Lenovo Bakal Gunakan Stock Android pada Smartphone Mereka ke Depannya

Kabar baik bagi pengguna smartphone yang ‘mendewakan’ stock Android, opsi Anda ke depannya tidak akan lagi terbatas pada seri Nexus dan Google Pixel saja. Lenovo baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka berencana menggunakan stock Android pada semua smartphone mereka ke depannya.

Kabar ini diungkapkan oleh Anuj Sharma selaku pimpinan divisi pemasaran smartphone Lenovo di India. Berbicara kepada Gadgets 360, Sharma bilang kalau Lenovo K8 Note bakal menjadi smartphone pertama yang menanggalkan interface Vibe Pure UI secara menyeluruh, digantikan oleh stock Android.

Alasannya menurut Sharma sederhana: semakin ke sini, semakin banyak konsumen yang menginginkan interface stock Android ketimbang bikinan pabrikan. Di samping itu, Lenovo juga bisa lebih leluasa dalam mengirimkan update OS ke smartphone buatannya, plus memberikan dukungan yang lebih lama untuk tiap-tiap model.

Pada prakteknya, Lenovo K8 Note akan menjalankan Android 7.1.1 Nougat saat dirilis nanti, dan Lenovo memastikan update ke Android O bakal segera hadir ketika Google benar-benar sudah merilisnya secara resmi. Kalau dengan Vibe Pure UI, Lenovo pasti butuh waktu lebih sebelum merilis update tersebut.

Pastinya akan ada sejumlah fitur ekstra yang bukan merupakan fitur bawaan stock Android, seperti misalnya dukungan teknologi audio Dolby Atmos. Kendati demikian, interface-nya bakal sama persis seperti yang ada pada Google Pixel, dan skenario ini sudah dibuktikan berhasil oleh Motorola, yang tidak lain dari anak perusahaan Lenovo sendiri.

Saya pribadi berharap tren ini bisa terus berkembang dan semakin banyak pabrikan lain yang mengikuti jejak Lenovo. Saya yakin di luar sana banyak yang tergiur sekali dengan, misalnya, Samsung Galaxy S8, tapi akhirnya mengurungkan niatnya karena tidak bisa move on dari stock Android – plus kecewa karena Samsung tak lagi merilis varian “Google Play Edition”.

Sumber: The Verge.

Oppo Pertimbangkan Penggunaan OS Android ‘Polos’

Sepanjang kiprahnya, Oppo turut melakukan hal yang sama yang diterapkan oleh pabrikan smartphone Android lainnya, yakni memodifikasi sistem operasi dengan UI khusus maupun fitur-fitur ekstra, lalu melabelinya dengan nama lain. Dalam kasus Oppo, sistem tersebut mereka juluki ColorOS.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari ColorOS maupun OS Android versi modifikasi lainnya, karena Android sendiri memang sifatnya open-source, yang berarti semua pihak bebas mengopreknya lebih lanjut. Hanya saja, buat sebagian konsumen, mereka lebih nyaman dengan pengalaman yang ditawarkan OS Android ‘polos’, atau yang lebih dikenal dengan istilah stock Android.

Baru-baru ini, Oppo rupanya telah mempertimbangkan penggunaan OS Android ‘polos’ ini. Malahan, mereka telah merilis versi beta-nya dengan nama Project Spectrum, yang mengambil Android 5.1.1 Lollipop sebagai dasarnya. Project Spectrum pada dasarnya adalah stock Android, namun dengan penambahan beberapa fitur ColorOS yang cukup populer.

Oppo menjamin tidak ada bloatware sama sekali dalam Project Spectrum. Fitur ekstra yang disematkan hanyalah dukungan gesture ketika layar mati, aplikasi kamera milik ColorOS dan fitur MaxxAudio yang sejatinya merupakan equalizer bersifat universal. Secara garis besar, Project Spectrum ini mirip dengan Oxygen OS milik OnePlus; tampilan stock Android, tapi ada sejumlah fitur eskstra.

Versi beta Project Spectrum saat ini sudah bisa diunduh langsung lewat forum resmi Oppo. Instalasinya harus dilakukan secara manual, dan perangkat yang didukung sejauh ini baru Oppo Find 7 dan Find 7a. Tahun depan, Oppo juga berencana merilis Project Spectrum bercita rasa Marshmallow.

Menurut Oppo sendiri, misi mereka dengan Project Spectrum adalah menarik perhatian para konsumen di negara-negara barat, yang sebagian besar lebih sreg dengan stock Android, seperti yang bisa kita lihat dari popularitas lini Google Nexus maupun Moto X. Untuk pasar Asia, kemungkinan besar Oppo masih akan merilis smartphone dengan ColorOS, tapi di saat yang sama juga membebaskan konsumen untuk menggantinya dengan Project Spectrum.

Sumber: The Verge.

Sony Siapkan OS Baru dengan Tampilan Seperti Stock Android

Sejak perilisan smartphone perdananya, Sony selalu menyematkan UI khusus di atas sistem operasi Android yang dijalankan. Namun berbeda dari vendorvendor lainnya, UI milik Sony sebenarnya tidak terlalu mengubah tampilan secara drastis. Hanya saja, sebagian orang masih tetap lebih suka dengan tampilan Android ‘murni’ seperti yang dibawa perangkat Nexus. Continue reading Sony Siapkan OS Baru dengan Tampilan Seperti Stock Android

HTC One ‘Versi Google’ Resmi Diperkenalkan, Dijual Mulai 26 Juni

Setelah sempat dirumorkan akan menyusul langkah Samsung GalaxyS4 untuk dibuat versi Google (atau biasa disebut dengan stock Android), akhirnya HTC One dengan antarmuka asli Android tanpa menggunakan skin Sense milik HTC resmi diumumkan. Berita ini diumumkan oleh Sundar Pichai, kepala divisi Android dari Google, pada konferensi D11 yang berlangsung baru-baru ini.

HTC One versi stock Android ini dikatakan akan mulai tersedia di Google Play pada tanggal 26 Juni nanti. Rencananya, HTC One stock Android nantinya dibanderol dengan harga $599, selisih $50 lebih murah dari Samsung Galaxy S4 stock Android. Perangkat ini juga dikatakan akan memiliki kapasitas penyimpanan internal 32 GB tanpa mendukung slot untuk microSD, cukup berbeda dengan Galaxy S4 versi Google yang hanya menawarkan kapasitas penyimpanan internal 16 GB tapi menyediakan slot untuk microSD.

Sayangnya, dari beberapa rumor yang beredar, HTC One versi Google hanya akan tersedia untuk pembeli di Amerika Serikat saja. Belum lagi rumor lainnya yang menyatakan bahwa HTC One versi ini terbatas hanya sebanyak 50.000 unit saja. Tentu perangkat ini akan menjadi barang buruan para penggemar perangkat sejenis seri Nexus.

Apakah langkah ini akan membawa popularitas lebih besar pada perangkat HTC One yang hingga saat ini sudah terjual sebanyak 5 juta unit? Apakah Google juga akan bekerjasama dengan lebih banyak lagi produsen untuk merilis ‘versi Google’ untuk perangkat flagship besutannya? Apakah nantinya Google akan menghadirkan perangkat-perangkat ini ke pasar yang lebih luas di luar Amerika Serikat? Menarik untuk disimak langkah Google selanjutnya.

 

Sumber: Android Central, Unwired View.