Pemain Super Smash Bros., Leonardo “MkLeo” Lopez Perez Bergabung dengan T1

T1 baru saja menandatangani kontrak dengan Leonardo “MkLeo” Lopez Perez. Menurut Panda Global Rankings Ultimate, Perez adalah pemain Smash Ultimate terbaik saat ini. Perez bergabung dengan T1 beberapa hari setelah dia mengalahkan Enrique “Maister” Hernández Solís dan memenangkan Frostbite 2020. Sebelum menandantangani kontrak dengan T1, Perez merupakan bagian dari Echo Fox.

“Saya sangat senang karena MkLeo memutuskan untuk bergabung dengan T1. Dia akan memperkuat reputasi kami di Amerika Utara serta membuktikan komitmen T1 untuk masuk dalam komunitas fighting game,” kata CEO T1, Joe Marsh, menurut laporan ESPN. “Saya percaya, dia akan bisa meneruskan karirnya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa.”

Sebagai organisasi esports, T1 dikenal berkat tim League of Legends mereka, yang telah memenangkan turnamen League of Legends World Championship sebanyak tiga kali. Namun, mereka mulai menunjukkan ketertarikan untuk melebarkan sayap ke komunitas fighting game. Pada April 2019, T1 menandatangani kontrak dengan Jason “ANTi” Bates dan Larry “Larry Lurr” Holland, lapor Dot Esports. Sayangnya, Larry Lurr memutuskan untuk keluar pada Januari 2020. T1 kemudian mulai mencari pemain pengganti. Pilihan T1 jatuh pada MkLeo. Selain mewakili T1 dalam pertandingan Smash Ultimate, MkLeo juga akan membuat konten.

“Saya sangat senang untuk bermain dan membuat konten bersama T1. Saya akan terus berusaha untuk menembus batas meta di Ultimate dan memenangkan banyak turnamen,” kata MkLeo melalui akun Twitter resminya. “Terima kasih untuk kesempatan ini. Ini adalah awal dari perjalanan saya dengan keluarga baru saya, T1.”

MkLeo pertama kali memenangkan turnamen Super Smash Bros. di Wii U untuk kawasan Amerika pada Desember 2016. Sejak saat itu, dia menjadi salah satu pemain terbaik yang masih aktif. Dalam acara 2GGT: ZeRo Saga, MkLeo bahkan pernah mengalahkan Gonzalo “ZeRo” Barrios, yang dianggap sebagai pemain Smash terbaik di Wii U sepanjang masa.

Sejak ZeRo mengundurkan diri pada Januari 2018 dan peluncuran Super Smash Bros. Ultimate pada Desember 2018, MkLeo mendominasi scene esports Smash. Menurut laporan Inven Global, MkLeo pernah memenangkan EVO Japan 2018, CEO 2018, dan Super Smash Con 2018. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah memenangkan EVO 2019 dan membawa pulang US$21 ribu.

Prestasi MkLeo menunjukkan bahwa dia memang cocok untuk ada di T1, organisasi yang memang mengutamakan kemenangan. Jika T1 juga merekrut Dominique “SonicFox” McLean, tidak tertutup kemungkinan T1 akan mendominasi scene fighting game.

Sumber header: ONE Esports

Logitech G Bekerja Sama dengan T1 Entertainment & Sports

Logitech G telah mengumumkan kerja sama dengan T1 Entertainment & Sports. Logitech G menjadi sponsor resmi untuk gaming gear T1. Kerja sama ini menambah daftar partner Logitech G di esports. Di League of Legends, Logitech G sudah menjalin kerja sama dengan Royal Never Give Up, Team Solo Mid, G2 Esports dan Origen.

Kali ini, mereka memutuskan untuk mendukung organisasi esports yang sudah menjuarai World Championship tiga kali. T1 Entertainment & Sports adalah organisasi esports asal Korea Selatan, dikenal dari tim League of Legends  mereka yang bermain di League of Legends Champions Korea. Selain League of Legends, T1 memiliki beberapa divisi tim dari game lain seperti Dota 2, PUBG, Fortnite, Hearthstone, Super Smash Bros dan Apex Legends.

Sumber: Twitter T1 LoL
Sumber: Twitter T1 LoL

Brent Barry selaku Head of Esports dari Logitech G berkata seperti dikutip dari rilis, “Logitech G sangat bangga untuk bekerja sama dengan T1. Para atlet ini bukan hanya sudah menjadi legenda di negeri mereka sendiri, tetapi mereka juga bertanding di kompetisi tertinggi yang bertaraf dunia. Kami menjalin kerja sama yang berfokus pada peningkatan performa para atlet ini di banyak genre game dan platform. Juga terus mengembangkan teknologi untuk para gamers di seluruh dunia. Kami mengharapkan T1 menjadi perwakilan kami bukan hanya di Asia tetapi di dunia.”

Logitech G akan menyediakan mouse, keyboards, mousepads dan headsets untuk para pemain T1 di setiap divisi. Anda juga akan melihat logo Logitech G ditempatkan pada jersey pemain T1 dan juga di tempat latihan mereka.

Joe Marsh selaku CEO dari T1 berkomentar mengenai kerja sama ini, “Kami sangat gembira untuk bekerja sama dengan global brand seperti Logitech G. Investasi mereka di tim kami adalah bukti dari kerja keras dari pemain kami.”

 

Korea Selatan bisa dibilang adalah region yang paling maju industri esports-nya. Tetapi ketika Anda mengingat organisasi esports mana yang paling sukses di Korea Selatan, bisa dijamin SKT T1 akan ada di pikiran Anda. Kerja sama ini bisa dianggap tepat dilakukan oleh Logitech G untuk menguasai pasar Korea Selatan. Lee “Faker” Sang-hyeok sudah menjadi idola di Korea Selatan. Bahkan ia sudah beberapa kali tampil di acara televisi lokal bersama para bintang k-pop seperti Kim Heechul. Sesi live stream dirinya di Twitch juga berhasil menarik banyak penonton.

Vici Gaming Umumkan Kim “kkOma” Jeong-gyun Sebagai Head Coach

Mantan pelatih SKT T1 dengan tiga gelar Worlds Champion, dua gelar Mid-Season Invitational Champion dan delapan gelar juara League of Legends Champions Korea yaitu Kim “kkOma” Jeong-gyun diumumkan menjadi head coach Vici Gaming.

Sumber: DailyEsports
Sumber: Daily Esports

Melihat ke belakang, kkOma jadi pelatih di SKT T1 sejak tahun 2012 bukan karena tanpa alasan. Berdasarkan wawancaranya dengan InvenGlobal, kkOma sangat menyukai setiap hal yang ada di SKT T1. Dari fans, manajemen tim, dan organisasi, ia mencintainya semuanya. Sampai-sampai uang bukanlah segalanya. Selama melatih di SKT T1, banyak sekali tawaran dengan angka fantastis dari tim lain tetapi ia tidak bisa berpindah hati karena ia mencintai SKT T1.

Di awal tahun 2012, kkOma bermain di bawah naungan tim StarTale bersama legenda League of Legends Korea Selatan yaitu Ryu “Ryu” Sang-wook. Lalu pada bulan Desember 2012 ia dihubungi oleh pihak SK Telecom untuk mengajaknya bergabung. Ia mengatakan bahwa proses pemilihan dan ujian yang dihadapi oleh para calon pemain SK Telecom sangatlah keras. Tryouts pemain berjalan selama dua bulan, berisikan segala macam ujian yang harus dilalui pemain.

Sebagai pelatih kkOma terlihat keras, setidaknya itu yang kita lihat di depan kamera ketika livestream ataupun yang muncul di video. Pemainnya menyebutnya “ikat pinggang kkOma”, setiap kali timnya underperform, maka ikat pinggang kkOma akan muncul untuk menghukum mereka. Dengan tawaan, kkOma menjelaskan bahwa ia tidak selalu keras terhadap pemainnya. Ia menemukan keseimbangan di antara memberikan sosok pelatih kepada pemainnya dan memberikan mereka perhatian personal yang mereka butuhkan.

Sumber: exp.gg

Pada tahun pertamanya di 2013, kkOma dan timnya yang berisikan banyak pemain baru berhasil mengangkat trofi juara LCK dan Worlds 2013. SKT T1 K berhasil menjadi tim yang tidak pernah kalah sepanjang season di Champions Winter 2013-2014. Kesuksesan mereka berlanjut pada tahun 2014, mereka berhasil memenangkan All-star Paris 2014 walau tidak berhasil melaju ke Worlds 2014. Di tahun-tahun selanjutnya, SKT T1 tetap melanjutkan dominasi mereka di kancah dunia. Menjuarai Worlds 2015 setelah mengalahkan KOO Tigers di final dan menjadi tim pertama yang mendapatkan repeat winners setelah berhasil menjuarai Worlds 2016 mengalahkan Samsung Galaxy di grand final.

Kesulitan mulai dirasakan pada tahun 2017, SKT T1 dihentikan langkahnya di Worlds 2017 oleh Longzhu Gaming dan kalah 2-0 tanpa balas. SKT T1 mulai merombak rosternya setelah hasil yang buruk di tahun 2018. Tetapi kkOma tetap bertahan di posisi head coach. Sampai akhirnya SKT T1 mengumumkan perpisahannya dengan kkOma pada November kemarin.

Memulai Dari Bawah Di LPL

Perombakan yang terjadi di SKT T1 memang sudah diduga oleh khalayak banyak, melihat performa yang turun dari SKT T1 beberapa waktu ke belakang. Kekalahan saat melawan G2 Esports saat semifinal Worlds 2019 merupakan yang paling mencolok. Tetapi banyak yang tidak menyangka bahwa yang akan meninggalkan tim adalah kkOma. 7 tahun bersama SKT T1 dan ialah yang membina Lee “Faker” Sang-hyeok menjadi seorang midlaner yang ditakuti sekarang.

Sumber: Daily Esports

Walaupun sebagai seseorang yang memiliki catatan pengalaman yang luar biasa, tugas kkOma di LPL tidaklah muda. Pasalnya, Vici Gaming mendapatkan hasil sangat buruk di LPL 2019 ini. Vici Gaming berakhir pada urutan ke-15 dengan catatan dua kali menang dan 13 kali kalah. Ini membuatnya benar-benar memulai dari bawah. Tetapi dengan banyak pemain baru yang menandatangani kontrak dengan Vici Gaming dan kkOma sang pelatih bintang dari Korea Selatan, ini merupakan kesempatan baik bagi mereka untuk mencatat hasil baik di LPL Spring 2020 mendatang.