Enam Startup AI Tahap Awal Unjuk Gigi di Demo Day DSLaunchpad AI 2024

DSLaunchpad AI merupakan program inkubator startup tahap awal yang fokus mengembangkan solusi dengan kecerdasan buatan (AI) sebagai salah salah satu fondasinya. Program ini terdiri dari akvitias pembelajaran, penugasan, hingga mentoring yang berlangsung intensif selama 4 minggu; dan ditutup dengan Demo Day sebagai sesi presentasi lulusan terbaik dari program ini.

DSLaunchpad AI diinisiasi oleh firma konsultan Discovery/Shift dan modal ventura DS/X Ventures yang merupakan bagian dari DailySocial Group.

Sejak pendaftaran dibuka pada awal Juli 2024 s/d pertengahan Agustus 2024, DSLaunchpad AI mendapatkan 159 startup pendaftar. Dari jumlah tersebut lalu tim DS/X Ventures melakukan kurasi menjadi TOP22 Startup yang mendapatkan pembinaan 1-on-1 dengan para supermentors. Hingga mengerucutkannya menjadi TOP6 untuk mengikuti Demo Day di hadapan puluhan investor (VCs, CVCs, Angels) dan korporasi.

“Tahun ini benar-benar luar biasa! Melihat para talenta AI Indonesia melampaui ekspektasi dengan ide-ide brilian dan inovasi yang berani membuat kami semakin bersemangat. Terima kasih tak terhingga kepada para mitra dan mentor yang luar biasa – dukungan kalian telah membuka jalan bagi masa depan AI yang penuh potensi di Indonesia. Kita baru saja memulai, dan perjalanan ini akan semakin menginspirasi!” ujar Managing Partner Discovery/Shift, Rama Mamuaya.

Mentor dan Benefit

Selama 4 minggu, para startup mendapatkan sesi mentoring secara intensif. Demi meningkatkan fleksibilitas, di tengah kesibukan para founder dalam menggarap startupnya, sesi ini dilakukan secara online di malam hari. Para founder terpilih disuguhkan materi dan pembinaan langsung dari pada mentor meliputi:

Nama Perusahaan Materi
On Lee CTO GDP Venture, CEO & CTO GDP Labs AI Fundamental
Andrias Ekoyuono Chief of AI & Corporate Strategy Kumparan Ideation and Problem Identification
Risman Adnan Director of Digital Techology Kalbe Digital Lab Market Research & Validation
Hokiman Kurniawan Co-Founder & CEO Meeting.ai Product Development Planning
Irzan Raditya Co-Founder & CEO Kata.ai Business Model Development
Gani Putra Lie Head of Investment MDI Ventures Financial Planning and Fundraising
Ananda Budi Sr. Architect Solution Alibaba Cloud Indonesia AI Technical Workshop
Michael Cleavant Head of Investment DS/X Ventures Pitching Preparation for Early-Stage Startup

Selain itu, para peserta juga mendapatkan perks tambahan atas keterlibatan Alibaba Cloud Indonesia dalam mendukung program DSLaunchpad AI. Yakni para peserta mendapatkan akses eksklusif ke program Alibaba Cloud Catalyst, yang memungkinkan setiap startup mendapatkan benefit cloud credit senilai $1000 (atau setara Rp15,5 juta) untuk kebutuhan pengembangan dan R&D, juga akses ke ekosistem startup Alibaba Cloud.

Untuk peserta terbaik, Alibaba Cloud juga akan memberikan credit cloud tambahan senilai $20.000 atau setara dengan kredit senilai Rp231 juta.

 TOP6 Startup

Setelah tahapan inkubasi, dipilih 6 startup terbaik yang akan mempresentasikan startup mereka di hadapan investor dan korporasi. Demo Day ini bertujuan untuk membuka potensi kolaborasi dan sinergi antara startup terpilih dengan para stakeholder di jaringan DailySocial.

Berikut daftar 6 startup AI yang terpilih masuk ke sesi Demo Day:

Startup Deskripsi
InLive Inlive adalah SaaS telekonferensi yang membantu pengembang atau perusahaan mengembangkan aplikasi telekonferensi kustom mereka dalam hitungan minggu, bukan bulan, dengan menggunakan API cloud yang mereka miliki.
Ternakin Ternakin adalah operator peternakan ikan yang bermitra dengan petani, memanfaatkan IoT dan AI untuk mengoptimalkan operasional peternakan dan meningkatkan transparansi. Pendekatan Ternakin memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitas sambil memastikan praktik budidaya perikanan yang berkelanjutan.
Mulai.com Mulai.com adalah Platform Anti Kejahatan Keuangan terpusat tanpa kode (no-code) untuk fintech dan bank dalam memerangi kejahatan keuangan seperti Pencucian Uang dan Penipuan di ruang Fiat & Kripto.
TalentMarket Talent Market adalah mesin pencari berbasis AI untuk menemukan talenta global yang telah diverifikasi serta peluang kerja.
Diva Diva, sebuah platform automasi proses bisnis tanpa kode (no-code), bertujuan untuk mengakhiri tugas-tugas berulang bagi operator, agen, dan proses manual lainnya. Platform ini akan membuka peluang untuk fokus pada hal-hal yang penting dan meningkatkan produktivitas serta profitabilitas guna mendorong pendapatan sambil mengurangi biaya.
Paperless Hospital PaperlessHospital adalah startup yang berfokus pada solusi juru tulis medis bertenaga AI untuk rumah sakit. Teknologi mereka mengotomatiskan proses dokumentasi, memungkinkan dokter untuk lebih banyak menghabiskan waktu merawat pasien sambil memastikan catatan medis yang akurat dan efisien. Startup ini membantu penyedia layanan kesehatan mengurangi beban administratif dan meningkatkan alur kerja secara keseluruhan.

DSLaunchpad AI berharap dengan adanya rangkaian program ini dapat meluluskan startup AI tahap awal yang siap terap di pasar, di tengah kebutuhan pasar AI yang terus meningkat di Indonesia maupun dunia.

Pendaftaran DSLaunchpad AI Diperpanjang Sampai 15 Agustus 2024

Program inkubator startup DSLaunchpad kembali digelar, kali ini dikhususkan untuk startup yang fokus mengembangkan produk dan layanan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Program ini terbuka untuk pre-startup dan startup tahap awal yang tengah melakukan validasi untuk mencapai product-market fit.

Dalam DSLaunchpad AI, setiap peserta akan mengikuti serangkaian aktivitas pembinaan selama 4 minggu, mulai dari mengikuti workshop, mentoring 1-on-1 dengan expert, persiapan pitching, hingga melakukan presentasi di depan investor potensial. Program DSLaunchpad AI juga didukung oleh Alibaba Cloud sebagai mitra strategis, sebagai langkah Alibaba Cloud untuk menjadi catalyst dalam membantu perkembangan startup AI di tanah air.

Kriteria peserta

Program ini pada dasarnya didesain untuk startup tahap awal, dengan kriteria dasar sebagai berikut:

  • Startup bootstrapping atau telah didanai investor di bawah $500 ribu.
  • Memiliki founder minimal 1 warga negara Indonesia.
  • Jumlah karyawan yang dimiliki maksimal 10 orang atau usia startup belum melebihi satu tahun.
  • Terbuka untuk lintas industri (sector agnostic).
  • Startup atau produk harus memanfaatkan satu atau lebih teknologi berikut: Machine Learning, Deep Learning, Robotics, Computer Vision, atau Generative AI.

Fast Track untuk mengikuti Program Startup Catalyst

Untuk mendukung percepatan pengembangan startup AI di Indonesia, Alibaba Cloud berkomitmen memberikan dukungan berkelanjutan melalui program DSLaunchpad AI. Salah satunya dengan memberikan manfaat program Startup Catalyst secara langsung untuk peserta program DSLaunchpad AI. Melalui program ini, startup dapat memanfaatkan teknologi dan sumber daya Alibaba Cloud, serta bergabung dengan jaringan global startup dan investor yang dimiliki oleh Alibaba Cloud.

Bagi startup tahap awal, program ini menawarkan berbagain benefit salah satunya credit cloud hingga $120 ribu (dengan syarat dan ketentuan) untuk mengakses berbagai layanan cloud computing. Dan khusus untuk peserta DSLaunchpad AI, juga berkesempatan langsung mendapatkan kredit $1000 setelah melakukan pendaftaran ke program.

Daftarkan segera!

Selain program inkubasi bisnis, DSLaunchpad AI turut menawarkan jaringan kuat di ekosistem yang akan sangat berguna untuk pengembangan startup. Dalam sesi Demo Day di akhir periode acara, para founder akan diberikan kesempatan untuk melakukan pitching ke jaringan investor dan juga konsorsium angel investor yang dimiliki DS/X Ventures di Asia Tenggara.

Setiap founder juga akan mendapatkan sesi mentoring 1-on-1 dengan high-level mentors yang sudah disiapkan, seperti CTO GDP Venture On Lee, Direktur Teknologi Digital Kalbe Risman Adnan, Chief of AI & Strategi Andrias Ekoyuono, dan masih banyak lagi.

Pendaftaran akan dibuka sampai 15 Agustus 2024. Informasi lebih lanjut dan registrasi, kunjungi laman resmi DSLaunchpad AI: https://discoveryshift.com/dslaunchpad-ai/

Mengundang Inovator AI Indonesia untuk Bergabung DSLaunchpad

Pendaftaran DSLaunchpad AI sudah mulai dibuka sejak awal Juli 2024 ini. Program memberikan kesempatan kepada founder startup tahap awal yang fokus mengembangkan solusi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mematangkan ide dan model bisnisnya.

DSLaunchpad AI terdiri dari program inkubasi berdurasi 6 minggu dengan kurikulum yang didesain khusus untuk startup AI. Para founder akan belajar langsung dari para pakar industri dari berbagai bidang, membawakan materi pengembangan produk, pemasaran, sampai penggalangan dana.

Kriteria peserta

Program ini pada dasarnya didesain untuk startup tahap awal, dengan kriteria dasar sebagai berikut:

  • Startup bootstrapping atau telah didanai investor di bawah $500 ribu.
  • Memiliki founder minimal 1 warga negara Indonesia.
  • Jumlah karyawan yang dimiliki maksimal 10 orang atau usia startup belum melebihi satu tahun.
  • Terbuka untuk lintas industri (sector agnostic).
  • Startup atau produk harus memanfaatkan satu atau lebih teknologi berikut: Machine Learning, Deep Learning, Robotics, Computer Vision, atau Generative AI.

Keunggulan program

Selain program inkubasi bisnis, DSLaunchpad AI turut menawarkan jaringan kuat di ekosistem yang akan sangat berguna untuk pengembangan startup. Dalam sesi Demo Day di akhir periode acara, para founder akan diberikan kesempatan untuk melakukan pitching ke jaringan investor dan juga konsorsium angel investor yang dimiliki DS/X Ventures di Asia Tenggara.

Setiap founder juga akan mendapatkan sesi mentoring 1-on-1 dengan high-level mentors yang sudah disiapkan, seperti CTO GDP Venture On Lee, Direktur Teknologi Digital Kalbe Risman Adnan, Chief of AI & Strategi Andrias Ekoyuono, dan masih banyak lagi.

Pendaftaran akan dibuka sampai 31 Juli 2024. Informasi lebih lanjut dan registrasi, kunjungi laman resmi DSLaunchpad AI: https://discoveryshift.com/dslaunchpad-ai/

Lima Startup Indonesia Boyong Penghargaan Kompetisi Digital ASEAN 2024

Lima startup Indonesia berhasil memboyong penghargaan dalam ASEAN Digital Awards (ADA) 2024. Indonesia otomatis menjadi juara umum pada ajang pencapaian inovasi digital terbaik di kawasan regional ini.

Pemenangnya antara lain Crustea dan Shieldtag yang memenangkan medali emas, Artopologi meraih medali perak, serta Jaramba dan InCrane membawa medali perunggu. Adapun, Crustea adalah salah satu peserta DSLauncHER, program inkubasi dari DS/X Ventures.

ADA 2024 (sebelumnya dikenal bernama ASEAN ICT Awards) merupakan proyek bersama kementerian bidang telekomunikasi pada negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk mempromosikan inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, pebisnis, dan institusi lainnya.

Kompetisi karya Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) di tingkat ASEAN ini memiliki enam kategori antara lain Public Sector, Private Sector, Digital Content, Digital Startup, Digital Innovation, dan Digital Inclusivity.

“Mereka berkontribusi dalam berinovasi dan penerapan di setiap sektor. Kami terus mendorong lewat program pengembangan startup selanjutnya serta hilirisasi digital di sektor strategis,” ujar Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aptika Kominfo Bonifasius Pudjianto dalam keterangan resminya (1/2).

Pada tahun ini, kompetisi ini melalui proses seleksi peserta dan kurasi produk sepenuhnya secara online. Ke-5 finalis perwakilan Indonesia melakukan presentasi online di depan 13 Final Judges ADA 2024 yang terdiri dari 10 juri dari tiap negara ASEAN dan 3 orang juri undangan yang berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Korea.

Sekilas tentang Crustea

Crustea sempat mengikuti program inkubasi DSLauncHER yang diadakan pertengahan tahun lalu. Crustea didirikan oleh Roikhanatun Nafi’ah dengan misi untuk memberdayakan para petani untuk mencapai hasil terbaik dalam produksi akuakultur.

“Kami sebelumnya tidak menduga bakal menjadi juara pertama, karena kami masih baru kurang dari dua tahun. Ini menjadi motivasi kami untuk terus menumbuhkan startup. Kami dipercaya untuk memberikan manfaat untuk petambak atau sektor lainnya,” tutur Founder& CEO Crustea Roikhanatun.

Solusi Crustea / Crustea

Mengutip dari situs resminya, Crustea melihat para petani tambak di Indonesia dihadapkan pada tingginya biaya operasional, yang mana berdampak pada produktivitasnya. Untuk itu, pihaknya mengembangkan solusi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan petani mulai pra, pemasangan, hingga pasca-panen.

Beberapa solusi yang ditawarkan adalah (1) Eco-Aerator berbasis IoT meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi biaya operasional kolam; (2) EBII System sebagai sensor untuk membantu petani mengontrol kondisi kolamnya kapan pun dan di manapun; serta (3) Smart Energy yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan penghematan energi yang dihasilkan.

Sekadar informasi, DSLauncHER merupakan program kick start dari DS/X Ventures, firma investasi tahap awal yang juga bagian dari startup media dan teknologi DailySocial.id.

7 Startup dengan Founder Perempuan Terpilih Mengikuti Demo Day DSLauncHER

DSLauncHER, program inkubasi dari DS/X Ventures, baru saja merampungkan sesi Demo Day yang digelar pada 13 Juni 2023. Sebanyak tujuh startup peserta berkesempatan untuk melakukan pitching di hadapan para investor.

Ketujuh startup ini antara lain adalah Oterra (F&B), Crustea (aquatech), Learnpop (edutech), Tallas (agritech), Visualis (AI), HealthCareku (medtech), dan HomHub (on-demand).

Adapun, investor yang terlibat dalam Demo Day ini berasal dari institusi dan non-institusi. Selain itu, ketujuh peserta juga dapat terhubung dengan ekosistem investor lain untuk melakukan penggalangan dana lewat platform Startup.id.

Selamat kepada seluruh partisipan untuk pencapaiannya. Ini adalah awal yang akan membentuk perjalanan startup kalian. DSLauncHER dibuat secara unik karena kami yakin dengan kesempatan yang setara, dan kami percaya founder perempuan bisa membangun bisnis berbasis teknologi yang sukses. Terima kasih juga rekan VC dan investor yang terlibat pada Demo Day hari ini. Mari kita bangun dampak dan nilai positif bagi masyarakat,” ungkap General Partner DS/X Ventures Amir Karimuddin. 

Sebagai informasi, DSLauncHER adalah program inkubasi intensif selama empat minggu yang menghubungkan founder startup dengan mentor-mentor terkemuka di ekosistem digital. Program ini terbuka bagi startup Indonesia yang memiliki setidaknya satu founder perempuan di jajaran tim pendirinya.

Pendaftarannya telah dibuka pada 8 Maret 2023 dan berhasil menjaring 28 startup terkualifikasi. Terdiri dari berbagai rangkaian sesi mentoring seputar pengembangan dan validasi, value creation, hingga manajemen produk. DSLauncHER ditutup dengan sesi puncak Demo Day.

DSLauncHER merupakan program kick start dari DS/X Ventures, firma investasi tahap awal yang juga bagian dari startup media dan teknologi DailySocial.id. Berdiri sejak 2022, DS/X Ventures telah berinvestasi ke sejumlah startup, termasuk Finfra, Baskit, dan D3 Labs.

Program inkubasi ini diisi oleh kegiatan kickoff, online mentoring session, dan Demo Day. Sesi mentoring melibatkan delapan founder perempuan, baik dari VC maupun startup.

Mereka di antaranya adalah Chrisanti Indiana (Sociolla), Cynthia Chaerunnisa (Kopi Kenangan), Tessa Wijaya (Xendit), Suci Arumsari (Alodokter), Shinta Dhanuwardoyo (Bubu.com), Vanessa Hendriadi (GoWork), Roolin Njotosetiadi (Logisly), dan Patricia Sosrodjojo (Seedstars).

Disclosure: DS/X Ventures adalah bagian dari grup DailySocial.id

DSLaunchpad 3.0 x AWS Berakhir, Bumblebook Dinobatkan sebagai Pemenang

Ditutup dengan pelaksanaan Demo Day pada 26 November 2021, pelaksanaan DSLaunchpad 3.0 x AWS secara resmi mengumumkan 5 pemenang inkubasi bisnis kali ini. Bumblebook keluar sebagai pemenang program inkubasi kali ini. Posisi kedua diraih oleh Tabula. Untuk pemenang kategori women founder diraih oleh KITA. Gamelon dinobatkan sebagai pemenang kategori pemanfaatan teknologi AI/ML. Sedangkan kategori under-represented dimenangkan oleh Readio.co.

Penentuan pemenang dilakukan melalui proses penjurian yang sangat ketat, dibantu oleh para juri dari berbagai bidang startup, yaitu Steve Patuwo, Business Development Manager at Amazon Web Series, Devina Halim selaku VP of Investment East ventures, dan Amir Karimuddin selaku Editor in Chief DailySocial.id

Program DSLaunchpad 3.0 x AWS diikuti oleh 100 peserta terpilih yang mengikuti coaching serta mentoring session bersama para mentor yang ahli di bidang startup, hingga terpilih 15 peserta yang mengikuti Demo Day.

Berikut profil singkat 5 startup yang menjadi pemenang:

  1. Bumblebook – Pemenang Pertama
    Bumblebook dengan memberikan layanan penyedia pembelajaran pengalaman pribadi 360 derajat untuk orang tua dan anak-anak dalam 2.000 hari emas pertama. Berfokus pada perkembangan anak, Bumblebook menawarkan produk yang dapat membantu perkembangan anak berusia 0-6 tahun
  2. Tabula – Pemenang Kedua
    Tabula adalah ekosistem kesehatan dan kesehatan mental untuk membantu orang belajar dan dapat membantu diri mereka sendiri. Saat ini, Tabula memiliki layanan kelas online secara gratis di kanal Telegram dan melalui aksi tersebut, mereka ingin menjadi agregator yang menyatukan masyarakat yang membutuhkan layanan dengan layanan penyedia.
  3. KITA – Pemenang dalam Kategori Women founder
    KITA adalah aplikasi mobile yang dibuat untuk membantu keluarga Indonesia dalam mengatur kebutuhannya secara lebih cepat, praktis dan relevan. KITA menyediakan solusi keluarga satu atap melalui perjalanan yang mulus dan terhubung dari langkah perencanaan – pengorganisasian – hingga pemenuhan.
  4. Gamelon – Pemenang dalam Kategori AI/ML Technology
    Gamelon adalah ekosistem inovatif tempat barang digital dapat diperdagangkan dan dijual sebagai aset likuid dengan mudah di semua platform game termasuk perangkat seluler, PC, dan sistem konsol—bahkan tersedia untuk game VR/AR.
  5. Readio.co – Pemenang dalam Kategori Under-represented (tier 2 or 3 cities)
    Readio.co merupakan sebuah marketplace untuk ebook dan bahan bacaan. Anda dapat menemukan ribuan inspirasi dan cerita dari beragam bacaan berkualitas di Readio.co.

Pemenang dari DSLaunchpad 3.0 X AWS kali ini akan mendapatkan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K. Best Graduate I – Bumblebook, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate II – Tabula, mendapatkan uang tunai sebesar Rp10 juta. Best Graduate of Women Founder Category – KITA, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Using AI/ML Technologies Category – Gamelon, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Under-represented Category – Readio.co, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta.

DSLaunchpad 3.0 x AWS sendiri merupakan program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri. Program ini merupakan kolaborasi dari Amazon Web Service dengan DailySocial.id

Ini Dia Sederet Keuntungan Inkubasi Bisnis Startup DSLaunchpad 3.0 x AWS

Program inkubasi bisnis startup DSLaunchpad (DSLP) kembali diadakan untuk ketiga kalinya. Dengan berkolaborasi bersama Amazon Web Service (AWS) Indonesia, DSLP 3.0 x AWS ini dapat diikuti oleh berbagai kalangan yang ingin membangun startup berpotensi, terlepas dari latar belakang yang dimiliki.

Para startup enthusiast hingga startup founder yang berada dalam fase early-stage startup hingga bahkan fase ideation dapat memiliki kesempatan yang sama untuk merealisasikan gagasan, sekaligus membangun bisnis startup mereka. Tidak dibatasi juga, berbagai bidang startup pun dapat mengikuti program yang seluruhnya bakal berlangsung secara daring ini.

Sebagai inisiator, DailySocial.id percaya bahwa akses pengetahuan tidak seharusnya terbatas hanya di kota-kota besar. Tapi, untuk seluruh masyarakat Indonesia di manapun mereka berada.

Tidak hanya dengan materi, para peserta yang bergabung juga mendapatkan pembekalan dari para mentor dan supermentor secara intensif. Bahkan peserta dapat secara langsung berinteraksi di sesi mentoring 1-on-1 bersama pelaku startup ternama di Indonesia. DSLP 3.0 x AWS akan membantu startup mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru, mulai dari menemukan product-market fit, validasi ide, hingga memperkuat tim inti sampai adanya strategi perluasan bisnis.

Di tahun ini, DSLaunchpad akan memberikan kesempatan lebih luas kepada para pelaku startup Indonesia, dengan menghadirkan 5 pemenang dari 4 kategori, yaitu general category winner, women founder winner, AI/ML winner, dan underrepresented winner dengan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K.

Sebagai informasi tambahan, reward berupa kredit AWS di atas dapat digunakan oleh peserta yang telah teregistrasi di platform AWS, dengan salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah peserta dapat melakukan aktivasi menggunakan beberapa metoda paying account AWS seperti kartu debit atau kredit dari perbankan, dan Anda juga bisa memanfaatkan produk Apollo Debit Card yang disediakan oleh Xendit sebagai mitra payment gateway resmi AWS Indonesia. Untuk panduan dan keterangan lebih lanjut, Anda bisa kunjungi laman AWS Indonesia di sini.

AWS sendiri merupakan platform cloud paling komprehensif dan digunakan secara luas di dunia yang menawarkan lebih dari 175 layanan. Kredit AWS bisa digunakan untuk berbagai layanan, mulai dari komputasi, penyimpanan, AI, basis data dan analitik, hingga IoT.

Semua keuntungan di atas dapat dirasakan bagi para peserta yang mengikuti DSLaunchpad 3.0 tahun ini. Program ini terbuka bagi semua yang memiliki ide startup dan masih kesulitan untuk mengambil langkah selanjutnya, early-stage startup baik yang sudah berbadan hukum maupun yang belum, yang saat ini masih kesulitan memperoleh traksi, model bisnis, dan marketing, serta pre-startup yang tidak terbatas dari berbagai jenis sektor.

Pendaftaran DSLaunchpad 3.0 x AWS telah dibuka sejak 27 September lalu dan masih akan dibuka hingga 21 Oktober 2021. Kegiatan ini akan berjalan selama 4 minggu secara online. Dengan mengikuti program DSLaunchpad 3.0 x AWS ini, peserta bisa mendapatkan koneksi luas dari startup dan mentor yang hadir, ilmu dari para mentor dan supermentor ternama dan berpengalaman, mengetahui lebih dalam kriteria startup yang sesuai untuk pendanaan, hingga memiliki kemahiran untuk membangun startup kedepannya.

Jangan lewatkan kesempatan ini. Informasi lebih lanjut kunjungi situs resmi di sini!

**

Tentang DSLaunchpad 3.0 x AWS
Program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri.

DSLaunchpad 3.0 x AWS, Akselerasikan Ide dan Startup-mu Sekarang!

Tahapan early-stage bagi startup bisa dibilang merupakan tahap yang krusial. Pada fase ini umumnya startup dapat berkembang atau pun justru mengalami kegagalan. Melihat pentingnya fase ini, bagi early-stage startup, mengambil langkah strategis menjadi hal yang esensial. Banyak cara dalam menggagas pertumbuhan yang diinginkan, salah satunya dengan berpartisipasi dalam program akselerasi startup. Buat Anda yang tengah berada di fase ini, DSLaunchpad 3.0 x AWS (DSLP 3.0 x AWS) bisa jadi pilihan yang tepat untuk mengakselerasi skala bisnis startup Anda. Seperti apa?

Pada dasarnya, DSLP 3.0 x AWS memboyong sejumlah program akselerasi bagi startup pemula maupun para “startup enthusiast” yang memiliki ide untuk membangun startup impian dengan fondasi bisnis yang kokoh. Program yang dimaksud dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah soal mengidentifikasi produk dan pasar, menggali potensi yang dimiliki, hingga kiat terpadu untuk kebutuhan menggalang dana (fundraise).

Berbagai stimulasi tersebut dirancang berdasarkan permasalahan yang umum dijumpai bagi startup pemula. Seperti yang dipaparkan oleh Genome Report, 70% startup mengalami kegagalan akibat persiapan dan roadmap bisnis yang belum matang, oleh karena itu, program yang digagas oleh Amazon Web Services (AWS) Indonesia dan DailySocial.id ini dirancang untuk meminimalisir risiko tersebut secara optimal.

Dengan program inkubasi intensif selama kurun waktu 4 minggu, DSLP 3.0 x AWS bakal menyuplai materi-materi yang dapat diakses secara daring, dalam berbagai format seperti video, artikel, dan juga modul yang dapat diunduh dan dibagikan secara gratis. Untuk mendukung program pembelajaran tadi, program ini juga menyiapkan sejumlah program mentoring dari pakar terbaik di industri teknologi tanah air.

Dalam program DSLP 3.0 x AWS terdapat 5 program utama yang akan dijalani oleh peserta inkubasi, salah satunya adalah program inkubasi online yang akan berlangsung selama 4 minggu ini akan dibimbing oleh 6 mentor ahli dalam masing-masing bidang. Dalam program inkubasi online ini setiap minggunya DailySocial.id akan membagikan materi berupa video dan dokumen yang harus dipelajari oleh setiap peserta sebanyak 2-3/minggu.

Sesuai dengan misi DSLaunchpad dan AWS Indonesia dalam berpartisipasi memajukan ekonomi digital Indonesia, DSLP 3.0 x AWS terbuka bagi siapa pun yang ingin mengakselerasi pertumbuhan bisnis startup secara optimal. Tak ada kriteria startup secara spesifik yang dapat mengikuti program ini, baik masih dalam startup ideation phase, startup dengan founder perempuan, startup yang mengadopsi teknologi AI/ML, hingga Underrepresented startup (wilayah Indonesia tier 2 dan 3), dan startup di bidang apa pun dapat bergabung di DSLP 3.0 x AWS.

Di akhir program, peserta DSLP 3.0 x AWS juga berkesempatan untuk dapat memperoleh reward menarik seperti;  AWS credit sebesar $500K kepada 100 peserta, hingga uang tunai dengan total Rp 130.000.000 bagi 5 startup terpilih.

Tertarik untuk bergabung? Pendaftaran DSLP 3.0 x AWS akan resmi dibuka pada 27 September hingga 21 Oktober 2021. Untuk informasi lebih lanjut pantau laman resminya di sini.

Serba-Serbi Menentukan Metrik pada Startup

Metrik menjadi sebuah standar bagi pelaku startup dalam mengukur pencapaian bisnisnya. Tentu saja, startup wajib memiliki metrik agar dapat memahami bisnis yang mereka jalankan dan menentukan strategi bisnis ke depan.

Dalam webinar bertajuk “Measurements & Metrics“, CEO GoPlay Edy Sulistyo berbagi perspektif dan pengalaman menariknya dalam menggeluti bisnis konten on-demand di Indonesia. Edy yang sudah lama berkarir di dunia media entertainment ini mengungkap serba-serbi metrik di dunia startup.

Selengkapnya, simak rangkuman menarik yang dipaparkan Edy pada rangkaian sesi program akselerator ActCelerate yang diselenggarakan oleh MCash, SiCepat, dan DailySocial.id ini.

Menentukan metrik

Metrik “Bintang Utara” atau acap disebut “North Star” banyak digunakan oleh pelaku startup sebagai patokan bagi perusahaan untuk mencapai target bisnisnya. Ibaratnya one single metric.

Setiap vertikal bisnis startup punya metrik berbeda, tidak ada satu pun yang sama. Misalnya, bisnis e-commerce bisa jadi berpatokan pada Money Transaction User (MTU) atau Daily Transaction User (DTU). 

Pada kategori bisnis lain, bisa juga metriknya mengacu pada Monthly Active User (MAU) dan Daily Active User (DAU), atau DAU to MAU ratio untuk mengukur stickiness setiap pengguna. Semua itu kembali lagi tergantung pada jenis produk, bisnis, maupun visi-misi yang ditentukan startup. 

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk menentukan metrik? Tentu saja sejak awal membangun bisnis. Ini menjadi penting untuk mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai. Jika ingin mencapai suatu target, caranya dapat diterjemahkan melalui metrik. 

Metrik yang dicari investor

Edy memetakan tiga kategori metrik besar yang diincar investor. Pertama, metrik berbasis transaksi. Investor melihat pentingnya metrik berbasis transaksi untuk melihat seberapa sustainable sebuah bisnis, apakah dapat menghasilkan pendapatan atau EBITDA positif. 

Kedua, ada investor yang menyukai metrik berbasis MTU dan DTU. Umumnya, metrik ini digunakan pada produk dengan model berlangganan (subscription). Dengan metrik ini, investor dapat mengetahui seberapa banyak pengguna yang menggunakan layanan per hari atau bulannya.

Ketiga, DAU to MAU ratio. Bagi investor, metrik ini sangat penting karena dapat menunjukkan kualitas sebuah produk. “Ini menjadi honest metric tetapi sebetulnya sulit dijalankan. Biasanya, metrik ini wajib bagi startup yang sudah masuk tahapan seri E ke atas,” paparnya.

Ambil contoh, DAU sebuah layanan media entertainment berada di angka Rp100 ribu. Artinya, setiap harinya pengguna menghabiskan Rp100 ribu untuk konten. Apabila dikalikan selama 30 hari, kita akan mengantongi 3 juta unique user. Biarpun kelihatannya banyak, bagi Edy ini tidak menunjukkan hasil yang bagus karena tidak ada stickiness pengguna.

“Kalau ingin mencapai, misalnya, DAU to MAU ratio 20%, kita harus membuat 87% pengguna kembali lagi untuk spend besoknya. No amount of money yang bisa mengorkestrasikan itu. [Untuk mencapai ini] kita harus purely punya product-market fit,” tambahnya. 

Memitigasi kegagalan metrik

Setiap orang/divisi di perusahaan harus saling onboard dengan apa yang mereka kerjakan dan capai. Edy menilai, terlalu banyak metrik yang ingin dikejar akan menyulitkan startup dalam mencapai visi dan misinya. Apalagi kalau masing-masing divisi mengejar metrik yang berbeda. 

“Harus ada satu metrik yang matter the most. Memang semua metrik itu penting, tetapi tidak mungkin semua harus dicapai seluruhnya. Di kasus kami, biasanya kami adakan daily stand-up untuk saling mengetahui metrik apa yang ingin dikejar. Kan kalau berbeda jadi ketahuan. Selama semua tahu apa yang sedang dilakukan, ini dapat memitigasi kemungkinan gagal [sebuah metrik],” jelas Edy.

Tapi, ada pula kasus startup mengganti metriknya. Misalnya, startup beralih ke metrik ads-based karena MTU dianggap sudah tidak relevan dengan bisnisnya. Kemudian, berganti lagi ke DAU. Dengan catatan, semua ini dapat berubah tergantung pertumbuhan perusahaan, tahapan, dan arah bisnisnya di masa depan.

Menarik investor dengan metrik

Eddy menilai, melakukan comparable business menjadi salah satu strategi penting ketika mencari investor. Tujuannya adalah mengetahui posisi bisnis kita di industri, apakah ada yang jauh lebih besar dari bisnis yang kita jalankan, dan apakah ada kompetitor yang sampai ke jalur IPO.

“Jika tujuannya sampai ke IPO, mencari informasi soal kompetitor bisa membantu kita untuk menentukan valuasi. Misalnya, kompetitor kita melantai ke bursa. Kalau valuasi kompetitor dinilai dari sepuluh kali price to earning ratio, di sini kita dapat memperkirakan pendapatan atau valuasi bisnis kita,” ucapnya. 

Tak harus mencari studi kasus di perusahaan yang IPO, pelaku startup juga bisa menilik ke perusahaan private. Pembandingnya dapat dilihat dari sejumlah metrik, seperti GMV atau jumlah klien mereka.

Tapi perlu diteliti juga. Apabila kontribusi klien mencapai 50%, ini dapat menjadi red flag karena apabila kliennya berhenti, perusahaan dapat berpotensi kehilangan 50% pendapatannya. Bisa jadi ini pertanda bahwa bisnisnya belum product-market fit.

Jangan merekayasa metrik

Menurut Edy, ada saja pelaku startup yang merekayasa metrik demi meningkatkan valuasi atau memperoleh pendanaan dari investor. Baginya, hal ini tidak patut ditiru karena akan berbalik ke startup itu sendiri.

“Jangan sampai kita sengaja membuat metrik bohongan. Ketika mereka berhasil mengantongi valuasi dan pendanaan dengan nilai lebih besar, di sini your nightmare starts. Mendapat pendanaan bukan berarti selesai, justru semakin besar money yang diperoleh, semakin besar pula bebannya. Apalagi kalau raise money dengan valuasi di inflated number,” ungkapnya.

Edy mengatakan, startup punya runway terbatas dari pendanaan yang diterima sehingga kemungkinan besar mereka harus cari pendanaan baru lagi mengingat investor tidak suka dengan pertumbuhan bisnis yang lambat. Dari sini, masalah akan mulai muncul karena startup mau tak mau harus kembali merekayasa metriknya demi mencapai metrik yang lebih besar. Dengan kata lain, metrik bohongan ini tidak akan pernah ada habisnya.

Tips Membangun Model Bisnis Berkelanjutan dari Tanihub

Ketika seorang founder membangun startup, pastinya ia ingin membentuk bisnis yang bertahan lama. Untuk mencapai hal itu, diperlukan model bisnis yang berkelanjutan. Namun, pada prosesnya ada banyak sekali faktor, baik internal maupun eksternal, yang kemudian mempengaruhi. Khususnya dalam industri teknologi tanah air yang memiliki dinamika tinggi.

Dalam sesi DSLaunchpad ULTRA, Co-Founder dan CEO Tanihub Pamitra Wineka berbagi pengalamannya ketika proses awal mula pembentukan TaniHub hingga sampai pada model bisnis yang dijalankan saat ini.

Berawal dari sebuah misi sosial untuk membantu petani melariskan dagangan, TaniHub kini telah menjadi agregator untuk petani; dan kini telah terhubung dengan ribuan pengguna.

Berangkat dari pain points

Lima tahun yang lalu, sosok Pamitra yang lebih akrab dipanggil Eka ini memulai proyek sosial bersama para petani. Menurutnya, sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Ia mulai dengan membantu petani untuk bisa melariskan hasil panen. Dari situ ia menemukan beberapa pain points, yaitu kurangnya edukasi petani terkait produksi serta akses pada permodalan.

“Banyak petani Indonesia yang masih menanam tanpa memiliki perhitungan ke depan untuk hasil produksinya nanti akan di jual ke mana. Akibatnya, mereka kurang dipercaya untuk akses pinjaman modal. Saya lihat teknologi bisa membantu menyelesaikan masalah ini.” ujarnya.

Selain itu, Eka juga menyinggung soal industri agrikultur di Indonesia yang masih fragmented, ada banyak pemain kecil yang menjual hasil produksi yang serupa. Lalu muncul ide sebuah marketplace yang mempertemukan petani dengan pembeli. Dalam hal ini, tantangan datang dari beberapa sektor yang saat itu belum matang dan waktunya yang kurang tepat.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, perusahaan memutuskan untuk beralih konsep menjadi agregator, membuat pembagian, menyediakan gudang dan inventorinya. Model bisnis ini terbilang membutuhkan modal yang besar atau asset-heavy, namun Eka yakin selama bisa mencetak trafik dan revenue, maka bisnis akan terus berjalan. “Terkadang, beberapa model bisnis memang harus asset-heavy menjelang pasar semakin matang dan pengguna lebih teredukasi,” tambahnya.

Business model canvas

Dalam merencanakan model bisnis diperlukan strategi, manajemen, maupun sistem yang mempermudah orang-orang di dalamnya untuk bekerja secara efektif dan sesuai tujuan yang dimiliki perusahaan. Satu hal yang penting untuk diterapkan adalah business model canvas, sebuah konsep yang mengandalkan gambar-gambar ide sehingga setiap orang memiliki pemahaman yang sama dan riil terhadap tipe-tipe konsumen mereka, pengeluaran biaya, cara kerja perusahaan dan sebagainya.

Sumber: Global Leadership World

Seperti yang sebelumnya disebutkan, setiap solusi yang dibuat harus bisa menyelesaikan pain points yang ada di masyarakat. Sementara demand dari pasar semakin bertumbuh, dari situ akan lebih mudah untuk menentukan strategi untuk melancarkan revenue. Maka dari itu, penting sekali untuk mulai observasi kebutuhan pasar sebelum mulai memetakan model bisnis. “Kita harus bisa menjadi painkiller instead of vitamins,” sebut Eka.

Terkait sumber revenue, ia juga menyampaikan bahwa dalam menentukan strategi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah penentuan harga, strategi mengambil komisi dari marked up harga sudah umum terjadi. Namun, jangan sampai strategi ini malah membuat produk tidak kompetitif lalu gagal. Perusahaan harus bisa membentuk satu kesatuan, sehingga disparitas harga pun bisa lebih pendek.

Tinjauan yang berkelanjutan

Belajar dari perjalanan bisnis TaniHub, model bisnis bisa berubah sewaktu-waktu atau sering disebut pivot. Selalu ada faktor eksternal bahkan internal yang mempengaruhi operasional bisnis secara keseluruhan. Eka sendiri mengakui bahwa perusahaannya punya tim khusus untuk testing model bisnis yang sudah ada secara regular.

Ada beberapa cara untuk mengetahui bahwa sebuah bisnis model masih efektif atau tidak di dalam pasar. Ketika produk diluncurkan namun tidak ada antusiasme dari pasar menjadi salah satu yang paling sering terjadi pada startup tahap awal. Maka dari itu, harus dilakukan penyesuaian. Dengan dinamika yang tinggi di dunia startup, hal ini harus bisa dilakukan dengan cepat untuk menghindari konsumsi waktu dan biaya yang tidak efisien.

Sebuah perusahaan seharusnya bukan hanya mengenai produk, melainkan bagaimana cara mengeksekusi dan melakukan kegiatan pemasaran yang berarti. Seorang founder juga harus bisa berpikir secara realistis mengenai distribusi, promosi produk, dan komunikasi.