Menjadi Pemimpin Tim yang Lebih Baik

Memimpin sebuah bisnis memang bukan hal mudah, meskipun hanya sebuah bisnis rintisan atau startup. Pemimpinnya harus mampu bersikap dan menyikapi hal-hal di dalam bisnis dengan baik dan tepat agar menghindari konflik atau masalah berkelanjutan. Menjadi pemimpin tidak mudah, belajarnya pun tidak secepat yang dibayangkan. Perlu waktu, perlu berproses.

Berikut beberapa tips untuk membantu Anda menjadi seorang pemimpin yang baik untuk sebuah bisnis rintisan.

Tumbuhkan jiwa melayani

Yang perlu ditekankan dalam memimpin sebuah bisnis adalah peran dan tugas. Di satu sisi kita sebagai bos yang artinya memiliki tanggung jawab penuh terhadap apa yang tim kerjakan dan berhak menerapkan sistem deadline yang ketat untuk mencapai tujuan. Di sisi lain pemimpin juga memiliki peran penting untuk melayani untuk bisa tetap tumbuh dan produktif, baik dari individu maupun kelompok.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mendengarkan dan melayani. Dalam hal ini mendengarkan apa masukkan dari tim yang lain dan melayani kebutuhan tim, termasuk motivasi dan arahan. Tugas lainnya yang tidak kalah penting adalah tugas untuk tetap menjaga pekerjaan tetap “on the track”.

Kebugaran dan kehadiran

Sebagai seorang pemimpin sudah sewajarnya jika harus bersikap dan terlihat semangat sepanjang waktu. Untuk menjaga ini selain tetap berpikiran positif sangat dianjurkan untuk melakukan olahraga rutin. Pemikiran yang positif dan tubuh yang bugar menjadi modal awal untuk menularkan energi positif ke sekitar.

Di samping itu usahakan untuk hadir di sela-sela tim. Kehadiran pemimpin sedikit banyak akan memotivasi seluruh anggota tim untuk bekerja dengan baik. Terlebih jika mereka membutuhkan Anda untuk berkonsultasi atau sekedar bertukar pikiran tentang apa yang sedang mereka kerjakan.

Persiapkan lebih matang di belakang

Persiapan yang baik dan matang biasanya membawa hasil yang memuaskan. Penting untuk setiap pemimpin untuk memiliki rencana dan persiapan yang matang sejak jauh hari. Untuk memberikan hasil yang memuaskan usahakan untuk melakukan persiapan atau perencanaan sendiri lebih jauh secara privat. Ini akan membantu Anda terlihat sangat siap dan sangat menguasai segala kemungkinan yang ada di depan. Budaya persiapan ini sebenarnya berlaku untuk semua tim. Tetapi sebagai seorang pemimpin menyiapkannya lebih matang dari tim yang lain lebih baik.

Cara Google Menciptakan Tim Yang Produktif

Ada sebuah cerita menarik tentang “Project Aristotle” yang dilaksanakan Google untuk meneliti dan menganalisis tentang Googler (karyawan Google) untuk membangun tim yang lebih produktif. Beberapa tahun proses analisis tersebut berjalan, dengan melibatkan ratusan karyawan, pada akhirnya ditemukan formula ajaib yang hingga saat ini diterapkan dalam operasional keseharian di kantor Google.

Secara garis besar hasil temuan Project Aristotle mencoba menempatkan pengalaman terbaik secara psikologis bagi anggota tim untuk dapat mendapatkan value lebih dari apa yang dikerjakan. Konsep ini secara umum bisa direplikasi dalam berbagai segmen bisnis. Termasuk untuk menjadi salah satu rujukan bagi team leader atau pimpinan startup untuk membuat anggota tim betah dan produktif dalam bekerja.

Setidaknya ada lima poin utama yang menjadi kunci terbangunnya sebuah teamwork produktif ala Google, di antaranya:

Memberikan rasa aman secara psikologis kepada karyawan

Pada dasarnya setiap pekerjaan membutuhkan keputusan, dilanjutkan atau dibatalkan, dikerjakan atau ditunda, dipublikasikan atau disembunyikan. Semua membutuhkan keputusan dari orang yang bertanggung jawab di perkerjaan tersebut. Dan dari setiap keputusan yang diambil mau tak mau menyajikan risiko yang harus ditanggung.

Pada poin ini, tim didesain untuk merasa nyaman ketika harus mengambil risiko dalam tim, tanpa merasa kurang nyaman atau bahkan malu. Mengambil keputusan dalam sebuah tim memang tampak sederhana, namun tak sedikit merasa ragu, malu, atau kurang kuasa untuk melakukannya. Hal ini yang perlu dipelihara sejak dini, untuk meyakinkan bahwa setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik.

Bahu-membahu untuk sebuah ketergantungan positif

Tim berisi sekumpulan orang di dalamnya. Bekerja di dalam tim bukan menjadi seorang Superman yang harus melakukan semuanya sendiri. Tim yang baik adalah ketika seseorang merasa nyaman ketika harus mengandalkan orang lain untuk melakukan sesuatu dengan kualitas maksimal.

Misalnya, ada seorang developer di sebuah startup, banyak modul yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, maka dari modul yang ada ia harus menyerahkan kepada tim tester dan quality assurance untuk memastikan apa yang sudah buat berjalan dengan baik. Tim yang baik harus mampu mengkondisikan bahwa developer memiliki kepercayaan kepada tim tester dan quality assurance, bahkan merasa dapat mengandalkannya untuk mampu mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan.

Cara yang paling efektif adalah dengan mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab dan peranan setiap anggota dalam tim.

Struktur dan kejelasan peranan anggota tim

Menyambung poin sebelumnya, bagian ini harus selalu didefinisikan secara mendetil di awal. Setiap anggota harus mengetahui dan memiliki pedoman tentang tujuan, peranan dan rencana eksekusi pekerjaan secara jelas. Membiasakan peranan pekerjaan dilakukan tumpang tindih akan menghadirkan kerancuan bagaimana sebuah tim berproses.

Developer mengerjakan tugasnya mengembangkan source code. Desainer mengerjakan tugasnya menciptakan user interface yang baik. Tester memastikan semua berjalan dengan baik, dan sebagainya. Semua harus memiliki definisi peran yang jelas, dan tugas team leader untuk menciptakan sebuah urutan proses yang dinamis. Kendati pada akhirnya semua akan saling berkolaborasi, namun tanggung jawab tetap harus didefinisikan secara spesifik.

Menciptakan makna secara lebih personal

Tanyakan pada anggota tim, apakah apa yang ia kerjakan juga memberikan manfaat untuk dirinya secara pribadi? Jika jawabannya “iya”, maka itulah menghadirkan “passion” ke dalam setiap pekerjaan yang diberikan. Memberikan makna dalam setiap pekerjaan dapat berbentuk dari berbagai macam hal. Misalnya, memberikan ilmu baru, mempertemukan dengan orang baru, melibatkan hobi ke dalam pekerjaan dan sebagainya.

Untuk beberapa produk yang didedikasikan untuk konsumen, bagaimana tanggapan baik konsumen dan penggunaan yang optimal oleh konsumen juga kadang memberikan kepuasan pribadi kepada pengembang. Ketika algoritma yang ditemukan oleh tim dalam sebuah proyek berjalan baik saat diimplementasikan, hal tersebut juga melibatkan “meaning” lebih karena melibatkan kepuasan secara personal.

Memiliki dampak untuk kehidupan

Setelah merasa puas karena melakukan hal yang berarti bagi hidupnya. Pupuk anggota tim untuk dapat merasa puas bahwa apa yang telah ia kerjakan memberikan banyak dampak dan menciptakan sebuah perubahan yang baik. Ketika sebuah startup pengembang e-learning merasakan bagaimana sekolah-sekolah dapat terhubung dengan baik untuk kolaborasi pendidikan, jadikan ia merasa bangka bahwa telah memberikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan bangsa.

Selebrasi semacam ini menciptakan sebuah pemikiran di alam bawah sadar, ketika tim mengerjakan sesuatu, mereka akan berpikir bahwa apa yang mereka kerjakan adalah berujung pada terciptanya sebuah perubahan, dengan impact yang dapat dirasakan oleh orang lain. Menjadi sebuah kebanggaan tentunya.