eFishery Berencana Luncurkan Tiga Produk Baru Tahun Ini

Setelah mengumumkan perolehan dana segar seri A senilai $4 juta (sekitar 58 miliar Rupiah) beberapa waktu yang lalu, eFishery meningkatkan produksi solusi berbasis Internet of Things (IoT), dalam bentuk smart feeder, hingga 300-500 alat per bulannya.

Pendanaan tersebut juga akan digunakan eFishery untuk menambah talenta baru di dalam perusahaan, termasuk engineer, produk, customer relation, marketing, dan sales. Langkah ini untuk mendukung target 2019 yang berharap meluncurkan tiga produk baru untuk petani.

“Masih fokus kepada petani, sekitar kuartal kedua 2019 kami akan meluncurkan produk baru kepada petani,” kata Chief of Product eFishery Krisna Aditya kepada DailySocial.

Tidak disebutkan lebih jauh produk apa saja yang akan dihadirkan pertengahan tahun 2019 mendatang, namun Krisna menegaskan masih ada hubungan dengan smart feeder yang menjadi touch point bagi petani.

eFishery ingin memperkaya aplikasi untuk petani, tidak sekedar sebagai pengatur smart feeder. Diisi dengan informasi yang relevan, diharapkan pengembangan aplikasi ini bisa menjadi “super app” yang bisa menghadirkan pilihan, seperti penyediaan kebutuhan pangan ikan untuk petani, informasi budidaya hingga penjualan ikan dan lainnya.

“Saya tidak bisa menyampaikan seperti apa tiga produk baru tersebut, namun secara garis besar tiga produk itu akan berhubungan dengan smart feeder, farm management, dan marketplace,” kata Krisna.

Menambah kemitraan

Setelah dengan Telkomsel, Pemprov Jawa Barat, dan pabrikan pangan ikan “Kampung Perikanan Digital” di Desa Losarang, Kabupaten Indramayu, tahun ini eFishery ingin menambah jumlah kemitraan dengan pihak yang relevan. Tujuan utamanya mendukung upaya petani meningkatkan produksi mereka memanfaatkan teknologi.

eFishery sendiri mengklaim cukup berhasil mengajak petani ikan untuk melek teknologi, dimulai dari smart feeder dan aplikasi pendukungnya. 

“Yang menarik adalah ketika kita bertemu langsung dengan petani. Banyak di antara mereka yang hanya menggunakan smartphone hanya untuk feeder saja. Ketika mereka mengetahui smartphone bisa digunakan untuk menonton YouTube misalnya, banyak para petani yang belajar lebih dalam soal budidaya ikan,” kata Krisna.

eFishery juga terus secara agresif mengembangkan teknologi. Salah satu contohnya adalah uji coba penggunaan teknologi 5G menggandeng Telkomsel sebagai pilot project untuk petani ikan di Jawa Barat.

Meskipun telah tersebar di seluruh Indonesia, hingga kini Jawa Barat masih menjadi kawasan paling banyak yang memberikan kontribusi kepada perusahaan. Kawasan timur Indonesia, khususnya di luar Sulawesi, masih kesulitan untuk dirangkul oleh eFishery, karena kendala logistik.

Sementara itu untuk kategori hewan yang dipelihara, hingga kini adalah lima jenis yang menjadi favorit, yaitu ikan mas, lele, patin, nila, dan udang.

“Untuk ikan lainnya akan mengikuti perkembangan yang ada. Kita juga mulai menambah kategori ikan bandeng, namun demikian jumlahnya hingga kini masih belum signifikan,” kata Krisna.

Application Information Will Show Up Here

eFishery Segera Hadirkan Teknologi IoT Smart Feeder untuk Tambak Udang

Produk Internet of Things (IoT) untuk penjadwalan pakan ikan eFishery saat ini tengah mempersiapkan platform baru untuk tambak udang. Kepada DailySocial, CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan rencananya teknologi Shrimp Smart Feeder akan diluncurkan akhir tahun 2017 mendatang.

Mekanisme dan fungsi Shrimp Smart Feeder eFishery tidak jauh berbeda dengan smart feeder yang diterapkan kepada ikan, yaitu memberi pakan secara otomatis, dapat diatur dengan smartphone, mencatat data pakan, dan terhubung ke internet.

Perbedaan lebih kepada desain mesinnya yang kini memiliki pelontar dengan radius lontaran 360 derajat (sebelumnya 90 derajat). Lontaran ini sesuai dengan kebutuhan tambak udang yang luasnya ratusan meter persegi. Dengan pelontar ini pakan tersebar lebih merata ke seluruh sisi kolam.

Feeder ini merupakan feeder yang kita modifikasi untuk bisa sesuai dengan model budidaya udang yang punya beberapa perbedaan dibandingkan budidaya ikan yang kita target sebelumnya. Perbedaannya terletak di modifikasi mesin dan aplikasi yang mengatur feeder,” kata Gibran.

Dari sisi aplikasi, pengaturan untuk pemberian pakan juga disesuaikan dengan kebutuhan petambak udang. eFishery memperkenalkan metode continuous feeding/frequent feeding ke tambak udang yang bisa meningkatkan pertumbuhan udang lebih cepat serta lebih efektif dalam penggunaan pakan. Metode ini adalah dengan menggunakan feeder untuk memberikan pakan belasan hingga puluhan kali dalam sehari atau bahkan 24 jam yang membuat udang makan lebih banyak tetapi pakan tidak boros.

“Metode ini tidak mungkin dilakukan sebelumnya karena keterbatasan petambak yang sulit untuk mengelilingi kolam puluhan kali setiap hari untuk memberi makan. Dengan feeder cukup di-setting dengan smartphone dan pakan akan diberikan secara otomatis,” kata Gibran.

Target eFishery hingga akhir tahun 2017

Sejak mendapatkan pendanaan Pra-Seri A dengan jumlah yang tidak disebutkan dari Aqua-Spark Belanda dan Ideosource pada tahun 2015 lalu, hingga kini eFishery belum mengumumkan penggalangan dana baru. Disinggung tentang adanya rencana fundraising  tahun 2017 ini, Gibran enggan memberikan informasinya. Namun demikian hingga akhir tahun 2017 masih banyak rencana dan target yang ingin diwujudkan eFishery.

“Di 2017 ini target kami memantapkan pasar kami di perikanan air tawar terutama di wilayah Jawa dan Lampung yang merupakan wilayah sentra ikan tawar Indonesia dengan komoditas seperti nila, lele, patin, gurame, dan ikan mas. Selain itu kami juga memiliki target untuk menguasai pasar tambak udang di wilayah Jawa, terutama Jawa Barat dan Jawa Timur,” tutup Gibran.

Application Information Will Show Up Here