10 Aksesori Pilihan untuk Membantu Meningkatkan Produktivitas Selagi Bekerja

Meja kerja yang rapi sering kali dikaitkan dengan meningkatnya produktivitas, sebab kita jadi bisa lebih betah berlama-lama di depannya. Namun pada praktiknya, rapi saja mungkin tidak cukup untuk menunjang kebutuhan kita selama WFH. Beberapa aksesori juga diperlukan untuk membuat meja kerja kita jadi semakin fungsional.

Dari yang sesimpel alas meja sampai USB hub dengan seabrek port, artikel ini bermaksud untuk menyoroti deretan aksesori yang bisa membantu memudahkan pekerjaan — atau sebatas menambah kenyamanan — dengan tujuan akhir supaya kita bisa menjadi lebih produktif.

Tanpa perlu basa-basi terlalu panjang, berikut adalah 10 aksesori pilihan untuk membantu meningkatkan produktivitas selagi bekerja.

1. Nillkin ProDesk Adjustable Laptop Stand

Duduk berjam-jam di depan laptop tentu akan membuat tubuh cepat pegal, terutama jika kita harus agak menunduk terus-menerus. Solusinya, gunakan laptop stand yang bisa diatur ketinggiannya, sehingga posisi layar bisa sejajar dengan pandangan kita.

Stand besutan Nillkin ini bisa jadi pilihan berkat bahan aluminiumnya yang tebal (3 mm) dan load bearing dengan kapasitas maksimum 12,5 kg. Dihargai Rp599.000, stand ini cocok untuk laptop dengan ukuran layar maksimum 17 inci. Supaya lebih ideal lagi, jangan lupa tandemkan laptop dengan keyboard dan mouse nirkabel.

Link pembelian: Nillkin ProDesk Adjustable Laptop Stand

2. Press Play Leather Desk Mat

Alas meja atau desk mat adalah cara termudah untuk menambah kenyamanan sekaligus estetika meja kerja. Desk mat besutan Press Play ini terbuat dari bahan kulit sintetis yang kelihatan mewah, sekaligus yang memungkinkan agar mouse bisa meluncur dengan mulus.

Ukurannya cukup besar — 80 x 40 cm — dan jahitan di bagian pinggirnya juga terlihat rapi. Produk ini dijual seharga Rp279.000, dan Anda bisa memilih antara varian yang berwarna hitam atau cokelat.

Link pembelian: Press Play Leather Desk Mat

3. Press Play Wooden Wrist Rest

Sejalan dengan tema elegan yang didapat dari desk mat kulit tadi, wrist rest berbahan kayu tentu bisa jadi pelengkap yang pas. Masih dari brand lokal Press Play, wrist rest ini terbuat dari kayu walnut dengan coating halus pada permukaannya.

Dihargai Rp219.000, wrist rest kayu ini tersedia dalam dua ukuran yang berbeda; satu untuk keyboard dengan layout tenkeyless alias TKL, satu untuk layout 60%. Wrist rest mungkin bukan termasuk barang yang wajib dimiliki, tapi ia setidaknya bisa membantu mewujudkan posisi tangan yang nyaman selagi mengetik.

Link pembelian: Press Play Wooden Wrist Rest

4. Press Play Nook Wooden Headphone Stand

Belum cukup puas dengan aksen kayu pada setup meja kerja Anda? Tambahkan headphone stand bikinan Press Play ini. Seperti yang bisa dilihat, bagian atasnya (yang bersentuhan langsung dengan bantalan kepala) terbuat dari kayu walnut berkontur dengan tekstur yang lembut. Penyangganya ini juga cukup lebar untuk mengakomodasi berbagai macam headphone dan headset.

Tiang sekaligus bagian dasarnya menggunakan bahan stainless steel, dan Press Play tak lupa menyematkan lapisan karet di sisi bawahnya agar perangkat tidak mudah tergeser. Produk ini bisa dibeli seharga Rp229.000; anggap saja investasi ekstra bagi yang sudah meminang headset baru.

Link pembelian: Press Play Nook Wooden Headphone Stand

5. Xiaomi Mi Computer Monitor Light Bar

Pencahayaan yang baik merupakan salah satu solusi efektif untuk mencegah mata cepat lelah akibat terlalu lama menatap layar. Ketimbang mengandalkan lampu meja, ada monitor light bar yang bisa dijadikan alternatif untuk mengeliminasi efek silau pada layar.

Posisinya yang berada di atas monitor berarti Anda bisa menghemat sedikit ruang yang biasanya dihuni oleh lampu meja. Untuk suplai dayanya, tinggal colokkan saja perangkat ke port USB milik monitor. Simpel dan praktis.

Satu keunikan yang dimiliki monitor light bar seharga Rp549.000 ini adalah, ia datang bersama sebuah kenop putar yang berfungsi sebagai remote control. Jadi mulai dari menyala-matikan perangkat sampai mengatur tingkat kecerahan dan temperatur warnanya, semua bisa dilakukan secara nirkabel via kenop tersebut.

Link pembelian: Xiaomi Mi Computer Monitor Light Bar

6. Anker PowerExpand 11-in-1 USB-C PD Hub

USB hub ada banyak ragamnya, dan konsumen dibebaskan untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Namun bagi yang memerlukan port sebanyak dan sevariatif mungkin dari satu colokan USB-C saja, produk besutan Anker ini bisa jadi pertimbangan. Sesuai namanya, total ada 11 lubang yang bisa kita temukan di sasis berbentuk balok pipihnya.

Oke, teknisnya cuma 10, sebab yang satu merupakan input USB-C Power Delivery (PD) untuk menerima suplai daya tambahan (buat mengakomodasi perangkat yang lebih haus daya macam hard disk eksternal) sekaligus meneruskan daya sebesar 85 W ke laptop (merangkap jadi charger).

Aksesori ini bahkan juga sanggup menghubungkan satu display eksternal beresolusi 4K 60 Hz via port HDMI atau DisplayPort-nya (atau dua sekaligus di resolusi 2K 60 Hz), sehingga satu port USB-C milik laptop yang dipakai itu benar-benar tidak akan disia-siakan. Harganya memang cukup mahal — Rp999.000 — tapi sepadan dengan kelengkapan yang didapat.

Link pembelian: Anker PowerExpand 11-in-1 USB-C PD Hub

7. Anker PowerExpand Direct 7-in-2 USB-C Adapter

Khusus untuk pengguna MacBook yang memiliki dua port USB-C bersebelahan, USB hub yang satu ini bisa jadi alternatif yang lebih praktis mengingat ia dapat langsung menancap ke laptop tanpa ada kabel yang menjuntai.

Dua port tersebut ditukar dengan sepasang port USB-A, satu USB-C, satu Thunderbolt 3 (bisa merangkap jadi charging port), HDMI, dan slot SD card beserta microSD. Pastikan dulu MacBook Anda kompatibel sebelum menggaet aksesori seharga Rp499.000 ini.

Link pembelian: Anker PowerExpand Direct 7-in-2 USB-C Adapter

8. Orico DUK-5P USB Smart Charging Station

Bagi yang memiliki banyak perangkat mobile (smartphone dan tablet), Anda pasti tahu betapa memusingkannya saat tiba waktunya untuk mengisi ulang perangkat-perangkat tersebut. Agar meja tidak jadi berantakan, Anda perlu aksesori semacam ini, yang bisa menampung sekaligus mengisi ulang hingga lima perangkat sekaligus, masing-masing dengan output sebesar 12 W.

Idealnya, aksesori ini disandingkan dengan kabel-kabel yang berukuran pendek. Sayang, paket pembeliannya yang seharga Rp313.650 hanya mencakup satu kabel daya saja.

Link pembelian: Orico DUK-5P USB Smart Charging Station

9. Kiip C9 Wireless Charging Stand

Buat yang ponselnya mendukung wireless charging, stand semacam ini bakal membantu menjadikan perangkat tetap fungsional selama charging berlangsung. Lapisan kain di bagian sandarannya memastikan punggung ponsel tidak baret meskipun disandarkan berkali-kali.

Bagi yang ponselnya dibalut casing, Anda juga tidak perlu melepasnya terlebih dulu, dengan catatan tebal casing-nya tidak lebih dari 7 mm. Output maksimum yang bisa disalurkan adalah 20 W, tapi pada praktiknya ini sangat bergantung pada ponsel sekaligus charging adapter yang digunakan. Harganya? Rp159.000 saja.

Link pembelian: Kiip C9 Wireless Charging Stand

10. Soundcore Wakey

Terakhir, ada speaker Bluetooth unik dari Anker yang mengemas wireless charging pad terintegrasi pada permukaan atasnya, dengan output maksimum sebesar 10 W (tergantung perangkat). Meski sebenarnya dirancang sebagai jam beker, aksesori ini cocok juga ditempatkan di atas meja kerja berkat LED penunjuk waktunya yang besar.

Kenapa tidak melihat tampilan jam bawaan komputer saja? Well, saya kenal beberapa orang yang selalu mengaktifkan opsi auto-hide taskbar di Windows atau auto-hide menu bar di macOS, dan aksesori seharga Rp999.000 ini bisa membantu mencegah mereka lupa waktu — plus memutar musik atau podcast tentu saja.

Link pembelian: Soundcore Wakey

Gambar header: Nubelson Fernandes via Unsplash.

Gimbal Smartphone DJI OM 5 Resmi Hadir di Indonesia, Lebih Ringkas dan Bisa Diperpanjang

DJI telah memperkenalkan perangkat gimbal smartphone generasi terbarunya, DJI OM 5. Bersama Erajaya, hari ini DJI membuka pre-order untuk DJI OM 5 dengan harga Rp1.469.000 dan akan berlangsung hingga 23 September 2021.

Apa saja peningkatan yang dibawa oleh DJI OM 5 dibandingkan dengan pendahulunya (DJI OM 4)? Dari segi dimensi, ukuran DJI OM 5 jauh lebih ringkas, baik saat siap digunakan ataupun saat dilipat yakni 264.5×111.1×92.3 mm dan 174.7×74.6×37 mm saat terlipat.

Berat gimbal juga lebih ringan, dari 390 gram menjadi 292 gram, ditambah magnetic phone clamp 34 gram. Ia kompatibel dengan smartphone yang berbobot 230 ± 60 gram, dengan ketebalan 6.9-10 mm, dan lebar 67-84 mm.

Selain itu, DJI OM 5 kini memiliki extension rod bawaan yang bisa dipanjangkan hingga 215 mm. Ini fitur yang sangat berguna saat perekaman untuk mencoba gerakan yang lebih epic seperti di film.

Dari segi fitur, teknologi stabilisasi 3-axis DJI OM 5 mengalami peningkatan yang mana dapat menstabilkan dan mendukung smartphone yang lebih berat. Fitur ActiveTrack juga diperbarui ke versi 4.0 untuk pelacakan yang lebih akurat dengan gerakan lebih halus.

Gimbal ini juga mengemas lebih banyak mode pemotretan, selain story mode sekarang ada ShotGuides yang secara otomatis dapat mengenali scene, merekomendasikan template, dan membantu pengguna menguasai setiap bidikan.

Pre-order DJI OM 5 berlangsung hingga 23 September 2021 secara offline di 12 jaringan outlet Urban Republic, DJI Authorized Retail Store di Grand Indonesia, serta di outlet Erafone dan iBox Store tertentu. Pre-order juga dapat dilakukan secara online melalui platform eraspace.com, DJI official store di marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada dan JD.

Kami bangga dipercaya oleh DJI sebagai strategic partner-nya di Indonesia, dan pada kesempatan ini meluncurkan produk gimbal terbaru dengan kemampuan mumpuni dan teknologi terkini. Produk seperti seri DJI Osmo Mobile ini dapat membantu content creators profesional atau pengguna kasual untuk membuat konten gambar atau video dengan hasil yang berkualitas, bermodalkan smartphone mereka saja”, Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

Erajaya selaku distributor tunggal produk DJI di Indonesia meyakini DJI OM 5 akan menjadi produk gimbal terfavorit di kelasnya dan akan meneruskan kisah sukses seri Osmo Mobile sebelumnya. Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk DJI ini atau model lainnya di gerai eksklusif DJI di Grand Indonesia, lantai 3A,” tambahnya.

DJI OM 5 dibanderol seharga Rp 2.449.000, dan tersedia dalam dua pilhan warna, Sunset White dan Athens Gray. Harga tersebut sudah termasuk penyangga magnetik, tripod, kabel daya, tali pergelangan tangan, dan kantong penyimpanan. Pengambilan dan pengiriman unit pre-order DJI OM 5 akan dimulai pada tanggal 24 September 2021. Selama periode pre-order, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan cashback senilai Rp 150.000 dan cicilan 0% hingga 18 bulan dengan menggunakan Kartu Kredit Bank BCA dan Bank Mandiri di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Dengan iterasi penstabil ponsel pintar DJI OM selama bertahun-tahun, kami bertujuan untuk menurunkan ambang batas pemotretan berkualitas tinggi dan profesional dengan menawarkan pengguna alat bantu yang lebih terjangkau dan bermanfaat bagi kegiatan keseharian mereka,” ujar Paul Pan, Manajer Lini Produk Senior DJI.

Sebagai tambahan informasi, pada bulan Agustus lalu, DJI telah meluncurkan seri DJI OM 4 SE secara global. DJI Osmo Mobile seri tersebut juga sudah mulai dapat dipesan melalui sistem pre-order di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Periode pre-order DJI OM 4 SE berlangsung hingga 12 September 2021 dengan jadwal pengambilan dan pengiriman unit pre-order yang dimulai pada tanggal 13 September 2021. Dibanderol dengan harga Rp1.469.000, setiap pemesanan DJI OM 4 SE pelanggan juga akan mendapatkan gratis Eraclub Gift Card senilai Rp 80.000 untuk pembelian produk DJI berikutnya.

Profoto Umumkan Aplikasi Kamera Smartphone untuk Foto Profesional dengan Flash

Smartphone adalah alat yang super powerful untuk menunjang pekerjaan, termasuk bagi para fotografer profesional. Profoto sangat memahami hal itu, sebelumnya produsen aksesori lighting kamera tersebut memiliki aplikasi mobile bernama Profoto Control yang memungkinkan menyesuaikan pengaturan pencahayaan lewat smartphone.

Kini Profoto kembali merilis aplikasi mobile baru terpisah dari Profoto Control yang ditunjukkan untuk pengguna produk Profoto, disebut Profoto Camera. Seperti namanya, ini adalah sebuah aplikasi kamera di smartphone dan pengambilan gambarnya terintegrasi dengan lampu Profoto, serta didukung format foto mentah Profoto Raw.

Foto: PetaPixel
Foto: PetaPixel

Saat menginstal Profoto Camera di smartphone, kita diwajibkan untuk menghubungkan dengan produk Profoto. Contohnya seperti studio light untuk smartphone Profoto C1 Plus yang di pasaran bisa didapat dengan harga Rp5,2 jutaan.

Aplikasi kamera ini menawarkan dua mode pengambilan gambar dengan lighting Profoto. Pertama mode classic yang memungkinkan kontrol pengaturan exposure dan flash secara manual, atau menggunakan AirX Smart-TTL dengan algoritma exposure otomatis baru.

Foto: PetaPixel

Kemudian yang kedua adalah mode smart, mode otomatis yang menawarkan serangkaian efek contrast dan warm cerdas dengan menggunakan flash Profoto. Aplikasi Profoto Camera ini tersedia di Play Store dan App Store dan saat ini kompatibel dengan lighting Profoto yang dilengkapi dengan teknologi AirX mencakup Profoto C1, C1 Plus, A10, B10-series, dan Pro-11 pack.

Sumber: PetaPixel

Aksesori Terbaru OtterBox Atasi Kekurangan Terbesar Controller Xbox

Tidak seperti controller PlayStation atau Nintendo Switch, controller Xbox secara default masih mengandalkan baterai AA yang harus dilepas dan diganti dengan yang baru ketika sudah kehabisan daya. Yang menjadi masalah adalah ketika baterainya habis di tengah jalannya permainan, sebab sering kali pengguna harus mengulang proses sinkronisasi controller dan console usai memasang baterai baru.

Solusinya kalau menurut produsen aksesori OtterBox adalah baterai rechargeable bernama Power Swap Controller Batteries. Ini tentu bukan sembarang baterai rechargeable, sebab itu saja tidak bisa mengatasi perkara kehilangan koneksi ketika controller kehabisan daya. Sebagai gantinya, OtterBox memanfaatkan mekanisme cerdik yang melibatkan sejenis kerangka khusus untuk menampung modul baterainya.

Kerangka tersebut dapat dijejalkan ke kompartemen baterai controller, sebelum akhirnya modul baterainya yang berukuran mini bisa dipasangkan. Menariknya, kerangka ini punya sel baterai kecil yang mampu menenagai controller selama sekitar 30 detik, cukup lama buat pengguna melepas modul baterainya dan menggantinya dengan modul lain yang telah terisi penuh dayanya.

Setiap modul baterainya memiliki indikator LED sehingga pengguna bisa tahu kapan harus menggantinya. Dalam posisi terisi penuh, satu modul baterainya bisa memberikan daya yang cukup untuk lebih dari 10 jam pemakaian. Proses melepasnya juga simpel dan dapat dilakukan dengan satu tangan sehingga tidak akan terlalu mengganggu jalannya permainan.

Paket penjualan OtterBox Power Swap Controller Batteries mencakup sepasang modul baterai serta sebuah charging dock untuk mengisi ulang modulnya secara bersamaan. Alternatifnya, pengguna tentu juga bisa mengisi ulang modul baterainya dengan langsung menancapkan kabel USB-C.

OtterBox menjual aksesori ini seharga $60. Paket penjualannya juga meliputi dua jenis kerangka baterai yang berbeda; satu untuk controller Xbox One, satu lagi untuk controller Xbox Series X maupun Series S.

$60 hanya untuk baterai controller memang tidak bisa dikatakan murah, apalagi mengingat controller Xbox Series X/S sendiri juga dijual dengan harga yang sama persis. Namun seandainya Anda kerap dibuat kesal oleh problem kehilangan koneksi saat kehabisan baterai tadi, aksesori ini semestinya bisa menjadi solusi yang cukup menarik untuk dipertimbangkan.

Sumber: Engadget dan OtterBox.

Canon Merilis Kit Aksesori Webcam untuk Kamera DSLR dan Mirrorless-nya

Kebutuhan video conference saat bekerja dari rumah meningkat tajam. Tahun lalu, banyak produsen kamera yang merilis software yang memungkinkan menyulap kamera digital menjadi webcam berkualitas tinggi.

Canon salah satunya, mereka memiliki software bernama Canon Webcam Utility. Kini Canon telah mengumumkan kit aksesori webcam untuk pemilik kamera DSLR dan mirrorless tipe tertentu yang memungkinkan menggunakan kamera sebagai webcam dalam jangka waktu yang lama tanpa takut kehabisan baterai.

Kit aksesori webcam dari Canon dibanderol dengan harga mulai dari US$89.99 atau sekitar Rp1,2 jutaan dan terdiri dari tiga versi. Mulai dari versi untuk kamera mirrorless EOS M atau APS-C terbaru meliputi Canon EOS M50, EOS M50 Mark II, dan EOS M200.

Lalu, yang kedua untuk lini kamera DSLR-nya yang terdiri dari Canon EOS Rebel T3, T5, T6, dan T7. Satu lagi versi terakhir khusus untuk pemilik kamera mirrorless Canon EOS RP dan dibanderol lebih mahal yakni US$159 atau sekitar Rp2,2 jutaan.

Tiga versi kit aksesori webcam ini memiliki kelengkapan yang berbeda-beda. Namun setiap versi dilengkapi kabel USB untuk menghubungkan kamera ke komputer atau laptop Anda, baterai tiruan, dan adaptor daya untuk mengisi daya kamera langsung ke stopkontak. Namun dalam kit aksesori webcam ini belum termasuk tripod yang berguna untuk menempatkan posisi kamera dengan sudut yang baik.

Sumber: DPreview

Anker Luncurkan Charger Mini untuk iPhone 12

Seperti yang sudah kita ketahui, semua unit iPhone 12 hadir tanpa charger di dalam boksnya. Alasannya, kalau menurut Apple, adalah supaya mereka dapat membantu upaya pengurangan sampah elektronik. “Toh semua konsumen pasti sudah punya charger sendiri di rumahnya,” kira-kira begitu pemikiran Apple.

Oke lah, mungkin kita memang masih menyimpan charger bekas smartphone lama kita. Namun yang menjadi masalah adalah, kemungkinan besar charger tersebut tidak cocok dengan kabel bawaan iPhone 12; yang termasuk dalam paket penjualan iPhone 12 adalah kabel Lightning ke USB-C, sedangkan kepala charger yang sebagian besar konsumen punya adalah USB-A.

Poin yang ingin saya angkat adalah, mereka yang membeli iPhone 12 kemungkinan besar juga harus membeli charger baru. Tentu saja Apple menjualnya seharga $19, tapi alternatifnya kita juga bisa melirik penawaran dari brand aksesori lain, salah satunya Anker.

Charger terbaru mereka, Anker Powerport Nano 20W dijual seharga $17 (di Indonesia sekitar Rp425 ribu). Bukan cuma lebih terjangkau, tapi ukurannya juga jauh lebih mungil daripada charger yang Apple jual walaupun output-nya sama persis – sama-sama mampu mengisi baterai iPhone 12 dan 12 Pro dari 0 – 50% dalam waktu setengah jam. Dimensinya bahkan nyaris identik dengan charger 5W bawaan iPhone lawas.

Di Tiongkok, Anker malah menjual produk yang sama dalam edisi khusus Doraemon. Tema Doraemon ini juga tersedia untuk produk-produk mereka yang lain, mulai dari wireless charger MagSafe untuk iPhone 12, kabel Lightning ke USB-C, kabel USB-C ke USB-C untuk iPad dan MacBook, sampai kepala charger 65W.

Sayang tidak ada keterangan apakah Anker juga bakal menjual produk tema Doraemon ini di negara lain. Padahal saya yakin kalau tersedia di Indonesia pasti laris manis, terutama mengingat pengguna perangkat Apple saat ini kemungkinan besar adalah kalangan milenial yang dulunya setia menanti kehadiran serial TV Doraemon di setiap Minggu pagi. Buat pengguna perangkat Android pun charger 20W ini juga tetap berguna.

Sumber: GSM Arena.

Charger GaN Terbaru HyperJuice Dapat Ditumpuk Hingga Memberikan Total Output 1.600 W

Juli lalu, OPPO membuktikan bahwa kemajuan di bidang teknologi pengisian daya cepat bukan berarti konsumen bakal berkutat dengan charger yang berukuran bongsor. Beragam inovasi, salah satunya pemanfaatan material semikonduktor Gallium nitride (GaN), turut memiliki andil dalam menjaga ukuran charger tetap ringkas meski output dayanya terus bertambah besar.

Di industri aksesori, saat ini semakin banyak pabrikan yang menciptakan charger GaN. Semua charger GaN pada dasarnya menawarkan satu kelebihan, yakni output yang besar dalam ukuran yang ringkas. Namun sebagian ada juga yang menawarkan fitur unik seperti kemampuan untuk ditumpuk (stackable), sehingga satu colokan listrik dapat dipakai untuk menyuplai daya ke puluhan perangkat.

Puluhan? Ya, saya tidak salah ketik. Charger GaN terbaru dari brand HyperJuice berikut ini sangat inovatif karena pengguna bisa menumpuknya hingga sebanyak 16 unit sekaligus. Kalau masing-masing unitnya memiliki output 100 W, berarti total output-nya bisa mencapai 1.600 W, dan itu dari satu colokan listrik saja.

Lalu kalau masing-masing unit charger-nya mengemas empat port (3x USB-C dan 1x USB-A), berarti total ada 48 port USB-C dan 16 port USB-A yang siap dipakai dari satu colokan listrik saja.

Oke, mungkin sebagian besar dari kita tidak perlu mengisi ulang perangkat sebanyak itu. Namun setidaknya charger ini tetap mampu menawarkan nilai ekstra: selagi menjalankan tugasnya mengisi ulang perangkat mobile, ia juga dapat merangkap peran sebagai adaptor untuk perabot elektronik lain, bahkan yang mebutuhkan asupan daya sebesar 1.500 W sekalipun. Dengan kata lain, satu colokan listrik yang dihuninya bisa dibagi bersama perangkat lain yang juga membutuhkan.

Secara fisik, dimensi charger ini rupanya lebih kecil lagi daripada charger 100 W HyperJuice sebelumnya. Buat yang tidak membutuhkan output sebesar itu, tersedia pula model lain dengan output 65 W yang ukurannya bahkan lebih mungil ketimbang kemasan permen Tic Tac, tapi di saat yang sama masih mendukung skenario tumpuk-menumpuk itu tadi.

Satu-satunya hal yang mengecewakan dari kedua charger HyperJuice ini adalah, barangnya cuma tersedia di Amerika Serikat dan Kanada, sebab jenis colokannya adalah yang berbentuk gepeng, dan pengembangnya tidak menyarankan penggunaan perangkat ini bersama adaptor colokan.

Harganya juga tidak murah. Model 65 W bakal dipasarkan seharga $80, sedangkan model 100 W-nya seharga $100. Untuk sekarang, perangkat sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter, tapi seperti yang saya bilang, sayang sekali kita di Indonesia tidak bisa ikut menjadi backer.

Sumber: The Verge.

Zhiyun Umumkan Gimbal Crane 2S, Lebih Cepat dan Presisi

Penggunaan gimbal sangat membantu dalam produksi video, baik bagi filmmaker, videografer, maupun video content creator. Harga perangkat gimbal makin terjangkau dan juga semakin mudah digunakan, Zhiyun salah satu nama yang tak diragukan lagi kualitasnya.

Baru-baru ini Zhiyun telah mengumumkan handheld gimbal terbarunya, Crane 2S. Bila dibandingkan dengan pendahulunya (Crane 2), Crane 2S membawa banyak peningkatan termasuk motor gimbal yang lebih kuat dan kapasitas beban lebih banyak. Alhasil, Crane 2S dapat menangani setup kamera video lengkap dengan rig-nya seperti Black Magic BMPCC 6K, Panasonic S1H, Sony A9, Nikon D850, dan Canon EOS 1DX Mark II.

Untuk memberikan kinerja gimbal yang lebih cepat dan mulus, versi terbaru Algoritma Instune pada Crane 2S telah ditingkatkan. Zhiyun juga melengkapi Crane 2S dengan sistem FlexMount baru yang menyederhanakan proses setup sekaligus memastikan bahwa perlengkapan yang digunakan aman.

Sistem FlexMount ini menggabungkan mekanisme keamanan ganda dan memiliki kunci pengaman yang dapat disesuaikan oleh penggunanya. Bila ingin merekam video secara vertikal untuk kebutuhan media sosial, Crane 2S dilengkapi dengan quick release mount vertikal dan kenop pengamanan tambahan.

BMPCC-2x

Fitur lain dari desain gimbal termasuk mekanisme penguncian sumbu yang turut ditingkatkan, disebut Axis Locking Mechanism 2.0 yang juga memberi kemudahan dalam penyimpanan. Untuk menjaga agar bodi Crane 2S tetap ringan tapi kuat, pengangannya kini terbuat dari carbon fiber.

Terdapat enam mode gimbal pada Crane 2S, mencakup Pan Following, Locking, Following, Full-Range POV, Vortex, dan Go mode. Zhiyun juga menyertakan sejumlah fitur untuk membantu pembuatan video panorama, timelapse, motionlapse, dan long exposure timelapse. Crane 2S mendukung kontrol fokus digital dan manual melalui roda fokus bawaan pada gimbal itu sendiri, kecepatan dan presisinya juga telah ditingkatkan. Daftar lengkap kamera dan lensa yang kompatibel dapat dilihat di tautan ini.

Selain itu Crane 2S memiliki layar OLED 0,96 inci baru yang menampilkan pengaturan penting dan navigasi menu yang sederhana. Bila ingin menggunakan layar yang lebih besar, Crane 2S menyertakan slot khusus untuk memasang image transmitter. Juga ada Zhiyun TransMount Image Transmission System yang memungkinkan memasang monitor untuk live monitoring dan penggunaan berbagai aksesori seperti quick setup kits, monopod, servo zoom, focus motor, dan lainnya. Crane 2S menggunakan 3 baterai Li-ion (2600 mAh) yang dapat dilepas dan menyuguhkan waktu pengoperasion hingga 12 jam. Harganya untuk paket standar dibanderol US$599 atau sekitar Rp8,8 juta.

Sumber: DPreview

Samsung Ikut Ramaikan Tren Perangkat UV Sterilizer Sekaligus Wireless Charger

Meski sudah eksis sejak lama, perangkat UV sterilizer atau sanitizer bisa dibilang merupakan salah satu “gadget new normal“. Belakangan ini mulai banyak yang menciptakannya khusus untuk smartphone, dan di media sosial saya ramai yang membicarakan mengenai produk serupa dari beragam merek.

Bahkan brand sekelas Samsung pun juga ikut meramaikan tren ini. Mereka baru saja memperkenalkan sebuah wireless charger yang juga merangkap peran sebagai UV sterilizer. Tentunya kategori perangkat seperti ini juga bukan barang baru, apalagi mengingat saya belum lama ini juga menuliskan perangkat serupa besutan Mophie.

Namun yang membedakan punya Samsung ini adalah, proses sterilisasi dan wireless charging-nya dapat berlangsung secara bersamaan. Cukup masukkan smartphone yang mendukung Qi wireless charging ke dalamnya, maka ia akan dibersihkan sekaligus diisi ulang baterainya. Tidak seperti bikinan Mophie, yang ternyata hanya bisa mengisi ulang baterai perangkat yang diletakkan di atasnya, bukan di dalam.

Menggunakan UV sterilizer buatan Samsung ini, smartphone akan dibersihkan selama 10 menit, lalu setelahnya proses sterilisasinya akan berhenti sendiri dan wireless charging masih terus dilanjutkan. Samsung bilang perangkat ini mampu mengakomodasi ponsel hingga yang sebesar Galaxy S20 Ultra, dengan volume bilik persisnya di angka 196 x 96 x 33 mm.

Samsung UV Sterilizer with Wireless Charging

Selain smartphone, tentu saja konsumen juga dapat meletakkan perangkat lain seperti kacamata atau TWS. Sepasang bohlam ultraviolet di dalam kompartemennya diklaim mampu membersihkan baik permukaan atas maupun bawah perangkat yang diletakkan.

Sama seperti Mophie, Samsung memang tidak punya bukti bahwa perangkat ini efektif membunuh virus SARS-CoV-2, tapi setidaknya ia efektif membasmi hingga 99% kuman dan bakteri yang melekat di permukaan macam E. coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans berdasarkan tes yang dilakukan badan pengujian independen Intertek dan SGS.

Samsung berniat memasarkannya melalui sejumlah toko fisik dan online-nya, namun sejauh ini belum ada kepastian negara mana saja yang bakal kebagian. Harganya sendiri juga belum diketahui, akan tetapi Samsung Thailand menjualnya seharga 1.590 baht, atau setara dengan Rp 700 ribuan.

Sumber: Samsung.

Google Luncurkan Sertifikasi “Works With Chromebook” untuk Aksesori

Sesukses apakah Chromebook di industri laptop? Mungkin belum sebesar laptop Windows atau MacBook, tapi cukup sukses untuk memicu Google menghadirkan sertifikasi “Works With Chromebook” buat pabrikan aksesori.

Jadi ke depannya kalau kita sedang mencari aksesori untuk Chromebook (baik secara online maupun offline), kita bisa mengamati label seperti gambar di atas. Adanya label tersebut merupakan jaminan bahwa aksesori terkait pasti kompatibel dengan Chromebook. Skenarionya kurang lebih sama seperti label “Made for iPhone” (MFi) yang bisa dijumpai pada aksesori produk-produk Apple.

Mengapa ini penting? Konsumen Chromebook bisa saja membeli aksesori seperti kabel charger (USB-C) atau mouse Bluetooth untuk laptop secara umum. Namun berhubung “umum” di sini sering kali diasosiasikan dengan Windows, kabel atau mouse tersebut belum tentu bisa berfungsi ketika dipakai di perangkat Chrome OS.

Works With Chromebook

Untuk sekarang, “Works With Chromebook” baru mencakup deretan aksesori yang dijual di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, akan tetapi Google berjanji negara-negara lainnya juga akan segera menyusul.

Merek-merek yang tergabung juga sudah cukup banyak: AbleNet, Anker, Belkin, Brydge, Cable Matters, Elecom, Hyper, Kensington, Logitech, Plugable, Satechi, StarTech, dan Targus. Ini bukan pertama kalinya Google mengeluarkan sertifikasi serupa. Sebelumnya, sudah ada sertifikasi “Made for Google” yang ditujukan untuk seri smartphone Pixel dan perangkat smart home Nest.

Sumber: Google.