Tahapan Membuat Bisnis Plan Sederhana untuk Pemula dan Mahasiswa

Apa yang kamu ketahui tentang business plan? Singkatnya, pengertian business plan atau rencana bisnis adalah arsip perencanaan strategis bisnis, baik bagi bisnis baru maupun bisnis yang sudah mapan. Pembuatan business plan yang matang akan membantumu mendapat pendanaan dari investor.

Tak heran, business plan memang mempunyai fungsi krusial bagi keberlangsungan sebuah bisnis. Biar semakin yakin tentang manfaat, business plan, kamu bisa membaca selengkapnya di sini.

Business plan sendiri memiliki beberapa komponen yang harus dimasukkan. Nah, kamu tidak bisa sembarang memasukkan komponen tersebut tanpa adanya persiapan dan data yang kuat. Maka dari itu, simak langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum membuat proposal bisnis plan.

Cara Membuat Bisnis Plan Sederhana

Melakukan Riset Pasar

Sebelum memulai bisnis apapun, ada baiknya kamu memiliki alasan kuat mengapa kamu ingin membangun bisnis tesebut. Alasan tersebut bisa saja datang ketika kamu menjalani kegiatan sehari-hari. Namun, kamu bisa melakukan riset pasar jika memang tak kunjung mendapat inspirasi.

Riset pasar di sini berbeda dengan salah satu elemen yang harus ada di dalam business plan. Di tahap persiapan ini, kamu harus memahami permasalahan nyata yang sedang dihadapi konsumen saat ini.

Misalnya, diketahui bahwa masyarakat sedang membutuhkan cara belanja yang praktis di kala pandemi untuk menghindari risiko tertular Covid-19. Dengan data tersebut, kamu jadi punya alasan mengapa bisnismu penting untuk dilakukan.

Menentukan Tujuan Bisnis

Setelah mengetahui permasalahan konsumen, selanjutnya kamu harus menentukan solusi apa yang dapat menjawab keresahan tersebut. Secara tak langsung, solusi yang kamu tawarkan tersebut merupakan tujuan dari bisnismu.

Coba kita gunakan studi kasus di atas. Jika permasalahan yang ada seperti itu, maka solusi yang bisa ditawarkan adalah mengakomodasi cara belanja yang praktis di tengah pandemi. Jawaban tersebut dapat kamu gunakan sebagai tujuan bisnismu.

Selain menentukan tujuan bisnis penting sebagai tolak ukur eksplorasi ide produk/servis, menentukan tujuan bisnis penting sebagai acuan arah bisnis ke depannya. Meski bisnismu terus berkembang, ide-ide bisnis yang ada tidak akan jauh dari tujuan bisnis yang sudah kamu rumuskan di awal.

Merumuskan Konsep Produk/Servis

Produk/servis adalah bagian penting dalam bisnis. Jika kamu tak memiliki sesuatu yang bisa dijual, maka inti bisnismu tidak ada. Setelah mengetahui tujuan bisnis, langkah selanjutnya adalah mengeluarkan kreativitasmu.

Di tahapan ini, kamu bebas mengeksplorasi ide-ide produk atau servis untuk bisnismu. Jika menggunakan contoh di atas, maka kamu bisa membuat cara belanja alternatif bagi konsumen. Atau kamu bisa juga mengeluarkan produk untuk melindungi konsumen dari Covid-19 saat berbelanja.

Ide selalu bebas, tak terikat, dan tak terhingga. Artinya, kamu bisa berpikir sekreatif mungkin terkait produk/servis yang kamu tawarkan melalui bisnismu. Asal, keluaran ide yang ada tidak menyimpang jauh dari tujuan bisnis yang sudah kamu rumuskan di tahapan sebelumnya.

Katakanlah, kamu memilih untuk mengakomodasi cara belanja konsumen dengan layanan pesan antar serba cepat. Setelah itu, kamu juga harus merinci kembali spesifikasi layanan tersebut, bagaimana mengantarnya, siapa yang mengantarnya, bagaimana memesannya, dll.

Rinci masing-masing bagian sehingga kamu dapat melihat visualisasi terhadap bisnismu. Jangan lupa juga untuk memetakan kelebihan layananmu dari kompetitor. Ini akan membantumu melihat peluang sekecil apapun, yang pada akhirnya bisa kamu gunakan untuk mengembangkan layananmu.

Menentukan Operasional, Strategi Pemasaran, dan Rancangan Biaya

Setelah selesai dengan tiga konsep utama membuat bisnis, kini saatnya kamu menentukan konsep-konsep penunjang agar bisnismu tetap berjalan.

Mulai dari bagaimana kamu memproduksi atau menjalankannya (operasional), bagaimana kamu mengenalkan produk ke konsumen dan menjualnya (pemasaran), hingga berapa besaran biaya yang kamu butuhkan untuk menjalankan model bisnis yang seperti itu (rancangan biaya).

Di tahapan ini, kamu juga harus merinci masing-masing bagian agar model bisnis yang kamu usung terlihat matang dan siap. Dengan membuat operasional yang jelas, kamu akan paham bagaimana menjalankan bisnismu.

Strategi pemasaran yang rinci juga memperlihatkan bahwa kamu tahu cara memperkenalkan hingga menjual produk ke konsumen. Terakhir, rancangan biaya yang jelas tentu dapat memperlihatkan beban biaya bisnis hingga keuntungan yang bisa didapat.

Memperkirakan Keuntungan dan Risiko Bisnis

Membangun bisnis memang bukan hal mudah. Kamu harus siap dengan masalah dan tantangan yang menerpa. Untuk meminimalisir masalah-masalah yang ada, kamu harus menuliskan risiko-risiko apa yang akan kamu hadapi di masa depan.

Setelah mengetahui risiko-risiko yang ada, kamu harus merumuskan strategi apa yang akan kamu gunakan ketika suatu hari risiko itu datang. Misalnya, investor tidak tertarik dengan business plan yang kamu buat. Ini merupakan risiko keuangan karena beban operasional yang tinggi tidak dibarengi dengan keuntungan yang tinggi pula, misalnya.

Nah, maka dari itu, memperkirakan keuntungan dari bisnismu juga sangat penting. Perkiraan nilai inilah yang menjadi perhatian para investor. Jika proyeksi keuntungan bisnismu menjanjikan, sudah pasti mereka akan tertarik mendanai bisnismu.

Menulis Proposal Business Plan

Setelah melakukan tahapan-tahapan di atas, kamu tinggal menuliskannya sesuai format kerangka proposal business plan. Tulislah business plan dengan kalimat efektif agar tidak bertele-tele. Selain itu, jangan lupa untuk memasukkan data akurat ke dalam proposal business plan.

Berikut contoh proposal bisnis plan sederhana agar kamu lebih memahami cara membuat bisnis plan dengan baik dan benar.

Contoh Proposal Bisnis Plan Sederhana untuk Pemula dan Mahasiswa

Di bawah ini adalah contoh makalah bisnis plan dengan komponen lengkap untuk pemula. Kamu bisa mengadopsi dan menyesuaikannya dengan bisnis yang sedang kamu jalani sekarang. Contoh bisnis plan ini juga bisa kamu gunakan untuk membangun startup impianmu.

Selain itu, apabila kamu seorang mahasiswa dan ingin mengikuti lomba membuat bisnis plan, contoh ini juga bisa kamu gunakan sebagai contoh format proposal business plan competition. Lomba bisnis plan adalah ajang yang tepat untuk menunjukkan kemampuanmu melihat peluang bisnis di masyarakat.

Ringkasan Eksekutif

Masyarakat telah menghadapi pandemi selama lebih dari dua tahun lamanya dan Covid-19 bermutasi semakin menular. Akibatnya, para ibu rumah tangga yang khawatir tertular Covid-19 saat berbelanja kebutuhan.

Belanja.com hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja para ibu rumah untuk meminimalisir tertularnya virus Covid-19. Belanja.com juga akan mempermudah kegiatan belanja para ibu rumah tangga dengan sekali klik.

Belanja.com merupakan sebuah bisnis berbentuk e-commerce pesan antar yang menawarkan kebutuhan pokok rumah tangga. Berkantor di Jakarta Pusat, bisnis ini dijalankan oleh orang-orang berpengalaman di bidang bisnis dan teknologi sehingga kami menjamin layanan yang memuaskan.

Mereka adalah seperti oleh mantan CEO startup ternama, Galih Suprayogo dan mantan CTO startup ternama, Sabrina Amalia. Dengan peluang yang ada, Belanja.com diperkirakan dapat meraup profit sebesar Rp 1 miliar di tahun pertama berdiri.

Deskripsi Bisnis

Belanja.com memiliki visi untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dengan cepat dan efisian di tengah pandemi. Untuk mewujudkannya, Belanja.com hadir dengan membuat aplikasi praktis untuk mengantarkan belanjaan konsumen sampai di rumah dalam keadaan baru dan segar.

Belanja.com memiliki kelebihan sebagai platform e-commerce yang menyediakan layanan pesan antar secara cepat dalam 10 menit. Kelemahan yang dimiliki adalah merek Belanja.com masih belum dikenal masyarakat.

Belanja.com bisa jadi terhalang dengan eksistensi e-commerce dengan konsep yang sama. Namun, dengan waktu antar yang lebih cepat tersebut, Belanja.com yakin dapat bersaing dengan e-commerce lainnya.

Servis

Belanja.com memiliki berbagai jenis produk kebutuhan pokok rumah tangga seperti bahan makanan mentah, bumbu dapur, sayur dan buah segar, dan bahan memasak (minyak, gula, garam, dll).

Para konsumen dapat membuka aplikasi Belanja.com, memilih produk yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan 10 menit kemudian pesanan akan sampai di tujuan. Aplikasi Belanja.com akan memilihkanmu toko paling dekat yang menyediakan produk yang kamu beli.

Dengan Belanja.com, para konsumen akan menghemat waktu, menghemat budget, sekaligus terhindar dari risiko tertular virus Covid-19 saat berbelanja langsung di pasar atau supermarket.

Analisis Pasar

Target konsumen

  • Para ibu rumah tangga usia 23-35 tahun yang aktif berbelanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.
  • Para perempuan karier yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
  • Dapat mengoperasikan ponsel dan melakukan transaksi di e-commerce secara online
  • Menyukai hal praktis
  • Malas berbelanja secara offline

Kompetitor

Terdapat beberapa kompetitor seperti HappyFresh yang telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, terdapat juga Astro yang memiliki konsep pesan antar cepat.

Untuk HappyFresh, Belanja.com sudah dapat mengungguli waktu pengantaran barang sehingga barang datang masih dalam keadaan segar. Sedangkan, untuk Astro, Belanja.com dapat mengungguli konsep Astro untuk mengantarkan barang lebih cepat yaitu 10 menit.

Manajemen Operasional

Saat ini, Belanja.com sudah memiliki 300 driver yang berlokasi di Jakarta Pusat dan sekitarnya. Para driver bertugas mengantarkan barang belanjaan yang telah dipesan konsumen dalam 10 menit. Pemilihan toko atau supermarket akan dipilah secara otomatis oleh aplikasi.

Tim IT akan terus memantau dan memelihara aplikasi agar proses transaksi berjalan lancer. Tim Customer Service juga akan selalu stand-by apabila konsumen mengalami kendala melakukan transaksi.

Strategi Pemasaran

Belanja.com akan bekerja sama dengan influencer dengan kriteria yang mirip dengan target konsumen, untuk membuat thread di Twitter mengenai servis Belanja.com. Tujuannya agar konten tersebut viral sekaligus untuk meningkatkan brand awareness. Selanjutnya, Belanja.com juga akan melakukan beragam strategi digital marketing.

Rancangan Biaya

Rencana Anggaran

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Beban operasional: Rp 250.000.000

Biaya lain-lain: Rp 150.000.000

Rencana Modal

Dana investor: Rp 500.000.000

Estimasi Profit

Hasil penjualan layanan: Rp 1.000.000.000

Design Thinking: Arti, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar istilah design thinking? Mungkin bagi kamu, design thinking identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dsb. Sebenarnya, kamu nggak salah.

Ketiga kata frasa tersebut memang hasil yang diinginkan dari proses melakukan design thinking. Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan pada pekerjaan yang berkaitan dengan desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dll.

Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Design thinking memang mempunyai keuntungan seperti penghematan biaya dan jaminan return of investment (ROI), membuat pengguna semakin loyal, dan menghemat waktu pengembangan.

Konon, design thinking juga sangat penting dimiliki startup. Startup menciptakan, menguji produk atau servis dan tak jarang gagal sebelum mendapat pendanaan untuk meneruskan penemuannya. Startup harus bisa mendefinisikan masalah dan menjawabnya dengan hasil produknya. Di situlah, design thinking berperan.

Lantas, apa yang dimaksud dengan design thinking? Bagaimana karakteristik dan penerapannya? Simak terus informasi di bawah ini agar kamu dapat memahami design thinking.

Apa itu design thinking?

Di internet, kamu akan menemui banyak definisi mengenai design thinking. Menurut “Interaction Design Foundation” misalnya, design thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.

Sedangkan “Career Foundry” mengatakan, design thinking adalah sebuah ideologi maupun proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, design thinking merupakan pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.

Meski memiliki banyak arti, ada empat karakteristik yang akan selalu kamu temui dalam design thinking.

Berbasis solusi atau people-centered

Kepentingan manusia sebagai pengguna adalah fokus paling utama dalam metode design thinking. Makanya, design thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka.

Dengan kata lain, design thinking sangat mengandalkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacan ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah.

Pemikiran berbasis solusi disimpulkan dalam penelitian Bryan Lawson, Profesor Arsitektur di Universitas Sheffield yang membandingkan proses pemecahan masalah oleh kelompok ilmuan VS kelompok desainer.

Lawson mengatakan, kelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah (problem-based), sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah (solution-based). Jadi, solution-based dilakukan secara eksperimental demi menemukan solusi yang tepat.

Hands-on

Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototype menuangkan ide menjadi produk nyata. Tahap ini memungkinkan pengujian langsung dari tim desain terhadap produk setengah jadi.

Karakteristik hands-on tak akan ada pada bisnis yang tak menggunakan design thinking. Misalnya dengan maraknya coffeeshop yang semakin menjamur di kota-kota besar. Keberadaan coffeeshop dengan model bisnis dan penawaran yang sama hanya akan membuat persaingan industri coffeeshop semakin ketat.

Maraknya coffeeshop juga tidak berusaha mempertanyakan masalah yang ada pada peminat kopi. Sebagai hasilnya, tidak ada produk solutif yang dihasilkan.

Highly creative

Ada yang mengatakan kalau kreatif berarti dapat menciptakan sesuatu yang baru. Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang yang kreatif dapat menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Kalau dilihat, intinya sama saja, bahwa kreativitas menuntut kebaruan.

Karakteristik ini erat kaitannya dengan design thinking. Memecahkan masalah dan menjawabnya dengan solusi memang tujuan utama dari design thinking. Namun, solusi yang ditawarkan juga harus memperlihatkan konsep yang segar demi menarik pengguna.

Kalau solusinya sudah ada sebelumnya, wajar bukan jika pengguna tidak tertarik dengan tawaranmu?

Dilakukan secara berulang atau iterative

Design thinking selalu dimulai dengan mencari masalah. Kenapa harus repot-repot mencari masalah? Ini karena perilaku dan keinginan pengguna terus berubah. Tak hanya itu, faktanya, pengguna tak benar-benar tahu apa yang diinginkan.

Itu dibuktikan oleh ungkapan Henry Ford, founder salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia, Ford. “Jika aku bertanya apa yang diinginkan pengguna, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat,” katanya. Meski pada akhirnya Ford tak menghasilkan kuda, setidaknya ia berhasil menyumbang sesuatu yang lebih cepat bukan?

Pengguna tidak tahu bahwa yang kamu hasilkan akan berakhir menjadi sesuatu yang mereka butuhkan setelah tampak di depan mata. Design thinking ada untuk menjembatani kesenjangan ini.

Ia akan digunakan terus-menerus untuk menyodorkan keinginan tak tampak tersebut, sampai hasil yang ada dapat menjawab apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna.

Proses dalam Design Thinking

Design thinking bukanlah istilah baru. Gagasan menggunakan pendekatan desain untuk pemecahan masalah secara kreatif sudah lama diperbincangkan para ahli sejak tahun 1960-an. Para ahli saling menyumbang pemikirannya sehingga terbentuklah konsep design thinking.

Ialah John E. Arnold yang pertama kali mengemukakan istilah design thinking dalam bukunya “Creative Engineering” pada 1959. Kemudian, pada 1965, L. Bruce Archer menimpali gagasan tersebut dengan mengemukakan bahwa proses desain perlu dilakukan secara sistematis.

Herbert Simon, seorang sosiolog sekaligus psikolog Amerika menyumbang pemikirannya melalui artikelnya berjudul The Sciences of The Artificial yang terbit pada 1969. Simon memperkenalkan 7 langkah menggunakan desain sebagai pendekatan kreatif untuk problem-solving.

Intisari konsep Simon itulah yang kemudian mengilhami 5 tahapan design thinking yang dikenal umum saat ini. Konsep tersebut semakin tenar setelah diterapkan David Kelley dan Tim Brown untuk perusahaan desain yang mereka dirikan, IDEO. Mereka melihat perusahaan kurang kreatif menangani kasus-kasus ekstrem yang menimpanya.

Kelima tahapan ini tidak harus berurutan, tetapi juga dapat dilaksanakan secara non-linear. Artinya, dalam tahapan tertentu, kamu mungkin saja menemukan sebuah insight yang membuatmu harus memperbaiki hasil di tahapan lainnya.

Selain itu, kelima tahapan ini juga bisa dipindah/diganti urutannya, atau dilakukan secara bersamaan, dan diulang beberapa kali untuk membuka kesempatan solusi-solusi terbaik.

Lebih jelasnya, lihat bagan di bawah ini.

design thinking as non-linear process

Tahapan Design Thinking

Empathize

Empathize dalam design thinking adalah tahap paling awal yang krusial. Meski kelima tahapan ini dapat dilakukan secara parallel, tetapi kebanyakan project memulai dengan tahapan ini.

Dalam tahap ini, kamu harus menaruh empati untuk mengenal pengguna dan memahami keinginan, kebutuhan, dan tujuan mereka. Tahap ini juga mengharuskan observer untuk meninggalkan sejenak asumsinya terhadap pengguna dan mulai memahami mindset pengguna.

Untuk melepaskan diri dari asumsi, kamu bisa menanyakan apa yang dilakukan pengguna (what), bagaimana dia melakukannya (how), dan mengapa ia melakukannya (why). Ketiga pertanyaan tersebut akan membantumu melakukan observasi yang objektif

Agar dapat memahami pengguna dari sisi psikologis hingga emosional, kamu bisa berinteraksi langsung dengan pengguna. Namun, saat ini, sudah banyak cara yang bisa digunakan untuk memahami pengguna. Misalnya seperti menganalisis feedback produk dan mengidentifikasi perilaku pengguna di media sosial.

Define

Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengguna, tugasmu selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Selanjutnya, identifikasi masalah atau hambatan yang dialami pengguna. Tahapan define dalam design thinking sendiri dilakukan untuk menyebutkan problem statement.

Dalam menamakan masalah, pastikan kamu menggunakan sudut pandang pengguna, bukan menekankan aksi yang harus dilakukan perusahaan. Misalnya, kamu menemukan bahwa terdapat kebutuhan cairan pelindung tangan untuk melindungi diri dari virus Covid-19.

Dari situ, nyatakan masalah dengan “Masyarakat Indonesia membutuhkan…” daripada “Perusahaan kita harus membuat…” Ini akan membantu membedakan dengan jelas problem statement dan tidak membuat bingung perusahaan terkait penyebutan masalah dengan solusi.

Ideate

Bermodal pengetahuan keluhan pengguna dan problem statement yang jelas, sekarang waktunya kamu menyusun ide-ide kreatif sebagai solusi masalah. Di sinilah, proses kreatif dimulai.

Nielsen Norman Group mendefinisikan ideate sebagai proses menghasilkan serangkaian gagasan berdasarkan topik tertentu, tanpa ada upaya untuk menilai atau mengevaluasinya. Makanya, di sini, kamu bebas mengeksplorasi ide apapun.

Namun, merumuskan ide-ide kreatif tidaklah mudah. Beberapa ide akan dianggap menarik dan lainnya bisa jadi hanya akan berakhir di tempat sampah. Oleh karena itu, di tahapan ini kamu dituntut untuk berpikir out-of-the-box.

Kalau kamu kesulitan melahirkan ide-ide cemerlang, kamu bisa mengikuti beberapa metode ideation yang sering digunakan, seperti brainstorming, mindmapping, hingga bodystorming (roleplay).

Prototype

Setelah memilih ide paling jenius, kamu harus membuat visualisasi dari idemu tersebut. Tahapan ini memang membutuhkan eksperimen untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang tampak.

Prototype sendiri merupakan produk belum jadi, simulasi, sample yang dapat mengevaluasi ide dan desain yang sudah kamu rancang, misalnya seperti versi beta dalam pembuatan website. Tahapan ini penting untuk menguji coba apakah produk yang digarap sejauh ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.

Di tahap ini, solusi yang ditawarkan bisa jadi diterima, diperbaiki, dirancang ulang, bahkan ditolak.maka dari itu, fungsi tahapan ini memang untuk mempertanyakan ulang apakah produk yang ada sudah dapat menjawab permasalahan pengguna.

Test

Sesuai namanya, di tahap ini, kamu harus menguji prototype kepada pengguna. Terkadang, testing bersifat opsional. Namun, menguji akan memberikan keuntungan tersendiri yaitu product review. Dari situ, kamu bisa memaksimalkan kembali produk tersebut dari feedback dari pengguna.

Meski tahap ini berada di akhir, bukan berarti proses design thinking telah selesai. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, design thinking adalah metode non-linear. Proses testing bisa jadi memunculkan kekurangan atau celah dari proses design thinking lainnya.

Kalau begitu, kamu harus memperbaiki hasil dari proses yang rumpang. Misalnya, setelah dilakukan testing ternyata pengguna tidak terlalu membutuhkannya.

Bisa jadi, problem statement yang kamu rumuskan kurang tepat. Maka, kamu harus mengulang kembali identifikasi masalah di tahapan define, lalu menentukan kembali ide-ide sebagai solusi masalah.

Contoh Penerapan Design Thinking: Studi Kasus Gojek

Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional.

Keraguan tersebut dijawabnya melalui penemuan inovatif berupa aplikasi penghubung mitra ojek online dan penumpang dengan Gojek. Per 2020, Gojek telah mengumpulkan 38 juta pengguna aktif bulanan, menyabet gelar unicorn pada Mei 2017, dan menjadi decacorn dua tahun setelahnya.

Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking.

Empathize

Nadiem mengatakan bahwa sektor ojek sangat bernilai. Ini berawal dari pengalaman pribadinya yang lebih memilih naik ojek dibanding membawa mobil sendiri untuk menghindari kemacetan Jakarta. Nadiem mendapati bahwa masyarakat juga merasakan keresahan yang sama dan membutuhkan tranportasi alternatif.

Di sisi lain, karena sering naik ojek, Nadiem dapat memahami seluk beluk perjuangan seorang ojek yang bekerja selama 14 jam sehari dan tidak bertemu anak istri, tetapi hanya dapat 4 penumpang. Nadiem merasa prihatin dengan nasib tukang ojek.

Define

Nadiem berusaha menjawab permasalahan yang ada dengan menekankan bahwa konsumen menghadapi masalah kemacetan setiap hari. Di sisi lain, terdapat ketidakpastian penghasilan dari tukang ojek, bahkan setelah bekerja berjam-jam dalam sehari.

Selain itu, Nadiem juga melihat, pada saat banyak ojek tersedia, tidak banyak penumpang yang membutuhkan jasanya. Namun, saat penumpang butuh, sang ojek tidak berada di tempat. Kata Nadiem, ini menyebabkan inefisiensi pasar.

Maka, Nadiem merasa harus membuat terobosan baru untuk mengakomodasi hal tersebut.

Potential problem statement: “Masyarakat butuh transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta dan tukang ojek butuh kepastian penghasilan (penumpang)”

Ideate

Bermodal keresahan masyarakat atas kemacetan Jakarta, nasib tukang ojek, dan perumusan problem statement di atas, Nadiem merumuskan beberapa solusi. Salah satunya dan yang akan menjadi dasar pembuatan produknya saat ini, adalah dengan menciptakan sebuah penghubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek.

Prototype

Pada 2010, Nadiem membuat sebuah call center untuk ojek konvensional yang berjumlah 20 orang pengemudi. Setelah mendapat respons positif dari masyarakat, barulah Gojek mengembangkan aplikasinya.

Test

Pada tahun 2015, Gojek merilis aplikasi Go-Ride untuk melihat respons masyarakat. Tak lama, pengemudi berbondong-bondong mendaftar, dari yang mulanya 20 orang menjadi 800 orang pada 2015.

Gojek telah sukses menjadi penghubung mitra ojek online dengan customer yang membutuhkan transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta.

Selain layanan utama tersebut, Gojek juga semakin mengembangkan bisnisnya pada layanan antar makanan, barang, pembelian barang, jasa kebersihan, dll.