Louis Vuitton Luncurkan Koleksi LVxLOL, Harga Sampai Rp79 Juta

Louis Vuitton memasuki ranah esports dengan bekerja sama dengan Riot Games pada September 2019. Ketika itu, merek fashion mewah asal Prancis tersebut akan membuat travel case untuk trofi dari League of Legends World Championship, Summoner’s Cup. Selain itu, Louis Vuitton juga mendesain sejumlah skin untuk karakter League of Legends. Sekarang, mereka memamerkan koleksi pakaian terbaru mereka. Riot mengklaim, kerja sama mereka dengan Louis Vuitton merupakan kerja sama pertama antara merek fashion mewah dengan pelaku esports.

Koleksi yang dinamai LVxLOL ini didesain oleh Nicolas Ghesquière, Artistic Director of Women’s Collection dari Louis Vuitton, lapor Business Insider. Harga dari koleksi terbaru Louis Vuitton beragam, mulai dari US$170 (Rp2,4 juta) sampai US$5.600 (Rp78 juta). Sebuah kaos dengan gambar Qiyana pada bagian depan dan belakang dihargai US$670 (Rp9,4 juta). Produk paling mahal dalam koleksi ini adalah jaket kulit seharga US$5.650 (Rp79 juta).

Koleksi LVxLOL ini akan tersedia pada Februari atau Maret 2020. Sama seperti produk Louis Vuitton lainnya, pakaian dalam koleksi terbaru mereka ini memiliki logo Louis Vuitton. Selain itu, banyak pakaian yang menggunakan pola tiger stripe, yang memang tidak ada kaitannya langsung dengan game League of Legends, tapi memberikan kesan gagah pada pemakainya.

Koleksi LVxLOL. | Sumber: Louis Vuitton via Business Insider
Koleksi LVxLOL. | Sumber: Louis Vuitton via Business Insider

Keputusan Louis Vuitton untuk bekerja sama dengan Riot Games sebenarnya tidak aneh. Sekarang, tak hanya merek endemik saja yang mendukung liga dan organisasi esports. Merek non-endemik, termasuk fashion, juga mulai tertarik untuk masuk ke industri esports. Salah satu alasannya adalah untuk memenangkan hati para penonton esports, yang merupakan generasi milenial dan gen Z. Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa kerja sama antara merek fashion pelaku esports akan menguntungkan kedua belah pihak. Meskipun pria muda dianggap sebagai audiens utama esports dan gaming, sebenarnya hampir 40 persen audiens esports merupakan perempuan. Mereka juga cukup peduli pada penampilan mereka.

Sebelum ini, Louis Vuitton juga telah mengadakan kerja sama dengan badan olahraga tradisional, seperti FIFA untuk membuat koleksi aksesori untuk World Cup 2018. Mengingat sekarang esports semakin diakui sebagai olahraga — salah satu buktinya adalah masuknya esports dalam SEA Games — maka tidak heran jika mereka juga memutuskan untuk bekerja sama dengan pelaku industri esports.

3 Alasan Mengapa Merek Fashion Harus Kolaborasi dengan Pelaku Esports

Sekarang, organisasi dan kompetisi esports tak hanya disponsori oleh perusahaan yang bergerak di dunia gaming dan esports. Semakin banyak perusahaan non-endemik yang mendukung pelaku industri esports. Merek fashion seperti Louis Vuitton juga ikut masuk ke esports dengan bekerja sama dengan Riot Games, pengembang dan penerbit League of Legends. Meskipun terkesan tak biasa, sebenarnya keputusan Louis Vuitton bukan hal yang aneh. Ada beberapa alasan mengapa kerja sama dengan pelaku esports akan menguntungkan merek fashion, menurut laporan VentureBeat.

1. Audiens game dan esports beragam
Banyak orang berasumsi bahwa penonton esports hanyalah pria muda. Namun, menurut riset Mindshare NA, 60 persen penonton esports ada di rentang umur 25 sampai 39 tahun dan 38 persen audiens esports merupakan perempuan. Tak hanya itu, banyak penonton esports yang ternyata peduli pada penampilan mereka. Satu hal yang harus diingat adalah tidak semua penonton esports sama. Jadi, ketika sebuah merek fashion, atau merek non-endemik lainnya, ingin masuk ke industri esports, mereka harus mencari liga atau organisasi esports yang memang sesuai dengan target pasar mereka.

2. Bisa memenangkan hati fans esports dengan kolaborasi otentik
Ketika merek non-endemik, termasuk merek fashion, hendak bekerja sama dengan organisasi atau turnamen esports, sebaiknya mereka membuat kolaborasi yang otentik. Apa yang dilakukan oleh Louis Vuitton adalah contoh yang bagus. Merek fashion itu membuat travel case untuk Summoner’s Cup, piala dari League of Legends World Championship.

Sebelum bekerja sama dengan Riot, Louis Vuitton memang pernah membuat travel case untuk trofi dari berbagai acara olahraga, termasuk FIFA World Cup. Karena itu, ketika mereka mengumumkan bahwa mereka akan membuat travel case untuk Summoner’s Cup, para fans tidak merasa heran. Selain itu, Louis Vuitton juga mendesain skin untuk karakter dari game buatan Riot Games tersebut.

Skin buatan Louis Vuitton. | Sumber: Riot Games via The Esports Observer
Skin buatan Louis Vuitton. | Sumber: Riot Games via The Esports Observer

3. Influencer esports aktif berinteraksi dengan fans
Selain menjadi sponsor atau bekerja sama dengan liga atau organisasi esports, merek non-endemik juga bisa bekerja sama dengan influencer esports. Pada 2017, trafik dari Twitch — platform live streaming gaming dan esports terbesar — hanya kalah dari Google, Netflix, dan Apple.

Tak hanya itu, penonton Twitch menghabiskan 421 menit untuk menonton konten setiap bulannya. Itu artinya, mereka menonton 44 pesen lebih lama dari pengguna YouTube. Para streamer bisa menghabiskan sekitar 8 sampai 12 jam untuk melakukan live streaming dan berinteraksi dengan para fans mereka. Sebagai perbandingan, atlet olahraga tradisional biasanya hanya berinteraksi dengan fans via media sosial.

Merek non-endemik bisa mendekatkan diri dengan fans esports dengan bekerja sama dengan para influencer untuk membuat konten bersama, seperti apa yang Mastercard lakukan bersama dengan G2 Esports. Selain itu, merek fashion juga bisa bekerja sama dengan menyediakan pakaian untuk organisasi esports. Kappa telah melakukan ini bersama dengan Vexed Gaming. Selain itu, merek fashion juga bisa menciptakan sekumpulan pakaian khusus untuk para gamer.

Zippo Gaet 3 Pemain NRG untuk Promosikan Penghangat Tangan

Di negara-negara yang memiliki musim dingin, para pemain esports profesional biasanya membawa penghangat tangan untuk memastikan bahwa tangan mereka tidak menjadi kaku karena dingin. Zippo, perusahaan yang dikenal sebagai pembuat korek api, juga memiliki produk hand warmer. Penghangat tangan buatan Zippo ini menggunakan baterai yang bisa diisi kembali sehingga ia bisa digunakan berulang kali.

Untuk mempromosikan penghangat tangan HeatBank 9s, Zippo bekerja sama dengan tiga pemain Apex Legends dari tim NRG, yaitu Coby “Dizzy” Meadows, Brandon “Ace” Winn, dan Marshall “Mohr” Mohr. Melalui kerja sama ini, Zippo akan membuat versi khusus dari HeatBank 9s dalam jumlah terbatas. William Kolasa, Senior Director of Integrated Marketing Communications, Zippo mengatakan, penghangat tangan buatan mereka bisa bertahan selama hingga sembilan jam. Tak hanya itu, hand warmer ini juga memiliki port USB yang bisa digunakan untuk mengisi baterai dari berbagai perangkat seperti headset, controller, dan bahkan ponsel.

Tiga pemain Apex Legends NRG. | Sumber: The Esports Observer
Tiga pemain Apex Legends NRG. | Sumber: The Esports Observer

“Kami sangat senang karena bisa bekerja sama dengan anggota NRG, Dizzy, Ace, dan Mohr — tiga pemain terbaik dalam game yang mereka mainkan — untuk meluncurkan edisi terbatas NRG x Zippo HeatBank 9s Rechargeable Hand Warmer,” kata Kolasa, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Ini adalah langkah pertama untuk menunjukkan komitmen kami pada komunitas gamer dengan menyediakan berbagai aksesori untuk meningkatkan performa mereka.”

Ini bukanlah kali pertama Zippo bekerja sama dengan organisasi esports. Pada Maret 2019, Zippo mengumumkan kerja samanya dengan Panda Global, organisasi esports asal Amerika Utara yang fokus pada game-game fighting, seperti Street Fighter 5 dan Super Smash Bros. Ketika itu, CEO Panda Global Esports Team, Alan Bunney, yang juga merupakan seorang dokter, menjelaskan mengapa penghangat tangan penting bagi para pemain profesional. Dia mengatakan, jika tangan seorang pemain dingin, ini bisa memperlambat reaksi sang pemain Karena itulah, dia menyebutkan, para pemain Panda Global selalu membawa penghangat tangan dalam setiap kompetisi yang mereka ikuti.

NRG adalah organisasi esports asal Amerika Serikat. Sama seperti kebanyakan organisasi esports lainnya, NRG memiliki tim-tim profesional yang berlaga di berbagai game. Selain Apex Legends, NRG juga memiliki tim yang berlaga di Overwatch League, Call of Duty, Clash Royale, Fortnite, Hearthstone, dan beberapa game lainnya.

Sumber header: Esports Insider

Lexus Menjadi Sponsor Gelaran The Esports Awards 2019

Walau secara kasat mata terlihat tak ada hubungannya, namun ini tidak menghentikan brand-brand otomotif untuk terjun ke ekosistem esports. Sepanjang tahun 2019 ini saja, Hybrid melaporkan setidaknya ada tiga brand otomotif mensponsori berbagai entitas di dalam ekosistem esports. Mulai dari Honda, yang mendukung ESL Jagoan Free Fire di kancah lokal Indonesia, yang juga mensponsori LCS di Amerika Serikat sana.

Lalu, ada juga Audi, yang bulan September lalu mensponsori Future FC, tim FIFA bagian dari Astralis Group. Terakhir ada juga Renault, yang terjun ke ekosistem esports lokal Indonesia, dan menjadi sponsor utama dari gelaran First Warriors. Gelombang dukungan brand otomotif terhadap esports seakan tidak ada henti-hentinya, bahkan kini berlanjut dengan Lexus hadir mensponsori The Esports Awards 2019.

Dalam kerja sama ini, Lexus akan menghadirkan supercars yang ada di film Black Phanther dan Men in Black: International, serta Lexus GS F 10th Anniversary Edition dalam gelaran The Esports Awards. “Ini adalah sebuah kehormatan menjamu Lexus dan tiga mobil supercars dalam upacara pembukaan The Esports Awards tahun ini. Memasuki tahun ke empat, kami merasa sangat beruntung bisa bekerja sama dengan brand penuh prestis seperti Lexus, yang juga berkomitmen untuk mendorong ekosistem esports terus maju.” ucap Tom Mercey, CEO The Esports Awards kepada Venture Beat.

Sumber: Fnatic Twitter
Bwipo, pemain League of Legends dari tim Fnatic yang menerima penobatan sebagai Rookie of the Year dari Esports Awards 2018. Sumber: Fnatic Twitter

Memang brand non-endemik sedang semangat-semangatnya, mereka seakan berlomba-lomba mencari tempat mereka masing-masing di dalam ekosistem esports yang sedang terus bertumbuh ini. Hybrid juga melaporkan, bahwa pada Q3 2019 ini, merek non-endemik seakan sedang merangsek masuk ke dalam ekosistem esports. Bukan hanya otomotif saja, tapi juga merek makanan dan minuman, smartphone dan teknologi, sampai fashion.

Tak hanya itu saja, di barat sana, brand-brand prestis belakangan juga semakin percaya dengan ekosistem esports. Selain dari Lexus, ada juga Louis Vuitton yang bekerja sama dengan Riot Games untuk membuat trophy case piala League of Legends World Championship 2019.

Lexus lalu turut memberikan pandangannya atas kerja sama yang dilakukan dengan The Esports Awards. “Kami dari Lexus, sangat gembira akhirnya bisa terjun ke dalam ekosistem esportsm lewat sebuah gelaran yang sama-sama punya visi untuk menciptakan pengalaman personal yang unik.” ucap Lisa MaterazzoVP of marketing Lexus. “Kami merasa nuansa mewah mobil LC 500 yang ada di film Black Phanter, Lexus RC F coupe yang ada di Men in Black International, dan GS F 10th Anniversary akan menjadi perhiasan yang sempurna dalam ajang penobatan Esports Awards yang formal dan penuh prestis.”

Sumber: Lexus Official Site
Sumber: Lexus Official Site

The Esports Awards merupakan ajang penobatan kepada nama-nama besar di industri esports, terutama di barat sana. Pertama kali terbentuk pada tahun 2015, The Esports Awards awalnya diadakan di London selama tiga kali berturut-turut. Namun seiring dengan berkembangnya pasar esports di Amerika Serikat, acara penobatan ini akhirnya diadakan di Amerika Serikat mulai tahun ini.

Tahun lalu The Esports Awards menobat beberapa kategori ke beberapa entitas di ekosistem esports. Beberapa di antaranya seperti Astralis yang mendapat gelar Esports Team of the Year, Tyler “Ninja” Blevins sebagai Esports Personality of the Year, atau Mossad “MSdossary” Aldossary juara FIFA eWorld Cup yang mendapat gelar sebagai Esports Console Player of the Year.

The Esports Awards 2019 akan menghadirkan nama-nama besar di ekosistem esports, terutama di barat sana. Acara ini diselenggarakan hari Sabtu, 16 November 2019 di Esports Stadium Arlington, Amerika Serikat.