Mengulik Fujifilm X-A5, Kamera Mirrorless Serbabisa Untuk Generasi Selfie

Setelah melangsungkan debutnya di 2013 sebagai kamera berlensa interchangeable paling terjangkau, Fuji melihat pangsa pasar potensial yang akhirnya menjadi sasaran dari versi kedua seri kamera X-A. Mereka ialah para konsumen muda ‘generasi mobile‘ yang membutuhkan kamera canggih, mudah digunakan, serta dapat menunjang gaya hidup mereka.

Ketika kamera Fujifilm X-series lain disiapkan untuk para fotografer kelas antusias, Fuji X-A2 dan X-A3 dirancang buat menunjang salah satu tren favorit di ranah fotografi: selfie. Kiprah seri X-A di negara-negara berkembang tampaknya sangat baik. Sesudah melepas X-A3 di Indonesia pada bulan November 2016, perusahaan produk imaging asal Tokyo itu menghadirkan penerusnya yang dibekali sejumlah pembaruan.

XA5 18

Dinamai X-A5, aspek utama yang ditawarkan oleh kamera mirrorless ini adalah kepraktisan penggunaan. GM electronic imaging division Fujifilm Indonesia Johanes J. Rampi menjelaskan bahwa X-A5 diramu agar bisa jadi pendamping perjalanan Anda serta alat untuk mengabadikan momen dengan pemakaian yang simpel, baik saat Anda ingin mengumpulkan koleksi foto ataupun membuat video.

XA5 19

 

Mengapa tidak dinamai X-A4?

Mungkin Anda penasaran mengapa sang produsen melewatkan angka ‘4’ pada nama produk ini. Hal tersebut sempat saya tanyakan langsung pada presiden direktur Fujifilm Indonesia, Noriyuki Kawabuko dan alasannya sangat sederhana. Fuji tidak mau produk andalan baru di kelas entry-level itu diasosiasikan dengan ‘ketidakmujuran’ yang diwakilkan oleh angka empat ‘di beberapa negara’ tempat produk dipasarkan.

XA5 20

 

Desain

Seperti pendahulunya, X-A5 mengusung penampilan ala kamera antik. Tubuhnya terbuat dari logam, yang dipadu lapisan kulit sintetis, dengan desain tubuh balok khas perangkat fotografi klasik. Anda dipersilakan memilih warna kulitnya – ada hitam, coklat dan pink.

Terlepas dari rancangan yang terlihat lawas itu, Fujifilm tidak melupakan aspek ergonomisnya. Beberapa sentuhan seperti dial plus tombol di area jempol kanan berguna untuk memudahkan zoom dan mengaktifkan shutter saat Anda mengambil selfie menggunakan tangan kiri.

XA5 13

XA5 16

Bagian body Fujifilm X-A5 mempunyai dimensi 116,9×67,7×40,4mm, ditambah lensa kit Fujinon XC15 45mm f/3.5-5.6 sepanjang 44,2mm berdiameter 52mm. Keseluruhan tubuhnya ini memiliki bobot 496-gram (body 361g plus lensa 135g) – lebih ringan dari X-A3 dengan berat di atas 580-gam.

XA5 14

XA5 17

Layar live preview berukuran 3-inci-nya juga dapat dibalik secara vertikal ke atas agar bisa dilihat dari depan. Bagian tersebut mendukung penuh navigasi via sentuhan, dapat Anda gunakan untuk menentukan fokus atau menyala-matikan fungsi tertentu tanpa perlu menggunakan tombol directional fisik.

XA5 4

XA5 12

 

Spesifikasi dan fitur

Kamera mirrorless ini menyimpan sensor CMOS APS-C 23,5×15,7mm 24,2-megapixel, dengan sensitivitas ISO satu stop lebih tinggi dibanding pendahulunya (51200 versus 25600). X-A5 didukung kapabilitas continuous shooting 6-frame/detik maksimal kira-kira 10-frame atau 3fps maksimal 50-frame. Jika tidak mau kehilangan momen berharga tanpa harus melewati proses setting sulit, Fuji juga menyediakan mode burst 4K buat menjepret foto sebanyak 15-frame/detik. Selanjutnya, Anda tinggal memilih foto-foto yang disukai via touchscreen.

XA5 15

Salah satu fitur favorit saya di X-A5 ialah exposure compensation (-5.0EV sampai +5.0EV). Kemampuan unik ini memungkinkan Anda mengatur kembali tingkat exposure setelah jepretan diambil tanpa menyebabkan gambar jadi terlihat tidak natural. Anda bisa mengurangi levelnya jika foto terlalu terang atau sebaliknya. Seorang tim Fuji menjelaskan bahwa hal itu dapat tercapai karena hasil foto diolah dari file RAW yang tersimpan di kamera.

XA5 6

Kelengkapan filter dan film simulation lagi-lagi jadi andalan di kamera mirrorless baru di seri X-A ini. Anda bisa bermain-main dengan 17 filter, di antaranya ada yang membuat gambar jadi terlihat lembut, filter spesialis mainan, hingga untuk menonjolkan warna. Terdapat pula fungsi buat menghilangkan kabut (pecinta fotografi cityscape pasti akan mengapresiasinya) serta fitur buat menambahkan kilauan (sparkle) di area-area terang.

XA5 3

X-A5 turut ditunjang satu fitur yang esensial di era mobile: kamera tak cuma bisa tersambung ke smartphone via konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, namun dapat mengirimkan foto-foto yang sudah diambil secara otomatis, tanpa perlu menavigasi menu.

XA5 11

Sebagai sumber tenaga, X-A5 ditopang oleh baterai rechargeable lithium-ion NP-W126S yang kabarnya bisa memberikan user 450 kali jepretan dalam sekali proses isi ulang.

XA5 5

 

Flash pintar

Flash juga merupakan aspek di mana kamera fuji bersinar. Kapabilitas Super Intelligent Flash di sana mampu mengisi gambar dengan cahaya secara seimbang. Ia tidak membuat wajah atau objek kehilangan detail serta tekstur walaupun diambil di skenario backlight, kondisi malam hari, maupun di jarak dekat. Buat memaksimalkan kemampuan ini, Anda hanya perlu memilih mode scene recognition.

XA5 10

 

Video

Mendengarkan masukan dari para pengguna X-A3, kapabilitas perekaman video X-A5 mendapatkan sejumlah upgrade signifikan. Anda dipersilakan merekam video 4K dan memanfaatkan kemampuan multi-focus. Lalu ada pula fitur high speed recording di 1280x720p untuk menciptakan video slow motion. Satu fitur yang paling diminta adalah port microphone, dan Fujifilm akhirnya menyediakan port 2,5mm di sana.

XA5 2

 

Harga dan waktu ketersediaan

Fujifilm X-A5 rencananya akan mulai dipasarkan pada tanggal 22 Februari 2018, dijual secara perdana di Mall Central Park Jakarta. Untuk memingangnya, siapkan saja uang sebesar Rp 9 juta – harga yang tergolong cukup tinggi buat sebuah kamera mirrorless entry-level

XA5 1

XA5 9

(Speed Review) Beoplay M5, Desain Menyenangkan Berpadu Suara yang Merdu

Mendengar nama brand Bang and Olufsen setidaknya ada beberapa hal yang melintas dikepala saya. Salah satunya adalah brand audio premium. Kesan itu saya dapatkan di perangkat speaker Beoplay M5.

 

Beoplay M5

Hadir dengan desain minimalis dengan bahan luar fabric, kesan premium langsung terasa. Bang and Olufsen juga dikenal dengan desain perangkat mereka yang keren. Meski bentuknya agak pasaran untuk speaker yang ditempatkan diruangan, Beoplay M5 hadir dengan beberapa detail yang tetap membawa kesan keren yang kerap hadir di perangkat Bang and Olufsen.

Sembilan puluh lima persen body luar perangkat ini diisi oleh bahan fabric yang menjadi bagian utama alias speaker perangkat. Bagian atas hadir dengan bahan aluminium yang juga memiliki beberapa fungsi. Dengan menekannya Anda bisa pause dan play musik yang sedang diputar, lalu menggeser 15 persen bentuk bulat piringan ini akan menaikkan atau menurunkan volume.

Beoplay M5

Untuk terkoneksi dengan perangkat ini bisa melalui aplikasi resmi dari Bang and Olufsen. Dengan aplikasi ini, koneksi yang didapatkan bisa lebih deep, termasuk beberapa layanan yang pemutar musik yang telah terintegerasi seperti Deezer. Untuk layanan lain seperti Spotify, bisa menggunakan metode Spotify Connect. Perangkat ini juga telah memiliki built in Chromecast untuk koneksi antar perangkat Bang and Olufsen.

Untuk suara sendiri Beoplay M5 menurut saya bisa dibilang cocok untuk digunakan sebagai speaker ruang tengah atau ruang keluarga. Fitur 360 sound-nya memungkinkan pengguna untuk menikmati suara dari semua sisi. Selain itu, di aplikasinya, speaker ini juga memiliki fitur pengaturan untuk penempatan posisi speaker, apakah di belakangnya tertutup (dinding), di tengah atau akan diletakkan di pojok. Dimanapun Anda menempatkan speaker ini, Anda bisa menikmati suaranya dengan baik. Meski demikian, dari pengalaman saya mencobanya, suara terbarik (bass, mid, high) akan lebih terasa detail dari depan atau bagian utama speaker.

Beoplay M5

Terkoneksi secara wireless, namun Beoplay M5 tidak memiliki baterai, jadi Anda harus mencolokkan perangkat ini ke daya listrik untuk bisa digunakan. Konsep speaker ini sendiri memang untuk menyatu dengan ruangan jadi bukan untuk dibawa berpindah-pindah.

Beoplay M5

Sparks

  • Desain keren
  • Suara yang dihasilkan berkualitas baik
  • 360 sound yang memungkinkan speaker di tempatkan di tengah
  • Muti-room feature (chromecast built-in)

Slacks

  • Harga cukup mahal
  • Tidak bisa dibawa mobile, harus selalu tersambung ke listrik
  • Bobot perangkat cukup berat