Akibat Pandemi Virus Corona, E3 2020 Resmi Dibatalkan

Baru saja Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa virus corona (COVID-19) telah masuk ke kategori pandemi. Pandemi ialah istilah yang sangat serius: itu artinya penyakit menyebar cepat di banyak negara dalam waktu singkat, dan upaya untuk menangkal penyebarannya gagal. Kita tahu, dampak virus corona dapat dirasakan di mana-mana. Satu contoh kecilnya, penyakit ini menyebabkan dibatalkan banyak acara teknologi dan gaming.

Perhelatan raksasa terakhir yang resmi dibatalkan akibat kekhawatiran penyebaran virus corona adalah E3 2020, ajang yang dianggap banyak orang sebagai pameran gaming tahunan terbesar dan paling bergengsi di Bumi. Kabar ini diumumkan oleh Entertainment Software Association sendiri selaku pihak penyelenggara. Itu berarti, ini pertama kalinya dalam sejarah Electronic Entertainment Expo tidak digelar akibat wabah sejak acara tersebut dilangsungkan dari tahun 1995.

Kepada sejumlah media, ESA memberikan pernyataan mereka, “Setelah melakukan diskusi serius dengan para mitra terkait keamanan dan kesehatan semua orang yang berpartisipasi di industri ini – mulai dari fans, staf, serta partner – dengan berat hati kami memutuskan untuk membatalkan E3 2020, tadinya dijadwalkan buat diadakan pada tanggal 9 sampai 11 Juni di Los Angeles.”

“Menindaklanjuti meningkatnya penyebaran dan kekhawatiran massal terhadap virus COVID-19, kami merasa pembatalan merupakan jalan keluar terbaik di tengah fenomena global yang belum pernah terjadi ini,” jelas ESA. “Kami sangat kecewa tidak bisa mengadakan E3 untuk para fans dan segala pihak yang mendukungnya. Tapi menakar dari data-data terbaru, bagi kami ini adalah keputusan terbaik.”

Selain itu, ESA menjanjikan pengembalian biaya kepada tiap partisipan yang sudah membayar secara penuh dan saat ini penyelanggara sedang berkoordinasi bersama para mitra dalam mempersiapkan acara online. Setelah semua itu beres, ESA akan mengalihkan perhatian mereka untuk mempersiapkan E3 2021.

Kabar baiknya, peniadaan E3 2020 tidak mengurangi semangat sejumlah perusahaan gaming ternama untuk melakukan pengumuman. Setidaknya sudah ada beberapa nama yang mengonfirmasi event digital, misalnya Microsoft, Ubisoft, Devolver Digital, distributor Limited Run Games, serta Nintendo (walaupun perusahaan Jepang ini belum memberi tahu rencana mereka secara spesifik).

Lewat Twitter, executive vice-president of gaming Microsoft Phil Spencer menekankan pentingnya E3 bagi brand Xbox dan mereka tak bisa mengabaikannya begitu saja. Sebagai alternatifnya, Microsoft berjanji untuk melangsungkan presentasi online. Jadwal lengkapnya akan diungkap ‘beberapa minggu lagi’. Saya menduga, ada banyak informasi terkait console next-gen yang sudah Microsoft siapkan.

Agenda serupa juga disingkap oleh Ubisoft. Walaupun pembatalan E3 2020 memang mengecewakan, namun bagi publisher, kesehatan harus tetap jadi prioritas. Satu-satunya cara agar mereka tetap dapat menyampaikan berita terkait konten-konten anyar ialah melalui event digital. Detail mengenai program tersebut akan segera menyusul.

Via Gamespot. Sumber: E3Expo.com.

 

Game Ini Bisa Membantu Melawan Penyebaran Virus Corona

Pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, provinsi Hubei Tiongkok, penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh virus corona (COVID-19) akhirnya tiba di Indonesia di awal bulan Maret. Sayangnya, konfirmasi Pemerintah malah disambut oleh kepanikan. Banyak orang kini menimbun bahan pangan, membuatnya jadi langka. Padahal panik ialah hal terakhir yang dibutuhkan masyarakat di tengah kondisi ini.

Antisipasi penyebaran penyakit COVID-19 kini menjadi prioritas Pemerintah dan berbagai organisasi kesehatan dunia. Meski solusi anti-virus sampai sekarang belum ditemukan, para peneliti terus berupaya melawan virus corona dengan berbagai cara, salah satunya lewat permainan multiplayer online seperti yang dilakukan oleh tim dari Universitas Washington ini. Mereka menamainya Foldit, dan game kabarnya berhasil menghimpun kurang lebih 200 ribu pemain.

IMG_04032020_124822_(1000_x_611_pixel)

Disajikan secara gratis, Foldit adalah game puzzle yang menantang pemain untuk melipat struktur protein sesempurna mungkin. Konsepnya sedikit menyerupai proyek Folding@home di PlayStation 3. Tapi ketika Folding@Home bersandar pada kekuatan komputasi console, Foldit diorientasikan pada solusi dari pemain. Menurut developer, kemampuan manusia dalam melipat rantai asam amino di bidang tiga dimensi tidak kalah – bahkan kadang lebih baik – dari komputer.

Tim dari Universitas Washington menjelaskan bahwa Foldit dirancang untuk membantu ekskplorasi di bidang biokimia yang dapat mendorong ditemukannya pengobatan suatu penyakit. Demi memastikan Foldit mudah dinikmati oleh orang awam, developer memangkas aspek yang terlalu teknis atau rumit; kemudian membekalinya bersama visual penuh warna dan musik gembira, serta menamai perkakas in-game dengan istilah-istilah lucu seperti ‘wiggle‘, ‘shake‘ dan ‘freeze‘.

Lewat update, Foldit menyuguhkan teka-teki baru untuk pemain: virus corona. Developer menantang pemain mendesain protein anti-virus buat menghalau spike protein SARS-CoV-2 berinteraksi dengan sel manusia. Tim menyampaikan bahwa di beberapa minggu terakhir ini, ilmuwan telah lebih memahami cara virus menginfeksi manusia. Jika kita dapat mendesain protein yang mampu mengikat spike protein virus corona, peneliti bisa memanfaatkannya untuk memblokir infeksi.

Selanjutnya, Ide-ide yang diajukan pemain akan dikumpulkan. Dan jika terlihat menjanjikan, desain tersebut akan dikirim serta diuji oleh Institute for Protein Design di Seattle. Walaupun gagasan ini terdengar prospektif, kreator Foldit juga mengingatkan bahwa proses untuk menanggulangi virus corona membutuhkan waktu. Dalam uji coba laboratorium, peneliti perlu memastikan molekul-molekul tersebut aman dan efektif menangkal SARS-CoV-2.

Foldit meluncur di tahun 2008 dan kontennya terus berkembang. Kemampuan visualisasi memang bisa membantu pemain dalam menyelesaikan puzzle, namun game pada dasarnya mudah dipelajari dan tidak menuntut keahlian khusus. Saat artikel ini ditulis, skor game tertinggi dipegang oleh pemain bernama toshiue dan grup Go Science.

Via Eurogamer.