T1 Kini Punya Tim PUBG Mobile, Bakal Berlaga di PMWL East

T1, organisasi esports asal Korea Selatan yang terkenal dengan tim League of Legends mereka, kini juga akan berlaga di turnamen PUBG Mobile. Mereka mengumumkan bahwa mereka baru saja menandatangani kontrak dengan seluruh anggota Xenon, yang terdiri dari Kim “Missile” Joon Soo, Beak “Yeonjun” Yeon Jun, “Sayden”, and Han “ZZP” Jeong.

Tim Xenon memenangkan PUBG Mobile Street Challenge Season 1 pada Maret lalu. Dengan begitu, mereka mendapatkan tiket untuk bertanding di PUBG Mobile World League (PMWL) East. Kini, mereka akan berlaga di turnamen tersebut di bawah nama T1.

Total hadiah dari PMWL mencapai US$850 ribu. Turnamen tersebut dibagi menjadi dua divisi, yaitu West dan East. Dari masing-masing divisi, akan terpilih 20 tim untuk bertanding di PMWL. Karena pandemi virus corona, turnamen tersebut masih akan diadakan secara online.

Di Indonesia, esports untuk mobile game memang tumbuh dengan pesat. Hal itu tidak aneh, mengingat Indonesia adalah negara mobile-first. Namun, secara global, esports untuk mobile game masih kalah populer dari esports untuk game PC, seperti Counter-Strike: Global Offensive atau Dota 2. PUBG Mobile merupakan salah satu mobile game yang cukup populer sebagai game esports.

Selain itu, PUBG Mobile memang merupakan game yang populer. Buktinya, per Desember 2019, game ini telah diunduh sebanyak 600 juta kali. Tidak hanya itu, pada Q2 2020, PUBG Mobile menjadi game yang paling banyak ditonton kedua setelah Valorant di Twitch. Selain T1, telah ada beberapa organisasi esports global ternama yang terjun ke scene esports PUBG Mobile, seperti FaZe Clan yang mengakuisisi tim Thailand dan Fnatic yang membeli tim India.

T1 didirikan pada 2003. Pada awalnya, mereka berlaga di turnamen esports Starcraft. Sekarang, T1 dikenal sebagai salah satu tim League of Legends terbaik di dunia. Mereka berhasil memenangkan League of Legends World Championship 3 kali, yaitu pada 2013, 2015, dan 2016. Selain League of Legends, mereka juga punya tim beberapa game lain, seperti Apex Legends, Dota 2, Fortnite, Hearthstone, PUBG, Super Smash Bros., dan Valorant.

Sumber header: Twitter

Tahun 2020, T1 Targetkan Buat Program Komersial

Pada Oktober 2019, SK Telecom T1 melakukan rebranding dan mengubah nama menjadi T1. Alasannya, karena SK Telecom memutuskan untuk membuat perusahaan joint venture bersama perusahaan telekomunikasi lain, Comcast. Dengan begitu, organisasi esports yang tadinya ada di bawah SK Telecom sepenuhnya, sekarang menjadi tanggung jawab perusahaan joint venture tersebut. Inven Global mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan CEO T1, Joe Marsh untuk membahas tentang perubahan yang terjadi setelah rebranding dan juga tujuan mereka ke depan.

“Perubahan nama dan logo adalah perubahan yang paling terlihat,” kata Marsh ketika ditanya tentang perubahan yang terjadi pada T1 setelah mereka melakukan rebranding. Dia mengatakan, jika mereka tetap menggunakan nama SK Telecom T1, mereka akan kesulitan untuk memperkenalkan diri mereka di luar Korea Selatan.

“Namun, tujuan kami bukanlah untuk mengubah organisasi, tapi melanjutkan dan memperbaiki apa yang sudah kami lakukan dan membuka kesempatan baru,” ungkap Marsh. Salah satu kesempatan baru yang dia maksud adalah program komersial untuk T1. “Sebelum SK Telecom dan Comcast membuat perusahaan joint venture, tim T1 hanyalah bagian dari divisi marketing SK Telecom, jadi mereka tidak perlu untuk mencari sponsor lain selain perusahaan telekomunikasi itu.”

SK Telecom T1. | Sumber: Riot via Dexerto
SK Telecom T1. | Sumber: Riot via Dexerto

Marsh memberikan contoh kolaborasi T1 dengan Nike pada minggu lalu. Kolaborasi tersebut tidak hanya memberikan modal ekstra untuk T1, tapi memungkinkan mereka untuk mendekatkan diri dengan perusahaan dan merek kelas dunia. “Membuat program komersial harus dilakukan jika sebuah organisasi ingin bisa mandiri. Dan ada banyak organisasi esports kelas dunia yang mulai melakukan hal itu,” ujarnya. “Kami telah memiliki pola pikir ini sejak kami memiliki Philadelphia Flyers di National Hockey League (NHL). Seiring dengan kenaikan gaji dan penanaman investasi di infrastruktur, seperti pembangunan markas baru kami, Anda akan memerlukan sumber pendanaan lain selain investor Anda.”

Selain itu, Marsh mengungkap, T1 juga akan mencari game esports lain yang tengah populer. “Mencari kesempatan yang sesuai, baik di Amerika Utara, Asia, dan Eropa, yang memungkinkan kami untuk membuat tim yang benar, itu yang kami lakukan,” ungkapnya. “Ekosistem mobile gaming, khususnya di Asia Tenggara, lebih besar dari konsol dan PC, jadi kami juga mencoba untuk mencari kesempatan di sini. Kami tidak ingin menjadi tim yang biasa saja. Kami ingin menang dan menjadi yang terbaik.”

Ketika ditanya tentang target T1 pada 2020, Marsch mengatakan bahwa mereka ingin terus memperbaiki diri mereka dan membuat para fans bangga. Dengan masuknya tim Comcast, termasuk Marsh, dia ingin ada perubahan dalam tubuh organisasi. Meskipun begitu, dia juga ingin memastikan bahwa tim esports tetap menjadi fokus utama mereka. Sementara untuk jangka panjang, salah satu tujuan T1 adalah membangun markas mereka sendiri. “Selain itu, meski T1 sangat populer di Korea Selatan dan Tiongkok, kami ingin melebarkan sayap kami dan memperkenalkan organisasi ini ke Amerika Utara, Eropa. Jadi, mencoba game esports lain adalah target kami yang lain,” dia berkata.

Joe Marsh, CEO T1. | Sumber: Inven Global
Joe Marsh, CEO T1. | Sumber: Inven Global

Selain itu, T1 juga berencana untuk bereksperimen di ranah lain selain gaming, terutama karena dua perusahaan induk mereka — SK Telecom dan Comcast — merupakan perusahaan media dan teknologi. “Kami tidak ingin menjadi organisasi yang mengikuti tren, tapi menjadi organisasi yang pertama melakukan sesuatu yang baru,” ujar Marsh. Dia mengaku tidak sabar untuk melihat kerja sama T1 dengan Riot Games, developer dan publisher dari game League of Legends.

Sebagai CEO T1, Marsh mengatakan bahwa fokus mereka tahun ini adalah untuk membuat pondasi dari rencana mereka di masa depan, mulai dari memindahkan tim-tim ke markas mereka yang baru dan menjalankan program latihan baru yang didesain oleh Nike.

“Kami akan membuat gym standar Nike di markas kami, sehingga para pemain profesional juga bisa melakukan olahraga fisik. Kami harap, ini tidak hanya akan membuat mereka menjadi lebih sehat, tapi membuat karir mereka menjadi lebih panjang,” aku Marsh. “Kami juga akan menyediakan chef untuk membuat makanan dengan nutrisi yang sesuai untuk para pemain. Kami harap kami bisa mengubah pandangan akan pemain profesional. Para pemain kami berkata, mereka biasanya tidur larut malam, jadi kami harap kami juga bisa membuat mereka memiliki gaya hidup yang lebih sehat.”

Sumber header: Twitter

Nike Sponsori Seluruh Tim T1, Termasuk Faker

T1 Entertainment & Sports mengumumkan kerja samanya dengan Nike. Melalui kerja sama ini, Nike akan menyediakan pakaian dan sepatu untuk semua pemain dan tim esports T1, Lee “Faker” Sang-hyeok, yang dianggap sebagai salah satu pemain League of Legends terbaik sepanjang masa. Selain itu, Nike juga akan membuat seragam untuk tim T1 dan merchandise berupa pakaian untuk para fans.

Tidak berhenti sampai di situ, Nike juga berencana untuk membangun tempat latihan di markas T1 yang terletak di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Nike juga akan membantu T1 dalam membuat program latihan untuk pemain T1. Tujuannya adalah untuk “meningkatkan kemampuan atletik pemain dan tim T1.”

“Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana program pelatihan Nike akan meningkatkan performa tim kami dan keseluruhan pemain T1,” kata Faker, dikutip dari Foot Wear News. “Menarik untuk melihat Nike mendukung ekosistem esports dan kami tidak sabar untuk mewakilkan Swoosh di pertandingan.”

Sementara itu, menurut laporan The Esports ObserverBrant Hirst, Marketing Director, Nike Korea berkata, “Kami tertarik untuk mempelajari lebih lanjut kaitan antara kesehatan fisik dengan performa gaming pemain. Atlet-atlet esports T1 memiliki kemampuan unik. Kami percaya, kami akan bisa meningkatkan kemampuan merkea dengan metode latihan yang sesuai.”

Nike pertama kali masuk ke ranah esports pada tahun lalu. Ketika itu, mereka bekerja sama dengan TJ Sports untuk mensponsori League of Legends Pro League (LPL) di Tiongkok. Sementara itu, T1 dulunya bernama SK Telecom. Nama organisasi esports itu berubah menjadi T1 setelah dua perusahaan telekomunikasi raksasa, SK Telecom dan Comcast memutuskan untuk bekerja sama membuat joint venture. Sejauh ini, T1 paling dikenal dengan tim League of Legends mereka. Tim tersebut telah memenangkan League of Legends World Championship sebanyak tiga kali, paling banyak jika dibandingkan dengan organisasi lain.

T1 Entertainment & Sports Umumkan Dua Sponsor Baru

T1 Entertainment & Sports (T1) mengumumkan bahwa KLEVV akan menjadi sponsor memori PC eksklusif mereka. Itu artinya, tim T1 yang berlaga di League of Legends, Dota 2, Player Unknown’s Battlegrounds, Fortnite, Hearthstone, dan Apex Legends akan menggunakan produk KLEVV seperti SSD, kartu microSD, USB, dan memori DDR4. Selain itu, merek KLEVV akan muncul di jersey dari semua anggota tim T1. Sponsorship ini akan berlangsung hingga Januari 2021.

T1 Entertainment & Sports (T1) merupakan hasil joint venture antara dua perusahaan telekomunikasi raksasa, SK Telecom asal Korea Selatan dan Comcast dari Amerika Serikat. Markas utama tim tersebut terletak di Seoul, Korea Selatan, meski mereka juga memiliki tim T1 West yang bermarksa di Los Angeles, Amerika Serikat. SK Telecom merupakan bagian dari SK Group. Sementara perusahaan induk KLEVV, Essencore, juga merupakan perusahaan di bawah SK Group.

Sebelum membuat joint venture dengan Comcast, SK Telecom telah memiliki tiga tim esports, yang bertanding di bawah nama SK Telecom T1. Tim League of Legends SK Telecom T1 dianggap sebagai salah satu tim League of Legends terbaik di dunia. Tim yang didirikan pada 2012 itu telah memenangkan tiga League of Legends World Championships dan lima gelar turnamen Major lainnya, termasuk LoL Mid-Season Invitationals pada 2016 dan 2017. Belum lama ini, tim T1 berhasil memenangkan League of Legends Champions Korea dan masuk ke babak perempat final dari World Championship.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

“Kami telah mendukung SK Telecom T1 sejak 2015 dan kami melihat, audiens muda menjadi semakin kenal kami berkat eratnya kerja sama antara kami,” kata KLEVV Head of Marketing, Jay Lee, dikutip dari The Esports Observer. “Kesempatan untuk menjadi rekan gaming memory resmi T1 adalah sesuatu yang kami tunggu-tunggu, dan kami juga akan terus mendukung T1 Entertainment & Sports dalam usaha mereka untuk mengukir berbagai prestasi di dunia esports.”

Selain KLEVV, T1 Entertainment & Sports juga memiliki sponsor lain, yaitu perusahaan pembuat kursi gaming, Secretlab. Sebagai sponsor kursi gaming, Secretlab akan menyediakan kursi gaming yang akan digunakan oleh semua anggota T1, baik saat latihan maupun saat bertanding. Selain itu, kursi dengan warna merah dan hitam dengan merek T1 ini juga akan dijual ke masyarakat luas. Lagardère Sports menjadi pihak perantara yang menjembatani T1 dengan kedua sponsor barunya, KLEVV dan Secretlab.

World Championship 2019 Playoffs: Korea Selatan Kembali Mendominasi Dunia Persilatan

Ajang kompetitif paling bergengsi untuk League of Legends (LoL) tahun ini, World Championship 2019, sudah memasuki babak Playoffs. Di babak terakhir ini, semua perwakilan dari Korea Selatan berhasil melaju ke babak perempat final berkat dominasi mereka di masing-masing grupnya.

Buat yang belum terlalu familiar dengan format turnamen dari World Championship, inilah alur kompetisi turnamen yang digelar mulai tanggal 2 Oktober – 10 November 2019.

Sebelum masuk ke World Championship 2019 ada babak kualifikasi yang disebut Play-In Groups. Babak ini ditujukan sebagai kualifikasi terakhir buat tim-tim yang masuk 2 kategori:

  1. Tim terbaik dari beberapa liga (berbasis wilayah) yang masih terhitung baru ataupun belum dapat menunjukkan prestasi di tingkat global seperti LJL (Jepang), LLA (Amerika Latin), OPL (Oceania alias Australia dan sekitarnya), LST (Asia Tenggara, kecuali Vietnam), TCL (Turki), dan LCL (Rusia).
  2. Tim-tim dari liga besar seperti LCK (Korea Selatan), LEC (Eropa, kecuali Rusia), LCS (Amerika Utara), LMS (Taiwan & Hong Kong), dan VCS (Vietnam) yang belum mampu langsung mendapatkan kursi ke Group Stage.

Dari 12 tim yang bertanding di Play-In, yang dibagi lagi jadi Play-In Round 1 dan Round 2, 4 tim terbaik berhak melaju ke babak Group Stage. DAMWON Gaming dari LCK juga harus mengikuti mulai dari babak ini karena 2 slot utama untuk LCK diberikan pada SK Telecom T1 dan Griffin.

Pasca kualifikasi tadi, babak Group Stage World Championship pun dimulai. Di bawah ini adalah hasil akhir dari pertempuran masing-masing grup:

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Dari hasil grup di atas, terbukti tim-tim Korea Selatan masih mendominasi dunia persilatan League of Legends. DAMWON Gaming, yang melaju dari babak Play-In sekalipun, hanya kalah satu kali di babak ini. Mereka bahkan mampu mengalahkan Invictus Gaming dari Tiongkok yang jadi juara World Championship 2018.

Di grup A, Griffin juga menorehkan catatan yang serupa. Mereka juga kalah satu kali dari 6 pertandingan. Meski memang, perjalanan Griffin mungkin bisa dibilang lebih mudah ketimbang DAMWON. Karena, G2 Esports (dari Eropa) juga mampu menorehkan prestasi yang sama persis.

SK Telecom T1 (SKT), yang merupakan tim dengan raihan prestasi terbaik sepanjang sejarah esports LoL (3x juara dunia), juga kembali menunjukkan keganasannya setelah sempat memble di tahun 2018.

Sepanjang sejarah esports LoL, Korea Selatan memang seringkali mendominasi ajang Worlds. Dari 8 kali World Championship digelar (sampai 2018), tim Korea Selatan jadi juara sebanyak 5 kali. Pertandingan final World Championship yang mempertandingkan 2 tim Korea Selatan juga terjadi 3x (2017, 2016, dan 2015). Dari sejarah tadi, hanya di 2018 saja Korea Selatan tidak berhasil mengirimkan wakilnya di pertandingan final sejak keikutsertaan mereka dari 2012.

Selain 3 tim dari Korsel, 3 tim dari Eropa (LEC) dan 2 tim dari Tiongkok (LPL) juga mengamankan kursi ke babak Playoffs. Perbandingan jumlah tim Eropa dan Tiongkok ini sedikit berbeda dari beberapa kali World Championship sebelumnya. Pasalnya, tim Tiongkok boleh dibilang kasta kedua setelah Korea Selatan di LoL. Mereka memang baru satu kali juara dunia namun sudah 3x tim Tiongkok melaju ke babak pamungkas. Tahun 2018, LPL juga berhasil mengirimkan 3 tim ke babak Playoffs.

Di sisi lain, regional Eropa sepertinya memang semakin baik dari waktu ke waktu. Sepanjang sejarah esports LoL, kawasan Eropa memang satu tingkat di atas tim-tim NA (Amerika Utara) yang lebih sering jadi tim ‘hore’ di ajang Worlds. Namun, baru tahun ini mereka berhasil mengirimkan 3 wakil ke babak Playoff — setidaknya menghitung Worlds yang sudah lengkap melibatkan 4 regional besar (Korea Selatan, Tiongkok, Eropa, dan Amerika Utara).

Sumber: LoLEsports
Sumber: LoLEsports

Jika melihat bracket di atas, ronde pertama pertandingan World Championship 2019 Playoffs (perempat final) jadi terlalu menarik untuk dilewatkan. IG, sang juara bertahan, harus berhadapan dengan salah satu wakil dari Korea Selatan. Fnatic sepertinya sedikit lebih beruntung karena bertemu FunPlus Phoenix yang terhitung baru. Namun hal ini juga berarti pertaruhan nama besar Fnatic sebagai salah satu tim Eropa yang paling sering lolos ke Worlds. Mereka hanya absen di 2016 dan 2012.

SKT juga beruntung dan seharusnya menang melawan Splyce, mengingat tim ini memang belum bisa dibilang satu level dengan Faker dan kawan-kawannya. Namun, menonton permainan SKT itu selalu menarik, siapapun lawannya. Apalagi kali ini Faker dan Khan bekerja sama dengan 3 pemain muda yang tak kalah hebatnya. Pertandingan terakhir di perempat final juga wajib ditonton. G2 yang berhasil merebut tahta dari Fnatic sebagai tim LoL terbaik di Eropa sejak beberapa tahun silam harus berhadapan dengan tim unggulan ketiga dari Korea Selatan. Pertandingan antara keduanya seperti pertaruhan gengsi dua wilayah terbaik dari barat dan timur.

Saya pribadi, berhubung memang fanatik dengan SKT dan LCK secara umum (mengingat Uzi dari RNG sudah gagal menembus Playoffs), tentu berharap mereka akan kembali membawa pulang piala paling bergengsi ini keempat kalinya.

Pertandingan perempat final Worlds akan digelar pada tanggal 26-27 Oktober 2019. Sedangkan kelanjutannya, babak semifinal akan dilaksanakan tanggal 2-3 November 2019 sebelum menuju ke babak pamungkas yang diadakan tanggal 10 November 2019.