGB di dalam panel sentuh menampilkan status baterai secara real time. Keyboard ini punya konektivitas 2,4 GHz dan masa pakai baterai hingga 400 jam.

Lanjut ke ROG Strix XG16, monitor gaming portabel berukuran 15,6 inci beresolusi 1080p dengan refresh rate 144 Hz dan baterai internal 7.800 mAh. Monitor ini dilengkapi dua port USB Type-C dan satu port Micro HDMI.

Bagian belakang terdapat smart kickstand yang dapat dibuka hingga 70 derajat dan bisa digunakan untuk menyangga dalam orientasi landscape atau potret. Di bawah kickstand dilengkapi desain mesh dengan pola cybertext yang menambah estetika futuristik.

Selain itu, ROG Strix XG16 kompatibel dengan ROG Tripod yang memungkinkan gamer memosisikan monitor di atas laptop untuk penggunaan dual screen. ASUS belum mengungkap harga untuk aksesori dan periferal gaming di atas.

Asus ROG Phone II Resmi Diumumkan, Bawa Peningkatan Signifikan di Balik Tampilan yang Kurang Lebih Sama

Asus ROG Phone yang dirilis tahun lalu membuktikan bahwa smartphone gaming bukan hanya sebatas gimmick dan untuk keperluan marketing saja. Tentu saja ini mendorong Asus untuk menggarap sekuelnya, dan kini ROG Phone II telah siap menyapa dunia.

Dilihat dari luar, ROG Phone II nyaris tidak berbeda dibanding pendahulunya. Asus masih mengandalkan rancangan yang sama, bahkan bezel atas dan bawah layarnya pun masih dipertahankan demi memberi ruang yang cukup untuk sepasang front-facing speaker. Kendati demikian, ROG Phone II masih mengusung sejumlah pembaruan yang signifikan.

Asus ROG Phone II

Kita mulai dari layarnya, yang kini berukuran 6,59 inci, dengan total resolusi 2340 x 1080 pixel pada panel AMOLED-nya. Resolusinya memang bisa dibilang tidak berubah, akan tetapi refresh rate-nya semakin ditingkatkan lagi dari 90 Hz menjadi 120 Hz, seakan tak mau kalah dari layar milik Razer Phone 2.

Bukan hanya itu, layar ini bahkan juga memiliki touch sampling rate sebesar 240 GHz, dan Asus pun tak segan menyebut touch latency-nya adalah yang paling rendah di antara ponsel-ponsel lainnya. Penambahan lain yang tak kelihatan secara kasat mata adalah integrasi sensor sidik jari di balik layar ROG Phone II.

Asus ROG Phone II

Di sektor performa, ROG Phone II patut berbangga menjadi smartphone pertama yang mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855 Plus, yang memang menawarkan peningkatan performa GPU sekaligus prosesor dibanding Snapdragon 855 standar. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin vapor chamber yang kembali menjadi andalan dalam memaksimalkan performa perangkat sepanjang waktu.

Mendampingi prosesor itu adalah RAM berkapasitas 12 GB beserta storage internal 512 GB. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa Asus berhasil membenamkan baterai berkapasitas 6.000 mAh ke dalam bodi ROG Phone II yang tebalnya masih di bawah 1 cm (9,78 mm tepatnya). Menurut Asus, ROG Phone II siap menemani sesi bermain PUBG hingga 7 jam nonstop dalam sekali pengisian, dan dalam posisi refresh rate layarnya diturunkan menjadi 60 Hz.

Sama seperti sebelumnya, ROG Phone II kembali menghadirkan sepasang port USB-C; satu di bawah, satu lagi di sisi kiri, yang bisa menjadi colokan alternatif saat ponsel sedang dipakai bermain dalam orientasi landscape. Port di bagian samping ini juga kembali menjadi penghubung antara ROG Phone II dan berbagai aksesori yang tersedia.

Asus ROG Phone II

Lanjut ke bagian kamera, ROG Phone II mengandalkan kamera utama 48 megapixel hasil kombinasi sensor Sony IMX586 dan lensa f/1.79. Saat memerlukan perspektif yang lebih luas, kamera keduanya dengan resolusi 13 megapixel dan field of view 125 derajat siap ditugaskan. Untuk para penggemar selfie, Asus telah menyematkan kamera 24 megapixel di sisi depan ROG Phone II.

Satu informasi yang belum disingkap Asus terkait ROG Phone II adalah banderol harganya. Namun semestinya harganya tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yang dimulai di angka $899. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan September mendatang.

Sumber: Asus.

[Review] Asus ROG Phone, Label Smartphone Gaming Bukan Isapan Jempol Belaka

Kemunculan smartphone gaming semakin marak, ada Razer Phone dan penerusnya Razer Phone 2, ZTE Nubia Red Magic, Xiaomi Black Shark dan penerusnya Black Shark Helo, serta Asus ROG Phone yang sangat membuat saya penasaran.

Sejalan dengan esports yang tengah naik daun di Indonesia, menjadi gamer profesional atau atlet esports kini tak lagi dipandang sebelah mata. Banyak juga turnamen yang mempertandingkan game mobile seperti Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile.

Akhirnya, kita punya satu yang secara resmi masuk Indonesia – ROG Phone. Awalnya saya masih bertanya-tanya, apakah kita benar-benar membutuhkan smartphone gaming. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa label “gaming” di sini hanya sebatas “untuk tujuan marketing“. Setelah menggunakan ROG Phone selama dua minggu, saya punya pendapat sendiri.

Harga & Spesifikasi

Review-Asus-ROG-Phone

Asus ROG Phone ini dibanderol Rp12.999.000 untuk varian RAM 8GB dan storage 128GB. Serta, Rp14.499.000 untuk varian RAM 8GB dan storage 512GB. Berikut spesifikasi utama dan review Asus ROG Phone selengkapnya.

  • OS Android 8.1 Oreo; ROG Gaming X UI
  • Layar AMOLED 6 inci Full HD+ (1080×2160 piksel), aspek rasio 18:9 (~402 ppi), Corning Gorilla Glass 6, 108.6% DCI-P3 color gamut, HDR, 90 Hz (1ms pixel response time)
  • Chipset Qualcomm Snapdragon 845
  • Memori 128/512 GB, 8 GB RAM
  • Kamera utama 12 MP, f/1.8, 24mm (wide), 1/2.55″, 1.4µm, 4-axis OIS, dual pixel PDAF
  • Kamera sekunder 8 MP, 12mm, no AF
  • Kamera depan 8 MP, f/2.0, 24mm (wide
  • Baterai 4.000 mAh

Smartphone Gaming vs Smartphone Flagship

Review-Asus-ROG-Phone

Lalu, apa yang membedakan smartphone gaming seperti ROG Phone dari smartphone flagship biasa? Karena smartphone yang diotaki oleh chipset yang sama, misalnya Snapdragon 845 – tentunya menyuguhkan performa yang identik sampai pada batas tertentu.

Tentu saja, aspek performa ini barulah satu dari banyak faktor. Sebut saja, mulai dari tampilan desain, layar dengan refresh rate lebih tinggi, penempatan speaker, sistem cooling, tool gaming, hingga dukungan aksesori.

Review-Asus-ROG-Phone

Target pasarnya juga pasti berbeda, smartphone seri flagship adalah versi tertinggi, di mana pabrikan ponsel mengerahkan semua teknologi miliknya untuk membuat smartphone terbaik dan menyasar pasar premium.

Sementara, smartphone seri gaming merupakan smartphone yang memang dirancang untuk memaksimalkan fungsi gaming dan menyasar para pecinta game mobile dan “hardcore gamer“. Nah, seberapa baik ROG Phone menghadirkan pengalaman dalam bermain game?

Sistem Cooling

Review-Asus-ROG-Phone

Beberapa aspek pada smartphone gaming ROG Phone memang dapat ditemukan di smartphone flagship normal. Sebut saja, chipset Snapdragon 845 dan sistem cooling untuk meredam panas selagi kita bermain dalam waktu yang cukup lama.

Pada ROG Phone, disebut GameCool Vapor-Chamber. Sistem pendingin ini menggunakan air raksa sebagai salah satu media pendingin. Cairan tersebut akan menguap saat prosesor memanas dan kembali menjadi cair ketika suhunya normal.

Asus juga melengkapi ROG Phone dengan aksesori kipas yang disebut AeroActive Cooler. Aksesori ini dapat dilepas pasang untuk pendingin tambahan, kecepatan kipasnya dapat diatur melalui Game Center.

Desain & Kelengkapan Atribut

Review-Asus-ROG-Phone

Kalau Anda diperhatikan, rasio screen-to-body di smartphone flagship terus meningkat. Para pabrikan ponsel seolah berlomba-lomba menghapus keberadaan bezel atau bingkai pada bagian layar. Kemunculan notch juga salah satu cara untuk menaikkan rasio screen-to-body.

Desain bezel-less tersebut memang membuat smartphone tampil semakin futuristik dan terlihat lebih menawan. Tapi mengorbankan aspek ergonomis, sehingga kurang nyaman dioperasikan dan digenggam lama-lama.

Sementara, desain smartphone gaming seperti ROG Phone dirancang agar memberikan handling yang nyaman. Asus masih menyisakan bezel yang cukup tebal di dahi dan dagu, untuk mengistirahatkan jempol saat bermain.

Review-Asus-ROG-Phone

Asus juga menempatkan speaker stereo dengan dua amplifier NXP 9874 terpisah yang sangat kencang menghadap ke depan di bezel atas dan bawah, sehingga keluaran suara tidak terhalangi oleh tangan. Dengan spesifikasi 24-bit/192KHz audio engine yang mendukung Hi-Res Audio files, New DTS:X 1.0, dan 7.1-channel surround-sound menggunakan earphone.

Kelengkapan atributnya juga lebih lengkap, selain tombol power dan volume di samping kanan – ROG Phone memiliki tiga port USB-C. Satu diletakkan di sisi bawah dan dua lainnya di samping kiri untuk menempatkan aksesori.

Review-Asus-ROG-Phone

Headphone jack audio 3.5mm tetap disediakan, letaknya di sisi bawah. Saat aksesori AeroActive Cooler dipasang, kita mendapatkan ekstra port USB-C dan headphone jack audio 3.5mm. Jadi, bisa charge smartphone dan menancapkan headphone tanpa mengganggu permainan.

Sementara, letak sensor pemindai sidiknya agak tinggi – butuh usaha ekstra untuk jari telunjuk menjangkaunya. Bentuknya juga biasa, tidak bulat melainkan memanjang ke samping. Meski terasa agak canggung, performa cukup cepat dan akurat.

Kalau soal tampilan, ROG Phone mengusung desain Tactical Knife yang terlihat unik dan keren. Di bagian belakang terdapat logo ROG yang memiliki lampu RGB, ukurannya cukup besar, dan sangat mencolok seperti yang ditemui di laptop gaming Asus ROG.

Review-Asus-ROG-Phone

Fitur ini disebut Aura RGB lighting, pengaturan lengkapnya ada di Game Center. Dapat menampilkan berbagai mode warna seperti static, breathing, strobing, dan color cycle. Kemudian kita bisa memilih warna suka-suka, tingkat kecerahan, dan kecepatannya.

Review-Asus-ROG-Phone

Logo ROG ini juga bisa digunakan sebagai LED notifikasi. Tak lupa, tulisan Republic of Gamers menegaskan brand gaming dari Asus. Aksen orange pada speaker ganda di bagian depan juga menambah kental nuansa gaming-nya.

Build quality ROG Phone juga sangat baik, dengan kerangka dari material logam, bagian muka berlapis Corning Gorilla Glass 6, dan Gorilla Glass 5 di bagian belakang.

Kontrol yang Presisi

Review-Asus-ROG-Phone

Fitur favorit saya di ROG Phone adalah AirTriggers, seolah smartphone ini memiliki tombol R1 dan L1 yang ada di bagian atas gamepad atau controller stick PlayStation.

AirTriggers ini menggunakan teknologi ultrasonic, dua sensor ditempatkan di sebelah kanan (atas dan bawah), satu lagi sebelah kiri (bawah). Posisi ini membuat kita nyaman saat bermain game di mode landscape.

Misalnya saat bermain game PUBG Mobile, saya mengatur sensor sebelah kiri untuk menembak dan sensor sebelah kanan untuk menggunakan scope. Jadi, saya bisa baku tempak sambil bergerak menghindari tembakan musuh dengan jempol kiri dan disaat yang sama dapat mengarahkan sasaran dengan jempol kanan, dan menembak dengan jari telunjuk kiri.

Review-Asus-ROG-Phone

Sensor ultrasonic-nya sangat responsif, kita hanya perlu menyentuh tanpa perlu menekan keras-keras. Ada feedback berupa getaran dan response time hanya 10ms, sehingga menyuguhkan kontrol yang presisi dan sensasi seperti bermain dengan controller di konsol.

Bicara tentang konsol, saya juga sempat membandingkan bermain game mobile yang hijrah ke konsol seperti Arena of Valor dan Fortnite di Nintendo Switch dan ROG Phone. Harus diakui, bahwa kedua game tersebut lebih seru dimainkan di smartphone. Tapi, kalau bicara kualitas game dan ekosistem secara keseluruhan, jelas bahwa game-game di Nintendo Switch lebih berkualitas.

Layar dengan Refresh Rate Tinggi

Review-Asus-ROG-Phone

Layar pada smartphone flagship Android memiliki kualitas yang menakjubkan, tapi kebanyakan hanya memiliki refresh rate 60Hz. Singkatnya, semakin cepat refresh rate, maka semakin banyak frame yang dapat di-render per detiknya, sehingga kualitas grafis yang ditampilkan semakin halus.

Layar AMOLED pada Asus ROG Phone ini memiliki angka refresh rate cukup tinggi hingga 90Hz dan response time 1ms. Ya, memang masih di bawah Razer Phone, Razer Phone 2, iPhone XR, dan iPhone XS Max yang memiliki refresh rate 120Hz.

Review-Asus-ROG-Phone

Selain itu, layar 6 inci dengan resolusi Full HD+ (1080×2160 piksel) dalam rasio 18:9 ini telah mendukung HDR, mencakup 108.6 persen dari color space DCI-P3, 145 persen sRGB color gamut, dan contrast ratio 100.000:1 untuk tampilan grafis yang memanjakan mata.

Pengaturan refresh rate ini bisa dijumpai di Settings > Display atau pada Game Profiles di Game Center. Beberapa game yang support 90Hz bahkan 120Hz yang sudah saya coba antara lain Injustice 2, Lineage 2: Revolution, Arena of Valor, dan Vainglory. Sedangkan, PUBG Mobile hanya mentok pada 60fps.

Baterai & Performa

Review-Asus-ROG-Phone

Asus ROG Phone menjalankan OS Android 8.1 Oreo, ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 845 Mobile Platform yang sedikit di-overclock pada 2.96GHz, disokong RAM 8GB, pilihan penyimpanan 128GB atau 512GB, dan baterai berkapasitas 4.000 mAh. Berikut hasil benchmark-nya:

Soal performa, tak perlu diragukan lagi. Asus juga menyediakan X-Mode untuk mengeluarkan performa optimal di ROG Phone. Kita dapat mengaktifkan X-Mode dengan meremas smartphone atau masuk melalui Game Center.

Saat kita mengoptimalkan semua fitur yang ada, tentunya konsumsi daya juga akan meningkat. Sudah sewajarnya, lagi pula ROG Phone sudah mendukung teknologi fast charging Quick Charge 4.0. Dengan menggunakan charger bawaan, maka fitur Asus HyperCharge akan aktif dan akan mempersingkat proses charging.

Game Center

Review-Asus-ROG-Phone

Seperti yang sudah saya singgung di atas, melalui Game Center kita bisa mengaktifkan X-Mode, mengatur AirTriggers, Fan speed (hanya bila aksesori AeroActive Cooler terpasang), dan Aura lighting. Kita juga bisa memonitor penggunaan RAM, storage, serta temperature CPU, GPU, dan sistem secara keseluruhan.

Review-Asus-ROG-Phone

Lebih jauh melalui fitur Game Genie, Asus telah menyediakan banyak sekali tool untuk menunjang pengalaman dalam bermain game. Dari mulai Game Profiles, sesuai namanya kita bisa mengatur profil tiap-tiap game seperti maximum CPU frequency dan refresh rate.

Review-Asus-ROG-Phone

Kemudian ada lock mode, di mana sistem navigasi dinonaktifkan sehingga tidak ada salah pencet tiba-tiba ke recent app ataupun ke homescreen saat bermain game. Lalu, ada no alerts untuk memblokir notifikasi, bahkan panggilan masuk.

Selanjutnya real-time info, di sini kita bisa melihat berapa persen CPU dan GPU bekerja, status baterai, temperature, dan kecepatan fps dari game yang sedang berjalan. Serta, lock brightness untuk mengunci kecerahan layar agar tidak berubah.

Review-Asus-ROG-Phone

Ada juga fitur record, untuk merekam video gameplay yang kita mainkan hingga resolusi Full HD. Rekaman tersebut tentunya bisa di-upload ke YouTube, Anda bisa langsung menyiarkan langsung ke YouTube dan Twitch.

Gear Wajib untuk (Calon) Atlet Esports?

Review-Asus-ROG-Phone

Fenomena esports tengah naik daun di Indonesia, para gamer kini berpeluang menjadi atlet esports. Baik dengan membentuk tim sendiri atau bergabung dengan tim esports profesional yang sudah ada. Banyak kompetisi yang mempertandingkan game mobile seperti Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile.

Kehadiran sebuah smartphone gaming seperti ROG Phone tentunya sangat penting untuk menunjang kepuasan bermain, tidak kompromi dengan kinerja, memiliki kontrol yang lebih presisi, dukungan aksesori, dan juga game tool.

Kalian juga harus tahu ini, ketiga game tersebut sebenarnya sudah cukup nyaman dimainkan pada smartphone kelas menengah dengan konfigurasi minimum seperti layar Full HD, chipset Snapdragon 636/660, dan RAM 3/4GB. Jadi, terlepas dari gear yang digunakan yang paling utama ialah mengembangkan “skill“.

Dual Camera

Review-Asus-ROG-Phone

Aspek kamera merupakan aspek penting pada smartphone flagship, tak terkecuali pada smartphone gaming seperti ROG Phone ini. Asus melengkapinya dengan sensor Sony IMX363 beresolusi 12-megapixel sebagai kamera utama, dengan lensa wide 24mm, ukuran sensor 1/2.55″, pixel 1.4µm, 4-axis OIS, dan dual pixel PDAF.

Sementara, kamera keduanya 8-megapixel dengan lensa wide 12mm yang menyuguhkan sudut pandang 120 derajat. Sedangkan, kamera depannya 8-megapixel (f/2.0, 24mm).

Review-Asus-ROG-Phone

Sebagai smartphone yang diotaki SoC Snapdragon 845, ROG Phone juga sudah mampu merekam video 4K pada 60 fps. Bayangkan, Anda bisa mengambil footage berkualitas tinggi dengan smartphone ini.

Berikut hasil foto dari Asus ROG Phone:

P_20190211_131144

Kamera depan
Kamera depan

Verdict

Review-Asus-ROG-Phone

Selain membuat smartphone, mungkin Anda lebih mengenal Asus sebagai produsen laptop atau desktop PC. ROG atau kepanjangan dari Republic of Gamers sendiri adalah brand gaming dari Asus, tak heran kehadiran ROG Phone disambut sorak gembira kalangan penggemar game.

Sebelumnya, saya juga melihat Asus mencoba membawa elemen seri laptop premium ZenBook ke smartphone Zenfone. Namun pada level premium, smartphone flagship dari Asus seperti Zenfone 5Z belum mampu sejajar dengan flagship dari Samsung, apalagi Apple.

Sekarang melalui sejumlah inovasi yang ada pada ROG Phone, menurut saya akhirnya Asus berhasil membuat smartphone premium yang levelnya sejajar dengan flagship Samsung dan Apple sekalipun. Buat saya, label “gaming” dan brand “ROG” di sini bukan sekedar untuk tujuan marketing.

Soal ekosistem game di platform mobile, memang masih jauh bila dibanding konsol dan PC. Semoga saja, ini hanya masalah waktu dan harusnya akan semakin banyak judul game berkualitas yang hadir di platform mobile.

Sparks

  • Desain sangar dengan logo RGB ROG
  • Kontrol tambahan AirTriggers
  • Layar dengan refresh rate 90 Hz
  • Dukungan aksesori lengkap

Slacks

  • Posisi fingerprint sensor terlalu ke atas dan bentuknya tidak biasa
  • Tanpa slot microSD