Fokus Alibaba Cloud Hadirkan Teknologi Baru dan Berinvestasi di Asia

Sebagai salah satu penyedia layanan komputasi awan terbesar di Asia, Alibaba Cloud menegaskan komitmennya untuk fokus pada pasar Asia. Berdiri pada tahun 2019, Alibaba Cloud kini telah mendirikan data center di 14 region di Asia Pasifik, termasuk di dalamnya dua data center di Indonesia. Komitmen Alibaba Cloud yang diusung dengan tagline “In Asia For Asia” ditegaskan oleh President Alibaba Cloud Intelligence International Selina Yuan saat acara Alibaba Cloud Summit di Singapura akhir bulan Mei 2019 lalu.

Selain ingin berinvestasi lebih banyak di Aisa, Alibaba Cloud juga berharap bisa memperluas kolaborasi dengan mitra hingga menambah jumlah pelanggan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan kampanye dukungan layanan yang lebih baik, yang didesain untuk UKM. Keuntungan utama dari layanan dan dukungan yang lebih baik ini meliputi konsultasi pra penjualan langsung dan personal, 24/7 layanan teknis, tambahan layanan teknis secara gratis dan bantuan purna jual yang lebih cepat.

“Sebagai penyedia teknologi awan publik terbesar di Asia Pasifik, Alibaba Cloud kini mempercepat transformasi digital di kawasan ini dengan membangun infrastruktur komputasi awan kelas dunia dan berada di baris terdepan dalam pengembangan data intelijen. Kami berkomitmen penuh untuk memberikan kawasan Asia Pasifik ini layanan komputasi awan yang akan mendorong ekosistem teknologi yang terintegrasi dan berkelas dunia,” kata Selina.

Mendukung layanan e-commerce dan ritel

Salah satu prestasi yang diklaim perusahaan ialah mampu mendongkrak penjualan layanan e-commerce, di antaranya direalisasikan dalam kegiatan 11.11 dan 12.12 Shopping Festival. Dalam hal ini Alibaba Cloud mendukung 1,3 miliar kunjungan yang berpengaruh kepada penjualan. Dengan mengedepankan teknologi artificial intelligence (AI) pihaknya mengklaim mampu mendukung 350 juta percakapan, 1 miliar terjemahan bahasa dan 45,3 miliar rekomendasi produk dalam waktu 24 jam saat shopping festival berlangsung di November 2018 lalu.

Alibaba Cloud secara khusus menyediakan komputasi awan dan data intelijen mulai dari layanan e-commerce, logistik, pembayaran hingga hiburan dan perjalanan wisata untuk semua unit bisnis memanfaatkan ekosistem yang tersedia di Alibaba.

Teknologi dan inovasi lainnya yang juga dihadirkan oleh Alibaba Cloud adalah konsep Shoppertainment yang sebelumnya telah diaplikasikan oleh Lazada Indonesia, dengan memadukan hiburan yang ditayangkan secara LIVE melalui televisi. Lazada mengembangkan konsep Shoppertaiment yang menggabungkan shopping dan hiburan secara bersamaan melalui kemampuan live streaming di dalam aplikasi (in-app). Konsep ini sudah dipakai Alibaba melalui Tmall saat acara Single’s Day di 2016 dan Taobao.

Selain Shoppertainment, Lazada juga telah meluncurkan fitur Image Search hingga personalisasi untuk pengguna yang semua teknologinya dilakukan secara real-time. Konsepnya serupa dengan skenario “matchmaking” dalam waktu singkat, Lazada bisa memberikan rekomendasi produk berdasarkan pilihan dari pengguna. Untuk fitur Image Search sendiri sengaja dihadirkan oleh Lazada, setelah melakukan survei. Dari hasil tersebut terungkap, saat ini mulai banyak pengguna yang mencari rekomendasi berdasarkan gambar atau foto dibandingkan harus mengetik keyword melalui aplikasi.

Meluncurkan 10 produk dan fitur baru

Salah satu fitur baru Alibaba Cloud SaaS Accelerator / DailySocial
Salah satu fitur baru Alibaba Cloud SaaS Accelerator / DailySocial

Untuk memberikan kemudahan kepada klien, Alibaba Cloud meluncurkan lebih dari 10 produk dan fitur baru pada Alibaba Cloud Summit di Singapura. Produk dan fitur terbaru ini sebelumnya telah tersedia di Tiongkok dan untuk pertama kalinya dapat diakses para pebisnis di Asia Pasifik yang ingin menerapkan strategi “All in Cloud”. Meskipun sudah tersedia di semua negara, namun secara khusus pihak Alibaba Cloud menegaskan, fitur baru tersebut hanya akan diimplementasikan, jika klien atau pengguna membutuhkannya. Secara bertahap, semua fitur tersebut bakal tersedia di semua wilayah di Asia, termasuk tentunya Indonesia.

Beberapa fitur baru tersebut di antaranya adalah, PolarDB, Alibaba Log Service (SLS),Dukungan “Bring Your Own Key” (BYOK), Software Smart Access Gateway (SAG), Container Registry (ACR) Enterprise Edition, Container Service for Kubernetes (ACK) dan SaaS Accelerator. Untuk SaaS Accelerator merupakan program akselerator baru yang menghubungkan para mitra teknologi dengan ekosistem Alibaba.

Konsepnya adalah sebuah platform yang memungkinkan para mitra teknologi dapat dengan mudah membangun dan meluncurkan aplikasi SaaS dan meningkatkan cara bagaimana mengoperasikan bisnis dan teknologi yang sudah teruji di Alibaba.

Akselerator ini juga membantu penyedia SaaS untuk secara cepat menyebarkan dan menguji aplikasi mereka pada awan, memperpendek implementasi lifecycle, dan mengakselerasi time-to-market. Teknologi ini juga memungkinkan mitra ekosistem seperti perusahaan e-commerce, penginapan, dan industri perjalanan, untuk secara cepat menjangkau pelanggan mereka dalam platform Alibaba. Teknologi ini juga menegaskan tiga pusat ekosistem SaaS pusat komersial, pusat kapabilitas, dan pusat teknologi.

“Alibaba Cloud tidak hanya menyediakan infrastruktur yang menjadi tulang punggung keseluruhan perekonomian Alibaba dari e-commerce, pembayaran, logistik dan manajemen rantai pasokan adalah misi kami untuk memastikan inklusivitas, sehingga teknologi komputasi awan kami bisa diakses oleh perusahaan dari berbagai skala,” kata Selina.

Rayakan Hari Jadi Ke-7, Lazada Perkenalkan Konsep “Shoppertainment”

Lazada memperkenalkan konsep “shoppertainment” sebagai inovasi teknologi yang bakal dikembangkan tahun ini dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-7. Konsep ini memadukan ritel online dan hiburan melalui kemampuan live streaming di dalam aplikasi (in-app).

Teknologi ini disokong penuh Alibaba, sebagai induk Lazada, dengan harapan dapat menjadikan perusahaan sebagai platform e-commerce terdepan di regional. Konsep ini sudah dipakai Alibaba melalui Tmall saat acara Single’s Day di 2016 dan Taobao.

“Alibaba sangat mendukung kami dengan teknologi mereka untuk menjadikan kami sebagai [platform] e-commerce terdepan di Asia Tenggara. Kami akan lanjutkan inisiasi ini secara rutin sepanjang tahun,” terang Chief Business Officer Lazada Indonesia Pierre Beckers, Senin (18/3).

Dia berharap inovasi teknologi ini dapat menggiring engagement lebih tinggi. Konsumen dapat memberikan komentar, like, kirim emoticon, sama seperti berselancar di media sosial. Sebelumnya konsep shoppertainment pertama kali diuji coba dalam momen Online Revolution di tahun lalu.

Diklaim, meski tanpa data detail, perusahaan mendapat banyak respons yang positif dari konsumen, sehingga memicu perusahaan untuk mengembangkan lebih lanjut.

Perhelatan akbar Lazada yang akan digelar pada akhir Maret ini jadi debut unjuk kebolehan fitur dan teknologi teranyarnya. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah untuk perhelatan acara mengingat Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara.

Tayangan disiarkan secara langsung dan dapat disaksikan secara bersamaan di lima negara lain tempat Lazada beroperasi, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Selain “shoppertainment“, Lazada juga mengembangkan berbagai gamification yang dibalut dengan promo marketing untuk mendorong konsumen betah berlama-lama di aplikasi. Inisiasi ini sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Perjalanan Lazada di Indonesia

Lazada tergolong pionir di industri e-commerce Indonesia sejak 2012. Perusahaan ini juga menjadi salah satu pencetus gelaran tahunan Hari Belanja Online Nasional. Pada tahun yang sama, Lazada meluncurkan Lazada Express dan layanan logistik Cash on Delivery.

Setahun berikutnya perusahaan meluncurkan Lazada Marketplace untuk membuka kesempatan para UKM terjun ke bisnis online. Pada 2014, Lazada merilis layanan Fulfillment by Lazada (FBL) untuk mengakomodasi para pelaku usaha dan seller dalam hal logistik dan distribusi.

Tahun 2016 menandai masuknya Alibaba ke Lazada. Sejak saat itu, Alibaba disebut-sebut membawa inovasi dan teknologi e-commerce di Lazada ke level baru.

Di 2017, Lazada menghadirkan Lazada Club dan Lazada University untuk mewadahi komunitas seller untuk berbagi ilmu dan pelatihan gratis. Mereka juga meluncurkan aplikasi khusus seller untuk mempermudah pemasaran produk.

Tahun lalu, Lazada membuka channel online mall LazMall dan LazStar Academy yang merupakan hasil kolaborasi dengan Alibaba Business School.

Kemudian ada pula pencarian produk dengan foto untuk mempermudah pembelian barang. Dari sisi fintech, Lazada merilis e-wallet “Lazada Credit” hasil kolaborasi dengan Dana, sebagai alternatif metode pembayaran. Lazada Credit dapat di-top up dengan dengan maksimum nominal Rp2 juta.

Pihak Lazada enggan membeberkan terkait kinerja perusahaan, entah itu total seller yang bergabung atau jumlah konsumennya. Aplikasi Lazada sendiri secara global telah diunduh lebih dari 100 juta kali.

Application Information Will Show Up Here