CES 2022: Acer Luncurkan Tiga Chromebook Baru, Salah Satunya dengan Prosesor ARM MediaTek

Popularitas Chromebook meningkat pesat dalam dua tahun terakhir seiring kita menjalani rutinitas secara online. Salah satu pabrikan yang konsisten menggarap Chromebook adalah Acer. Pabrikan asal Taiwan ini bahkan sudah menggeluti segmen Chromebook sejak dunia belum mengenal COVID-19.

Di CES 2022, Acer memperkenalkan tiga Chromebook baru, yakni Chromebook Spin 513, Chromebook 315 dan Chromebook 314. Masing-masing datang membawa sejumlah penyempurnaan dibanding model yang sama dari generasi sebelumnya.

Acer Chromebook Spin 513 (CP513-2H)

Dibandingkan pendahulunya, generasi terbaru dari Chromebook Spin 513 ini hadir dengan beberapa perubahan yang cukup signifikan. Dari segi fisik misalnya, sasis aluminiumnya kini lebih panjang secara vertikal karena aspect ratio layar sentuhnya yang berubah menjadi 3:2, mengikuti tren terkini yang dipercaya bisa membantu meningkatkan produktivitas.

Layarnya bukan cuma lebih besar dengan bentang diagonal 13,5 inci, tapi juga lebih tajam dengan resolusi 2256 x 1504. Meski layarnya membesar, bodi perangkat tetap bisa dibuat cukup ringkas berkat bezel setipis 7,7 mm yang mengapit sisi kiri dan kanan layarnya. Fisiknya pun tangguh dan sudah memenuhi standar militer MIL-STD 810H.

Perubahan drastis lainnya terdapat di dalam. Di versi terbarunya ini, prosesor Qualcomm Snapdragon 7c telah digantikan oleh MediaTek Kompanio 1380 yang sama-sama berinti delapan. Soal baterai, Acer mengklaim perangkat ini bisa beroperasi hingga 10 jam nonstop — kalah awet dibanding pendahulunya, tapi bisa jadi karena layarnya punya resolusi lebih tinggi.

Acer sejauh ini belum punya informasi soal ketersediaannya di kawasan Asia, namun yang pasti perangkat ini bakal dipasarkan di Amerika Serikat pada bulan Juni 2022 dengan harga mulai $600.

Acer Chromebook 315 (CB315-4H/T) dan Chromebook 314 (CB314-3H/T)

Untuk Chromebook 315, perubahannya tergolong cukup minor. Versi anyarnya tak lagi memakai prosesor AMD, melainkan opsi terbaru dari Intel, yakni Celeron N4500, Celeron N5100, atau Pentium Silver N600. Layar yang tersematkan masih sama, dengan ukuran 15,6 inci dan resolusi FHD, serta lapisan anti-glare sebagai pelengkap. Konsumen nantinya juga dapat memilih antara varian touchscreen atau non-touchscreen.

Meluncur di masa pandemi, webcam dan mikrofon yang mumpuni tentu menjadi poin yang perlu diperhatikan, dan Chromebook 315 pun tidak luput dari itu. Yang cukup unik adalah touchpad-nya, yang terbuat dari sampah-sampah plastik yang berasal dari laut dan sudah didaur ulang menjadi bertekstur seperti kaca.

Alternatifnya, Acer turut menawarkan Chromebook 314 yang mengusung spesifikasi dan fitur serupa, tapi dengan layar 14 inci ketimbang 15,6 inci. Berhubung lebih kecil, model yang satu ini otomatis tidak memiliki numpad di keyboard-nya. Selebihnya, Chromebook 314 cukup identik dengan Chromebook 315.

Di AS, Acer kabarnya bakal memasarkan Chromebook 315 di bulan Januari ini juga dengan banderol mulai $300, sementara Chromebook 314 baru akan menyusul di bulan Juni, juga dengan harga mulai $300.

Sumber: Acer.

HP Luncurkan Tablet Detachable dan PC AiO dengan Chrome OS

Chromebook bukan lagi sebatas laptop murah yang ditujukan untuk kalangan pelajar. Kategori ini telah meluas hingga mencakup berbagai segmen, dan dewasa ini tidak aneh melihat seorang profesional bekerja menggunakan laptop Chrome OS, atau satu keluarga yang memakai perangkat desktop Chrome OS sebagai komputer utamanya di rumah.

Guna memenuhi dua skenario tersebut, HP memperkenalkan dua perangkat Chrome OS baru, yakni HP Chromebook x2 11 dan HP Chromebase AiO. Keduanya sama-sama mengadopsi bahasa desain minimalis yang kelihatan modern sekaligus premium, sekali lagi membuktikan bahwa perangkat Chrome OS tidak selamanya harus diasosiasikan dengan kata “murahan”.

HP Chromebook x2 11

Kita mulai dari Chromebook x2 11 lebih dulu. Perangkat ini merupakan sebuah tablet yang datang bersama kickstand beserta keyboard magnetis, sehingga ia juga dapat digunakan layaknya sebuah laptop. Bukan cuma itu, paket penjualannya pun turut mencakup sebuah stylus.

Di saat yang sama, Chromebook x2 11 menjanjikan mobilitas sekelas smartphone berkat penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 7c. Bahkan tombol power-nya pun telah dilengkapi sensor sidik jari. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM DDR4 dengan kapasitas maksimum 8 GB, dan storage internal eMMC sebesar 128 GB.

Layar sentuh 11 incinya memiliki aspect ratio 3:2 dan resolusi 2160 x 1440 pixel. Di atasnya tertanam sebuah kamera depan 5 megapixel, dan di belakang ada kamera 8 megapixel. Pada bagian sampingnya, terdapat dua port USB-C untuk charging sekaligus transfer data, slot kartu microSD, dan sepasang speaker. Semua itu dikemas dalam rangka berbahan aluminium dengan ketebalan 7,5 mm.

Di Amerika Serikat, HP berniat menjual Chromebook x2 11 dengan banderol mulai $600.

HP Chromebase AiO

Beralih ke HP Chromebase AiO, perangkat ini cukup istimewa berkat layarnya yang dapat diputar 90° maupun didongakkan 20°. Panelnya sendiri memiliki ukuran 21,5 inci dan resolusi 1920 x 1080 pixel, dan HP tidak lupa menyematkan sebuah kamera 5 megapixel di atasnya untuk keperluan video call. Saat sedang tidak diperlukan, ada tuas untuk menonaktifkan kameranya secara fisik.

Perihal dapur pacu, varian termahal Chromebase AiO dibekali prosesor Intel Core i3 generasi ke-10, RAM 16 GB, dan SSD PCIe berkapasitas 256 GB. Wi-Fi 6 maupun Bluetooth 5 turut tersedia sebagai standar.

Tentu saja bagian yang paling mencuri perhatian dari perangkat ini adalah stand-nya yang mengerucut. Seperti yang sudah menjadi tradisi HP selama ini, bagian tersebut tak hanya menjadi rumah untuk sejumlah colokan, melainkan juga untuk speaker. Port-nya sendiri terdiri dari dua USB-C, dua USB-A, dan headphone jack.

Sama seperti Chromebook x2 11, harga jual Chromebase AiO juga dimulai di angka $600 untuk konfigurasi terendahnya.

HP M24fd USB-C Monitor

Dalam kesempatan yang sama, HP juga memperkenalkan sebuah monitor baru yang dibekali sertifikasi “Works With Chromebook”. Label tersebut pada dasarnya menjamin bahwa perangkat sepenuhnya kompatibel dengan Chromebook, sekaligus menawarkan setup yang simpel. Jadi cukup dengan satu kabel USB-C saja, laptop dapat langsung meneruskan display output-nya ke monitor selagi baterainya terus terisi.

Panel yang digunakan adalah panel IPS 23,8 inci dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Perangkat memiliki refresh rate maksimum 75 Hz serta tingkat kecerahan maksimum 300 nit. Sayang sekali ia tidak bisa dirotasikan seperti layar milik Chromebase AiO tadi.

Di Amerika Serikat, perangkat ini akan dijual mulai bulan Oktober dengan harga $250.

Sumber: HP.

Google Gandeng Enam Pabrikan Dalam Negeri untuk Produksi Chromebook Sendiri

Chromebook ada banyak variasinya, tapi karena sejumlah alasan, kategori produk ini tidak pernah sampai benar-benar populer di Indonesia. Alhasil, ketersediaannya di pasar lokal bisa dibilang sangat terbatas.

Kondisi ini pada akhirnya memicu Google untuk berinisiatif dan mengajak enam produsen elektronik dalam negeri untuk merakit Chromebook sendiri. Keenam produsen lokal yang dimaksud adalah Advan, Axioo, Evercoss, SPC, TSMID, dan Zyrex.

Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia, mengatakan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk komitmen mereka untuk membantu meningkatkan pendidikan di Indonesia secara luas. “Laptop yang terjangkau bagi pengajar dan pelajar telah menjadi pilar utama dalam upaya kami untuk memperluas akses pendidikan,” ujarnya dalam blog resmi Google Indonesia.

Diharapkan nantinya keenam produsen lokal tadi dapat memproduksi ratusan ribu laptop Chrome OS pada tahun 2022 yang tak hanya ditujukan untuk konsumsi dalam negeri, melainkan juga yang berpotensi menembus pasar ekspor. Lebih penting lagi, prosesnya diharapkan bisa melibatkan ribuan tenaga kerja lokal, khususnya mereka yang berasal dari sekolah kejuruan (SMK).

Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, melihat ini sebagai salah satu bentuk nyata link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia kerja, dan beliau berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi industri-industri lain untuk berkolaborasi dengan pendidikan vokasi ke depannya.

Tanggapan menarik lain disampaikan oleh Chandra Tansri selaku Direktur Advan, yang turut hadir pada acara online yang digelar oleh Google. Menurutnya, inisiatif ini juga dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk dalam negeri. Dari sisi produsen, mereka juga dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa kualitas produk lokal pun sebenarnya tidak kalah dibanding produk impor.

Chromebook memang bukan kategori produk teknologi baru yang patut mendapat sorotan, namun tidak bisa dipungkiri relevansinya terus meningkat semenjak pandemi memaksa kita semua untuk melangsungkan rutinitas secara online. Laporan yang dirilis Canalys pada bulan Mei kemarin menunjukkan pertumbuhan pasar Chromebook secara global sebesar 275% dibandingkan tahun 2020.

Sumber: Google. Gambar header: Depositphotos.com.

8 Chromebook dari Berbagai Kelas Harga dan Pabrikan

Rencana pengadaan laptop untuk pelajar dengan anggaran sebesar 2,4 triliun rupiah yang diumumkan oleh Kemendikbudristek baru-baru ini memicu perbincangan hangat mengenai Chromebook. Pasalnya, spesifikasi minimum yang diajukan memang mencakup Chrome OS sebagai sistem operasi laptop-nya.

Sepanjang eksistensinya sejak tahun 2011, Chromebook memang kerap diasosiasikan sebagai laptop berharga terjangkau yang ideal untuk kalangan pelajar. Kategori Chromebook bisa dibilang sudah berevolusi secara matang, dan variasi produknya pun terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Kalau dulunya Chromebook high-end macam Chromebook Pixel kerap dianggap sebagai sebuah anomali, segmen tersebut sekarang sudah banyak pemainnya. Di saat yang sama, Chromebook murah pun juga tetap eksis, sebab relevansinya memang semakin nyata di era serba online seperti sekarang.

Di artikel ini, saya akan membahas mengenai beberapa Chromebook yang tersedia di pasaran. Jujur saja pilihannya di Indonesia tidak banyak, sebab popularitasnya memang masih kalah jauh dibanding laptop Windows maupun MacBook. Oleh karena itu, saya turut mengikutsertakan sejumlah opsi Chromebook yang sejauh ini cuma tersedia di luar pasar tanah air.

1. Asus Chromebook C204

Di Indonesia, Asus Chromebook C204 dapat dibeli langsung dari situs resmi Asus seharga Rp5.389.000. Spesifikasinya jauh dari kata mengesankan, tapi setidaknya sesuai dengan syarat minimum yang Kemendikbudristek ajukan: prosesor Intel Celeron N4020 (dual-core 1,1 GHz), RAM 4 GB LPDDR4, storage eMMC 32 GB, layar 11,6 inci beresolusi 1366 x 768, dan masa garansi selama satu tahun.

2. Samsung Chromebook 4

Alternatifnya, ada Samsung Chromebook 4 yang berspesifikasi identik. Yang berbeda hanyalah port konektivitasnya; Asus Chromebook C204 mengemas masing-masing dua port USB-A dan USB-C, sedangkan Samsung Chromebook 4 hanya dibekali satu port USB-A dan satu port USB-C saja. Itulah mengapa harganya bisa lebih murah; di marketplace, sejumlah seller menjualnya seharga 4,5 jutaan rupiah.

3. HP Chromebook 11 G8 Education Edition

Sekali lagi kita melihat perangkat dengan spesifikasi yang sangat menyerupai Asus Chromebook C204 tadi. Bedanya, HP Chromebook 11 G8 Education Edition mengemas RAM berkapasitas 8 GB. Di situs HP, harganya dipatok Rp6.850.000.

Selisih harga yang cukup jauh itu tentu bukan hanya untuk menebus RAM yang dua kali lebih besar saja, melainkan juga rancangan fisik yang lebih tangguh. HP mengklaim bahwa laptop ini mampu bertahan meski jatuh ke lantai kayu dari ketinggian 122 cm, atau ke lantai beton dari ketinggian 76 cm, atau seandainya tersiram minuman bersoda. HP bahkan percaya diri para murid yang usil bakal kesulitan mencabut satu demi satu tombol keyboard-nya.

4. Acer Chromebook Spin 513

Sesuai namanya, layar sentuh milik Acer Chromebook Spin 513 dapat diputar 360 derajat sehingga bisa digunakan layaknya sebuah tablet. Ia bahkan ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 7c yang mendukung prinsip “always on, always connected“, sehingga karakteristiknya benar-benar mirip seperti tablet, dengan estimasi daya tahan baterai hingga 14 jam pemakaian.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 4 GB dan storage eMMC 64 GB. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 13,3 inci dengan resolusi 1080p. Di situs Acer, harga jual yang tertera adalah Rp6.999.000.

5. Lenovo Chromebook Duet

Dengan mengadopsi model detachable, Lenovo Chromebook Duet sebenarnya lebih pantas dikategorikan sebagai tablet ketimbang laptop. Namun berhubung ia menjalankan sistem operasi Chrome OS, maka sah-sah saja menggunakan nama tersebut. Lebih penting lagi, paket penjualannya sudah mencakup aksesori keyboard sekaligus trackpad, serta cover belakang yang dilengkapi kickstand, sehingga perangkat dapat langsung digunakan dalam mode laptop.

Spesifikasinya meliputi chipset MediaTek Helio P60T, RAM 4 GB, storage internal 64 GB atau 128 GB, dan layar sentuh IPS 10,1 inci dengan resolusi 1920 x 1200 pixel. Sayang sekali sejauh ini belum ada tanda-tanda Lenovo Chromebook Duet bakal tersedia di Indonesia. Padahal harganya cukup terjangkau di angka $280.

6. Dell Inspiron Chromebook 14 2-in-1

Rancangan convertible merupakan nilai jual utama Dell Inspiron Chromebook 14 2-in-1, dan itu kian disempurnakan oleh adanya stylus bawaan yang punya rumah sendiri di bagian bawah laptop. Spesifikasinya sendiri cukup lumayan: prosesor Intel Core i3-8130U, RAM 4 GB, storage 128 GB, dan layar sentuh IPS 14 inci beresolusi 1080p. Di Amazon, harganya dipatok $629.

7. Google Pixelbook Go

Bicara soal Chromebook, kita tentu tidak bisa melupakan Pixelbook Go selaku produk rancangan Google sendiri. Desain yang atraktif merupakan salah satu aspek unggulannya, demikian pula konfigurasi spesifikasi yang amat variatif: pilihan prosesor Intel Core m3 sampai Core i7 generasi ke-8, RAM 8 GB atau 16 GB, storage 64 GB hingga 256 GB, serta opsi layar 1080p ataupun 4K.

Harganya pun bervariasi antara $649 sampai $1.399. Pixelbook Go pada dasarnya eksis untuk membuktikan bahwa Chromebook tidak selamanya harus terkesan murahan.

8. Acer Chromebook Spin 713

Edisi 2021 dari Acer Chromebook Spin 713 menunjukkan bahwa laptop Chrome OS pun bisa mengikuti tren yang ditetapkan oleh kategori laptop Windows. Mulai dari prosesor Intel generasi ke-11, port Thunderbolt 4, Wi-Fi 6, sampai layar dengan aspect ratio 3:2, semuanya bisa didapat di laptop ini.

Sentuhan premium bahkan turut Acer sematkan dalam wujud lapisan kaca Gorilla Glass yang memproteksi layar sekaligus touchpad-nya. Di AS, perangkat ini dipasarkan dengan banderol mulai $699.

Gambar header: Google.

Asus Chromebook Flip CM5 Adalah Laptop yang Diciptakan untuk Keperluan Cloud Gaming

Tidak setiap hari kita berjumpa dengan Chromebook yang dimaksudkan untuk keperluan gaming. Namun itulah kesan yang didapat usai melihat perangkat bernama Asus Chromebook Flip CM5 berikut ini, terutama berkat aksen warna yang mencolok pada tombol WASD-nya.

Oke, bukan gaming dalam makna yang sesungguhnya memang, melainkan cloud gaming. Meski begitu, Asus tetap merasa perlu menjejalkan spesifikasi yang lebih mumpuni ketimbang Chromebook pada umumnya; utamanya prosesor AMD Ryzen 3 3250 C (dual-core), atau Ryzen 5 3500C (quad-core), masing-masing dengan GPU Radeon terintegrasi.

Melengkapi spesifikasinya adalah pilihan kapasitas RAM DDR 4 GB, 8 GB, atau 16 GB, serta pilihan storage internal eMMC 64 GB, atau SSD NVMe 128 GB maupun 256 GB. Semua itu jelas terkesan cupu di kategori laptop gaming, tapi setidaknya ia mampu menyuguhkan pengalaman yang baik bagi para pelanggan Google Stadia ataupun Nvidia GeForce Now — tentu saja dengan catatan koneksi internetnya cepat sekaligus stabil.

Guna semakin memaksimalkan pengalaman bermainnya, Asus tidak lupa membekali perangkat dengan Wi-Fi 6 beserta teknologi Wi-Fi stabilizer, plus sistem audio bersertifikasi Harman Kardon. Asus bahkan telah melapisi bagian palm rest-nya dengan lapisan yang lembut agar perangkat bisa tetap terasa nyaman dalam durasi penggunaan yang cukup lama.

Sesuai namanya, Chromebook Flip CM5 mengemas layar sentuh dengan engsel yang dapat berputar 360°, sehingga perangkat dapat digunakan dalam beragam posisi yang berbeda. Dalam mode laptop standar, bagian atas keyboard-nya akan sedikit terangkat agar bisa lebih nyaman dipakai mengetik, sekaligus memberikan ruang ekstra di bawah laptop untuk meningkatkan sirkulasi udara sekaligus kualitas audio.

Terkait jenis panel layarnya, Chromebook Flip CM5 menggunakan panel IPS-level dengan ukuran 15,6 inci dan resolusi FHD (1080p). Semuanya dikemas dalam sasis aluminium setebal 1,85 cm dan seberat 1,95 kg. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 57 Wh, dan konektivitasnya mencakup sepasang port USB 3.2 Gen 2 Type-C, satu port USB 3.2 Gen 2 Type-A, port HDMI 1.4, dan slot kartu microSD.

Asus Chromebook Flip CM5 saat ini sudah dijual dengan banderol mulai $500 di Amerika Serikat. Sayang sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di Indonesia.

Sumber: The Verge dan Asus.

Layanan Cloud Gaming GeForce Now Kini Tersedia di Chromebook

Di berbagai negara, sebagian besar pengguna Chromebook adalah kalangan pelajar. Tren ini semakin menguat semenjak pandemi melanda dan mengharuskan mereka semua belajar dari kediamannya masing-masing.

Namun kalau menurut Nvidia, Chromebook tidak hanya pantas dipakai untuk belajar. Deretan laptop dengan spesifikasi yang tidak terlalu tinggi ini sebenarnya juga cocok untuk keperluan gaming. Bagaimana bisa komputer berspesifikasi rendah menjalankan game AAA dengan mulus? Dengan bantuan layanan cloud gaming tentu saja.

Ya, layanan GeForce Now sekarang sudah tersedia di Chrome OS, baik untuk para pelanggan gratisan maupun berbayarnya. Nvidia bilang bahkan Chromebook seharga $299 yang ditenagai prosesor Intel Celeron pun sanggup menjalankan beragam game via GeForce Now dengan baik.

Seperti halnya layanan cloud gaming lain, yang lebih penting dari spesifikasi perangkat secara umum justru adalah koneksi internet; kita butuh koneksi yang cepat sekaligus stabil kalau mau mendapatkan pengalaman dan kualitas grafik terbaik. Satu hal yang cukup disayangkan adalah, Chromebook yang dibekali prosesor berarsitektur ARM sejauh ini belum kompatibel.

Ini memang kedengaran agak aneh, apalagi mengingat GeForce Now sudah bisa dinikmati lewat sejumlah smartphone Android yang notabene juga mengemas chipset ARM. Jadi buat yang memiliki perangkat seperti Lenovo Chromebook Duet, sayang sekali perangkat itu belum bisa dipakai untuk mengakses GeForce Now meski masih tergolong baru.

Sejauh ini, GeForce Now tercatat sudah memiliki sekitar empat juta pengguna terdaftar, sedangkan katalog game-nya sudah mencakup lebih dari 650 judul yang berbeda terlepas dari kontroversi yang sempat melanda. Selain game yang terdapat Steam, GeForce Now juga punya akses ke game yang dijajakan di Epic Games Store maupun Uplay milik Ubisoft.

Satu kekecewaan yang terakhir adalah, GeForce Now masih belum tersedia buat kita yang berdomisili di Indonesia.

Sumber: ZDNet dan Nvidia.

Cuma $280, Lenovo Chromebook Duet Adalah Alternatif yang Lebih Fleksibel dari Tablet Android

Kalau saya disuruh memilih antara Chromebook bermodel 2-in-1 atau tablet Android, saya akan memilih Chromebook. Alasannya sederhana: Chromebook 2-in-1 jauh lebih fleksibel. Andai diperlukan, Chromebook 2-in-1 bisa saya gunakan layaknya sebuah tablet Android, lengkap dengan aplikasi-aplikasi yang bisa diunduh langsung dari Play Store.

Contoh paling pas dari perangkat yang saya maksud adalah Lenovo Chromebook Duet yang baru saja diluncurkan. Secara teknis, ia sebenarnya merupakan sebuah tablet yang bisa dipasangi keyboard secara magnetis seperti Surface Go, namun tentunya dengan sistem operasi Chrome OS.

Selain keyboard sekaligus trackpad, aksesori yang dibundel bersama Lenovo Chromebook Duet juga mencakup cover belakang yang dilengkapi kickstand. Dalam mode laptop seperti ini, bobot perangkat berada di kisaran 920 gram. Lepas semua aksesorinya sampai tersisa cuma tablet saja, maka bobotnya sangat ringan di angka 450 gram.

Lenovo Chromebook Duet

Chromebook Duet mengemas layar sentuh IPS 10,1 inci dengan resolusi 1920 x 1200 pixel dan tingkat kecerahan maksimum 400 nit. Aspect ratio 16:10 memang kurang ideal untuk dipakai menonton video karena akan menyisakan garis hitam di bagian atas dan bawah, tapi di saat yang sama lebih menunjang produktivitas ketimbang 16:9.

Perihal performa, perangkat mengandalkan chipset MediaTek Helio P60T, RAM LPDDR4X 4 GB dan storage internal 64 GB atau 128 GB. Kapasitas baterainya tidak disebutkan, namun Lenovo mengestimasikan daya tahan baterai sampai 10 jam pemakaian. Lenovo tak lupa membekalinya juga dengan kamera belakang 8 megapixel dan kamera depan 2 megapixel.

Lenovo Chromebook Duet

Cukup disayangkan perangkat setebal 7,35 mm ini hanya dilengkapi satu port USB-C saja, dan rupanya headphone jack pun juga absen di sini. Sepasang speaker dan mikrofon melengkapi spesifikasinya secara keseluruhan.

Di Amerika Serikat, Lenovo Chromebook Duet saat ini telah dipasarkan dengan harga mulai $280; sangat terjangkau untuk perangkat yang dapat digunakan sebagai laptop sekaligus tablet, dan cocok dijadikan hadiah untuk menunjang kebutuhan sekolah anak-anak.

Sumber: The Verge dan Lenovo.

Asus Luncurkan Laptop Chrome OS Premium, Chromebook Flip C436

Samsung Galaxy Chromebook bukan satu-satunya laptop Chrome OS premium yang baru dilepas ke pasaran. Dari kubu Asus, ada Chromebook Flip C436 yang tidak kalah memikat, dan yang sama-sama mengadopsi model convertible dengan engsel layar 360 derajat.

Secara fisik, C436 yang sasisnya berbahan magnesium ini punya dimensi setara laptop 13 inci pada umumnya. Kendati demikian, bezel-nya cukup tipis sehingga mampu mengakomodasi panel IPS 14 inci beresolusi 1080p. Layarnya ini sudah pasti merupakan touchscreen, serta kompatibel dengan stylus aktif (yang dijual terpisah).

Asus Chromebook Flip C436

Spesifikasinya pun jempolan, dengan pilihan prosesor Intel Core i3, i5, atau i7 yang semuanya merupakan prosesor generasi kesepuluh. RAM-nya bisa dikonfigurasikan antara 8 atau 16 GB, sedangkan storage internalnya mengandalkan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 128, 256 atau 512 GB.

C436 dibekali sebuah slot kartu microSD buat yang memerlukan ekspansi kapasitas penyimpanan sampai 2 TB. Perangkat dilengkapi sepasang port USB-C, Bluetooth 5.0, serta sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power-nya.

Asus Chromebook Flip C436

Asus menyematkan baterai berkapasitas 42 Wh pada C436, yang diklaim bisa tahan sampai 12 jam pemakaian. Semua ini dikemas dalam rangka yang tebalnya tak lebih dari 13,7 mm, dan yang beratnya cuma 1,1 kilogram.

Di Amerika Serikat, Asus Chromebook Flip C436 saat ini sudah dipasarkan dengan banderol mulai $799. Jauh dari kata murah memang, tapi masih tergolong terjangkau di kelas Chromebook premium.

Sumber: SlashGear.

Google Luncurkan Sertifikasi “Works With Chromebook” untuk Aksesori

Sesukses apakah Chromebook di industri laptop? Mungkin belum sebesar laptop Windows atau MacBook, tapi cukup sukses untuk memicu Google menghadirkan sertifikasi “Works With Chromebook” buat pabrikan aksesori.

Jadi ke depannya kalau kita sedang mencari aksesori untuk Chromebook (baik secara online maupun offline), kita bisa mengamati label seperti gambar di atas. Adanya label tersebut merupakan jaminan bahwa aksesori terkait pasti kompatibel dengan Chromebook. Skenarionya kurang lebih sama seperti label “Made for iPhone” (MFi) yang bisa dijumpai pada aksesori produk-produk Apple.

Mengapa ini penting? Konsumen Chromebook bisa saja membeli aksesori seperti kabel charger (USB-C) atau mouse Bluetooth untuk laptop secara umum. Namun berhubung “umum” di sini sering kali diasosiasikan dengan Windows, kabel atau mouse tersebut belum tentu bisa berfungsi ketika dipakai di perangkat Chrome OS.

Works With Chromebook

Untuk sekarang, “Works With Chromebook” baru mencakup deretan aksesori yang dijual di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, akan tetapi Google berjanji negara-negara lainnya juga akan segera menyusul.

Merek-merek yang tergabung juga sudah cukup banyak: AbleNet, Anker, Belkin, Brydge, Cable Matters, Elecom, Hyper, Kensington, Logitech, Plugable, Satechi, StarTech, dan Targus. Ini bukan pertama kalinya Google mengeluarkan sertifikasi serupa. Sebelumnya, sudah ada sertifikasi “Made for Google” yang ditujukan untuk seri smartphone Pixel dan perangkat smart home Nest.

Sumber: Google.

Samsung Galaxy Chromebook Lanjutkan Jejak Google Pixelbook di Segmen Laptop Chrome OS Premium

Berbeda dari HP atau Asus, Samsung bukanlah pabrikan yang getol merilis Chromebook. Namun sekalinya mereka melakukan itu, mereka memastikan perangkatnya layak mendapat sorotan ekstra. Buktinya bisa kita lihat sendiri melalui Galaxy Chromebook yang mereka singkap di event CES kemarin.

Melihat wujudnya sepintas, saya langsung teringat dengan Google Pixelbook yang dirilis di tahun 2017. Bentuknya convertible dengan engsel layar 360 derajat, dan penampilannya secara keseluruhan terlihat premium. Fisiknya yang serba aluminium juga amat ringkas, dengan ketebalan 9,9 mm dan bobot cuma 1,04 kg.

Samsung Galaxy Chromebook

Mendampingi estetika yang memukau itu adalah spesifikasi yang tak kalah mengesankan. Layar sentuhnya merupakan panel AMOLED 13,3 inci beresolusi 4K yang mendukung format HDR, sedangkan prosesor pilihannya jatuh pada Intel Core i5 generasi ke-10, lengkap beserta RAM 16 GB dan SSD 1 TB pada varian termahalnya.

Storage internal dengan kapasitas sebesar itu bukanlah hal yang umum kita jumpai di laptop Chrome OS. Yang lebih umum adalah ekspansi via slot microSD, dan Samsung rupanya juga tidak lupa akan hal tersebut. Galaxy Chromebook turut mengemas sepasang port USB-C, dan kapasitas baterainya cukup besar di angka 49,2 Wh.

Samsung Galaxy Chromebook

Semua ini pantas menjadikan Samsung Galaxy Chromebook sebagai suksesor sejati terhadap Pixelbook, apalagi mengingat tahun lalu Google justru merilis model yang lebih terjangkau, yakni Pixelbook Go. Itulah mengapa kita tidak boleh terkejut melihat harganya: mulai $1.000 ketika dipasarkan di kuartal pertama tahun ini.

Sumber: Samsung.