Techinlabs Ingin Sederhanakan Proses Rekrutmen Talenta Teknologi Informasi

Mendapatkan talenta bagi startup masih menjadi sebuah tantangan. Terlebih talenta di bidang teknologi informasi (selanjutnya disebut “IT”) yang berkualitas. Berangkat dari permasalahan ini, Moch Ardyansah dan Niken Purwiyanto mengembangkan Techinlabs — sebuah hiring platform yang diharapkan bisa membantu startup dan perusahaan mencari talenta IT berkualitas.

Kepada DailySocial, Ardy menjelaskan bahwa ia dan tim berusaha mengembangkan sebuah solusi fast hiring talenta yang bisa membantu perusahaan teknologi baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

“Techinlabs sendiri didirikan oleh saya [Ardy] dan Niken, mantan karyawan Circledoo, yang khawatir melihat teman-teman yang ingin membuat startup kesulitan untuk membangun karena tidak mempunyai talenta yang berkualitas di bidang IT. Berangkat dari keresahan ini, akhirnya kami memutuskan untuk membuat platform yang menghubungkan perusahaan dengan talenttalent berkualitas,” cerita Ardy.

Lebih jauh Ardy menjelaskan bahwa saat ini mereka tengah mengembangkan sebuah platform yang nantinya akan mempermudah HR untuk mendapatkan talenta IT dengan cara yang cepat dan mendapatkan kandidat yang tepat.

Tiga fitur utama yang ada di platform Techinlabs adalah Talent Searching yang akan memudahkan tim HR mencari calon karyawan, Talent Processing, dan Talent Dealing yang akan membantu HR menindaklanjuti sampai ke proses rekrutmen.

Dimulai sejak awal tahun 2018, Techinlabs melewati tahun pertama dengan klaim capaian yang membanggakan. Di awal Maret ini mereka memiliki 6528 talenta IT dengan jumlah klien mencapai 70 lebih dengan sukses rasio mencapai 93%. Techinlabs juga berusaha mendapatkan lebih banyak talenta dengan aktif masuk ke komunitas-komunitas developer yang ada.

“Untuk mendapatkan talenta banyak dalam waktu sebentar, kami memulai dengan masuk ke dalam ekosistem/komunitas, aktivasi kampus, dan lewat Developer Talks, salah satu produk Techinlabs untuk mempertemukan developer expert dengan tech enthusiast, baik junior maupun senior, bisa belajar banyak dari developer, bisa live coding dengan developer expert juga,” imbuh Ardy.

Dari segi bisnis, di akhir tahun 2018 Techinlabs mendapat suntikan dana dari IDTalent, sebuah bisnis penyedia platform talent management. Ardy tidak menjelaskan angka pasti yang diterima Techinlabs, hanya saja tahun ini mereka tengah menyiapkan platform hiring process dan aktif menjaring lebih banyak talenta.

“Untuk tahun ini kami sedang mempersiapkan platform hiring process untuk mempermudah perusahaan mendapatkan talenta IT dengan cepat dan tepat dan kami berharap menjadi platform hiring terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, sehingga bisa membantu talenta yang butuh kerja dan membuat ekosistem terus maju. Untuk mencapai hal ini, Techinlabs juga menangani talenta lulusan SMA/SMK atau lulusan non-IT yang mempunyai skill di bidang IT bahkan melatihnya lagi agar lebih siap dan berkualitas untuk perusahaan yang membutuhkan talenta IT dengan adanya Codemy by Techinlabs yang segera kami rilis,” tutup Ardy.

Mendapatkan Talenta Terbaik dengan Bantuan Teknologi

Pada dasarnya teknologi dihadirkan untuk mempermudah suatu pekerjaan, tidak terkecuali saat menyaring talenta. Setidaknya, ada lima isu terbesar yang sering kali dihadapi HRD saat merekrut adalah prosesnya yang kurang efektif, benefit yang kurang menarik, KPI yang kurang terukur, dan karyawan tiba-tiba resign.

Dalam menjawab isu tersebut, #SelasaStartup edisi kali ini menghadirkan Founder dan CEO Techinlabs Moch Ardyansah. Techinlabs merupakan startup yang bergerak di bidang headhunting dan hunting talent.

Ardyansah akan berbagi pandangan dan solusinya. Apalagi, talenta yang berasal dari kalangan milenial ini butuh strategi khusus untuk pendekatan awalnya. Berikut rangkumannya:

Membuat branding perusahaan

Sebelum terjun ke teknologinya, Ardyansah menyarankan kepada setiap perusahaan, termasuk startup untuk membuat branding perusahaan. Ada lima hal yang perlu diperhatikan yakni bagaimana kompensasi kepada perusahaan, apa keuntungan buat karyawan, jenjang karier, lingkungan pekerjaan, dan budaya perusahaan.

Lima hal ini paling diperhatikan calon talenta saat mengikuti proses perekrutan dalam perusahaan. Kalangan milenial, sambungnya, sangat memperhatikan budaya perusahaan yang seringkali dilupakan oleh perusahaan.

“Budaya perusahaan itu paling dilihat oleh milenial, tapi sering tidak diperhatikan oleh perusahaan. Ini penting sekali apalagi buat perusahaan baru yang ingin dapat karyawan yang loyal,” katanya.

Sasar kandidat pasif

Menurutnya, kandidat yang aktif mencari pekerjaan belum tentu dikatakan sebagai kandidat yang bagus buat perusahaan. Namun bisa menjadi bumerang buat karyawan aktif karena mereka bisa tiba-tiba pergi dari perusahaan.

Pasif itu mereka yang tidak sedang mencari, namun apabila menemukan suatu pekerjaan dengan kriteria yang cocok dengan kemauan mereka pasti akan tertarik. Bisa jadi mereka yang pasif itu karena memang malu-malu namun memiliki kemauan kerja yang baik.

Untuk itu, perekrut perlu bangun pendekatan awal dengan memancing mereka lewat diskusi. Cara tersebut akan membuat mereka lambat laun mau terbuka terhadap semua peluang yang ditawarkan kepada mereka.

Pasalnya dari hasil internal Techinlabs, kandidat pasif itu sebenarnya terbuka untuk berdiskusi dengan para rekruter (45%), bisa dihubungi dengan jaringan pribadi (15%), sudah cukup puas dan tidak mau pindah perusahaan (15%). Lalu sesekali melihat job portal (13%), dan aktif mencari pekerjaan (12%).

Manfaatkan platform pool talent

Salah satu teknologi terkini yang bisa membantu proses perekrutan adalah platform pool talent. Dalam platform ini, rekruter dapat mengacu pada tempat atau basis data yang disimpan tim SDM terkait semua kandidat terbaiknya.

Perusahaan bisa membuat sendiri pool talent tersebut, dimulai dari melihat segmennya, mengatur ekspektasi, komunikasi secara rutin, dan membuat komunitas. Atau bekerja sama dengan startup yang ahli di bidangnya, salah satunya Techinlabs. Sebab membuat platform seperti itu sulit dan tidak semua paham dengan prosesnya.

Sejak setahun berdiri, Techinlabs memiliki 5.127 talent yang sudah bergabung dalam pool talent. Sebanyak 69 perusahaan teknologi yang sudah memanfaatkan layanan Techinlabs mengaku puas karena memiliki deal ratio sebesar 93%.

Dalam mencocokkan kandidat dengan klien perusahaan, Techinlabs menggunakan proses screening secara manual, lalu memanfaatkan algoritma yang sudah dibangun dilihat dari tes kemampuan, tes psikologi, dan lainnya. Lalu hasilnya dicocokkan dengan kriteria yang diinginkan klien.

Beberapa klien Techinlabs diantaranya Jenius, Tokopedia, Kumparan, Tiket.com, Narasi, Dana, Madhang, dan lainnya.