Menyimak Tren Teknologi 2019 di Indonesia

Ada beberapa teknologi baru yang populer dan mulai diterapkan di Indonesia. Hal ini mencakup Artificial intelligence (AI), big data, digital payment, blockchain, hingga omnichannel. Di tahun 2019 diprediksi akan lebih banyak lagi tren teknologi yang menjamur secara global.

Di sesi #SelasaStartup, Managing Director Samsung Research Indonesia Alfred Boediman mengungkapkan tren teknologi yang bakal memberikan dampak di Indonesia, salah satu negara terbesar untuk potensi digital economy di Asia Tenggara.

Kurangnya digital life di Indonesia

Salah satu alasan mengapa Indonesia menjadi pasar favorit bagi Google, Facebook, Amazon, hingga Alibaba untuk berinvestasi di Indonesia adalah masih kurangnya digital life di kalangan masyarakat Indonesia. Melihat peluang tersebut, layanan dan teknologi yang relevan terhadap kondisi pasar dihadirkan. Tidak heran jika Indonesia ternyata menjadi salah satu pengguna media sosial terbesar di Asia Tenggara, seperti Instagram, Facebook, hingga Twitter.

“Orang Indonesia sangat menyukai media sosial. Dengan alasan tersebut pada akhirnya semua aplikasi media sosial dan video platform sangat populer di Indonesia,” kata Alfred.

Di tahun 2018 ini Indonesia banyak menghasilkan startup yang memanfaatkan teknologi dan berfungsi mempermudah kehidupan masyarakat setiap harinya. Secara langsung hal tersebut mempengaruhi gaya hidup banyak orang, mulai dari ketergantungan dengan smartphone hingga makin mudahnya komunikasi memanfaatkan internet.

Meskipun demikian, menurut Alfred, kekurangan yang ada di Indonesia adalah rendahnya kualitas talenta. Meskipun Indonesia banyak memiliki pekerja dengan usia aktif, hal tersebut tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan dan skill yang sesuai.

Tren teknologi tahun 2019

Walau tidak mengalami perubahan yang signifikan dibanding tahun ini, di tahun 2019 nanti diprediksi akan lebih banyak tren teknologi yang akan men-disrupt pekerjaan dan gaya hidup. Termasuk di dalamnya adalah:

Learning in real time, yaitu kebiasaan untuk belajar secara online di mana saja dan kapan saja. Kegiatan ini sudah banyak dihadirkan oleh startup yang menyasar education technology (edtech). Diprediksi pada tahun 2019 belajar secara informal memanfaatkan platform tertentu secara online akan lebih masif lagi pilihannya.

Power to the people, yaitu kesempatan dan semua kemungkinan yang bisa dilakukan oleh orang banyak untuk membeli produk. Tidak lagi melakukan cara konvensional, kini pemenuhan kebutuhan barang atau layanan bisa dilakukan secara online dengan melakukan pembelian di layanan e-commerce. Proses pencarian pun bisa dilakukan memanfaatkan mesin pencari, sehingga kegiatan melakukan pencarian secara offline tidak perlu dilakukan lagi.

The end of fixed job, artinya di sini adalah jika tidak memiliki kemampuan khusus atau keterampilan yang diperlukan akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya semua hal tersebut masih bisa dicapai, tergantung dari bagaimana cara masing-masing individu untuk mengakselerasi kesempatan.

“Dulu sebelum teknologi mulai bermunculan, pekerjaan bisa dikategorikan berdasarkan job desc. Nantinya semua pekerjaan akan lebih mudah digantikan dengan teknologi. Untuk itu wajib untuk mempelajari semua skill yang ada dengan membuka wawasan,” kata Alfred.

Tren Inovasi Teknologi Tahun Depan Menurut “TrendWatching Insight Network”

Bulan November 2018 mendatang TrendWatching Insight Network akan merilis laporan tren inovasi yang disukai konsumen dan bisa dimanfaatkan brand dan startup ketika mengembangkan bisnis. Dalam kesempatan wawancara dengan DailySocial, Head of Global Insight Network TrendWatching Nathania Christy menjabarkan beberapa tren yang bakal dimuat dalam laporan tersebut.

“Pada dasarnya TrendWatching memberikan tren bukan yang mainstream, melainkan lebih kepada peluang atau kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan ke depannya,” kata Nathania.

Berikut ini adalah empat tren yang diperkirakan akan banyak diimplementasikan perusahaan teknologi di Asia Tenggara.

Zero Waste Shopping

Saat ini layanan e-commerce sudah sangat popular di Indonesia menawarkan promo, diskon, pengiriman cepat, hingga bebas ongkos kirim. Untuk bisa tampil lebih menonjol dan membedakan posisi di antara layanan e-commerce lainnya, penting untuk layanan e-commerce mulai mengadopsi tren baru, yaitu Zero Waste Shopping. Dengan melakukan pendekatan environment-friendly, layanan e-commerce bisa mulai berkolaborasi dengan mitra terkait dalam hal pengemasan dan penyediaan packaging untuk konsumen.

“Di Singapura strategi ini sudah mulai diterapkan dan tidak haya menyasar kepada kalangan menengah ke atas, namun masyarakat umum untuk mulai peduli dengan lingkungan. Dengan eksekusi yang tepat, cara unik ini bisa melirik perhatian konsumen,” kata Nathania.

Cara tersebut juga bisa meminimalisir subsidi atau perang diskon yang masih banyak dilakukan oleh layanan e-commerce. Dengan demikian bisa mendiferensiasikan posisi layanan e-commerce tersebut terhadap layanan serupa lainnya.

Branded Government

TrendWatching memberi contoh inovasi yang sudah dilakukan Didi Chuxing Technology Co. Layanan transportasi on-demand yang sangat popular di Tiongkok tersebut sudah memanfaatkan data yang dimiliki untuk membantu kepentingan orang banyak, yaitu menyediakan informasi secara real time situasi lalu lintas di jalan, memanfaatkan rute yang diambil pengguna.

“Dengan teknologi yang diciptakan sendiri, semua data dan informasi tersebut bisa membantu pemerintah untuk membantu kepentingan orang banyak. Dengan demikian perusahaan teknologi bisa memberikan kontribusi tersebut,” kata Nathania.

Ditambahkan Nathania, ke depannya TrendWatching melihat akan lebih banyak lagi perusahaan teknologi lainnya yang melakukan kegiatan tersebut, memanfaatkan resource yang dimiliki, untuk membantu pemerintah. Di Indonesia sendiri potensi tersebut cukup besar untuk dilakukan, melihat respon pemerintah Indonesia yang menyambut baik inovasi perusahaan teknologi yang ada saat ini.

Omnichannel Wellness

Salah satu skema pemasaran yang paling populer di Indonesia untuk layanan e-commerce adalah omnichannel. Menurut TrendWatching, untuk mendukung skema ini menjadi lebih efektif, ada baiknya menyematkan efek wellness ke dalam proses.

Serupa dengan Zero Waste Shopping, melalui Omnichannel Wellness perusahaan bisa menambahkan elemen positif seperti peduli lingkungan, berhemat, hingga aktivitas positif lainnya yang melibatkan demi menjaga kepentingan bersama.

“Di Amerika Serikat sudah banyak perusahaan yang melakukan rebranding dengan bertransformasi menjadi brand yang ramah lingkungan atau menjadi produk yang bisa dinikmati semua kalangan. Mulai dari produk minuman hingga kesehatan,” kata Nathania.

Automated Commerce

Sebagai negara yang memiliki kesamaan dari kondisi pasar dengan Tiongkok, TrendWatching melihat kedepannya Automated Commerce akan makin popular dan banyak diterapkan layanan e-commerce. Salah satu yang sudah hadir di Indonesia adalah Virtual Store yang diluncurkan JD.ID di stasiun commuter line Indonesia. Tren belanja tanpa harus membuka aplikasi dan bersifat non tunai, diprediksi akan makin digemari konsumen, karena sifatnya yang fleksibel dan mudah.

“Ke depannya saya melihat proses belanja di mana saja dan kapan saja, hanya memanfaatkan pembayaran langsung di aplikasi atau QR Code, akan makin banyak dilakukan oleh layanan e-commerce. Seperti yang banyak terjadi di Tiongkok,” kata Nathania.