Google Gandeng Enam Pabrikan Dalam Negeri untuk Produksi Chromebook Sendiri

Chromebook ada banyak variasinya, tapi karena sejumlah alasan, kategori produk ini tidak pernah sampai benar-benar populer di Indonesia. Alhasil, ketersediaannya di pasar lokal bisa dibilang sangat terbatas.

Kondisi ini pada akhirnya memicu Google untuk berinisiatif dan mengajak enam produsen elektronik dalam negeri untuk merakit Chromebook sendiri. Keenam produsen lokal yang dimaksud adalah Advan, Axioo, Evercoss, SPC, TSMID, dan Zyrex.

Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia, mengatakan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk komitmen mereka untuk membantu meningkatkan pendidikan di Indonesia secara luas. “Laptop yang terjangkau bagi pengajar dan pelajar telah menjadi pilar utama dalam upaya kami untuk memperluas akses pendidikan,” ujarnya dalam blog resmi Google Indonesia.

Diharapkan nantinya keenam produsen lokal tadi dapat memproduksi ratusan ribu laptop Chrome OS pada tahun 2022 yang tak hanya ditujukan untuk konsumsi dalam negeri, melainkan juga yang berpotensi menembus pasar ekspor. Lebih penting lagi, prosesnya diharapkan bisa melibatkan ribuan tenaga kerja lokal, khususnya mereka yang berasal dari sekolah kejuruan (SMK).

Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, melihat ini sebagai salah satu bentuk nyata link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia kerja, dan beliau berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi industri-industri lain untuk berkolaborasi dengan pendidikan vokasi ke depannya.

Tanggapan menarik lain disampaikan oleh Chandra Tansri selaku Direktur Advan, yang turut hadir pada acara online yang digelar oleh Google. Menurutnya, inisiatif ini juga dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk dalam negeri. Dari sisi produsen, mereka juga dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa kualitas produk lokal pun sebenarnya tidak kalah dibanding produk impor.

Chromebook memang bukan kategori produk teknologi baru yang patut mendapat sorotan, namun tidak bisa dipungkiri relevansinya terus meningkat semenjak pandemi memaksa kita semua untuk melangsungkan rutinitas secara online. Laporan yang dirilis Canalys pada bulan Mei kemarin menunjukkan pertumbuhan pasar Chromebook secara global sebesar 275% dibandingkan tahun 2020.

Sumber: Google. Gambar header: Depositphotos.com.

[Review] SPC Mobile L54 Optima, Smartphone FullView Display Rp800 Ribuan

Meski pasar ponsel di Indonesia diserbu smartphone, namun harus diketahui bahwa kepemilikan feature phone yang memakai jaringan 2G masih cukup besar di penjuru Tanah Air.

Ada jarak antara harga feature phone dan smartphone entry-level, celah itulah yang digarap oleh vendor ponsel lokal SPC Mobile. Mereka menargetkan para pengguna feature phone yang tinggal di daerah kota kedua untuk beralih ke smartphone.

Setelah merilis SPC L53 Selfie, SPC Mobile berupaya tetap konsisten meluncurkan smartphone baru dengan harga ekstra terjangkau – Rp800 ribuan yakni L54 Optima. Kali ini sudah dikemas dalam desain layar FullView aspek rasio 18:9 dan sudah mendukung konektivitas 4G tentunya.

Penasaran apa yang ditawarkan oleh smartphone Android buatan lokal ini? Berikut review SPC Mobile L54 Optima selengkapnya.

Unboxing SPC Mobile L54 Optima

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-18

Paket penjualan SPC L54 Optima sudah dibekali aksesori yang terbilang lengkap. Anda tak perlu lagi membeli screen protector karena sudah terpasang dan silicon case sebagai pelindung smartphone.

  • Unit SPC L54 Optima
  • Adapter charger 1A
  • Kabel data microUSB
  • Earphone
  • Silicon case
  • Screen protector
  • SIM Ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain SPC L54 Optima

SPC L54 Optima mengusung layar berukuran 5 inci dengan aspek rasio 18:9 dan sudah berlapis kaca lengkung 2.5D dipermukaan layarnya. Alhasil, smartphone ini tampil lumayan kece dan mungil dengan body yang agak memanjang tapi terasa terlalu sempit.

Meski membawa embel-embel layar ‘FullView‘, desain SPC L54 Optima justru masih mengadopsi ‘konsep lama’ dan berbodi tebal dengan material plastik. Di mana back cover dan baterainya bisa dilepas.

Imbasnya, kesan ‘jadul’ menjadi tak terelakkan tapi hal ini masih bisa dimaklumi mengingat device ini menyasar segmen low-end. Biarpun begitu, desain sederhana ini masih cukup ergonomis.

Lebih detail, pada bagian muka masih ditemui bezel samping, dahi, dan dagu yang cukup lebar. Di atas layar tersemat kamera depan 8-megapixel dan earpiece. Sementara bagian bawah layar terlihat kosong, tombol navigasi telah berpindah ke dalam layar.

Berbalik ke belakang terdapat kamera 8-megapixel ditemani LED flash dan speaker di pojok kanan bawah. Tombol power dan volume berada di sisi kanan, microphone di sisi bawah, kemudian port microUSB dan jack audio 3.5mm berada di sisi atas.

Untuk mengakses dua slot kartu seluler berbentuk nano SIM dan slot microSD yang bisa menampung hingga 32GB, kita harus membuka back cover.

Layar FullView 5 Inci

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-17

Layar FullView 5 inci dengan aspek rasio 18:9 menjadi salah satu unique selling point yang diunggulkan oleh SPC L54 Optima, meskipun resolusinya masih sebatas 480×960 piksel.

Permukaan layarnya sudah mendukung kemampuan multi-touch dua titik, kinerjanya sejauh ini cukup responsif. Namun resolusi 480p dengan tingkat kerapatan sekitar 196 ppi, kualitas tampilannya memang tidak begitu istimewa. Layarnya juga agak reflektif dan punya sudut pandang yang sempit.

Screenshot_20180531-105200

Padahal rasio layar 18:9, membuat aktivitas browsing dan nonton video di SPC L54 terasa lebih asyik. Setidaknya masih ada fitur adaptive brightness, yang mampu menyesuaikan tingkat kecerahan layar dengan cahaya di sekitar Anda.

User Interface Android 7.0 Nougat

SPC L54 Optima berjalan di atas sistem operasi Android versi 7.0 Nougat dengan patch update keamanan bulan Februari 2018. User interface yang disajikan sangat standar, saya berharap ke depannya SPC memoles dan memberi sentuhan yang lebih menarik pada UI-nya.

Selain bisa mengganti wallpaper, efek transisi, menambahkan widget, dan mengubah tampilan homescreen menjadi satu lapis. Anda juga bisa menyesuaikan tata letak tombol navigasi seperti back, home, dan task switcher pada menu Navigation Bar, kita juga bisa menyembunyikan tombol navigasi tersebut.

Kemudian ada fitur Smart Awake, shortcut atau akses pintas menuju aplikasi tertentu ketika smartphone dalam keadaan standby dengan menggunakan gesture. Lalu ada Full Screen Mode, sehingga aplikasi bisa ditampilkan secara penuh.

Kamera

Baik depan maupun belakang, SPC membenamkan kamera 8-megapixel dengan mode pengambilan gambar dan pengaturan yang cukup lengkap. Bahkan terdapat mode manual, di mana kita bisa dengan leluasa menyesuaikan white balance, ISO, exposure, contrast, saturation, dan brightness.

Dalam kondisi cahaya yang ideal, memotret dengan stabil, dan subjek yang diam, maka hasil jepretan yang diperoleh bisa dibilang lumayan. Namun bila mode HDR diaktifkan, sistem autofocus dan shutter menjadi lebih lambat.

Sementara, pada kondisi pencahayaan yang temaram, kamera tak bisa berbuat banyak walaupun sudah menggunakan flash. Hasil foto selfie juga kurang lebih rata-rata saja, tidak begitu istimewa. Untuk mendukung ber-selfie, sudah ada fitur Beautify yang bisa memperhalus atau mempercantik wajah.

Soal perekaman video, SPC L54 Optima bisa merekam video standar, time lapse, slow motion, ataupun night-shot hingga maksimal resolusi full HD 1080p.

Berikut beberapa hasil jepretan kamera SPC L54 Optima:

Hardware dan Performa

Review-SPC-Mobile-L54-Optima-16

SPC L54 Optima menggunakan chipset Spreadtrum SC9850 dengan prosesor quad-core dengan clock maksimal 1,3GHz Cortex-A7, GPU Mali-T820, RAM 1GB, memori internal 8GB, dan baterai berkapasitas 2150 mAh.

Mengingat ruang penyimpanan yang disediakan pas-pasan, sebaiknya gunakan kartu mircoSD. Tenang saja ponsel ini tidak menggunakan tipe hybrid. Jadi, bisa pakai fungsi dual SIM dan memasukkan microSD sekaligus.

Di Antutu, SPC L54 Optima mencetak skor 22.125 poin, di PCMark Work 2.0 sebesar 2.425 poin, serta di Geekbench 3 single core 437 poin dan multi-core 1.271 poin. Bagaimana dengan kinerja sesungguhnya smartphone ini?

Berdasarkan pengalaman beberapa hari mengujinya, kinerja smartphone ini secara umum masih bisa diandalkan untuk menangani berbagai aktivitas seperti browsing, nonton video di YouTube, dan bermain game Mobile Legends: Bang Bang dengan kualitas grafis low. Tapi, jangan mengharapkan kinerja yang gegas ya, sesekali masih ditemui lag.

Verdict

Mengusung FullView display, harus diakui bila dilihat dari depan lagi dan lagi, memang terlihat tampil elegan. Meski sebenarnya desainnya masih menggunakan ‘konsep jadul’, di mana back cover dan baterai bisa dilepas.

Secara keseluruhan, spesifikasi dan performa dari SPC L54 Optima ini memang cenderung cukup standar. Tak begitu istimewa, tapi juga tidak buruk sama sekali.

Sebagai pengingat, smartphone ini cukup layak untuk mereka para pengguna feature phone yang ingin beralih menikmati kecanggihan smartphone. Tak cocok untuk multitasking atau bermain game berat, diutamakan untuk sekedar telepon, chatting, atau video call dengan WhatsApp menggunakan kemampuan 4G LTE.

Sekali lagi bila ditimbang antara harga, fitur, dan spesifikasi yang ditawarkan, banderol Rp800 ribuan rasanya cukup layak untuk direkomendasikan di segmen low-end.

Sparks:

  • FullView display 5 inci
  • Slot SIM Card tidak berbentuk hybrid
  • Konektivitas 4G LTE
  • Paket penjualan lengkap

Slacks:

  • Resolusi layar sebatas 480p
  • Hasil kamera standar
  • Memori pas-pasan

[Review] SPC Mobile L53 Selfie, Smartphone-nya Anak Daerah

Industri smartphone di Indonesia dikuasai merek global dari Korea Selatan dan Tiongkok. Persaingannya berjalan sangat ketat, terutama di segmen middle range dan high end.

Sementara, vendor lokal mencoba tetap bertahan pada segmen low end. SPC Mobile salah satunya, mereka fokus menggarap smartphone terjangkau pada kisaran harga di bawah Rp1,5 juta.

Produk terbaru dari SPC Mobile ialah L53 Selfie yang dibanderol dengan harga spesial Rp899.000 di e-commerce Shopee, dengan stok terbatas dan hanya bisa didapatkan melalui flash sale. Sementara di toko offline dibanderol Rp1.199.000.

Target pasar yang ingin disasar oleh SPC L53 Selfie adalah konsumen di ‘kota kedua’, terutama kalangan milenial dan pengguna feature phone alias ponsel jadul yang tinggal di daerah tingkat kecamatan dan kabupaten.

Kemampuan selfie mumpuni, konektivitas 4G LTE, dan fingerprint sensor merupakan beberapa keunggulannya. Lalu, apalagi yang ditawarkan? Selengkapnya berikut review SPC Mobile L53 Selfie.

Paket Penjualan

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-1

Paket penjualannya sangat lengkap, SPC L53 Selfie benar-benar siap pakai. Anda tak harus membeli anti gores ataupun case terpisah, karena sudah ada dalam kotak. Selengkapnya, berikut paket penjualan SPC L53 Selfie.

  • Unit SPC L53 Selfie
  • Earphone
  • Silicon case
  • Screen protector
  • SIM Ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain

Walaupun berharga ‘ringan’, tampilan SPC L53 Selfie sama sekali tidak terlihat ‘murahan’. Device ini sudah punya desain unibody atau baterai yang tak bisa dilepas.

Bagian punggungnya memang masih terbuat dari material plastik, dengan sentuhan akhir seperti logam. Lalu, bagian muka telah berlapis kaca 2.5D Gorilla Glass. Kombinasi tersebut membuat tampilan SPC L53 Selfie cukup elegan, terutama unit warna hitam yang saya pegang.

Tepat di bawah layar, terdapat tiga tombol navigasi kapasitif yakni back, home, dan recent app. Kemudian bagian atas layar tersemat dua kamera depan, lengkap dengan satu buah LED flash, dan sejumlah sensor penting.

Slot hybrid SIM bisa Anda jumpai di sisi kanan, sementara tombol power dan volume ada di sisi kiri. Kemudian jack audio 3.5mm hinggap di bagian atas dan port microUSB terbenam pada bagian bawah.

Dengan layar seluas 5 inci, ukuran SPC L53 Selfie memang tak sebesar kebanyakan smartphone kelas menengah ke atas yang cenderung punya layar 5,5 inci atau lebih.

Soal build quality, menurut saya sudah bagus. SPC L53 Selfie terasa solid dalam genggaman tangan, meskipun efek material plastik yang digunakan juga tidak berbohong – masih terasa kurang premium.

Layar

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-11
SPC L53 Selfie mengusung layar 5 inci yang sudah ditopang resolusi HD 720×1280 piksel, tampilan layarnya sudah cukup baik dan lumayan tajam.

Bagi saya kombinasi tersebut adalah spesifikasi minimum agar bisa digunakan dengan nyaman dan memberi pengalaman yang baik dalam hal bermain game ataupun menonton konten video.

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-12

Level brightness, ukuran font, ukuran tampilan, wallpaper, screen saver, dan screen time bisa disesuaikan lebih lanjut di pengaturan. Ada mode auto brightness, sehingga Anda tidak harus mengatur tingkat kecerahan secara manual bila berada dalam kondisi pencahayaan yang berbeda.

Terdapat juga fitur ‘smart wake‘, di mana Anda bisa membangunkan smartphone dengan melakukan double tap atau membuka aplikasi tertentu dengan gesture.

User Interface

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-14

SPC L53 Selfie sudah menjalankan sistem operasi Android 7.0 Nougat, sayangnya user interface (UI) yang disuguhkan terlihat lawas dan fiturnya juga standar. Secara default, menu pada smartphone menampilkan dua lapis, tapi Anda bisa mengubahnya menjadi satu lapis di pengaturan launcher.

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-13

SPC Mobile telah menyediakan fitur keamanan tambahan berupa pemindai sidik jari. Lingkaran sensor sidik jari tersebut terletak di bagian punggung smartphone.

Dengan fitur ini, memudahkan kita mengakses smartphone, cukup tempelkan jari telunjuk dan kunci smartphone akan terbuka. Sayangnya kinerja fingerprint sensor tersebut cenderung kurang responsif, terkadang saya harus memperbaiki posisi jari.

Kamera

Era selfie masih belum berakhir, demi menjawab kebutuhan tren tersebut – SPC Mobile membenamkan dua kamera depan, masing-masing 8-megapixel dan 2-megapixel. Guna memikat kalangan milenial yang tinggal di ‘kota kedua’ atau daerah-daerah.

Dilengkapi pula sebuah LED flash untuk membantu pengambilan gambar dalam kondisi low light. Ada juga mode beauty dan lensa blur untuk hasil selfie kekinian dengan efek bokeh.

Review-SPC-Mobile-L53-Selfie-18

Berbalik ke belakang, Anda akan menemukan kamera utama 13-megapixel dan LED flash yang tertata dalam format horisontal pada sudut kiri atas. Pertama kali melihatnya, saya sempat terkecoh dan menyangka SPC L53 Selfie memiliki kamera ganda belakang, padahal cuma satu kamera saja dan satunya lagi LED flash.

Sejumlah fitur telah disuntik, dari mode auto, effect, night shot hingga manual. Mode manual membebaskan kita mengatur exposure, ISO, white balance, contrast, saturation, dan brightness.

Sedangkan untuk video, fitur yang ditawarkan meliputi time lapse, slow motion, dan night shot. Video bisa direkam pada resolusi 720p atau 1080p di 30fps.

Hasil bidikan kamera utama SPC L53 Selfie di kondisi ideal sebenarnya lumayan bagus tapi cenderung kurang tajam. Sementara bila di dalam ruangan, foto kerap dijumpai noise. Berikut hasil kamera depan dan belakang:

Hardware dan Performa

Jeroan SPC L53 Selfie mengandalkan chipset Spreadtrum 9850, quad-core Cortex-A7 dengan kecepatan 1.3 GHz, dan GPU Mali-T820. Kinerjanya didorong RAM sebesar 2GB, ruang simpan 16GB, dan disuplai daya berkekuatan 2.500 mAh.

Spesifikasi hardware yang dibawanya memang tak istimewa, jadi jangan mengharapkan smartphone ini punya kinerja mumpuni. Meski begitu, aktivitas ber-smartphone seperti kebutuhan browsing, chatting, akses media sosial, dan lainnya – sudah berjalan cukup lancar.

Sayangnya, tes benchmark di Antutu tak mampu diselesaikannya, prosesnya berhenti di tengah jalan. Jadi, tidak diketahui berapa skor Antutu-nya.

Sebagai gambaran performanya saya memainkan game MOBA Mobile Legends di jaringan 4G LTE dengan ping 100 – 200 pada kualitas grafis rendah, game mampu dijalankan dengan lancar. Namun ketika diatur ke grafis menengah atau ke atas, efek-efek animasi cenderung patah-patah.

Verdict

SPC L53 Selfie membawa misi menggaet para pengguna feature phone alias ponsel jadul agar beralih menggunakan smartphone yang punya fungsi lebih banyak dan juga kalangan milenial yang tinggal di daerah tingkat kecamatan ataupun kabupaten. Jika bisa mendapatkannya dengan harga Rp899.000, SPC L53 Selfie adalah smartphone yang ‘menarik’.

Namun bila harus didapat dengan harga normal Rp1.199.000, sebenarnya banyak alternatif yang bisa menjadi pilihan. Paling dekat Xiaomi Redmi 5A misalnya yang dibanderol Rp1.299.000.

Ya, smartphone low end ini mengunggulkan dual front camera, fingerprint sensor, konektifitas 4G LTE, dan harga yang relatif terjangkau sebagai daya tarik utama. Namun, justru karena harga yang terjangkau itu juga membuat SPC L53 Selfie tak luput dari kekurangan, jadi harap dimaklumi.

Sparks

  • Dual front camera
  • Konektivitas 4G LTE
  • Pemindai sidik jari
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Bodi plastik
  • Performa standar
  • Sensor fingerprint kurang responsif