Samsung Galaxy XCover Pro Buktikan Bahwa Smartphone Enterprise Tak Harus Buruk Rupa

Smartphone untuk kalangan pebisnis atau enterprise umumnya jauh dari kata menarik, akan tetapi Samsung baru-baru ini membuktikan sebaliknya. Perangkat bernama Samsung Galaxy XCover Pro berikut ini bisa menjadi salah satu contoh smartphone enterprise yang dieksekusi dengan baik.

Secara fisik, XCover Pro sengaja dirancang tahan banting agar siap dioperasikan di lapangan. Sasis ekstranya memastikan XCover Pro bisa selamat meski terjatuh dari ketinggian 1,5 meter, tidak ketinggalan pula ‘serbuan’ cuaca ekstrem. Sertifikasi MIL-STD 810G maupun IP68 yang diusungnya merupakan indikasi akan ketangguhannya secara menyeluruh.

Layar model hole-punch miliknya mempunyai bentang diagonal 6,3 inci dan resolusi 1080p. Yang istimewa, layar sentuh ini tetap dapat dioperasikan meski dalam kondisi basah, atau ketika pengguna sedang mengenakan sarung tangan. Lebih lanjut, XCover Pro turut mengemas sepasang tombol fisik yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, semisal untuk mengaktifkan fitur walkie talkie pada aplikasi Microsoft Teams.

Juga menarik adalah kemampuan XCover Pro untuk menjadi mesin point-of-sale (POS). Ini berarti pemilik usaha dapat memanfaatkannya untuk menerima pembayaran dari konsumen yang menggunakan kartu kredit, ponsel maupun smartwatch berbasis NFC. Urusan keamanan data, Samsung memastikan semuanya terjaga dengan baik berkat platform Knox rancangan mereka sendiri.

Secara teknis, XCover Pro mengemas spesifikasi macam ponsel kelas menengah: chipset octa-core Exynos 9611, RAM 4 GB, storage internal 64 GB (plus slot microSD), dan baterai 4.050 mAh yang bisa dilepas-pasang. Dua kamera belakangnya mengemas resolusi 25 megapixel dan 8 megapixel, sedangkan kamera depannya dengan sensor 13 megapixel.

Samsung berencana melepas Galaxy XCover Pro ke pasaran seharga $499 pada babak pertama tahun ini. Namun belum ada kepastian terkait negara mana saja yang bakal kebagian jatahnya.

Sumber: Samsung dan Engadget.

OPPO Reno3 Pro dan Reno3 Resmi Disingkap, Unggulkan 5G Tanpa Terlalu Menguras Baterai

Resmi sudah, OPPO baru saja meluncurkan dua ponsel 5G terbarunya, Reno3 Pro dan Reno3, di kampung halamannya. Keduanya sama-sama mengunggulkan konektivitas 5G terintegrasi (tanpa bergantung pada modem tambahan), yang berarti baterainya bisa tahan cukup lama.

Meski mengusung premis yang sama, keduanya rupanya menggunakan chipset dari pabrikan yang berbeda: Reno3 Pro dengan Snapdragon 765G, sedangkan Reno3 dengan MediaTek Dimensity 1000L. Keduanya sama-sama mengemas baterai berkapasitas 4.025 mAh.

OPPO Reno3 Pro / OPPO
OPPO Reno3 Pro / OPPO

Juga sama adalah dukungan teknologi fast charging VOOC 4.0 yang diyakini mampu mengisi baterai perangkat dari 0 ke 50% dalam waktu 20 menit saja, atau 0 ke 70% dalam 30 menit. OPPO tampaknya cukup percaya diri dengan ketahanan baterai Reno3 Pro sampai-sampai mereka menggunakan tagline “5G experience, 4G battery life”.

Reno3 Pro dan Reno3 sama-sama dibekali layar OLED 6,5 inci beresolusi 1080p yang mendukung refresh rate 90 Hz, lengkap dengan sensor sidik jari di baliknya. Layar ini disebut memiliki touch sampling rate sebesar 180 Hz demi semakin memuluskan sesi gaming, dan sudah mendukung 100% spektrum warna DCI-P3 serta HDR10+.

OPPO Reno3 / OPPO
OPPO Reno3 / OPPO

Masih soal layar, ada satu perbedaan kecil di antara keduanya, yakni letak kamera depan 32 megapixel-nya; Reno3 Pro dengan model hole-punch di ujung kiri atas, sedangkan Reno3 masih mengadopsi gaya waterdrop notch.

Bicara soal kamera, Reno3 Pro datang membawa empat kamera belakang: kamera utama 48 megapixel, ultra-wide 8 megapixel, telephoto 13 megapixel, dan monokrom 2 megapixel. Reno3 di sisi lain juga mengemas empat kamera belakang, dan perbedaannya hanya terletak pada kamera utamanya; 64 megapixel pada Reno3.

OPPO Reno3

Di Tiongkok, OPPO Reno3 Pro dan Reno3 bakal dipasarkan mulai Januari mendatang dalam sejumlah varian berdasarkan kapasitas RAM dan storage-nya. Berikut rinciannya:

  • Reno3 Pro 8GB/128GB 3.999 yuan (± Rp 8 juta)
  • Reno3 Pro 12GB/256GB 4.499 yuan (± Rp 9 juta)
  • Reno3 Pro Pantone 2020 8GB/128GB 4.199 yuan (± Rp 8,4 juta)
  • Reno3 8GB/128GB 3.399 yuan (± Rp 6,8 juta)
  • Reno3 12GB/128GB 3.699 yuan (± Rp 7,4 juta)

Sumber: GSM Arena.

Samsung Galaxy A71 dan A51 Warisi Sejumlah Fitur dari Kelas Flagship

2020 tinggal hitungan hari, dan Samsung memutuskan sudah waktunya mereka menyingkap lineup seri Galaxy A untuk tahun berikutnya. Dua model sekaligus baru saja mereka umumkan, yakni Galaxy A71 dan Galaxy A51, dan keduanya telah mewarisi sejumlah fitur milik kakak-kakaknya di segmen flagship.

Yang langsung kelihatan pertama kali adalah layar “Infinity-O” dengan lubang kamera persis di tengah atas seperti yang terdapat pada seri Galaxy Note 10. Memang terkesan sepele, akan tetapi perubahan kecil ini menurut saya membuat penampilannya jauh lebih enak dipandang ketimbang pendahulunya yang masih mengadopsi notch.

Layarnya sendiri merupakan panel Super AMOLED 6,7 inci beresolusi 1080p pada A71, sedangkan layar A51 lebih kecil di angka 6,5 inci meski resolusinya sama persis. Fitur lain yang A71 dan A51 warisi dari lineup flagship Samsung adalah sensor sidik jari di balik layar, akan tetapi belum diketahui apakah yang mengadopsi teknologi ultrasonik atau optik.

Samsung Galaxy A71 / Samsung
Samsung Galaxy A71 / Samsung

Dilansir PhoneArena, A71 dan A51 menghadirkan elemen unik dari segi desain, yakni penggunaan material yang Samsung sebut dengan istilah Glasstic. Tebakan Anda benar, Glasstic merupakan campuran antara kaca dan plastik, dan Samsung tampaknya berharap bisa mengawinkan kelebihan dari masing-masing material – premiumnya kaca bertemu dengan ringan dan ergonomisnya plastik.

Lanjut ke sektor kamera, baik A71 maupun A51 sama-sama mengemas empat kamera belakang, dam spesifikasinya pun identik terkecuali kamera utamanya: 64 megapixel f/1.8 pada A71, 48 megapixel f/2.0 pada A51. Tiga kamera sisanya sama persis pada A71 maupun A51, yakni ultra-wide 12 megapixel, macro 5 megapixel, dan depth sensor 5 megapixel; demikian pula kamera depannya dengan resolusi 32 megapixel dan lensa f/2.2.

Samsung Galaxy A51 / Samsung
Samsung Galaxy A51 / Samsung

Urusan performa, A71 lebih unggul berkat penggunaan chipset Snapdragon 730. Pilihan RAM yang tersedia adalah 6 GB atau 8 GB, sedangkan storage internalnya berkapasitas 128 GB, lengkap dengan slot microSD. Baterainya tergolong besar dengan kapasitas 4.500 mAh, dan dukungan fast charging 25 W pun telah tersedia.

A51 di sisi lain mengandalkan chipset Exynos 9611, pilihan RAM 4 GB, 6 GB atau 8 GB, serta storage internal 64 atau 128 GB, juga dengan slot microSD. Kapasitas baterainya sedikit lebih kecil di angka 4.000 mAh, demikian pula dukungan charging-nya yang cuma 15 W. Kedua perangkat sudah menjalankan sistem operasi One UI 2.0 yang berbasiskan Android 10.

Sejauh ini yang sudah punya jadwal rilis barulah Galaxy A51. Di Vietnam, A51 bakal dipasarkan mulai 27 Desember mendatang dengan harga setara Rp 4,85 juta, sedangkan Galaxy A71 masih belum punya kejelasan. Kendati demikian, info yang didapat PhoneArena menyebut A71 dibanderol $100 lebih mahal dari A51.

Sumber: PhoneArena dan Android Police.

Nokia 2.3 Ramaikan Pasar Smartphone Budget dengan Kapabilitas AI dan Daya Baterai 2 Hari

HMD Global baru saja merilis smartphone baru untuk segmen budget, Nokia 2.3. Secara fisik, ponsel ini tampak cukup elegan berkat desainnya yang minimalis. HMD pun tak lupa dengan aspek ergonomi, dan itu diwujudkan lewat panel belakang yang bertekstur. Yang cukup unik, ia mengemas satu tombol khusus untuk memanggil Google Assistant.

Seperti yang bisa kita lihat, bezel yang mengapit layarnya masih cukup lebar meski ia telah mengadopsi notch. Layarnya sendiri merupakan panel 6,2 inci dengan resolusi 720p. Tidak ada sensor sidik jari di balik layarnya, begitu juga di panel belakangnya. Sebagai gantinya, kamera depan 5 megapixel f/2.4 miliknya justru mendukung fitur face unlock.

Di belakang, Nokia 2.3 mengemas sepasang kamera: 13 megapixel f/2.2, didampingi depth sensor 2 megapixel demi mewujudkan fitur portrait mode. HMD turut membanggakan keterlibatan AI dalam memaksimalkan kinerja kameranya, baik dalam hal menjepret secara terus-menerus untuk mengabadikan aksi cepat maupun memotret di kondisi minim cahaya (night mode).

Nokia 2.3

Urusan spesifikasi, Nokia 2.3 mengandalkan chipset MediaTek Helio A22, lengkap dengan RAM 2 GB dan storage internal 32 GB (plus slot microSD). Kapasitas baterainya cukup masif di angka 4.000 mAh, dan HMD pun mengklaim batera ini bisa tahan sampai 2 hari pemakaian. Sayang sekali tidak ada dukungan fast charging di sini.

Seperti halnya lineup Nokia lain, Nokia 2.3 termasuk dalam program Android One, dan ini berarti ia dijamin bakal terus menerima update versi Android terbaru sampai dua tahun ke depan. Secara default, Nokia 2.3 juga sudah menjalankan Android 10, lengkap dengan fitur Dark Mode dan lain sebagainya.

Di dataran Eropa, Nokia 2.3 bakal dipasarkan mulai pertengahan Desember ini seharga 109 euro. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Cyan Green, Sand, dan Charcoal.

Sumber: GSM Arena dan HMD Global.

Motorola One Hyper Unggulkan Kamera Pop-up dan Kamera Belakang 64 Megapixel

Motorola cukup produktif menelurkan smartphone baru tahun ini, dari yang mengemas layar hole punch, yang mengusung karakteristik action cam, sampai yang hype-nya paling tinggi, yakni reinkarnasi RAZR V3 dengan layar tekuk. Tahun belum resmi berganti, Motorola rupanya juga belum mau berhenti.

Mereka baru saja mengungkap Motorola One Hyper, dan seperti yang bisa kita lihat, ini merupakan ponsel pertama mereka yang dibekali kamera depan tipe pop-up, membebaskan layarnya dari notch ataupun lubang kamera. Kamera selfie-nya pun cukup memikat dengan resolusi 32 megapixel.

Motorola One Hyper

Beralih ke belakang, pengguna bakal disambut oleh sepasang kamera. Kamera yang utama ditenagai sensor 64 megapixel dengan ukuran fisik cukup besar (1/1,7 inci), tidak ketinggalan juga lensa f/1.9 dan sistem laser autofocus. Sesuai tren, tentu saja kamera ini mendukung fitur Night Mode (Night Vision kalau dalam kamus Motorola).

Kamera yang kedua merupakan kamera ultra-wide dengan sudut pandang seluas 118° dan resolusi 8 megapixel. Urusan video, One Hyper siap merekam dalam resolusi 4K 30 fps atau 1080p 60 fps. Lalu di bawah kameranya, kita bisa melihat sensor sidik jari yang merangkap peran sebagai lampu indikator notifikasi.

Selain kamera, layar juga merupakan salah satu nilai jual utama One Hyper. Penggunaan kamera pop-up berhasil menyisakan bezel di bawah saja, akan tetapi sayangnya panel 6,5 inci yang digunakan adalah IPS LCD dengan resolusi 1080p, bukan AMOLED.

Motorola One Hyper

Performa One Hyper yang menjalankan sistem operasi Android 10 secara default ini ditunjang oleh chipset Snapdragon 675, RAM 4 GB serta kapasitas penyimpanan sebesar 128 GB, lengkap dengan slot microSD. Namanya sendiri berasal dari dukungan baterai 4.000 mAh-nya terhadap Hyper Charging, fitur fast charging dengan output sebesar 45 W. Namun lucunya, konsumen harus membeli charger secara terpisah agar dapat menikmatinya, sebab yang dibundel sebagai standar adalah charger 15 W biasa.

Di Amerika Serikat, Motorola One Hyper saat ini telah dipasarkan seharga $400. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Blue Ocean, Amber Red dan Fresh Orchid.

Sumber: GSM Arena.