[Review] Realme X3 SuperZoom: Unggulkan Kamera Periskop, Masih dengan Snapdragon 855+

Realme sempat menggemparkan pasar smartphone dengan meluncurkan perangkat flagship pertamanya, yaitu X2 Pro. Namun, sepertinya keluarga flagship dari realme tidak berhenti sampai di situ saja, karena saat ini realme di Indonesia sudah memiliki sang penerus, yaitu Realme X3 SuperZoom. Kata SuperZoom menandakan bahwa kamera dari perangkat ini bisa melakukan zoom yang cukup jauh.

Realme X3 SuperZoom membawa teknologi periskop sehingga memiliki kamera dengan kemampuan zoom lensa 5x. Dengan bekal itu, realme membuat X3 SuperZoom untuk bisa melakukan zoom digital hingga 60x. Hal ini tentu saja membawa ruang berkreasi baru untuk para penggunanya.

Realme X3 SuperZoom -

Pada X3 SuperZoom, realme masih mengandalkan Snapdragon 855+. Hal tersebut berarti bahwa perangkat ini masih menggunakan jaringan 4G LTE. Hal ini pula yang membuatnya memiliki kinerja yang kurang lebih sama dengan sang pendahulunya, realme X2 Pro. Sayang memang, sementara vendor lain sudah menggunakan Snapdragon 865, realme X3 SuperZoom masih pada cip sebelumnya.

Hanya satu varian saja yang dikeluarkan oleh realme untuk X3 SuperZoom ini. Spesifikasinya dapat dilihat sebagai berikut:

Realme X3 SuperZoom
SoC Snapdragon 855+
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 + 3×2.42 GHz Kryo 485 + 4×1.78 GHz Kryo 485
RAM 12 GB
Internal 256 GB
Layar 6.6 inci 2400×1080 120 HZ
Dimensi 163.8 x 75.8 x 8.9 mm
Bobot 202 gram
Baterai 4200 mAh

Spesifikasi smartphone yang saya uji dideteksi oleh CPU-Z seperti di bawah ini:

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme X3 SuperZoom

Realme X3 SuperZoom - Unboxing

Desain

Jika dilihat secara keseluruhan, realme X3 SuperZoom memiliki kemiripan dengan realme 6 Pro. Hal itu dapat dilihat dengan dua kamera in-display untuk swafoto pada bagian depannya. Oleh karena itu, saat melihat dari sisi depannya, orang akan sulit menebak apakah perangkat ini realme X3 SuperZoom atau 6 Pro.

Bagian belakangnya pun juga cukup mirip. Yang membedakan adalah bentuk dari kamera Zoom Periscope yang memiliki dimensi kotak. Selain itu, pantulan cahaya dari desain belakangnya juga yang membedakan antara keduanya. Terakhir adalah letak logo realme, yang menurut saya lebih bagus pada X3 SuperZoom.

Realme X3 SuperZoom - Bawah

Layar yang digunakan pada X3 SuperZoom adalah jenis IPS. Walaupun begitu, layar ini sudah mendukung refresh rate hingga 120 HZ. Dan oleh karena menggunakan layar IPS, realme memindahkan pemindai sidik jari ke bagian samping kanannya bersamaan dengan tombol power. Layarnya ini sendiri masih menggunakan Gorilla Glass 5 sebagai pelindung dan sudah tertempel lapisan anti gores langsung dari pabriknya.

Sebelum realme X3 SuperZoom hadir, saya juga beberapa kali memakai perangkat dengan side fingerprint. Sayangnya dalam jangka waktu pemakaian yang lama, sensornya kerap tidak sensitif sehingga saya cukup kesulitan membuka perangkatnya. Sayangnya, hal yang sama terjadi pada saat saya melakukan pengujian X3 SuperZoom. Oleh karena itu, usahakan untuk merekam satu jari dengan dua profile sehingga lebih akurat.

Realme X3 SuperZoom - Kiri

Satu hal yang menghilang dari layar realme X3 SuperZoom adalah sertifikasi HDR10+. Bagi beberapa penikmat video, fitur yang satu ini memang selalu ditunggu-tunggu. Walaupun begitu, X3 SuperZoom sudah mendukung sistem pewarnaan DCI-P3 yang lebih baik.

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan dua tombol volume naik dan turun. Lalu pada bagian kanannya terdapat tombol power yang sekaligus berfungsi sebagai pemindai sidik jari. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, USB-C, microphone, serta speaker.

Realme X3 SuperZoom - Kanan

Yang absen kali ini adalah audio port 3.5mm, sehingga realme X3 SuperZoom hanya bisa digunakan dengan bluetooth earphone saja. Realme juga sudah mempersenjatai X3 SuperZoom dengan Dolby Atmos sehingga suara yang terdengar menjadi lebih baik. Namun bagi beberapa orang, suara yang dihasilkan dari audio port masih terdengar lebih baik dari pada melalui bluetooth.

Sistem operasi yang digunakan pada realme X3 SuperZoom menggunakan Android 10. Antar muka yang mereka gunakan pun juga masih sama, yaitu Realme UI versi pertama. Hal ini tentu saja membuat para pengguna realme menjadi tidak asing saat menggunakan X3 SuperZoom.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme X3 SuperZoom sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 26(850),  38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme X3 SuperZoom menggunakan modem x24 yang mendukung LTE Cat 20 yang mendukung 7 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 2000 Mbps.

Kamera

Sepertinya, bagian kamera adalah satu hal yang selalu baru di setiap peluncuran perangkat realme. Seperti dari X2 Pro ke X3 SuperZoom, yang membedakan adalah kamera periskop untuk Zoom. Tidak hanya itu, saat ini realme kembali menggunakan sensor Sony IMX pada kamera depannya.

Realme X3 SuperZoom - Kamera

Untuk kamera utama masih menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1 yang memiliki resolusi 64 MP. Saat menggunakan teknologi Tetracell, resolusinya akan menjadi 16 MP. Hasilnya? Saya masih melihat kemiripan hasil tangkapan kameranya dengan X2 Pro. Namun, kali ini saya melihat bahwa sensor GW1 kurang dapat menangkap warna kuning dengan baik.

Secara keseluruhan, hasilnya bagus dan bisa diandalkan untuk mengambil momen sehari-hari.

Realme juga memberikan fitur bernama Starry Mode. Mode ini diberikan untuk mengambil gambar Milky Way di angkasa pada saat malam hari. Sayangnya, selama 10 hari saya memegang perangkat ini, langit selalu mendung sehingga selalu gagal untuk mengambil gambarnya.

Kamera Zoom-nya memang cukup dapat diandalkan. Dengan menggunakan teknologi Periscope, realme X3 SuperZoom mampu mengambil gambar yang obyeknya cukup jauh. Berikut adalah contoh gambar yang diambil dengan lensa utama, zoom 2x, zoom 5x, zoom 10x, dan zoom 60x

Kamera depannya menggunakan sensor Sony IMX 616 dengan resolusi 32 MP. Tentunya, resolusi ini menggunakan teknologi Quad Bayer yang sama dengan TetraCell. Hasilnya memang terlihat lebih baik dari yang dihasilkan oleh Realme X2 Pro pada beberapa kondisi. Gambar terlihat lebih tajam dan warna yang dihasilkan juga cukup akurat.

Kamera makro yang dipasang masih menggunakan resolusi 2 MP. Namun sepertinya realme telah melakukan tweaking sehingga hasilnya terlihat lebih baik dibandingkan sang pendahulunya.

Pengujian

Satu hal yang mau saya bicarakan terlebih dahulu adalah layarnya. Realme menggunakan layar dengan refresh rate 120 Hz. Namun, saat melakukan pengujian, saya cukup bingung karena hanya terdeteksi sebagai 90 Hz saja. Ternyata secara default, seting layar ada pada Auto. Jadi, pada saat pilihan ada pada Autorefresh rate perangkat ini seperti terkunci maksimal 90Hz.

Saat memilih 120 Hz, refresh rate perangkat ini pun langsung terangkat ke 120 Hz. Hal ini pun membuat realme X3 SuperZoom memiliki tiga pilihan refresh rate. Untuk menghemat baterai, pilih saja Auto atau 60 Hz. Dan jika ada game yang sudah mendukung mode 120 Hz di realme, tinggal menaikkan pilihannya pada menu setting.

Dengan menggunakan SoC Snapdragon 855+, tentu saja realme X3 SuperZoom memiliki kinerja yang tinggi di tahun 2020 ini. Walaupun perangkat dengan Snapdragon 865 sudah banyak muncul di pasaran, namun 855+ masih mampu menggerakkan aplikasi dan game dengan sangat baik.

Untuk itu, saya pun kembali menghadirkan realme X2 Pro ke dalam grafik kinerja kali ini. Selain itu, saya juga akan membandingkan dengan Snapdragon 865 agar bisa dilihat seberapa besar rentang kinerjanya.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Daya tahan baterai merupakan salah satu hal yang banyak menarik konsumen untuk membeli sebuah smartphone. Pada realme X3 SuperZoom, baterai yang terpasang memiliki kapasitas 4200 mAh. Kapasitas ini tentu saja cukup besar untuk sebuah perangkat smartphone.

Realme X3 SuperZoom saya uji dengan menggunakan file MP4 1080P yang di-loop dari baterai 100% hingga benar-benar mati. Realme X3 SuperZoom pun dapat bertahan selama 15 jam 24 menit. Setelah itu, perangkat ini dapat diisi ulang dari kosong hingga penuh dengan menggunakan teknologi Dart Flash Charge 30 watt selama 58 menit.

Verdict

Realme saat ini sedang mempertahankan lini flagship-nya dengan mengeluarkan perangkat X3 SuperZoom. Hal ini tentunya sekaligus membuktikan kepada pelanggan dan pesaingnya bahwa realme bisa bersaing pada kelas tersebut. Hal ini juga membuat konsumen bisa mendapatkan alternatif pilihan dalam membeli sebuah perangkat dengan fitur yang lengkap.

Kinerja yang ditawarkan pada realme X3 SuperZoom sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Perangkat dengan Snapdragon 855+ sudah otomatis kencang, setidaknya untuk 1-2 tahun ke depan. Ditambah dengan refresh rate yang tinggi, tentu saja membuat perangkat ini menjadi smooth saat dioperasikan.

Kamera yang dimiliki oleh perangkat ini memang cukup bisa diandalkan. Tambahan lensa zoom 5x membuat realme X3 SuperZoom bisa digunakan dengan lebih kreatif lagi. Hal tersebut membuat pengguna tidak perlu lagi kesulitan saat ingin mengambil gambar yang letaknya sulit untuk dijangkau.

Realme menjual perangkat ini dengan harga Rp. 7.999.000 dan hanya keluar dengan satu varian saja. Dengan harga ini, realme X3 SuperZoom bakal bersaing dengan perangkat lainnya yang menggunakan SoC Snapdragon 855+, sehingga membuat alternatif pilihan menjadi lebih beragam.

Sparks

  • Kinerja tinggi berkat Snapdragon 855+
  • Pendingin Liquid Cooling yang membuat lebih adem
  • Layar 120 Hz yang bisa diturunkan menjadi 90 Hz dan 60 Hz
  • Daya tahan baterai yang cukup lama dengan 4200 mAh
  • Hasil kamera bisa diandalkan
  • Ada NFC
  • Pengisian baterai yang hanya 1 jam saja.

Slacks

  • Absennya fitur HDR10 yang ada pada generasi sebelumnya
  • Desain yang “itu-itu” saja
  • Belum tahan air dan debu

Realme X3 SuperZoom Usung Kamera Periscope, Tawarkan 5x Optical Zoom

Realme telah meluncurkan smartphone flagship penerus X2 series mereka, disebut Realme X3 SuperZoom. Sesuai namanya, perangkat ini mengunggulkan kemampuan memperbesar gambar 5x optical zoom dan hingga 60 hybrid zoom.

Kamera belakang Realme X3 SuperZoom ada empat unit. Kamera utamanya beresolusi 64MP f/1.8, dengan sensor berukuran 1/1.76 inci, dan piksel 1.8µm. Bersama kamera 8MP f/3.4 dengan lensa periscope telephoto 124mm, 8MP f/2.3 dengan lensa ultra wide 16mm yang menyuguhkan bidang pandang 119 derajat, dan 2MP dengan lensa macro.

Kamera utama Realme X3 SuperZoom punya fitur Nightscape 4.0 dengan mode Pro, yang mana pengaturan ISO, shutter speed, white blance, dan fokus bisa disesuaikan secara manual. Juga membawa mode tripod dan mode AI yang serba otomatis memberikan pengaturan terbaik sesuai kondisi pemotretan.

Beralih ke depan, perangkat ini membawa panel IPS bukan AMOLED, berukuran 6,57 inci beresolusi 1080×2400 piksel dengan refresh rate 120HZ. Di pojok kiri atas layar bisa dijumpai dua lubang kamera depan yaitu 32MP dengan sensor Sony IMX616 dan 8MP dengan lensa ultra wide.

Sementara, dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 855+, bersama RAM 12GB, penyimpanan internal USF 3.0 256GB dengan Turbo Write, dan sistem pendingin vapor chamber cooling. Kapasitas baterainya 4.200 mAh dengan fast charging 30W melalui USB Type-C.

Berapa harganya? Realme X3 SuperZoom dibanderol dengan harga €499 atau sekitar Rp8 jutaan. Tersedia dalam pilihan warna glacier blue serta arctic white,  dan dalam satu varian saja 12GB/256GB.

Sumber: GSMArena

Canon PowerShot SX70 HS Unggulkan 65x Optical Zoom, Sempurnakan Banyak Aspek Pendahulunya

Kamera superzoom merupakan kategori yang cukup menarik. Umumnya kamera dalam kategori ini dirancang sebagai pendamping traveling yang serbabisa: dimensinya ringkas, akan tetapi menyimpan lensa dengan jangkauan zoom yang amat jauh, sehingga cocok untuk beragam kebutuhan.

Juli lalu, Canon meluncurkan PowerShot SX740 HS yang seukuran kamera saku tapi menawarkan 40x optical zoom. Kalau ternyata 40x masih dirasa kurang jauh, Canon punya penawaran baru lainnya, yakni PowerShot SX70 HS yang lebih besar sekaligus lebih jago meneropong.

Canon PowerShot SX70 HS

Kamera ini merupakan penerus langsung PowerShot SX60 HS, namun ternyata lensa yang digunakan masih sama: 21-1365mm (65x optical zoom, atau hampir separuh Nikon Coolpix P1000), dengan aperture maksimum f/3.4-6.5. Yang banyak dirombak justru adalah jeroannya.

SX70 mengemas sensor BSI (backside-illuminated) 1/2,3 inci dengan resolusi 20,3 megapixel. Ditemani oleh prosesor Digic 8, sensor ini sanggup menjepret dalam format RAW Canon CR3, yang ukuran file-nya lebih kecil daripada CR2. Video pun dapat ia rekam dalam resolusi 4K 30 fps, dengan bitrate maksimum 120 Mbps.

Canon juga menjanjikan sistem image stabilization yang lebih efektif lewat perpaduan sensor dan prosesor baru ini, dengan klaim bahwa sistemnya bisa mengompensasi guncangan hingga lima stop. Performa burst shooting-nya pun cukup gegas di angka 10 fps, atau 5,7 fps dengan continuous AF.

Canon PowerShot SX70 HS

Perubahan drastis lainnya ada pada viewfinder elektroniknya (EVF). Panel yang digunakan bukan lagi LCD beresolusi 922 ribu dot, tapi OLED 2,36 juta dot layaknya mayoritas kamera mirrorless. Sebelumnya absen, sensor mata kini hadir sehingga pergantian antara EVF dan LCD di bawahnya bisa terjadi secara otomatis.

Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth melengkapi fitur-fitur yang ditawarkan Canon PowerShot SX70 HS. Kamera ini rencananya akan dipasarkan pada akhir November mendatang seharga $550.

Sumber: DPReview.

Sony Cyber-shot HX350 Andalkan Lensa Berjangkauan Zoom 50x dalam Bodi yang Cukup Ringkas

Sony baru-baru ini meluncurkan sebuah kamera baru dari lini Cyber-shot. HX350 merupakan suksesor dari HX300 yang masuk dalam kategori superzoom, menawarkan lensa dengan jangkauan amat jauh dalam bodi yang terbilang cukup ringkas.

Dibandingkan pendahulunya, perubahan yang dibawa HX350 memang tidak terlalu banyak, namun setidaknya masih cukup signifikan. Kamera masih mengusung sensor Exmor R 1/2,3 inci beresolusi 20,4 megapixel, akan tetapi kali ini didampingi oleh prosesor BIONZ X yang akan meningkatkan kualitas gambarnya di kondisi low-light.

Video 1080p 60 fps yang direkam HX350 dipastikan tampak mulus berkat perpaduan sistem stabilization optik sekaligus digital. Untuk mengabadikan aksi-aksi cepat, Sony telah menambahkan fitur Lock-on AF pada HX350, plus kemampuan memotret secara konstan dalam kecepatan 10 fps.

Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony
Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony

Namun tentu saja yang menjadi bintang utama di sini adalah lensa Carl-Zeiss 24-1200mm f/2.8-6.3. Lensa ini pada dasarnya memberikan pengguna optical zoom sebesar 50x, sangat ideal untuk mendampingi aktivitas travelling, apalagi mengingat semua itu dikemas dalam bodi yang cukup ringkas.

HX350 masih menganut desain ala DSLR, dimana terdapat sejumlah kenop kontrol sekaligus focus/zoom ring manual. Di belakangnya, tertanam electronic viewfinder (EVF) beserta LCD 3 inci yang bisa dimiringkan ke atas atau bawah.

Sony Cyber-shot HX350 rencananya akan dilepas ke pasar Eropa mulai bulan Januari 2017 seharga 449 euro. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di pasar Asia.

Sumber: DPReview.

Zoom 83x di Kamera Nikon Coolpix P900 Bisa Digunakan Buat Meneropong Bulan

Tak cuma dikenal konsumen karena produk fotografinya, Nikon berjasa pada NASA dalam penyediaan DSLR pertama untuk pesawat ulang alik sejak tahun 1991. Ranah antariksa lagi-lagi disentuh lewat kemunculan D810A buat para ‘penjelajah bintang’. D810A memang merupakan produk niche, menariknya, sedikit kemampuan itu Nikon turunkan ke lini Coolpix. Continue reading Zoom 83x di Kamera Nikon Coolpix P900 Bisa Digunakan Buat Meneropong Bulan

Canon PowerShot G3 X Ramaikan Kategori Kamera Superzoom

Optical zoom adalah salah satu keunggulan kamera digital yang sampai detik ini belum bisa ditandingi oleh kamera smartphone. Apalagi jika yang dibicarakan adalah kamera yang masuk dalam kategori superzoom, seperti kamera teranyar Canon berikut. Continue reading Canon PowerShot G3 X Ramaikan Kategori Kamera Superzoom