[Video] Solusi Teknologi MongoDB Atlas Dalam Mengoptimasi Database

Bagi pengembang, pengelolaan database platform sama pentingnya dengan pengembangan produk. Pengelolaan database yang optimal menjadi esensial ketika trafik yang dikembangkan kian deras dan dinamis.

DailySocial bersama dengan William Tan – Senior Solution Architect MongoDB dan Kent Wangsawan – Solution Architect AWS membahas teknologi esensial yang diusung oleh MongoDB Atlas bersama dengan Amazon Web Services (AWS) dalam mengoptimasi produktivitas para software dan DevOps engineer dalam men-deploy database ke dalam multi cloud database solution dalam webinar #SelasaStartup bertajuk “MongoDB Atlas and AWS: Unleash the Power of Your Data”.

Seperti apa solusi teknologi yang ditawarkan dan sinergi MongoDB Atlas bersama AWS? Simak pembahasan selengkapnya pada video di bawah ini.

 

Tools Ini Memungkinkan Anda Menghasilkan Model Machine Learning Tanpa Bahasa Pemrograman

Di era teknologi modern, penerapan machine learning (ML) menjadi salah satu elemen yang esensial. Pada umumnya teknologi ML dimanfaatkan untuk memangkas durasi dan proses pengerjaan dalam mengukur analisa dan keakuratan. Seperti pada analisis data misalnya, teknologi ML biasa diterapkan untuk menghasilkan insight yang akurat dalam waktu yang singkat. Dengan proses komputasi yang kompleks, teknologi ML bisa menyajikan insight data yang dibutuhkan, mulai dari visualisasi, hingga model prediksi. Kompleksitas teknologi ML dijalankan melalui proses pemrograman (coding) yang tentu membutuhkan keahlian khusus. Meski begitu, bagi Anda yang tak memiliki coding skill untuk memerintahkan ML dalam menganalisa data yang Anda inginkan, platform cloud solution ternama, Amazon Web Service (AWS) punya solusinya. Ialah Amazon SageMaker, sebuah tools yang memungkinkan siapapun menghasilkan model prediksi berbasis ML tanpa memerlukan bahasa pemrograman. Seperti apa ya?

Amazon SageMaker adalah salah satu dari sekian solusi komputasi awan yang ditawarkan AWS. Melihat kebutuhan penerapan teknologi ML yang terus meningkat, Amazon SageMaker dihadirkan bagi siapa saja yang membutuhkan model analisis dan prediksi data yang dihasilkan dari “kecerdasan” ML dengan tingkat akurasi tinggi, tanpa harus menulis kode pemrograman satu per satu. Dalam laman resminya, infrastruktur Amazon SageMaker dapat digunakan oleh fungsi-fungsi berikut seperti; Business Analyst, MLOps Engineer, hingga Data Scientist.

Terdengar fantastis? Mari kita dalami terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan seorang Business Analyst secara lengkap. Secara garis besar, Business Analyst membutuhkan tools programming, statistik, software engineering, data wrangling, dan juga data visualization. Dengan Amazon SageMaker Canvas, seorang Business Analyst perusahaan mampu memangkas hard-skill tersebut dan memperoleh model prediksi dan analisa yang akurat cukup dengan memasukkan dataset yang ingin diolah.

Di atas kertas, seluruh kemampuan build, train, hingga men-deploy dataset untuk menghasilkan model prediksi dapat disuguhkan oleh tools teranyar yang baru meluncur pada November 2021 tanpa coding sedikit pun. Amazon SageMaker Canvas memiliki empat pilar fitur dan layanan yang dapat dimanfaatkan tatkala Anda resmi menjajakan solusi cloud AWS. Ke-empat pilar yang dimaksud ialah; kemudahan akses dan persiapan data untuk diolah ke dalam ML, built-in AutoML untuk men-generate prediksi yang akurat, fitur berbagi model ML dan berkolaborasi bersama Data Scientist, hingga yang tak kalah penting adalah pricing yang dapat disesuaikan berbasis penggunaan.

Tertarik untuk mendalami Amazon SageMaker lebih lanjut? AWS Indonesia kembali melalui program #StartupUntukNegeri, bersama dengan DailySocial.id, akan menggelar webinar yang akan memperkenalkan lebih detail seputar penerapan machine learning melalui solusi cloud AWS, yang tentu akan diperkenalkan lebih jauh pula seputar Amazon SageMaker Canvas dalam webinar bertajuk #StartupUntukNegeri: “Langkah Mudah Menciptakan Keunggulan Kompetitif dengan Memanfaatkan Machine Learning” yang akan dibawakan oleh Riza Saputra, Solutions Architect, Amazon Web Services Indonesia pada 26 April 2022 mendatang pukul 19:00 WIB.

Agar tak terlewat, langsung saja daftarkan diri Anda di halaman ini dan sampai jumpa di webinar #StartupUntukNegeri persembahan AWS Indonesia dan DailySocial.id

Mengenal Lebih Dalam Esensi Teknologi Cloud Bagi Pertumbuhan Bisnis Startup

Mengacu pada perekonomian digital yang terus berkembang, dan konsumsi digital yang kian terakselerasi pasca pandemi menuntut pelaku startup wajib mengelola infrastruktur teknologinya secara cermat. Terlebih bagi startup yang tengah berada di fase ‘growth’, fleksibilitas dalam mengelola infrastruktur dalam menangani peningkatan skala secara signifikan menjadi faktor esensial dalam menjalankan bisnis.

Dengan semakin berkembangnya teknologi cloud saat ini, fleksibilitas dalam mengelola infrastruktur startup untuk menangani peningkatan skala secara signifikan dapat dengan mudah dilakukan, berkat tersedianya penyedia solusi teknologi cloud yang semakin komprehensif. Solusi teknologi cloud menjadi garda terdepan tatkala adopsi digital meningkat signifikan sejak pandemi 2020 lalu. Pun riset WEF mengatakan, cloud computing menjadi salah satu teknologi yang paling banyak diadopsi selama pandemi, yakni sebesar 95%.

Salah satu platform penyedia layanan teknologi cloud computing yang terkemuka adalah AWS Indonesia, yang dikenal tak hanya menyediakan fasilitas solusi komputasi awan (cloud computing), namun juga memberikan dukungan secara langsung kepada industri. Seperti yang telah dikenal sebelumnya, AWS merupakan platform penyedia solusi cloud ternama yang menawarkan lebih dari 200 layanan unggulan yang lengkap dari pusat data secara global.

Di Indonesia, platform AWS melayani solusi cloud bagi korporasi, maupun juga pelanggan yang datang dari kalangan startup. Berbicara mengenai startup, AWS Indonesia memiliki program bernama AWS Activate Founders. Program ini diklaim dirancang secara khusus memberikan dukungan taktis terhadap industri startup, melalui berbagai macam dukungan baik itu dukungan teknologi, sumber daya, hingga dukungan ahli.

Program AWS Activate Founders mengusung sejumlah benefit untuk menunjang pertumbuhan startup yang signifikan. Dalam laman resminya disebutkan, startup yang tergabung di program bakal langsung memperoleh sejumlah benefit seperti; kredit AWS hingga US$10 ribu, kredit AWS support senilai US$350, panduan best practice melalui akses AWS Trusted Advisor dan AWS Personal Health Dashboard, template infrastruktur ciri khas AWS, penawaran eksklusif bagi anggota, hingga konten dan dukungan sumber daya yang bermanfaat dalam Activate Console.

Penawaran menarik yang ditawarkan di atas tentu dapat dimanfaatkan oleh startup dalam kriteria tertentu. Misalnya saja startup baru terverifikasi sebagai anggota baru AWS Activate Founders, tingkat pendanaan yang beragam mulai dari bootstrap hingga seri-A, memiliki website aktif, dan juga telah didirkan selama 10 tahun terakhir.

Untuk mendalami lebih lanjut seputar solusi teknologi cloud dan penerapannya bagi industri startup, AWS Indonesia bersama dengan DailySocial.id kembali menggelar event webinar #StartupUntukNegeri dengan tema kali ini; “AWS Activate Program Untuk Startup Indonesia”. Topik webinar ini dirancang khusus untuk mengenalkan ekosistem solusi cloud computing dari AWS, dengan formula khusus yang diusung oleh program AWS Activate khusus untuk kalangan startup. Tertarik untuk mendaftar, Anda bisa kunjungi tautan berikut ini untuk mendaftar. Selamat mencoba!

AWS Berencana Investasi 71 Triliun Rupiah dalam 15 Tahun, Memperkuat Bisnis “Cloud” di Indonesia

Amazon Web Services (AWS) mengumumkan telah resmi membuka Region Indonesia, yakni AWS Asia Pasifik (Jakarta) Region. Pembukaan Region baru ini sejalan dengan rencana AWS untuk berinvestasi sebesar $5 miliar atau sekitar 71 triliun Rupiah dalam 15 tahun ke depan di Indonesia.

Disampaikan pada media briefing secara virtual, Country Manager AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan bahwa komitmen investasi di Tanah Air diproyeksi menciptakan sebanyak 24.700 pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam skala makro, ungkapnya, AWS Asia Pacific (Jakarta) Region diestimasi dapat berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar $10,9 miliar atau sebesar Rp155 triliun.

Studi Dampak Ekonomi Indonesia / Sumber: Amazon Web Services (2021)

Pasalnya, Region ini akan memampukan para pengembang, startup, wirausaha, perusahaan berskala besar, pemerintahan, hingga organisasi nirlaba untuk bertransformasi dan melayani pelanggan melalui berbagai digital.

“Maka itu, AWS berupaya untuk provide kebutuhan ini dengan melakukan berbagai pelatihan skill demi memperkuat talent lokal. Ini semua akan mendukung [bisnis] AWS di Indonesia, making the Region ready untuk memberikan pelayanan yang baik di Indonesia,” ungkap Gunawan.

Memperkuat Region Jakarta

Saat ini, AWS memiliki 84 availability zone di 26 wilayah geografis di dunia, dan berencana menambah 24 availability zone serta delapan AWS Region lainnya tahun depan.

Untuk kawasan Asia Pasifik, beberapa lokasi Region AWS tersebar antara lain di AWS Asia Pacific (Sydney) Region untuk Australia, Asia Pacific (Mumbai) Region untuk India, Asia Pacific (Singapore) Region untuk Singapura, dan Asia Pacific (Osaka) Region untuk Jepang.

Region merupakan kumpulan beberapa data center yang memungkinkan pelanggan beroperasi dan menyimpan data secara digital di Indonesia. DI Indonesia, AWS Asia Pacific (Jakarta) Region tersebar di tiga zona yang lokasinya dirahasiakan.

Adapun, AWS Region terdiri dari availability zone yang terletak cukup jauh satu sama lain demi mendukung kelangsungan bisnis pelanggan, tetapi dekat untuk menyediakan latensi rendah bagi aplikasi dengan kebutuhan tinggi yang memanfaatkan beberapa availability zone.

VP of Infrastructure Services AWS Prasad Kalyanaraman menambahkan bahwa adopsi cloud dapat membuka kesempatan bagi institusi, startup, perusahaan, hingga pemerintahan untuk mentransformasikan bisnisnya. Terlebih, AWS menawarkan sejumlah keunggulan, mulai dari biaya dan latensi lebih rendah serta meningkatkan agility.

Cloud membuka kesempatan bagi berbagai organisasi terlepas dari skala dan jenis bisnisnya, untuk mentransformasikan kegiatan operasional dan menghadirkan pengalaman yang menyeluruh bagi pelanggan,” paparnya.

Sebagai informasi, AWS resmi membuka kantornya di Jakarta pada 2018. Namun, AWS mencatat telah membantu lebih dari 1.700 startup di Indonesia untuk membangun dan meningkatkan skala bisnisnya. Beberapa perusahaan yang menggunakan layanan AWS antara lain PT Pos Indonesia (Persero), Tokopedia, Halodoc, dan MNC Group.

Sebagaimana diketahui, adopsi digital meningkat signifikan sejak pandemi Covid-19 di 2020. Hal ini dikarenakan segala pusat aktivitas mulai dialihkan ke digital sejalan dengan upaya pembatasan interaksi sosial, seperti melalui kebijakan Work From Home (WFH) dan Home Learning.

Berdasarkan riset World Economic Forum, sebanyak 91,7% di Indonesia telah menerapkan kebijakan remote working, sebanyak 58,3% di antaranya mengalami peningkatan otomasi pekerjaan. Adapun, cloud computing menjadi salah satu teknologi yang paling banyak diadopsi selama pandemi, yakni sebesar 95%.

DSLaunchpad 3.0 x AWS Berakhir, Bumblebook Dinobatkan sebagai Pemenang

Ditutup dengan pelaksanaan Demo Day pada 26 November 2021, pelaksanaan DSLaunchpad 3.0 x AWS secara resmi mengumumkan 5 pemenang inkubasi bisnis kali ini. Bumblebook keluar sebagai pemenang program inkubasi kali ini. Posisi kedua diraih oleh Tabula. Untuk pemenang kategori women founder diraih oleh KITA. Gamelon dinobatkan sebagai pemenang kategori pemanfaatan teknologi AI/ML. Sedangkan kategori under-represented dimenangkan oleh Readio.co.

Penentuan pemenang dilakukan melalui proses penjurian yang sangat ketat, dibantu oleh para juri dari berbagai bidang startup, yaitu Steve Patuwo, Business Development Manager at Amazon Web Series, Devina Halim selaku VP of Investment East ventures, dan Amir Karimuddin selaku Editor in Chief DailySocial.id

Program DSLaunchpad 3.0 x AWS diikuti oleh 100 peserta terpilih yang mengikuti coaching serta mentoring session bersama para mentor yang ahli di bidang startup, hingga terpilih 15 peserta yang mengikuti Demo Day.

Berikut profil singkat 5 startup yang menjadi pemenang:

  1. Bumblebook – Pemenang Pertama
    Bumblebook dengan memberikan layanan penyedia pembelajaran pengalaman pribadi 360 derajat untuk orang tua dan anak-anak dalam 2.000 hari emas pertama. Berfokus pada perkembangan anak, Bumblebook menawarkan produk yang dapat membantu perkembangan anak berusia 0-6 tahun
  2. Tabula – Pemenang Kedua
    Tabula adalah ekosistem kesehatan dan kesehatan mental untuk membantu orang belajar dan dapat membantu diri mereka sendiri. Saat ini, Tabula memiliki layanan kelas online secara gratis di kanal Telegram dan melalui aksi tersebut, mereka ingin menjadi agregator yang menyatukan masyarakat yang membutuhkan layanan dengan layanan penyedia.
  3. KITA – Pemenang dalam Kategori Women founder
    KITA adalah aplikasi mobile yang dibuat untuk membantu keluarga Indonesia dalam mengatur kebutuhannya secara lebih cepat, praktis dan relevan. KITA menyediakan solusi keluarga satu atap melalui perjalanan yang mulus dan terhubung dari langkah perencanaan – pengorganisasian – hingga pemenuhan.
  4. Gamelon – Pemenang dalam Kategori AI/ML Technology
    Gamelon adalah ekosistem inovatif tempat barang digital dapat diperdagangkan dan dijual sebagai aset likuid dengan mudah di semua platform game termasuk perangkat seluler, PC, dan sistem konsol—bahkan tersedia untuk game VR/AR.
  5. Readio.co – Pemenang dalam Kategori Under-represented (tier 2 or 3 cities)
    Readio.co merupakan sebuah marketplace untuk ebook dan bahan bacaan. Anda dapat menemukan ribuan inspirasi dan cerita dari beragam bacaan berkualitas di Readio.co.

Pemenang dari DSLaunchpad 3.0 X AWS kali ini akan mendapatkan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K. Best Graduate I – Bumblebook, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate II – Tabula, mendapatkan uang tunai sebesar Rp10 juta. Best Graduate of Women Founder Category – KITA, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Using AI/ML Technologies Category – Gamelon, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Under-represented Category – Readio.co, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta.

DSLaunchpad 3.0 x AWS sendiri merupakan program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri. Program ini merupakan kolaborasi dari Amazon Web Service dengan DailySocial.id

Tips Menanamkan Budaya Inovasi yang Berpusat pada Pelanggan dalam Bisnis Startup

Seperti diketahui, inovasi menjadi salah satu yang menggerakkan bisnis startup. Dalam upaya menciptakan inovasi dalam sebuah organisasi, ada yang disebut dengan budaya inovasi atau culture innovation. Diambil dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa budaya inovasi ini merupakan lingkungan yang mendukung pemikiran kreatif untuk menghasilkan produk, layanan, atau proses baru atau lebih baik.

Dalam pembahasan lebih dalam mengenai budaya inovasi, DailySocial.id mengadakan webinar Super Mentor yang adalah bagian dari DSLaunchPad 3.0 bekerja sama dengan Amazon Web Service (AWS). Pada kesempatan kali ini, Jaspal Johl selaku Head of Marketing Amazon Web Service ASEAN memaparkan sejumlah insight terkait penerapan budaya inovasi dalam perusahaannya.

Berpusat pada pelanggan

Sebelum masuk ke urusan yang lebih teknis seperti penjualan atau penetrasi pasar, Amazon mengawali langkah inovasi dengan satu pertanyaan fundamental, “Bagaimana bisnis ini bisa meningkatkan taraf kehidupan pelanggan?”. Ketika perusahaan berhasil menciptakan produk terbaik, semua hal teknis akan mengikuti dengan sendirinya, seperti penetrasi pasar yang mendorong ekspansi, operasional yang efisien, berikut konversi pelanggan.

Sebuah kutipan dari Jeff Bezos mengatakan, “Ada banyak keuntungan dari pendekatan yang berpusat pada pelanggan, tetapi inilah keuntungan besarnya: Pelanggan selalu sangat senang, sangat tidak puas, bahkan ketika mereka mengaku senang dan bisnisnya bagus. Bahkan ketika mereka belum mengetahuinya, pelanggan menginginkan sesuatu yang lebih baik, dan keinginan untuk menyenangkan pelanggan akan mendorong Anda untuk menciptakan sesuatu dari sudut pandang mereka.”

Hal ini mengharuskan perusahaan untuk observasi semua data terkait tingkat kepuasan dan berusaha mengerti keinginan konsumen, bahkan sebelum mereka mengetahuinya. Maka dari itu, sebaiknya fokus pada apa yang dilakukan konsumen daripada apa yang dilakukan kompetitor.

Selama 27 tahun berdiri, Amazon dikenal sebagian besar karena bisnis e-commerce. Di luar itu, perusahaan juga memiliki layanan seperti solusi teknologi, produk elektronik, konten streaming, groceries, juga retail. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 60 unit bisnis yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Dalam mewujudkan budaya inovasi di tubuh perusahaan, ada 4 faktor kunci yang diterapkan oleh AWS, yaitu:

1. Kultur

Amazon memiliki satu landasan penting yang menjadi acuan dalam menjalankan budaya inovasi, yaitu Leadership Principles atau prinsip kepemimpinan. Dimulai dari membangun antusiasme terhadap pelanggan (customer obsession), melalui berbagai proses inovatif dan berakhir pada pencapaian hasil, menjadi karyawan terbaik.

Prinsip kepemimpinan inilah yang juga digunakan sebagai landasan rekrutmen. Prosedur ini dijalankan dengan sangat ketat, kandidat yang terpilih tidak hanya harus memenuhi standar, melainkan harus bisa menaikkan standar. Bahkan ketika sudah bergabung, kandidat masih akan dievaluasi oleh rekannya. Amazon percaya bahwa indikator sukses sebuah perusahaan adalah kesatuan budaya (kerja).

Terkait peran dalam pekerjaan, Jaspal mengungkapkan, “Kita merekrut orang-orang pintar bukan untuk memberi tahu apa yang harus mereka lakukan, melainkan mereka datang ke perusahaan membawa daftar apa saja yang ingin mereka lakukan. Keseimbangan akan ditemukan ketika masing-masing sudah memahami perannya.”

2. Mekanisme

Amazon sebagai perusahaan global memiliki banyak proses, salah satu yang terkenal adalah working backwards. Mekanisme ini merupakan perilaku yang dikaitkan dengan pemikiran inovatif. Dalam artian, mulai dari pain point pelanggan, di mana kita menciptakan ide untuk menyelesaikan masalah pelanggan bukan masalah dalam organisasi. Yang selama ini dilakukan perusahaan adalah membuat proses yang berinovasi dari sisi pelanggan.

Untuk menjalankan mekanisme ini, ada lima pertanyaan yang harus terjawab (1) Siapa pelanggannya?; (2) Apa masalah pelanggan atau kesempatan?; (3) Apakah keuntungan bagi pelanggan jelas?; (4) Bagaimana mengetahui kebutuhan atau keinginan pelanggan?; (5) Seperti apa pengalaman pelanggan yang disajikan?

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan dihadirkan melalui 3 keluaran. Press Release, yang menyediakan segala informasi terkait produk untuk pelanggan. Perusahaan harus bisa membuat pelanggan mengerti apa yang ingin disajikan melalui produk ini. Lalu, FAQs yang berisi pertanyaan yang paling sering ditanyakan pelanggan, terkait harga, ekspansi. Sementara itu, secara paralel membangun Visuals untuk melihat dari sisi pengalaman pelanggan.

Mengapa pertanyaan dan jawaban ini menjadi penting? Karena ketika idenya baru di tahap press release, akan sangat mudah dan murah untuk diubah. Ceritanya akan berbeda ketika Anda telah menginvestasikan jutaan dolar dan menghabiskan waktu untuk riset dan pengembangan. Ketika itu, sudah terlambat untuk menyadari bahwa produk tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau berpikir untuk membuat produk yang lebih baik.

3. Arsitektur

Dari sisi teknologi, perusahaan mulai beralih ke microservices. “Kami memisahkan proses yang memiliki layanan satu tujuan. Karena ketika semua layanan menjadi satu kesatuan, hal itu dapat menghambat inovasi,” ujar Jaspal.

Dengan microservices, setiap tim bisa bergerak lebih leluasa dengan dinamikanya masing-masing. Di sisi lain, hal ini membuat anggota tim bisa bekerja lebih cepat, agile dan inovatif. Satu hal yang perlu digarisbawahi, Amazon tidak memulai perjalanan dengan memikirkan teknologi, melainkan pengalaman pengguna terlebih dahulu.

4. Organisasi

Sebagai startup, sama halnya dengan Amazon dulu, selalu ada perusahaan yang mau membayar lebih dan menawarkan lebih. Namun Jaspal menekankan bahwa yang penting adalah bagaimana bisa menarik builders, orang-orang kreatif yang suka mengeksekusi, ke perusahaan. Mereka berpikir jauh ke depan dari sisi pelanggan serta punya rasa memiliki terhadap produk atau layanan yang mereka jalankan.

Ada satu skema yang digunakan Amazon untuk meramu tim, yaitu two pizza teams. Dua loyang pizza adalah porsi yang pas untuk 6-8 orang. Menurut sudut pandang perusahaan, 6-8 orang adalah jumlah ideal dalam sebuah tim. Sebuah angka yang bisa memenuhi semua kebutuhan tanpa harus ada penyesuaian yang terlalu banyak atau pembagian sesi meeting. Hal ini memungkinkan desentralisasi tim serta otonomi yang akan mendorong percepatan dalam inovasi.

“Dalam upaya melakukan inovasi, sesungguhnya yang dilakukan adalah membuat sesuatu yang baru. Untuk memulai sesuatu yang baru kita harus berani mengambil risiko. Sekalipun sudah dilakukan dengan benar, hal baru akan tetap memiliki potensi risiko yang besar, salah satu yang bisa dilakukan untuk menekan hal itu adalah memastikan bahwa ide tersebut benar-benar matang,” ujar Jaspal

Dinamika menjadi kunci dalam berbisnis, ada banyak keputusan dan aksi yang reversible atau bisa diubah dan tidak membutuhkan studi mendalam. Namun, perusahaan mengedepankan pengambilan risiko yang diperhitungkan. Ketika skala perusahaan bertambah, hal itu akan mempengaruhi risk apetite-nya. “Hal ini yang membuat kami berhenti menua dalam organisasi untuk memberi ruang bagi inovasi,” tambahnya.

Memahami konsep kegagalan

Kutipan lain dari Jeff Bezos bercerita tentang, “Kegagalan dan penemuan adalah kembar yang tak terpisahkan. Untuk menciptakan Anda harus bereksperimen, dan jika Anda tahu sebelumnya bahwa itu akan berhasil, itu bukan eksperimen.”

Kegagalan bisa saja terjadi dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Jika tidak ada yang baru, apakah hal tersebut bisa dibilang inovasi? Dalam kasus ini, skenario terbaik adalah sebagai fast followers. Selain itu, ini juga sebagai salah satu cara untuk menekan risiko dan mengetahui  sebuah produk/layanan dapat berjalan atau tidak.

Layaknya Amazon memiliki leadership principle, perusahaan harus memiliki landasan serta mengupayakan orang-orang yang selaras dengan hal tersebut. Ketika sudah menemukan apa yang menjadi mendasar dan esensial terhadap perkembangan perusahaan, maka budaya inovasi bisa mulai dijalankan terhadap semua karyawan dalam organisasi.

Strategi diferensiasi (Growth Flywheel)

Terdapat sebuah siklus yang juga disebut growth flywheel saat perusahaan mencoba menciptakan pengalaman pelanggan terbaik. Ketika berhasil menyajikan pengalaman pengguna yang baik, semakin banyak pengguna yang datang, traffic semakin tinggi, lalu angka penjualan akan naik, dan menarik semakin banyak penjual yang akan menambah seleksi barang. Siklus ini akan kembali lagi dan menciptakan pengalaman pengguna yang terbaik.

Di Amazon, perusahaan mengambil skala ekonomi dengan menurunkan struktur biaya, lalu memperbanyak seleksi produk untuk menciptakan pengalaman pengguna yang semakin baik. Hal ini bisa diimplementasikan oleh perusahaan lain dengan menentukan seperti apa growth flywheel dalam organisasi mereka. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan sentralitas pelanggan serta inovasi dan bisnis yang berkelanjutan

Dalam upaya penetrasi pasar, Amazon sebagai perusahaan global memiliki pendekatan yang sama, hanya saja eksekusinya berbeda. Kuncinya adalah observasi, lalu temukan pain points pelanggan, contohnya dengan mengajukan pertanyaan terkait kebutuhan mereka. Dalam memberikan layanan berbasis pelanggan, feedback merupakan salah satu hal yang paling esensial.

Tren Aset Digital Kian Meningkat, Ada Peluang Bangun Startup Berekosistem Blockchain

Beberapa tahun terakhir, tren investasi kini merambah ke dunia digital. Dari yang “sekedar” berinvestasi di instrumen emas, hingga surat berharga, di era internet, aset digital mampu menjadi instrumen investasi yang diandalkan. Aset digital yang kini umum ditemui yakni mata uang digital, atau yang biasa disebut dengan cryptocurrency.

Tak hanya di luar negeri, meningkatnya ketertarikan masyarakat akan investasi kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan DogeCoin juga telah tembus ke Tanah Air. Saat ini saja, tercatat sudah banyak pengguna kripto tersebut hingga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

Data dari KSEI menyebutkan pada Mei 2021 pemain di aset kripto tumbuh 50% menjadi 6,5 juta orang. Jumlah transaksinya pun tak main-main mencapai Rp 370 triliun, tumbuh 5 kali lipat dari 5 bulan pertama di tahun 2021. Ini membuktikan bahwa kripto menjadi peluang yang sangat menguntungkan.

Kripto tidak hanya bisa digunakan secara personal, tapi dapat dijadikan aset digital sebuah perusahaan. Saat ini masih jarang ditemukan marketplace atau platform yang mengadopsi teknologi berbasis blockchain untuk aset digital kripto maupun NFT (Non-Fungible Token) bagi para kreator digital di Indonesia.

Padahal ini bisa menjadi peluang besar bagi para perintis usaha menjadi pionir dan mengambil porsi ‘kue’ sebab kondisi pasar yang belum ramai dipenuhi. Di Indonesia, perusahaan yang telah mencoba mengadopsi inovasi ini adalah Tokocrypto. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan aset kripto ini telah mencaplok 900 ribu pelanggan. Bulan lalu, Tokocrypto telah meresmikan platform marketplace NFT-nya yakni TokoMall.

Selain jadi jalan mengembangkan exchange-nya, Toko Token (TKO), adanya TokoMall sekaligus memfasilitasi jangkauan yang lebih luas bagi kreator digital lokal dan sarana investasi bagi kolektor. Ditambah lagi adanya tren DeFi yakni Decentralized Finance yang populer yang jadi alternatif keuangan tradisional menjadi sasaran empuk bagi peluang bisnis.

Masih dari CNBC Indonesia, menurut CEO perusahaan investasi Dispersion Holding, Mike Edward, DeFi dibangun di atas Ethereum dengan menggunakan teknologi blockchain serta cryptocurrency yang menghapus perantara saat bertransaksi. DeFi menjadikan aktivitas transaksi menjadi lebih cepat, murah, efisien, dan aman. DeFi memiliki sifat yang transparan, sehingga dapat diakses oleh semua orang, dan pengguna memiliki kontrol penuh terhadap aset mereka. Walaupun bersifat transparan, namun DeFi tetap mempertahankan anonimitas dan kepercayaan terhadap pengguna.

Kendati pengadopsiannya di sini masih dihitung jari dan saat ini lebih banyak untuk lending, tidak memungkiri DeFi mampu mendisrupsi industri keuangan maupun bank konvensional mulai dari tabungan, pinjaman, trading, hingga asuransi. Melihat pintu ini, Tokocrypto pun telah bermitra dengan Pluang, aplikasi investasi.

Melihat tren kripto, NFT, hingga cara kerja DeFi ini, menjadi kesempatan menarik bagi penyedia layanan cloud computing, Amazon Web Services (AWS), untuk membahas lebih mendalam bagaimana peluang startup untuk dibangun dalam ekosistem Crypto/NFT/Blockchain dalam #StartUpUntukNegeri webinar series.

Tiga pakar andal dalam industri akan mengisi webinar ini. Pang Xue Kai, CEO, Founder, Tokocrypto dan TKO, yaitu Crypto Asset Exchange yang berbasis di Indonesia, yang baru-baru ini mengumumkan investasinya oleh Binance – pertukaran crypto di dunia. Kevin Cahya, Founder, 1 Origin, yang menghadirkan platform game NFT pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pengalaman lengkap dalam mengumpulkan aset game unik yang menawarkan model nilai yang lebih adil. Serta Tigran Adiwirya dan Head of Launchpad Tokocrypto, yaitu program kickstarter yang diluncurkan oleh Tokocrypto untuk membantu proyek-proyek blockchain dan skala bisnis. Webinar dilaksanakan pada Selasa, 23 November 2021 nanti. Tonton dan cari potensi peluang ekosistem industri ini dengan mendaftarkan diri di sini.

Artikel ini didukung oleh Amazon Web Services Indonesia.

Ini Dia Sederet Keuntungan Inkubasi Bisnis Startup DSLaunchpad 3.0 x AWS

Program inkubasi bisnis startup DSLaunchpad (DSLP) kembali diadakan untuk ketiga kalinya. Dengan berkolaborasi bersama Amazon Web Service (AWS) Indonesia, DSLP 3.0 x AWS ini dapat diikuti oleh berbagai kalangan yang ingin membangun startup berpotensi, terlepas dari latar belakang yang dimiliki.

Para startup enthusiast hingga startup founder yang berada dalam fase early-stage startup hingga bahkan fase ideation dapat memiliki kesempatan yang sama untuk merealisasikan gagasan, sekaligus membangun bisnis startup mereka. Tidak dibatasi juga, berbagai bidang startup pun dapat mengikuti program yang seluruhnya bakal berlangsung secara daring ini.

Sebagai inisiator, DailySocial.id percaya bahwa akses pengetahuan tidak seharusnya terbatas hanya di kota-kota besar. Tapi, untuk seluruh masyarakat Indonesia di manapun mereka berada.

Tidak hanya dengan materi, para peserta yang bergabung juga mendapatkan pembekalan dari para mentor dan supermentor secara intensif. Bahkan peserta dapat secara langsung berinteraksi di sesi mentoring 1-on-1 bersama pelaku startup ternama di Indonesia. DSLP 3.0 x AWS akan membantu startup mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru, mulai dari menemukan product-market fit, validasi ide, hingga memperkuat tim inti sampai adanya strategi perluasan bisnis.

Di tahun ini, DSLaunchpad akan memberikan kesempatan lebih luas kepada para pelaku startup Indonesia, dengan menghadirkan 5 pemenang dari 4 kategori, yaitu general category winner, women founder winner, AI/ML winner, dan underrepresented winner dengan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K.

Sebagai informasi tambahan, reward berupa kredit AWS di atas dapat digunakan oleh peserta yang telah teregistrasi di platform AWS, dengan salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah peserta dapat melakukan aktivasi menggunakan beberapa metoda paying account AWS seperti kartu debit atau kredit dari perbankan, dan Anda juga bisa memanfaatkan produk Apollo Debit Card yang disediakan oleh Xendit sebagai mitra payment gateway resmi AWS Indonesia. Untuk panduan dan keterangan lebih lanjut, Anda bisa kunjungi laman AWS Indonesia di sini.

AWS sendiri merupakan platform cloud paling komprehensif dan digunakan secara luas di dunia yang menawarkan lebih dari 175 layanan. Kredit AWS bisa digunakan untuk berbagai layanan, mulai dari komputasi, penyimpanan, AI, basis data dan analitik, hingga IoT.

Semua keuntungan di atas dapat dirasakan bagi para peserta yang mengikuti DSLaunchpad 3.0 tahun ini. Program ini terbuka bagi semua yang memiliki ide startup dan masih kesulitan untuk mengambil langkah selanjutnya, early-stage startup baik yang sudah berbadan hukum maupun yang belum, yang saat ini masih kesulitan memperoleh traksi, model bisnis, dan marketing, serta pre-startup yang tidak terbatas dari berbagai jenis sektor.

Pendaftaran DSLaunchpad 3.0 x AWS telah dibuka sejak 27 September lalu dan masih akan dibuka hingga 21 Oktober 2021. Kegiatan ini akan berjalan selama 4 minggu secara online. Dengan mengikuti program DSLaunchpad 3.0 x AWS ini, peserta bisa mendapatkan koneksi luas dari startup dan mentor yang hadir, ilmu dari para mentor dan supermentor ternama dan berpengalaman, mengetahui lebih dalam kriteria startup yang sesuai untuk pendanaan, hingga memiliki kemahiran untuk membangun startup kedepannya.

Jangan lewatkan kesempatan ini. Informasi lebih lanjut kunjungi situs resmi di sini!

**

Tentang DSLaunchpad 3.0 x AWS
Program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri.

DSLaunchpad 3.0 x AWS, Akselerasikan Ide dan Startup-mu Sekarang!

Tahapan early-stage bagi startup bisa dibilang merupakan tahap yang krusial. Pada fase ini umumnya startup dapat berkembang atau pun justru mengalami kegagalan. Melihat pentingnya fase ini, bagi early-stage startup, mengambil langkah strategis menjadi hal yang esensial. Banyak cara dalam menggagas pertumbuhan yang diinginkan, salah satunya dengan berpartisipasi dalam program akselerasi startup. Buat Anda yang tengah berada di fase ini, DSLaunchpad 3.0 x AWS (DSLP 3.0 x AWS) bisa jadi pilihan yang tepat untuk mengakselerasi skala bisnis startup Anda. Seperti apa?

Pada dasarnya, DSLP 3.0 x AWS memboyong sejumlah program akselerasi bagi startup pemula maupun para “startup enthusiast” yang memiliki ide untuk membangun startup impian dengan fondasi bisnis yang kokoh. Program yang dimaksud dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah soal mengidentifikasi produk dan pasar, menggali potensi yang dimiliki, hingga kiat terpadu untuk kebutuhan menggalang dana (fundraise).

Berbagai stimulasi tersebut dirancang berdasarkan permasalahan yang umum dijumpai bagi startup pemula. Seperti yang dipaparkan oleh Genome Report, 70% startup mengalami kegagalan akibat persiapan dan roadmap bisnis yang belum matang, oleh karena itu, program yang digagas oleh Amazon Web Services (AWS) Indonesia dan DailySocial.id ini dirancang untuk meminimalisir risiko tersebut secara optimal.

Dengan program inkubasi intensif selama kurun waktu 4 minggu, DSLP 3.0 x AWS bakal menyuplai materi-materi yang dapat diakses secara daring, dalam berbagai format seperti video, artikel, dan juga modul yang dapat diunduh dan dibagikan secara gratis. Untuk mendukung program pembelajaran tadi, program ini juga menyiapkan sejumlah program mentoring dari pakar terbaik di industri teknologi tanah air.

Dalam program DSLP 3.0 x AWS terdapat 5 program utama yang akan dijalani oleh peserta inkubasi, salah satunya adalah program inkubasi online yang akan berlangsung selama 4 minggu ini akan dibimbing oleh 6 mentor ahli dalam masing-masing bidang. Dalam program inkubasi online ini setiap minggunya DailySocial.id akan membagikan materi berupa video dan dokumen yang harus dipelajari oleh setiap peserta sebanyak 2-3/minggu.

Sesuai dengan misi DSLaunchpad dan AWS Indonesia dalam berpartisipasi memajukan ekonomi digital Indonesia, DSLP 3.0 x AWS terbuka bagi siapa pun yang ingin mengakselerasi pertumbuhan bisnis startup secara optimal. Tak ada kriteria startup secara spesifik yang dapat mengikuti program ini, baik masih dalam startup ideation phase, startup dengan founder perempuan, startup yang mengadopsi teknologi AI/ML, hingga Underrepresented startup (wilayah Indonesia tier 2 dan 3), dan startup di bidang apa pun dapat bergabung di DSLP 3.0 x AWS.

Di akhir program, peserta DSLP 3.0 x AWS juga berkesempatan untuk dapat memperoleh reward menarik seperti;  AWS credit sebesar $500K kepada 100 peserta, hingga uang tunai dengan total Rp 130.000.000 bagi 5 startup terpilih.

Tertarik untuk bergabung? Pendaftaran DSLP 3.0 x AWS akan resmi dibuka pada 27 September hingga 21 Oktober 2021. Untuk informasi lebih lanjut pantau laman resminya di sini.

Amazon Rombak Lumberyard Menjadi Game Engine Open-Source Bernama Open 3D Engine

Game engine yang dapat digunakan secara cuma-cuma oleh kalangan developer sudah sangat umum kita jumpai di tahun 2021 ini. Bahkan engine sekelas Unreal Engine 5 pun sekarang bisa dipakai secara gratis, dan developer baru diwajibkan membayar biaya royalti seandainya pemasukan yang didapat sudah mencapai angka 1 juta dolar.

Yang masih tergolong langka adalah game engine yang bersifat open-source, yang bebas dimodifikasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing developer. Itulah nilai jual utama yang hendak ditawarkan oleh Open 3D Engine (O3DE), game engine anyar yang terlahir Lumberyard, engine racikan Amazon yang dirilis sekitar lima tahun silam.

Lumberyard, bagi yang tidak tahu, awalnya diramu dengan menggunakan CryEngine sebagai basisnya. Guna menghindarkan developer dari masalah-masalah terkait lisensi atau pelanggaran kekayaan intelektual, Amazon pun memutuskan untuk membangun O3DE dari nol. Dengan kata lain, O3DE bukan sebatas Lumberyard yang telah menjalani re-branding dan dijadikan open-source begitu saja.

Juga baru adalah komponen renderer-nya, yang diklaim lebih superior dan lebih photorealistic ketimbang milik Lumberyard. Amazon cukup percaya diri bahwa O3DE punya potensi untuk digunakan di luar industri video game.

Kendati demikian, daya tarik terbesar O3DE tentu adalah sifat terbukanya, dan ini bisa berujung pada setidaknya dua keuntungan. Yang pertama, layaknya proyek open-source lain, O3DE bakal terus disempurnakan seiring berjalannya waktu, sebab siapapun bisa ikut berkontribusi terhadap pengembangannya. Tidak main-main, pihak yang mengawasi pengembangan O3DE adalah Linux Foundation, yang kita tahu sudah punya pengalaman panjang perihal open-source development.

Sejumlah perusahaan ternama seperti Adobe, Huawei, Intel, maupun Niantic juga sudah mengumumkan komitmennya untuk berkontribusi terhadap pengembangan O3DE, dan mereka semua bakal berkolaborasi di bawah wadah bernama Open 3D Foundation. Bulan Oktober nanti, Open 3D Foundation sudah punya rencana untuk menggelar acara O3DECon dan mengundang komunitas developer untuk ikut berpartisipasi.

Keuntungan yang kedua adalah kemudahan O3DE untuk ‘dipecah-belah’ seandainya developer hanya perlu menggunakan beberapa fiturnya saja, lalu mengintegrasikannya ke engine lain yang mereka gunakan. Sebagai proyek yang terlahir dari lab Amazon, O3DE tentu menawarkan integrasi yang mudah ke infrastruktur cloud milik Amazon Web Services (AWS), dan ini semestinya bisa menjadi daya tarik tersendiri buat sejumlah developer.

O3DE saat ini sudah tersedia dalam bentuk developer preview. Versi finalnya ditargetkan bakal tersedia mendekati akhir tahun 2021. Selain untuk mengembangkan game PC, macOS, Linux, iOS, maupun Android; O3DE ke depannya juga dapat digunakan untuk menggarap game Xbox, PlayStation, Nintendo Switch, Oculus, dan bahkan AR headset Magic Leap.

Sumber: VentureBeat.