Pelajaran Berharga Selama 4 Minggu Menjalankan Inkubator Teknologi Full-Online Pertama di Indonesia

Batch pertama dari inkubator startup teknologi online 4-minggu penuh kami, #DSLaunchpad, secara resmi selesai! Hasilnya sangat memuaskan, dan kami merasa bangga bisa ikut serta menebarkan pola pikir startup di seluruh Indonesia. Di akhir program ini, ada 93 startup yang berhasil diluncurkan serta melakukan pitching ke VC.

Inilah pembelajaran kami dari program intensif selama 4 minggu penuh:

Bias antar Pendiri dari Jakarta vs Non-Jakarta

Para pendiri dari luar Jakarta tidak kalah mengagumkan dengan mereka yang ada di Jakarta. Sejujurnya ini adalah masalah yang kami coba selesaikan dari awal. Salah satu alasan dibalik inisiatif kami melakukan program ini. Ternyata, hipotesis kami terbukti benar.

Selama program, kami mengetahui bahwa para pendiri dari luar Jakarta tidak kalah aktif dengan para pendiri di Jakarta. Energi yang mereka salurkan setara. Kesenjangan mungkin terlihat pada tingkat pengetahuan dunia startup, namun masalah itu segera teratasi begitu program dan pendampingan dimulai.

Kami merasa sangat senang dengan kualitas produk yang diluncurkan oleh para pendiri dari program ini, termasuk dari mereka di luar Jakarta yang selalu dianggap inferior di mata investor. Salah satu pendiri dari luar Jakarta bahkan sudah mendapatkan seed funding dari investor hanya dalam beberapa minggu setelah program diluncurkan, menggunakan teknik pitch yang dikembangkan oleh mentornya selama program. Luar biasa bukan!

Tidak semua orang bisa menjadi Founder

Jangan salah paham: semua orang bisa mendirikan startup/perusahaan. Namun, menjadi seorang pendiri/founder adalah isu tersendiri. Perbedaannya? Mereka yang mencari alasan vs mereka yang memberi hasil.

Hal ini bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, dan saya menentang persepsi di masyarakat bahwa pengusaha lebih baik daripada karyawan/profesional. Itu tidak benar. Kita semua memiliki tujuan, dan menjadi pendiri/karyawan/profesional adalah cara untuk meraih tujuan itu. Satu hal tidak lebih baik dari yang lain.

Namun, JIKA Anda memutuskan untuk menjadi seorang pendiri, apa yang Anda capai/selesaikan menjadi hal yang paling penting. Terutama di fase awal ketika Anda tidak memiliki selusin tim melakukan segala sesuatunya untuk Anda. Lalu, selama program, kami sebisa mungkin menyampaikan pada para pendiri bahwa menyalurkan energi untuk memberikan hasil adalah usaha terbaik, daripada mencari alasan. Pelanggan menyukai produk Anda, atau tidak. Mereka tidak mau mendengar alasan.

Riset pasar menentukan hidup dan mati

Pembunuh startup nomor 1: tidak ada product market fit. Tidak ada kejutan di sana. Mengapa? Khususnya dalam kasus kami, hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian. Bisa jadi pendiri tahu bagaimana melakukannya namun memilih untuk tidak, atau mereka memang tidak tahu bagaimana caranya. Beruntungnya, hal ini menjadi topik utama untuk minggu pertama program. Lebih dari setengahnya melakukan penyesuaian yang signifikan, beberapa pivot, bahkan ada yang memulai dari awal setelah melakukan riset pasar yang tepat.

Sekali lagi, ada banyak ide bagus yang dikembangkan di awal program, tetapi setelah melakukan penelitian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa pasar tidak sebesar itu, tidak tumbuh, tidak ada uang, beberapa pendiri bahkan menemukan bahwa tidak ada pasar sama sekali . Jadi mereka beradaptasi.

Inovasi dapat ditingkatkan

Berhasil dengan tingkat penyelesaian program di 98%, skor Net-promoter di 68%, 93 startup diluncurkan setelah program berakhir (angka ini bertambah dari 42 startup di awal program). Ada banyak sekali ide dan inovasi yang dihasilkan oleh program ini, dalam waktu yang sangat singkat (4 minggu). Juga, dengan biaya yang sangat minim, membuktikan bahwa dengan pengetahuan dan alat yang tepat, Anda dapat menghasilkan produk inovatif dalam skala besar.

Hal ini akan sangat berguna untuk Modal Ventura dan korporasi/enterprise. Daripada menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari startup yang ideal untuk berinvestasi/bermitra, mengapa tidak berpartisipasi dan berkolaborasi sejak awal?

Sebagai buah pemikiran.

What We Learned from Running Indonesia’s First Fully Online 4-Week Tech Incubator!

Our first batch of 4-week fully online tech startup incubator, #DSLaunchpad, is officially done! We’re very happy with the results, and so glad we could help spread the startup mindset across Indonesia At the end of the program, 93 startups were launched and pitched to VCs.

Here’s our learnings from those intensive 4 weeks program:

Jakarta vs Non-Jakarta founders bias.

Founders outside of Jakarta is just as awesome as the ones in Jakarta. Seriously. This is the very problem that we’re trying to solve from the beginning. This is one of the reason why we even do this program. And our hypothesis was proven to be right.

During the program, we learned that founders from outside of Jakarta is just as active, as the ones in Jakarta. They’re just as energetic. There might be a gap in the level of knowledge of startup world, that that problem immediately dissipate once the program and mentoring starts.

We’re very happy with the quality of the products launched by the founders from the program, including the ones from outside of Jakarta which was always a black sheep in the eyes of investors. One of the founders from outside of Jakarta actually got seed-funded by an investor just a few week after the program using the pitch technique developed by his mentor during the program. It’s amazing.

Being a founder is not for everyone.

Don’t get me wrong: everyone can be a founder. But being a founder is not for everyone. The difference? Those giving out excuses vs those giving out results.

This is not something that can be forced, and I hated the perception in society that entrepreneurs are better than employees/professionals. That is simply not true. We all have our goals, and being a founder/employee/professional is a way to reach for that goal. One thing is not better than the other.

But, IF you do decide to become a founder, what you achieve/get done matters the most. Especially in the early days when you don’t have a team of a dozen people doing things for you. And during the course of the program, we did our best to communicate to the founders that it’s best to channel the energy in delivering results, instead of looking for excuses. Customers either love your products, or they don’t. They don’t care about your excuses.

Lack of market research is deadly.

The number 1 startup killer: no product market fit. No surprises there. Why? In our particular case, it’s because of the lack of research. Either founders know how to do it but didn’t, or they didn’t know how to do it. Lucky for them, this specific topic is the main topic for the first week of the program. More than half made significant adjustments, some pivot, and some even start from scratch after doing the proper market research.

Again, there were lots of great ideas developed in the early days of the program, but after doing further research, they found out that the market is not that big, not growing, no money, some founders even found that there’s no market at all. So they adapt.

Innovation can be scalable.

With the program completion rate is at 98%, Net-promoter score at 68%,  93 startups went live after the program ends (up from 42 at the start of the program). Lots of ideas and innovation produced by this program, in such short time (4 weeks). And the cost of this program is very minimal, proving that with a proper know-how and the correct tools, you can produce innovative products at scale.

This will particularly useful for Venture Capital and corporate/enterprise. Instead of spending months on end to look for ideal startups to invest/partner with, why not participate and collaborate from the start?

Food for thought.