Bertambah 2 Juta Dalam Sebulan, Pelanggan Berbayar Apple Music Tembus 40 Juta

Sejak diluncurkan tahun 2015 silam, Apple Music telah mengalami banyak perubahan baik dari sisi fitur, interface sampai dengan intergrasi layanan. Kendati bukan layanan cuma-cuma seperti halnya Spotify atau Joox, Apple Music terbukti sukses memperkaya jumlah penggunanya dari waktu ke waktu.

Dalam cuitan terbaru Steven Huon, kepala bagian konten Apple TV dan Apple Music terungkap statistik baru bahwa angka pengguna layanan musik Apple tersebut sudah menyentuh 40 juta atau naik dua kali lipat dari raihan bulan Desember 2016 lalu. Semuanya merupakan pengguna berbayar mengingat seperti yang sudah disebutkan di awal, Apple Music tidak menawarkan layanan gratis seperti Spotify. Apple hanya menawarkan free trial yang ada masa kadaluarsanya.

Capaian baru ini juga menunjukkan betapa sehatnya pertumbuhan bisnis Apple Music. Bulan lalu, salah satu petinggi Apple Eddy Cue membeberkan statistik Apple Music yang menyentuh angka 38 juta. Artinya, hanya dalam waktu satu bulan saja, Apple Music ketambahan pengguna baru kurang lebih sebanyak 2 juta orang.

Cue dalam pernyataannya bulan lalu juga mengatakan bahwa ada 8 juga penggguna Apple Music yang memanfaatkan fasilitas trial. Sayangnya Cue tidak membeberkan berapa persen dari mereka yang upgrade ke paket berbayar. Akan tetapi, jika melihat besaran pertumbuhan yang dibukukan, tampaknya hampir sebagian besar pengguna free trial memutuskan untuk membayar.

Dengan pencapaian baru ini, maka Apple Music hanya membutuhkan tambahan 71 juta pengguna baru untuk menyamai Spotify yang saat ini mengantongi 71 juta pelanggan berbayar. Dengan asumsi ada peningkatan sebesar 2 juta pengguna baru setiap bulannya, maka di bulan April tahun 2019, jumlah itu bisa tercapai. Sedangkan Spotify sendiri optimis untuk mencapai angka 96 juta sebelum akhir tahun 2018.

Sumber berita AppleInsider dan gambar header Apple.

WeChat Kantongi 1 Miliar Pengguna Terdaftar

WhatsApp boleh jadi dinobatkan sebagai aplikasi pesan instan paling populer di dunia, tapi tidak di Tiongkok. Pasalnya, di negeri Tirai Bambu tersebut WhatsApp dan Line tidak dapat digunakan. Praktis, WeChat yang merupakan aplikasi asli buatan Tiongkok memonopoli. Sedangkan di tempat lain, WeChat tidak mendapatkan perlakukan seperti halnya WhatsApp atau Line di Tiongkok.

Dengan gabungan dominasi total di Tiongkok dan pengguna global, WeChat disebut mengantongi jumlah pengguna sebanyak 1 miliar yang merupakan rekor tertinggi perusahaan. Pencapaian ini menandai pertumbuhan pengguna WeChat sebesar 15,8% dalam setahun. Di laporan terakhir, WeChat disebut mengantongi jumlah pengguna aktif sebesar 902 juta di mana 38 miliar pesan dikirimkan setiap hari menggunakan WeChat.

Lebih jauh disebutkan penyumbang terbesar pengguna WeChat berasal dari kawasan Asia Tenggara, Eropa dan juga Amerika Serikat. Menurut lansiran Financial Times via Theverge, pengguna asal Tiongkok yang tinggal di di negara lain juga memilih menggunakan WeChat untuk berkomunikasi dengan sanak saudara yang masih di Tiongkok.

Pun demikian, 1 miliar pengguna yang terdaftar di WeChat bukan berasal dari individu per orang. Pasalnya, ada kemungkinan satu orang mempunyai lebih dari satu akun, untuk bisnis dan pribadi.

WeChat merupakan salah satu platform percakapan instan yang bertransformasi ke dalam banyak bentuk. Selain tempat bercakap-cakap, WeChat juga jadi sarana untuk melakukan berbagai keperluan, misalnya membeli barang fisik dan digital, memesan tiket, memesan restoran dan lain-lain. Luasnya layanan yang ditawarkan membuat WeChat makin mudah untuk merebut hati berbagai kelas pengguna.

Sumber berita TheVerge dan gambar header Theverge.

Q4 2017, Nokia Jual Lebih Banyak Smartphone Ketimbang Google, Asus, OnePlus, dan Lenovo

Menurut laporan dari perusahaan riset Counterpoint, 2017 merupakan tahun yang manis bagi HMD Global dan Nokia. Sang legenda, Nokia yang terseok-seok lalu menyerah kalah di industri mobile, memutuskan untuk kembali ke kancah persaingan di bawah kemudi HMD Global. Hasilnya, merek ponsel yang begitu lekat di hati banyak orang ini berhasil menjual total 4,4 juta unit hanya di kuartal keempat tahun 2017 saja. Masih jauh dari capaian Samsung dan Apple, tapi laju Nokia bersama HMD Global yang impresif membuat perusahaan lain seperti OnePlus, HTC dan Google jadi terlihat kecil.

Menurut kicauan Twitter Neil Shah, analis Counterpoint, pangsa pasar 1 persen yang dipegang oleh Nokia menempatkan mereka kini di posisi ke-11 di dunia. Bahwa perangkat bermerek Nokia yang terjual dalam tiga bulan terakhir tahun 2017 lebih banyak dibandingkan produsen seperti HTC, Sony, Google, Alcatel, Lenovo, OnePlus, Gionee, Meizu, Coolpad, dan Asus.

Selain itu, dengan pangsa pasar 15 persen berkat pengapalan 20,7 juta unit ponsel feature, Nokia menjadi merek ponsel feature terbesar di dunia saat ini. Sedangkan secara keseluruhan dari segmen smartphone dan ponsel feature, Nokia menikmati 5 persen pangsa pasar dan duduk di posisi ke-6. Sementara di pasar India, Nokia telah menjadi merek terbesar ke-5. Counterpoint juga mengatakan bahwa Nokia telah berhasil masuk 3 besar di Inggris dalam hal pengiriman smartphone.

Secara total, HMD Global dikatakan telah mengirimkan 25,1 juta unit ponsel feature dan smartphone pada Q4 2017. Dengan demikian, kita melihat pertumbuhan sebesar 54 persen dibandingkan kuartal lalu dengan 16,3 juta unit yang dikirim pada Q3 2017.

Berkaca pada statistik di atas, Nokia punya peluang cukup besar untuk kembali ke masa jayanya dulu. Meskipun untuk melakukannya, mereka harus bekerja ekstra keras mengingat Samsung dan Apple bukanlah perusahaan yang sama dengan 15 tahun yang lalu. Saat ini, portofolio HMD Global terdiri dari Nokia 2, Nokia 3, Nokia 5, Nokia 6, Nokia 7, Nokia 8, dan beberapa varian Nokia 3310.

Sumber berita Techradar dan gambar header HMD.

Samsung Rajai Pengapalan Smartphone Global di 2017, Xiaomi Paling Mencolok

Apple menjadi penguasa global di ranah smartphone, mengalahkan rivalnya Samsung yang relatif mengendur, tapi hanya di kuartal keempat tahun 2017. Dalam laporan statistik pengapalan smartphone di tahun 2017 oleh IDC, terungkap kembali pola lama di mana Apple merebut posisi pertama di kuartal keempat, sedangkan Samsung lebih dominan di tiga kuartal pertama di tahun tersebut. Pola yang sama juga terjadi di kuartal keempat tahun lalu.

Secara umum berdasarkan laporan IDC, pengapalan smartphone ke seluruh dunia di kuartal keempat tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 6,3% dari 430,7 juta unit menjadi 403,5 juta unit. Sedangkan untuk statistik satu tahun penuh, pengapalan smartphone mengalami penurunan kurang dari 1% dari 1.473 miliar unit menjadi 1.472 miliar unit. Penurunan ini dipengaruhi oleh lesunya pasar-pasar vital seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. IDC menyoroti bahwa sebagian besar konsumen tak ingin buru-buru mengganti smartphone lamanya dengan model yang lebih baru.

Pengapalan Smartphone Global di Kuartal Keempat 2017

screenshot-www.idc.com-2018-02-06-10-13-01

Berdasarkan tabel yang tersaji di atas, Apple menjadi yang pertama dalam daftar 5 besar brand top dunia. Meski demikian, dibandingkan kuartal keempat tahun 2016, volume pengapalan iPhone mengalami penurunan sebesar 1,3% dari 78,3 juta unit menjadi 77,3 juta unit. Tetapi penurunan lebih besar dialami oleh Samsung dan Huawei yang menempati posisi kedua dan ketiga masing-masing sebesar 4,4% dan 9,7%.

Cerita berbeda ditunjukkan oleh Xiaomi yang menjadi satu-satunya brand yang berhasil mencatatkan angka positif dengan pertumbuhan mencapai 96,9%. Selama kuartal keempat tahun 2017 Xiaomi berhasil mengapalkan sebanyak 28,1 juta unit smartphone, melonjak tajam dari catatan tahun lalu sebanyak 14,3 juta unit.

Pengapalan Smartphone Global di Tahun 2017

Untuk satu tahun penuh, pengapalan global smartphone di tahun 2017 mengalami sedikit perubahan. Kali ini Samsung yang menjadi rajanya dengan jumlah pengapalan sebanyak 317,3 juta unit. Angka ini naik 1,9% dibandingkan capaian tahun 2016 lalu.

screenshot-www.idc.com-2018-02-06-10-12-06

Apple yang tadinya berada di puncak, lengser di peringkat kedua dengan jumlah pengapalan sebanyak 215,8 juta unit smartphone atau naik hanya 0,2% dari tahun 2016.

Tiga peringkat sisanya ditempati oleh Huawei, Oppo dan Xiaomi yang masing-masing mencatatkan pengapalan sebanyak 153 juta, 111 juta, dan 92 juta unit smartphone. Xiaomi lagi-lagi mencatatkan pertumbuhan paling signifikan mencapai 74,5% dari tahun ke tahun.

Dengan memanasnya persaingan di industri mobile, sejumlah pabrikan mencoba untuk bertahan dengan apa yang sudah mereka gapai saat ini. Perusahaan-perusahaan asal Tiongkok masih akan terus berjibaku di segmen kelas entry level dengan harga relatif terjangkau tapi dengan fitur-fitur terbaru. Nama-nama seperti Xiaomi, Vivo dan Oppo diyakini masih akan terus menawarkan perangkat dengan harga yang kempetitif. Sedangkan brand seperti Samsung dan Apple mencoba menawarkan lebih banyak pilihan dan mempertahankan cengkraman mereka di kelas high-end.

Catatan lain, bahwa statistik ini hanyalah data pengapalan dari pabrikan ke seluruh dunia, bukan angka penjualan langsung ke konsumen. Ada kemungkinan tidak semua perangkat yang dikapalkan akan habis terjual.

Sumber berita IDC.

Capai 50 Juta Unduhan, Nova Launcher Pertegas Dominasi

Di ranah piranti lunak khususnya Android, tak banyak nama-nama pengembang selain dari perusahaan besar yang mampu mencapai angka unduhan lebih dari 50 juta hanya di satu platform. Tapi TeslaCoil tampaknya sukses mendobrak batasan itu untuk menjadi salah satu pengembang di antara nama-nama perusahaan papan atas yang berhasil membukukan catatan 50 juta unduhan hanya dari satu aplikasi, yaitu Nova Launcher.

Dikutip dari PhoneArena, aplikasi Nova Launcher sukses menembus 50 juta angka unduhan hanya di platform Android. Menegaskan dirinya sebagai aplikasi launcher paling populer di antara yang terbaik.

noa launcher

Di kategori ini, Nova Launcher memang telah sejak lama menjadi salah satu aplikasi pengubah tampilan Android yang digemari. Hal yang paling disuka, ia menawarkan banyak fitur untuk mempercantik tampilan smartphone, seperti ratusan tema, paket ikon, widget yang disempurnakan, dan pengaturan yang lebih fleksibel lagi luas.

Selain sisi kostumisasi, Nova Launcher juga mempunyai banyak opsi untuk menjadikan fungsionalitas smartphone makin menarik dan sesuai preferensi pengguna. Bahkan, Nova Launcher juga menawarkan fitur Google Feeds dengan sekali sentuhan.

Nova Launcher sendiri tersedia dalam dua versi, gratis dan berbayar. Di versi Nova Launcher Prime, pengguna dapat melakukan lebih banyak kostumisasi yang tak bisa dijumpai di versi gratis, misalnya dukungan gesture, notifikasi yang belum terbaca, menyembunyikan aplikasi, dukungan swipe icon, dan animasi transisi dari satu layar ke layar yang lain.

Nah, bagi Anda yang belum menggunakan Nova Launcher dan tertarik untuk bergabung dengan 50 juta pengguna di seluruh dunia. Unduh dari perangkat Anda atau intip dulu fitur-fiturnya di tautan berikut.

Application Information Will Show Up Here

 

Sumber berita PhoneArena.

Bukukan Penjualan yang Impresif, Huawei Rebut Tahta Apple

Laju impresif Huawei di pasar lokal Tiongkok berlanjut ke pasar global. Data terakhir dari perusahaan riset Counterpoint Market menunjukkan bahwa Huawei sukses melampaui Apple sebagai produsen smartphone terbesar kedua di dunia selama dua bulan terakhir, Juni dan Juli 2017. Dengan angka penjualan di bulan Agustus yang juga menjanjikan, Huawei berpeluang besar mencetak hat-trick kendati belum mampu lepas dari bayang-bayang Samsung yang kokoh di puncak.

Ini adalah kali pertama bagi vendor asal Tiongkok tersebut berhasil melampaui Apple dalam hal penjualan smartphone secara global. Dalam beberapa tahun terakhir Huawei memang berkembang dengan sangat pesat di pasar lokal dan Eropa. Prestasi ini semakin mengesankan mengingat fakta bahwa mereka hanya memegang pasar minoritas di kawasan Amerika Serikat yang merupakan salah satu pasar smartphone terbesar di dunia.

Sebaliknya, bagi Apple ini merupakan sebuah pelecut semangat menjelang peluncuran iPhone generasi terbaru yang dijadwalkan digelar minggu depan. Berkaca pada hype yang kerap meroket saat iPhone baru diluncurkan, Apple punya peluang besar untuk merebut kembali tahta yang hilang.

July-Pulse-Huawei-surpass-Apple-Counterpoint-Research

Kekuatan Apple terletak pada loyalitas konsumen, dibuktikan hanya dengan dua atau empat model smartphone yang diluncurkan sepanjang tahun, mereka masih bisa menempatkan iPhone 7  sebagai smartphone terlaris di bulan Juli 2017 dengan persentase sebesar 4%, kemudian disusul oleh varian iPhone 7 Plus dengan 2,9%.

Sementara itu kekuatan utama Huawei terletak pada diversifikasi produk yang memungkinkan mereka menjual lebih banyak model smartphone untuk jenis pasar yang berbeda. Hal ini tergambar dari data Counterpoint yang tidak mendapati satupun smartphone merk Huawei di daftar smartphone terlaris di bulan Juli. Kendalanya, Huawei kesulitan untuk memperoleh loyalitas konsumen di antara sekian banyak portofolio yang mereka tawarkan. Kelemahan ini pula lah yang ditengarai menjadi biang melempemnya kiprah Huawei di pasar Amerika Serikat.

Top-10-products-July-2017-1024x716

Di laporan yang sama diungkapkan serangkaian perangkat paling populer di bulan Juli, seperti model R11 dan A57 milik Oppo yang berhasil dengan baik menempati posisi ketiga dan keempat. Kemudian diikuti oleh Samsung Galaxy S8, Xiaomi Redmi Note 4X, Galaxy S8 Plus, dan iPhone 6. Smartphone murah Samsung Galaxy J7 Prime dan Galaxy A5 (2017) menyempurnakan daftar 10 besar.

Apple Tumbang dari Samsung di Markas Sendiri

Dominasi Samsung di industri mobile tampaknya terlalu tangguh untuk dibendung oleh Apple, bahkan di pasar yang merupakan markas mereka, Amerika Serikat. Berdasarkan data terbaru rilisan Kantar Wordpanel, Samsung sukses mengambil alih posisi puncak pangsa pasar smartphone terbesar di AS dari tangan Apple.

Perusahaan analisis tersebut mengatakan bahwa penjualan Galaxy S8 membantu Samsung menumbangkan Apple per Mei 2017, meskipun catatan tahun per tahunnya menunjukkan tren sebaliknya. Dengan capaian ini, Samsung menguasai 36,2% pangsa pasar smartphone di sana, naik dari periode sebelumnya di 32,9%. Catatan ini sebenarnya masih lebih rendah 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu Apple menguasai 34% atau naik 4.7% dari capaian tahun lalu.

Meskipun Samsung mendominasi, namun duo iPhone 7 dan iPhone 7 Plus membukukan angka penjualan yang paling kuat di periode yang sama. Baru kemudian diikuti Galaxy S7 dan Galaxy S8. Jika ditotal, 10 tangga teratas smartphone terpopuler dikuasai oleh Samsung dan Apple. Sisanya diramaikan oleh Motorola dan LG yang terbilang cukup stabil.

kantar

Masih dari laporan yang sama, kondisi yang hampir serupa terjadi di Tiongkok. Android masih menguasai pasar Tiongkok dengan persentasi lebih dari 80%. Angka ini naik 1% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Tetapi pangsa pasar iOS mengalami penurunan 0,4%, dari 19,6 menjadi 19,2%. Bedanya, di pasar Tiongkok Huawei menjadi rajanya, bukan Samsung dengan pangsa pasar mencapai 28,3%.

Di Eropa, Android mendominasi total dengan pangsa pasar mencapai 79,5% atau naik 2,8% dibandingkan tahun lalu. Samsung berperan penting dalam peningkatan ini, terutama dipasar Perancis. Huawei juga memberi sumbangan besar dengan dominasinya di mayoritas pasar Eropa.

Catatan terakhir, raihan Apple boleh saja kalah dari Samsung sampai dengan saat ini. Tetapi, perusahaan Cupertino punya kans untuk membalikkan keadaan apabila berhasil mengesankan fans lewat iPhone generasi terbarunya, yang diperkirakan rilis pada bulan September bulan depan.

Sumber berita KantarWorldPanel dan header ilustrasi Android vs iOS.

WhatsApp Cetak Rekor Baru, 1 Miliar Pengguna Aktif Harian

Prestasi demi prestasi terus dibukukan oleh WhatsApp yang tak lain merupakan salah satu portfolio Facebook. Setelah tahun lalu mengumumkan pencapaian 1 miliar pengguna aktif bulanan, baru-baru ini WhatsApp mengklaim telah digunakan secara aktif oleh 1 miliar pengguna setiap harinya.

Popularitas WhatsApp tak lepas dari kesan sederhana yang telah lama melekat bahkan sebelum diakuisisi oleh Facebook. Bahkan hadirnya sejumlah fitur tiruan SnapChat tak mengubah image tersebut, bahkan disebut-sebut sukses membuat pengguna makin betah berlama-lama di sana. Banyak pengguna memilih WhatsApp karena didorong oleh pengguna lain yang lebih memilih WhatsApp ketimbang aplikasi lain. Dalam beberapa kesempatan, setiap bertemu teman lama atau kolega, selain email, biasanya mereka menanyakan nomor WhatsApp. Kondisi ini memaksa non-pengguna untuk ikut menggunakan WhatsApp di samping aplikasi pesan instan lainnya. Bahkan tak sedikit yang total meninggalkan yang lain.

statistik pengguna WhatsApp

Selain mengumumkan rekor baru tersebut, WhatsApp juga mengungkapkan beberapa statistik bagaimana aplikasinya dipergunakan. Dalam sehari, menurut WhatsApp ada 55 miliar pesan dikirim melalui aplikasi, kemudian 4,5 miliar foto, 1 miliar video dan 1 miliar pengguna aktif bulanan.

Sebagai perbandingan, bulan Juni lalu Facebook mengumumkan jumlah pengguna aktif bulanan di layanan utamanya tembus 2 miliar, sedangkan Messenger ada di 1,2 miliar per April 2017. Instagram sendiri yang juga masih properti Facebook mengantongi 250 juta pengguna aktif harian. Nah, dengan rekor-rekor mengesankan ini, wajar jika Facebook disebut sebagai raksasa di dunia digital yang belum akan tumbang dalam waktu dekat.

Sumber berita WhatsApp dan gambar header Pixabay.

Huawei Masih Jadi Nomor Satu di Tiongkok

Huawei berhasil mempertahankan posisinya sebagai pabrikan perangkat yang paling banyak mengapalkan smartphone di Tiongkok selama kuartal pertama 2017, dengan kembali mencatatkan prestasi bahkan menorehkan angka yang lebih tinggi. Demikian menurut laporan Canalys, perusahaan analisis dan riset.

Menurut Canalys, Huawei berhasil mengapalkan 23 juta unit smartphone atau naik 2 juta unit dibandingkan kuartal pertama sebanyak 21 juta. Catatan ini selain mempertahankan prestasi di kuartal sebelumnya, juga menjadi penegas dominasi mereka di pasar Tiongkok yang di saat bersamaan justru mengalami penurunan 3% setelah enam bulan berturut-turut membukukan peningkatan.

Oppo yang sebenarnya punya catatan pertumbuhan yang mengesankan kuartal lalu harus tertahan di peringkat kedua dengan jumlah pengapalan sebanyak 21 juta unit smartphone. Tambahan ini masih menjadikan Oppo sebagai satu-satunya pabrikan yang mampu menorehkan pertumbuhan di atas 35% dari tahun ke tahun. Tetapi masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di kuartal pertama yang bahkan mencapai angka 55%.

Vivo tak beranjak dari peringkat ketiga dengan jumlah pengapalan sebanyak 16 juta unit smartphone. Namun catatan ini perlu menjadi perhatian khusus karena dibandingkan dengan kuartal pertama, jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 1 juta unit.

Jika posisi satu, dua dan tiga tidak mengalami perbedaan. Lain halnya dengan peringkat keempat dan kelima. Strategi Xiaomi mendorong pertumbuhan toko offline di samping memperkuat kanal penjualan online terbukti tetap sasaran. Berdasarkan laporan Canalys, Xiaomi berhasil merebut kembali peringkat keempat yang sebelumnya diambil alih oleh Apple. Sebanyak 15 juta unit smartphone berlabel Xiaomi dikapalkan ke Tiongkok, naik tajam dari kuartal sebelumnya yang hanya 9 juta unit.

Lucio Chen, Canalys Research Analyst mengatakan bahwa Xiaomi masih menawarkan nilai terbaik di pasar Tiongkok, dan menjadi pilihan favorit untuk konsumen yang mempertimbangkan harga sebagai keputusan pembelian. Kanal penjualan online masih jadi jalur kunci bagi Xiaomi, dua yang tersukses adalah JD.com dan Tmall.

Sementara itu, di peringkat tujuh besar secara berurutan ditempati oleh Apple, Samsung dan Meizu. Ketiganya sama-sama mengalami penurunan jumlah pengapalan perangkat di kuartal ini.

Jumlah pengapalan bukanlah jumlah penjualan yang sebenarnya di lapangan. Namun jumlah ini kerap jadi acuan untuk menentukan popularitas sebuah brand.

Sumber gambar header ilustrasi Huawei P10.

Pengapalan Smartphone Xiaomi di Q2 2017 Naik 70%

Rencana bisnis Xiaomi tampaknya berjalan dengan mulus menyusul laporan positif yang disampaikan oleh CEO Lei Jun belum lama ini. Dikatakan bahwa di kuartal kedua tahun 2017, mereka mengapalkan 23,16 juta unit smartphone ke seluruh dunia, naik 70% dari kuartal sebelumnya. Catatan ini menjadi rekor tertinggi yang pernah dicatatkan oleh Xiaomi dalam satu kuartal sekaligus menjadi suntikan moral setelah mengalami penurunan cukup drastis di tahun 2015 lalu.

Peningkatan signifikan ini tentu dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu yang mungkin memberi dampak besar adalah peningkatan fokus perusahaan pada pembukaan toko fisik di sejumlah negara potensial. Di Tiongkok saja misalnya, Xiaomi sudah mempunyai 123 toko Mi Home. Dan tampaknya Xiaomi akan terus mendorong kebijakan ini tak hanya di pasar lokal tapi juga pasar internasional. Tak boleh dikesampingkan adalah kontribusi besar dari toko-toko online seperti JD.co, Tmall dan Suning di kuartal ini.

Secara khusus Xiaomi melakukan kalibrasi terhadap sejumlah aspek bisnisnya. Dan rekor pengapalan terakhir ini menjadi bukti nyata akan peningkatan yang sudah mereka buat, salah satunya pada rantai pasokan produk-produknya.

Pasar India juga merebut perhatian yang cukup besar dengan berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 328% dari tahun ke tahun. Secara khusus varian Redmi Note 4 menjadi yang paling laris di sana. Nama Indonesia juga disebutkan menjadi negara penyumbang terbesar setelah India, disusul oleh Rusia dan Ukraina.

Masih mempunyai waktu yang panjang sebelum tutup buku, Xiaomi jelas berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pendapatan sebesar $14,5 miliar tahun ini.

Sumber berita PhoneArena dan gambar header Miui.