Android 12 Go Edition Baru Lebih Pintar, Cepat, dan Ramah Privasi

Sistem operasi Android versi terbaru telah hadir. Para pabrikan ponsel tengah sibuk menguji dan mulai menggulirkan pembaruan Android 12 ke perangkat unggulannya.

Kini Google secara resmi mengumumkan kehadiran Android 12 (Go edition). Versi ringan dari OS berfitur lengkap terbarunya ini didesain untuk perangkat entry-level yang terjangkau dengan kapasitas RAM 2GB atau kurang.

Google sendiri pertama kali meluncurkan Android Go pada tahun 2017. Sekarang lebih dari 200 juta orang secara aktif menggunakan smartphone Android Go dan iterasi berikutnya menghadirkan pengalaman yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih ramah privasi.

Perangkat yang menjalankan Android 12 (Go edition) akan dapat meluncurkan aplikasi hingga 30% lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya dan dengan animasi yang lebih halus. Android 12 (Go edition) juga menambahkan API SplashScreen, yang memungkinkan pengembang membuat animasi peluncuran aplikasi yang ditampilkan saat pengguna meluncurkan aplikasi mereka.

Dengan menghibernasi aplikasi yang tidak digunakan dalam waktu lama, perangkat yang menjalankan Android 12 (Go edition) menawarkan daya tahan baterai lebih lama dan sekaligus dapat menghemat ruang penyimpanan. Anda akan diberi tahu saat aplikasi yang tidak digunakan dihibernasi.

Aplikasi Files Go yang diperbarui akan memungkinkan Anda memulihkan file dalam waktu 30 hari setelah dihapus. Anda dapat menyingkirkan barang-barang yang menurut Anda tidak perlu untuk mengosongkan ruang penyimpanan sementara waktu.

Selain itu, recent apps di Android 12 (Go edition) memberikan Anda opsi untuk mendengarkan berita dan menerjemahkan konten apa pun di layar ke dalam bahasa pilihan Anda. Melalui Nearby Share dan Google Play, Anda dapat menghemat data dengan berbagi aplikasi secara langsung dengan perangkat terdekat.

Pengguna smartphone Android 12 (Go edition) juga dapat meminjamkan perangkat mereka ke keluarga atau teman tanpa perlu khawatir privasi. Google mempermudah pengguna untuk beralih ke guest profile dan menyetel ulang profil setelah selesai menggunakannya. Guest profile juga tersedia secara langsung di layar kunci untuk menyederhanakan prosedur ini.

Privacy dashboard Android 12 yang baru juga tersedia di Android Go. Anda mendapatkan snapshot yang sama tentang aplikasi mana yang mengakses data sensitif, dengan indikator yang memberi tahu Anda saat mikrofon atau kamera sedang digunakan.

Dengan izin akses lokasi perkiraan baru, Anda dapat membatasi aplikasi untuk hanya melihat perkiraan lokasi Anda, bukan lokasi yang tepat. Semua itu akan dinikmati di perangkat Android 12 (Go edition) yang akan diluncurkan pada tahun 2022.

Sumber: Blog Google

Satu Bulan Sejak Dirilis, Ini Komentar 3 Pelaku Kreatif yang Telah Menggunakan Windows 11

Hari ini tepat satu bulan sistem operasi terbaru Microsoft – Windows 11 mulai hadir di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Penerus Windows 10 ini mengusung perubahan besar, termasuk dari segi antarmuka pengguna yang tampil lebih simpel dan minimalis dengan start menu di tengah taskbar, bukan lagi di samping kiri. Juga ada Windows store baru, dapat menjalankan aplikasi Android, serta peningkatan performa dan multitasking.

Kehadiran Windows 11 ini mendukung masuknya dunia pada era hybrid. Di mana bekerja, belajar, dan bermain semakin banyak dilakukan dari rumah, serta secara remote. Era ini mengubah cara masyarakat terkoneksi dan menempatkan komputer personal sebagai pusat aktivitas sehari-hari.

Windows 11 Untuk Mendukung Produktivitas

Windows 11 dikembangkan sebagai sistem operasi yang mendukung produktivitas. Termasuk untuk para pelaku kreatif yang banyak memerlukan ideasi, pengerjaan project secara teroganisir, dan kolaborasi.

Tiga orang pelaku kreatif Indonesia, yaitu Dinda Puspitasari, Faza Meonk, dan Raditya Dika pun memanfaatkan langsung berbagai fitur baru Windows 11, segera setelah Windows 11 mulai tersedia secara luas.

Mengusung tema “Membawa Anda Lebih Dekat dengan Apa yang Anda Sukai” (#BringsYouCloserToWhatYouLove), ketiga pelaku kreatif ini berbagi kisah mengenai bagaimana Windows 11 mendekatkan mereka dengan passion masing-masing.

Kami sangat senang dapat mendampingi Dinda, Faza, dan Radit untuk merasakan pengalaman upgrade ke Windows 11. Hal ini memungkinkan mereka untuk menginspirasi lebih banyak pengguna, termasuk pelaku kreatif lain, mengenai bagaimana teknologi seperti Windows 11 dapat meningkatkan produktivitas serta menginspirasi kreativitas. Kami berharap melalui kisah mereka, semakin banyak orang akan terinspirasi untuk mengembangkan passion-nya masing-masing, dan terus berkreasi,” ujar Wahjudi Purnama, Modern Work and Security Business Group Lead, Microsoft Indonesia.

Dalam prosesnya, setiap pelaku kreatif memiliki cara kerjanya masing-masing dan rangkaian fitur Windows 11 hadir untuk menjawab setiap kebutuhan tersebut. Yuk simak.

Ideasi

Untuk kebutuhan ini misalnya, Dinda Puspitasari, fashion illustrator dan founder Dinda Puspitasari Studio memanfaatkan fitur Widgets berbasis AI untuk mempermudah mencari inspirasi. Berbagai saran materi dan berita langsung disuguhkan di Widgets setelah mengatur preferensi di awal.

Saya juga jauh lebih fokus setelah memanfaatkan Focus Sessions, saya dapat menentukan sendiri target waktu untuk fokus setiap harinya, mematikan notifikasi email ataupun chat selama waktu fokus ini, dan mengintegrasikannya dengan to-do-list yang saya miliki,” tambah Dinda.

Eksekusi dan Organisir Pekerjaan

Dari sisi ini, Faza Meonk, komikus dan animator di balik Si Juki mengatakan, “Saya merasa fitur touch dan pen-nya telah menjadi begitu smooth, sehingga sangat memudahkan proses ilustrasi. Sejumlah karya saya yang keluar akhir-akhir ini, baik itu komik maupun video animasi, merupakan hasil kerja di Windows 11,” ungkap Faza.

Selain itu, ia juga terbantu dengan fitur Snap Layout yang memungkinkan untuk menyusun hingga empat window dalam satu layar melalui beberapa klik saja, sehingga memudahkannya dalam mengorganisasikan berbagai ide yang muncul.

Kolaborasi dan Work-life Balance

Terkait aspek ini, Raditya Dika, komika, sutradara, dan penulis mengatakan bahwa salah satu fitur yang paling disukai dari Windows 11 adalah kemampuannya untuk membagi satu PC hingga enam desktop – lebih banyak dibandingkan Windows 10. Hal ini memungkinkannya untuk memiliki desktop khusus komika, tulisan, belajar anak, hingga gaming.

Tidak hanya itu, dengan tombol mute dan unmute yang kini sudah langsung hadir di taskbar, lebih mudah bagi saya untuk multitasking. Misalnya saat call sambil mengerjakan draft tulisan, saya bisa mute dan unmute speaker saya dengan satu klik saja. Saya tidak perlu mencari-cari tombolnya lagi walaupun layar utama saya sebetulnya adalah draft tulisan, bukan virtual meeting room,” ucap Dika.

Penutup

Tentu tidak hanya pelaku kreatif, fitur-fitur Windows 11 ini bisa diaplikasikan pula bagi profesi atau kebutuhan personal lainnya. Memungkinkan setiap orang untuk terus berkarya menggunakan teknologi, sesuai dengan passion masing-masing.

Sejak 5 Oktober, pembaruan gratis dari Windows 10 ke 11 digulirkan secara bertahap. Sejauh ini Windows 11 juga telah mendapatkan banyak ulasan positif dari banyak media, Microsoft juga gerak cepat dalam mengatasi masalah teknis yang muncul. Jadi, apakah Anda siap menginstal pembaruan Windows 11 ketika tersedia atau lebih memilih menunggu lebih lama untuk memastikan kestabilannya?

Wear OS 3, Hasil Peleburan Wear OS dan Tizen, Bakal Tersedia di Segelintir Smartwatch Lama

Bulan Mei lalu, Google mengumumkan rencananya untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu. Google berniat menyebut hasil penggabungan dua sistem operasi itu dengan nama “Wear” saja tanpa embel-embel apa-apa, dan ini tentu terkesan agak membingungkan buat sebagian orang.

Beruntung Google sadar di mana salahnya, dan mereka tidak keberatan merevisinya. Mulai sekarang, kita bisa menyebut sistem operasi versi baru itu dengan nama Wear OS 3. Google juga mengklarifikasi beberapa hal lain yang sebelumnya tidak sempat dirincikan. Yang paling utama, Google ingin menjawab pertanyaan “Apakah smartwatch lama kita bakal menerima update Wear OS 3 ke depannya?”

Jawabannya adalah ya, dengan catatan smartwatch Anda adalah Mobvoi TicWatch Pro 3 GPS, TicWatch Pro 3 LTE, atau TicWatch E3. Selebihnya tidak ada lagi, dan ini jelas terdengar cukup mengesalkan. Alasannya memang tidak dijelaskan oleh Google, tapi saya menduga ada kaitannya dengan spesifikasi masing-masing perangkat.

Kalau kita amati, trio smartwatch besutan Mobvoi di atas sama-sama dibekali chipset Snapdragon Wear 4100, sedangkan smartwatch Wear OS lain yang lebih tua kebanyakan masih ditenagai Snapdragon Wear 3100 atau 2100. Kesimpulan pribadi saya, chipset Snapdragon Wear 4100 merupakan salah satu syarat agar perangkat bisa menerima update Wear OS 3.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, update Wear OS 3 ini bakal mengembalikan perangkat ke factory settings. Jadi kalau ogah utak-atik ulang, sebaiknya Anda abaikan saja opsi update ke sistem operasi versi terbaru ini. Itulah mengapa Google juga bakal menawarkan update ini secara opsional kepada para pengguna perangkat yang kompatibel.

Rencananya, update Wear OS 3 ini akan tersedia paling cepat pada pertengahan 2022. Dalam waktu dekat, Samsung akan menyingkap smartwatch baru pada tanggal 11 Agustus 2021, dan perangkat itu dipastikan bakal menjadi yang pertama mengusung Wear OS 3. Fossil belum lama ini juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah menyiapkan smartwatch generasi baru, dan perangkat itu pun juga dijamin kompatibel dengan Wear OS 3.

Sumber: GSM Arena dan Google.

Microsoft Umumkan Layanan Streaming OS Windows 365 untuk Kalangan Bisnis

Microsoft baru saja mengumumkan Windows 365, layanan baru yang memungkinkan kalangan bisnis untuk mengakses PC berbasis Windows 10, atau kalau sudah tersedia nantinya, Windows 11, dari perangkat apapun yang dilengkapi browser modern.

Secara mendasar, layanan ini tak ubahnya sebuah layanan cloud gaming, namun yang di-stream adalah satu sistem operasi penuh ketimbang cuma suatu video game. Microsoft menyebutnya dengan istilah Cloud PC, dan tiap-tiap Cloud PC ini bakal memberikan pengalaman yang sama meski diakses lewat perangkat yang berbeda-beda.

Menariknya, sebelum ini Microsoft sebenarnya sudah punya layanan serupa bernama Azure Virtual Desktop. Yang berbeda dari Windows 365 adalah terkait kemudahan penggunaan sekaligus manajemennya. Microsoft pada dasarnya menargetkan Windows 365 untuk perusahaan atau organisasi yang selama ini enggan menjajal Azure Virtual Desktop maupun layanan virtualisasi lain karena alasan-alasan seputar biaya maupun kompleksitas.

Windows 365 akan tersedia mulai tanggal 2 Agustus 2021 dengan skema berlangganan, namun Microsoft sejauh ini belum mengungkapkan rincian tarifnya. Usai berlangganan, pemilik bisnis bisa langsung menciptakan Cloud PC dengan mudah untuk setiap karyawan, dengan spesifikasi yang disesuaikan terhadap kebutuhan masing-masing.

Berhubung semuanya mengandalkan infrastruktur cloud, ini sangat ideal untuk perusahaan yang tengah merekrut pekerja remote. Ketimbang mengirimkan unit fisik laptop buat mereka bekerja, tentunya bakal jauh lebih mudah mengirimkan Cloud PC kepada masing-masing pekerja remote.

Skenario serupa juga sangat cocok untuk perusahaan yang merekrut karyawan dengan sistem kontrak berdurasi pendek. Pemilik bisnis pun juga tidak perlu khawatir soal keamanan, sebab semua informasi dan data yang diolah oleh tiap-tiap Cloud PC akan selalu disimpan di cloud ketimbang di perangkat. Pada akhirnya, pekerjaan admin IT suatu perusahaan bakal dimudahkan dengan adanya Windows 365.

Apa yang Windows 365 hadirkan (virtualisasi dan remote access) sebenarnya sudah eksis sejak lama, hanya saja kini Microsoft mengemasnya secara lebih intuitif, dan timing peluncurannya pun dipaskan dengan tren hybrid working yang sedang mencuat akibat pandemi.

Sumber: Microsoft.

Bocoran Tampilan Windows 11 Muncul Sebelum Diperkenalkan Resmi

Pada 2015 lalu, Microsoft sempat memberikan pengumuman bahwa mereka akan menjadikan Sistem Operasi (OS) Windows 10 mereka sebagai OS pemungkas. Namun 6 tahun berlalu, kelihatannya Microsoft berubah pikiran.

Hal tersebut terbukti dengan banyaknya bocoran tampilan dari apa yang dipercaya sebagai Windows 11. Bocoran awal dari Windows 11 ini awalnya diunggah di forum Baidu, sebelum akhirnya menyebar luas ke dunia maya.

Windows 11 dark mode (image credit: The Verge)

Dilansir dari The Verge, tampilan dari Windows 11 terlihat sangat mirip dengan OS eksperimen Microsoft untuk dual-screen yang dinamai Windows 10X. Namun sepertinya proyek tersebut dibatalkan dan diubah menjadi Windows 11.

Tampilan desktop dari bocoran Windows 11 ini menggunakan tatanan shortcut menu di tengah taskbar layaknya pada Windows 10X. Susunan ini juga dapat dipindah ke samping seperti tampilan lamanya bagi pengguna yang tidak nyaman.

Perubahan terbesar yang dilakukan ada pada start menu yang kini ditampilkan lebih sederhana. Windows 11 juga meninggalkan Live Tiles dan beralih dengan ikon-ikon yang lebih kecil. Pengguna masih dapat mengatur start menu ini dengan aplikasi-aplikasi yang dikehendaki.

Selain itu tampilan jendela baik untuk start menu, explorer, hingga pengaturan pada Windows 11 ini memiliki ujung yang membulat. Lengkap dengan ikon-ikon baru untuk berbagai aplikasi dan menu di dalamnya.

Aplikasi Xbox Live baru untuk Windows 11 (image credit: The Verge)

Selain tampilan, Microsoft juga dikabarkan bahwa Windows 11 ini akan punya integrasi yang lebih baik dengan aplikasi Xbox. Hal ini tentu merupakan kabar gembira bagi para gamer yang mungkin sempat mengalami eror ataupun hal mengganggu lain saat menggunakan aplikasi Xbox di Windows 10.

Versi yang bocor ini diyakini masih versi awal pengembangan sehingga masih ada beberapa fitur yang masih belum dimasukkan ke dalamnya. Salah satunya adalah fitur Widgets yang akhirnya kembali namun masih belum terintegrasi secara sempurna dengan OS-nya

Windows 11 widgets (image credit: The Verge)

Dengan semakin banyaknya bocoran dari Windows 11 ini, diprediksi bahwa Microsoft akan memberikan beta untuk OS baru ini tidak lama lagi. Terutama mengingat bahwa Windows akan mengadakan event spesial pada 24 Juni 2021 mendatang yang kemungkinan akan jadi event perkenalan perdana pada Windows 11 ini.

Sayangnya tidak ada informasi apakah para pemilik Windows 10 nantinya akan mendapatkan upgrade gratis seperti Windows 8 lalu atau tidak.

Versi Beta Pertama Android 12 Dirilis, Apa Saja yang Baru?

Tahun 2020 kemarin tidak ada event Google I/O. Tahun ini, Google memutuskan untuk menggelar konferensi developer-nya itu secara online. Seperti biasa, ada banyak pengumuman mengenai produk maupun inovasi-inovasi baru yang Google ciptakan. Namun salah satu yang paling ditunggu biasanya adalah pengumuman soal versi terbaru Android.

Google baru saja merilis versi beta pertama Android 12. Meski masih jauh dari kata final, Android 12 menghadirkan banyak sekali pembaruan, terutama dari segi visual. Google bahkan tidak segan menyebut perubahannya sebagai yang paling signifikan di sepanjang sejarah sistem operasi Android.

Tampilan baru ini dibuat bukan cuma supaya kelihatan lebih ekspresif, melainkan juga memberikan kesan yang lebih dinamis sekaligus personal. Satu contoh personalisasi yang dimaksud adalah bagaimana Android 12 dapat mengubah warna-warna elemen UI (user interface) sesuai dengan warnagoo dominan pada wallpaper yang pengguna pasang. OS lain yang berbasis Android memang sudah sejak lama menawarkan fitur semacam ini, tapi ini baru untuk vanilla Android.

Tampilan yang lebih segar ini merupakan implementasi dari bahasa desain baru yang Google juluki Material You. Selain untuk software, Material You juga bakal dijadikan acuan dalam pengembangan desain hardware oleh Google.

Selain lebih manis di mata, Android 12 juga diklaim lebih responsif dan lebih irit daya. Berbagai optimasi telah diterapkan supaya waktu penggunaan CPU dapat dipangkas hingga 22%, sekaligus menurunkan penggunaan inti prosesor yang berkecepatan tinggi sampai 15%. Peningkatan kinerja sangatlah krusial jika Android 12 ingin tampil dengan lebih banyak animasi yang tampak fancy.

Juga ikut disempurnakan adalah fitur-fitur terkait privasi dan keamanan pengguna. Dari yang sepele seperti indikator kecil di status bar untuk menunjukkan aplikasi yang sedang mengakses mikrofon atau kamera milik perangkat, sampai fitur Privacy Dashboard yang memberikan akses dan kontrol lengkap terhadap segala pengaturan permission tiap-tiap aplikasi.

Masih seputar privasi, Android 12 turut memperkenalkan fitur bernama Private Compute Core. Ini merupakan bagian terpisah dari sistem operasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah fungsi-fungsi berbasis AI maupun machine learning. Private Compute Core pada dasarnya memastikan bahwa fitur-fitur seperti Live Caption, Now Playing, maupun Smart Reply akan selalu berjalan secara lokal di perangkat, tanpa terhubung ke jaringan demi menjaga privasi pengguna.

Terkait ketersediaannya, seperti biasa semua tergantung masing-masing pabrikan smartphone. Tercatat sejauh ini sudah ada 10 pabrikan smartphone yang menawarkan Android 12 Beta (di luar Google sendiri): Asus, OnePlus, OPPO, Realme, Sharp, Tecno, TCL, Vivo, Xiaomi, dan ZTE.

Sumber: Google.

LG Kini Lisensikan Sistem Operasi webOS ke Produsen TV Lain

Berawal sebagai sistem operasi perangkat mobile yang diciptakan oleh Palm, webOS telah berevolusi menjadi platform smart TV yang cukup populer di tangan LG. Kalau Anda pernah membeli smart TV besutan LG selama tujuh tahun terakhir, besar kemungkinan Anda sudah cukup familier dengan tampilan antarmukanya yang menyenangkan.

Ke depannya, kita bakal menjumpai lebih banyak lagi smart TV yang menggunakan sistem operasi webOS. Pasalnya, LG baru saja mengumumkan ketertarikannya untuk melisensikan webOS ke produsen-produsen TV lain.

Dijelaskan bahwa sejauh ini sudah ada lebih dari 20 produsen di seluruh dunia yang berminat menggunakan webOS pada TV besutannya, termasuk brand seperti RCA, Ayonz, dan Konka. LG percaya bahwa langkah ini berpotensi mendisrupsi status quo di industri smart TV, yang selama ini memang dikenal melibatkan banyak sistem operasi dari masing-masing pabrikan.

Bagi para produsen TV, ini berarti mereka punya opsi platform tambahan yang dapat digunakan di samping Android TV, Roku TV, maupun Fire TV dari Amazon. Mengenai alasan mengapa pabrikan harus memilih webOS ketimbang platform lainnya, mungkin user interface yang intuitif bakal menjadi salah satu pertimbangan utama mereka di samping fitur-fitur macam voice search, voice control maupun algoritma AI yang terintegrasi.

LG sendiri sempat memperkenalkan webOS 6.0 pada bulan Januari lalu, dan di versi terbarunya itu, nyaris semua bagian dari tampilan antarmukanya telah dirombak habis. Namun untuk yang dilisensikan ke pabrikan lain, LG rupanya akan tetap menggunakan versi yang berbasiskan webOS 5.0. Pada model TV tertentu yang kompatibel, paket penjualannya juga akan mencakup remote control Magic Motion rancangan LG.

Tidak diketahui sampai kapan taktik menyediakan dua versi webOS yang berbeda untuk TV bikinan sendiri dan TV besutan produsen lain ini bakal LG pertahankan. Paling tidak hal ini justru bakal membantu memudahkan konsumen membuat keputusan; kalau versi terbaru webOS dengan UI yang benar-benar gres merupakan suatu prioritas, maka mereka harus melirik TV bikinan LG sendiri ketimbang yang lain.

Sumber: LG dan The Verge.

OPPO Luncurkan Versi Stabil dari ColorOS 11

September lalu, selang beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO pun langsung bergegas memperkenalkan ColorOS 11 sekaligus merilis versi public beta-nya untuk sejumlah perangkat bikinannya.

Setelah dua bulan berlalu, OPPO sekarang sudah siap untuk melepas versi stabil dari sistem operasi terbaru tersebut buat pasar tanah air. Dalam kurun waktu yang terbilang singkat itu, OPPO tentu sudah memperbaiki sejumlah bug sekaligus mengevaluasi masukan-masukan dari ribuan pengguna di seluruh dunia yang sempat mencoba versi beta dari ColorOS 11.

Yang paling beruntung dan mendapat jatah update ColorOS 11 versi stabil pertama kali adalah para pengguna OPPO Reno4 F, yang sejatinya sudah menerima notifikasi pembaruan perangkat lunak sejak tanggal 12 November kemarin. Menyusul di gelombang perdana ini adalah update untuk Find X2, Find X2 Pro, dan Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition yang dijadwalkan tersedia pada tanggal 25 November.

Selebihnya, OPPO memastikan bahwa versi stabil ColorOS 11 ini bakal menjangkau lebih dari 30 perangkat besutannya, termasuk halnya seri Reno dan seri A secara bertahap hingga bulan Desember 2020. Sebuah langkah yang patut diapresiasi mengingat pengguna perangkat Android selama ini mungkin sudah terbiasa harus menunggu lama untuk mendapatkan update sistem operasi baru – atau malah tidak sama sekali karena perangkat yang digunakannya bukanlah model yang paling gres.

ColorOS 11

Sekadar mengingatkan, ColorOS 11 mengusung konsep “Make Life Flow“, mempertahankan fitur-fitur favorit yang ada pada Android, sekaligus menghadirkan opsi kustomisasi user interface (UI) yang lebih kaya dan banyak dinantikan oleh para pengguna OPPO. Bukan cuma sebatas mengganti tema, font, atau icon aplikasi saja, ColorOS 11 bahkan juga mempersilakan pengguna menciptakan tampilan always-on display-nya sendiri.

Bahkan fitur Dark Mode pun juga bisa diutak-atik lebih jauh pada ColorOS 11, sehingga pengguna dapat menyocokkan tingkat kontrasnnya sesuai dengan selera masing-masing. Juga menarik adalah pembaruan terhadap aplikasi OPPO Relax, yang kini juga dapat menyajikan suara ambience dari berbagai kota besar seperti Tokyo, Bangkok, dan Reykjavik yang sangat immersive.

Selain menawarkan kemudahan dalam hal personalisasi, ColorOS 11 juga menyuguhkan sejumlah fungsionalitas baru yang sangat menarik, salah satunya Three-Finger Translation, yang pada dasarnya merupakan perpaduan dari fitur screenshot menggunakan tiga jari dan terjemahan via Google Lens.

Buat para pengguna Reno4 F, Anda sekarang sudah bisa mendapatkan update ColorOS 11 dengan membuka menu pengaturan dan memilih opsi pembaruan perangkat lunak. Sisanya, silakan menanti peluncuran update-nya secara bertahap.

OPPO Resmikan ColorOS 11, Bakal Tersedia di 28 Perangkat

Baru beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO langsung tancap gas dengan menyediakan versi public beta dari ColorOS 11 untuk Find X2 dan Find X2 Pro.

Sebentar, di mana ColorOS 8, 9, dan 10? Tidak ada, dan OPPO sebenarnya punya maksud baik. Daripada dibuat bingung seperti sebelumnya – ColorOS 7, tapi versi Android-nya 10 – sekarang konsumen bisa langsung tahu bahwa ColorOS 11 memakai Android 11 sebagai basisnya.

Persoalan nama sudah beres, saatnya membahas fitur dari ColorOS 11. Selain sebagian besar fitur yang Android 11 hadirkan, ColorOS 11 tentu juga menawarkan beberapa pembaruan lainnya.

Di ColorOS 11, tema utamanya pada dasarnya adalah kustomisasi. Hampir semua dari bagian tampilan ColorOS 11 dapat dikustomisasi oleh pengguna. Wallpaper misalnya, pengguna dapat menciptakan wallpaper sendiri dengan corak yang beraneka ragam hanya dengan menjepret foto, lalu membiarkan algoritma mendeteksi warna-waran yang terkandung dalam foto tersebut.

Bahkan fitur Dark Mode di ColorOS 11 pun bisa dikustomisasi lebih lanjut. Total ada tiga opsi skema warna gelap yang ditawarkan pada ColorOS 11: gelap total, gelap agak kebiruan, dan gelap agak abu-abu. Semuanya dengan tingkat kontras yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing, serta dapat dijadwalkan untuk aktif secara otomatis.

Juga menarik adalah kustomisasi terhadap fitur always-on display. Pengguna pada dasarnya bisa menciptakan sendiri corak-corak menarik yang akan ditampilkan pada lock screen, atau bisa juga sebatas menampilkan namanya. Bahkan fitur yang sebelumnya masih berstatus eksperimental, seperti misalnya Ringtone Maker, kini sudah diintegrasikan secara penuh ke ColorOS 11.

Selain soal tampilan, ColorOS 11 tentu juga membawa peningkatan fungsionalitas. Satu fitur baru yang paling menarik kalau menurut saya adalah Three-Finger Translate, yang merupakan hasil kolaborasi OPPO dengan Google langsung. Fitur ini pada dasarnya menggabungkan kemudahan mengambil screenshot menggunakan tiga jari pada ColorOS dengan fitur pendeteksian teks dan terjemahan milik Google Lens.

Jadi semisal Anda sedang membuka situs dalam bahasa asing yang tidak Anda pahami, cukup usap layar menggunakan tiga jari, lalu pilih opsi baru bertuliskan “Translate” di bawah. Dari situ Google Lens akan langsung mendeteksi teksnya, lalu menampilkan hasil terjemahannya.

ColorOS 11 juga menjanjikan peningkatan dari sisi smoothness, terutama pada perangkat yang mengemas layar 120 Hz seperti seri Find X2. Teknologi UI First yang mereka kembangkan sudah di-upgrade lebih jauh lagi pada ColorOS 11, dan hasilnya adalah pemanfaatan RAM hingga 45% lebih efisien, serta peningkatan responsivitas sebesar 32% dan frame rate 17%.

ColorOS 11 3-Finger Translate

Terakhir, ada fitur bernama Battery Guard yang menurut OPPO terinspirasi oleh kekhawatiran berlebih pengguna smartphone di tanah air terhadap ‘kesehatan’ baterai milik perangkatnya masing-masing. Fitur ini sejatinya memanfaatkan AI untuk mempelajari kebiasaan charging pengguna, dengan tujuan untuk mengoptimalkan prosesnya dan menghindarkan perangkat dari skenario-skenario buruk yang mungkin timbul akibat tegangan listrik yang kurang stabil.

Jadi kalau misalnya pengguna rutin mengisi ulang perangkat di malam hari selagi tidur, proses charging akan dihentikan dengan sendirinya saat sudah mencapai 80% dari kapasitas total. Barulah saat pengguna sudah bangun, charging akan kembali dilanjutkan. Dengan begitu, pengguna bisa lebih diyakinkan bahwa perangkat tidak mungkin terkena risiko overcharging karena dicolok semalaman.

Oke, semua itu terdengar menarik, tapi mungkin pertanyaan yang lebih penting adalah, apakah smartphone yang saya pakai bakal kebagian? Kabar baiknya, OPPO sudah menjadwalkan total ada 28 perangkat secara global yang akan menerima update ColorOS 11 sampai kuartal kedua tahun depan. Berikut timeline lengkapnya:

  • Mulai 14 September: Find X2, Find X2 Pro, Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition
  • Mulai 30 September: Reno3, Reno3 Pro, F17 Pro
  • Mulai Oktober: Reno4 Pro 5G
  • Mulai November: Reno4 5G, Reno4 Pro
  • Mulai Desember: Reno4, F11, F11 Pro, F11 Pro Marvel’s Avengers Limited Edition, A9, A92, A72, A52
  • Mulai kuartal pertama 2021: Reno 10x Zoom, Reno2, Reno2 F, Reno2 Z, Reno3 Pro 5G, A91, F15
  • Mulai kuartal kedua 2021: Reno, Reno Z, A5 2020, A9 2020

Google Umumkan Android 11 Go Edition dengan Peningkatan Performa

Menyusul peluncuran versi stabil Android 11 baru-baru ini, sekarang giliran Android 11 Go Edition yang menyapa publik. Seperti sebelumnya, embel-embel Go Edition menandakan bahwa sistem operasi ini ditujukan untuk perangkat dengan kapasitas RAM yang terbatas.

Seterbatas apa memangnya? Maksimum sampai 2 GB, naik sedikit dari versi sebelumnya yang hanya mendukung hingga kapasitas RAM 1,5 GB. Tentunya ini merupakan kabar baik, sekaligus menjadi indikasi bahwa deretan smartphone Android Go baru yang akan dirilis ke depannya bakal dibekali RAM sebesar 2 GB.

Dibandingkan Android 10 Go, Google mengklaim aplikasi-aplikasi bisa dibuka 20 persen lebih cepat di Android 11 Go, yang berarti ada peningkatan performa dari sisi software. Dipadukan dengan peningkatan dari sisi hardware, smartphone Android Go baru ke depannya pasti bakal terasa lebih mulus daripada yang dirilis tahun lalu.

Tanpa harus terkejut, Android 11 Go mewarisi sejumlah fitur baru yang ditawarkan Android 11 versi standar. Yang paling utama adalah tampilan notifikasi anyar yang akan mengelompokkan pesan-pesan baru dari semua aplikasi chatting yang ter-install, sehingga pengguna bisa dengan mudah mengakses seluruh percakapan yang ada.

Sayangnya fitur Bubbles tidak ikut diwariskan. Namun ini bisa dimaklumi mengingat fitur multitasking seperti itu baru bisa berjalan lancar di perangkat yang kapasitas RAM-nya lebih dari 2 GB. Meski demikian, Android 11 Go tetap dilengkapi sejumlah fitur baru terkait privasi.

Salah satu contohnya adalah fitur one-time permission, yang berguna untuk memberikan aplikasi akses ke komponen seperti mikrofon atau kamera hanya dalam satu kesempatan itu saja. Contoh berikutnya adalah fitur auto-reset permission untuk aplikasi-aplikasi yang sudah lama tidak dibuka.

Terakhir, Android 11 Go juga menghadirkan dukungan terhadap navigasi berbasis gesture, yang berarti pengguna cuma perlu mengusapkan jarinya untuk kembali ke home screen atau berpindah aplikasi. Sebuah langkah yang rasional mengingat smartphone kelas budget pun sekarang punya layar berukuran besar.

Memangnya sepopuler apa smartphone Android Go? Kalau menurut Google, sejak diperkenalkan di tahun 2018, setidaknya sudah ada lebih dari 100 juta perangkat yang menjalankan sistem operasi Android Go. Sayang sejauh ini belum ada informasi terkait perangkat-perangkat baru yang bakal hadir mengusung Android 11 Go Edition.

Sumber: XDA Developers dan Google.