Persiapkan Diri untuk IENC 2019, Kejurnas Esports Pertama di Indonesia

Dahulu kala menjadi gamers garis keras dianggap sebagai suatu hal yang negatif, bahkan kadang dianggap sebagai sebuah penyakit sosial. Tetapi sekarang, menjadi gamers bisa membuat Anda dianggap sebagai atlet sungguhan, dan memiliki kesempatan mengharumkan nama negara di hadapan khalayak internasional.

Setelah Asian Games 2018, yang mempertandingkan esports sebagai cabang eksibisi, setahun kemudian SEA Games 2019 menjadikan esports sebagai cabang olahraga bermedali. Menanggapi hal tersebut IESPA mempersiapkan rangkaian event dan KEJURNAS, untuk menyeleksi atlet esports terbaik di Indonesia.

Rangkaian tersebut bernama IENC 2019, yang merupakan singkatan dari Indonesia Esports National Championship. Kompetisi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyaring gamers kompetitif terbaik dari berbagai belahan nusantara, untuk menjadi kontingen esports Indonesia di gelaran SEA Games 2019.

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
Dota 2 akan menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan di dalam SEA Games 2019, akankah BOOM.ID mewakil Indonesia di SEA Games 2019? | Sumber: ESL Indonesia

IENC 2019 akan menyaring kontingen esports untuk SEA Games pada 3 cabang permainan, yaitu: Dota 2, Mobile Legends, dan Tekken 7. Masing-masing cabang permainan akan diwakili oleh satu tim atau dua orang bagi cabang game bersifat perorangan.

Penyaringan ini tentu bukan main-main, karena hanya pemain terhebat yang berhak mengikuti pelatnas dan berangkat ke SEA Games 2019 untuk mewakili Indonesia di cabang esports. Terkait IENC 2019 ini Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun turut memberikan komentarnya.

“Saat ini kami membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk tim-tim esports Indonesia yang ingin menjadi kontingen SEA Games 2019 melalui jalur resmi yang kami sediakan” ujar Eddy Lim. “Saat ini SEA Games 2019 memiliki dua jalur resmi, yaitu IEL dan IENC. Nantinya akan ada beberapa event lagi yang akan digelar dalam waktu dekat ini” beliau menambahkan.

Lebih lanjut, Ibu Hellen Sarita de Lima, Plt. Sekretaris Jendral KOI, juga turut menambahkan. “IESPA yang berhak melakukan seleksi atlet pelatnas, untuk diajukan kepada KOI, yang selanjutnya melakukan seleksi melalui monitoring, dan evaluasi bersama tim ahli untuk membentuk kontingen SEA Games atau multi-event internasional lainnya.” kata ibu Hellen.

“Saat ini IESPA telah mengajukan number of event yang akan diikuti di SEA Games 2019 nanti kepada KOI, dan telah didaftarakan sebelum tanggal 15 Maret 2019 lalu” pungkas beliau. Sebenarnya ada 5 game yang dipertandingkan untuk cabang esports di SEA Games 2019 mendatang. Kelima games tesrebut adalah Dota 2, Starcraft II, Tekken 7, Arena of Valor, dan Mobile Legends.

Ibu
Ibu Hellen Sarita De Lima bersama dengan Eddy Lim, ketua IESPA. Sumber: Press Release

Indonesia sejauh ini memang cukup kuat untuk cabang-cabang yang diseleksi dalam IENC 2019. Untuk cabang Dota,Indonesia punya BOOM.ID, yang belakangan lolos ke dalam 3 DPC Minor berturut-turut, dan hampir tidak terkalahkan di kancah lokal. Untuk cabang Mobile Legends, mengingat game ini adalah yang terpopuler di Indonesia, jumlah talentanya tentu sangat banyak dan ada yang berpotensi. Untuk cabang Tekken 7, terakhir kali Adrian “Meat” Jusuf berhasil mencapai babak perdelapan final dalam gelaran IeSF World Championship 2018.

Lebih lanjut soal alasan kenapa hanya 3 cabang game yang akan diseleksi, Eddy Lim mengatakan bahwa hal ini dikarenakan KOI hanya akan mengirimkan atlet-atlet yang punya kesempatan besar mendapatkan emas di SEA Games 2019 nanti.

“Kalau untuk AOV, kita masih menunggu konfirmasi, apakah akan kerjasama langsung dengan pihak Garena atau tidak.” Lanjut Eddy Lim, membahas soal AOV yang tidak masuk dalam salah satu daftar, walaupun prestasi Indonesia cukup cemerlang di cabang ini.

Siapapun yang mewakili Indonesia untuk cabang esports di SEA Games nantinya, semoga mereka bisa memberikan yang terbaik, mendapat hasil yang terbaik, dan membanggakan nama Indonesia di kancah Asia Tenggara!

 

Bandai Namco Beberkan Jadwal Tekken World Tour Dojo, Puluhan Turnamen Telah Terdaftar

Tekken World Tour 2019 telah resmi diluncurkan. Selama 8 bulan terhitung sejak bulan April, para penggemar Tekken dari seluruh dunia dapat bertarung dalam berbagai turnamen untuk mengumpulkan poin guna menentukan siapa yang layak tampil di acara puncak Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand. Yang menanti sang juara di podium nanti bukan hanya trofi, namun juga hadiah uang senilai total US$100.000 (dan masih bisa bertambah).

Ada yang spesial di Tekken World Tour (TWT) tahun ini, karena Bandai Namco memberi kesempatan pada komunitas fighting game level akar rumput untuk turut berpartisipasi menggelar turnamen resmi dengan nama Dojo. Turnamen-turnamen buatan komunitas yang terdaftar sebagai Dojo dapat memberikan Ranking Point, meski jumlahnya lebih kecil daripada turnamen-turnamen kasta di atasnya.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Turnamen TWT pertama di tahun ini akan digelar pada tanggal 20 April, yaitu turnamen The Mixup di kota Lyon, Perancis. Baru-baru ini, Bandai Namco juga telah memberi update tentang jadwal turnamen-turnamen Dojo yang telah terdaftar lewat situs resmi TWT. Ternyata jumlahnya sangat banyak, hingga sekarang sudah ada hampir 100 turnamen Dojo yang akan digelar di seluruh dunia. Anda dapat melihat jadwal lengkapnya di tautan berikut.

Sama seperti The Mixup, turnamen Dojo pertama juga jatuh pada tanggal 20 April, dan di tanggal tersebut saja ada 12 turnamen di Tiongkok, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Kanada, hingga Finlandia. Sistem Dojo ini dirancang oleh Bandai Namco agar Tekken World Tour bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, termasuk di negara-negara yang sebelumnya kurang diperhitungkan. Melihat tingginya jumlah turnamen yang terdaftar, dapat disimpulkan bahwa para penggemar Tekken memang sangat antusias untuk bermain ataupun menonton permainan di level kompetitif.

Rangchu
Rangchu, juara TWT 2018 yang menjagokan Panda | Sumber: Tekken Project

Jumlah turnamen Dojo masih akan terus meningkat, karena para organizer bisa terus mendaftarkan turnamen baru hingga akhir musim. Acara Tekken World Tour Finals sendiri belum mendapat jadwal yang pasti, tapi bila berkaca pada musim lalu kemungkinan acara tersebut akan jatuh di bulan Desember 2019. Dengan begitu banyak turnamen dalam berbagai skala, tahun 2019 ini kelihatannya akan menjadi tahun yang sangat seru bagi dunia esports Tekken 7, dan mungkin saja kesuksesan sistem Dojo ini bisa ditiru oleh fighting game lainnya.

Kita yang tinggal di Indonesia juga berharap akan ada turnamen Dojo yang digelar oleh komunitas lokal. Apalagi mengingat Tekken 7 adalah fighting game terpopuler di negara ini, bahkan sempat tampil di Indonesia Esports Games dan menjadi turnamen sampingan ESL Indonesia Championship. Namun sejauh ini kami belum mendapat informasi tentang organizer yang akan menggelar turnamen Dojo di sini. Semoga saja dalam waktu dekat ada rencana pasti, supaya ekosistem fighting game Indonesia bisa lebih terhubung dengan kancah esports dunia.

Sumber: Bandai Namco, EventHubs

Inilah 4 Jagoan Game Tarung yang Menjuarai Turnamen ESL Fighting Arena

Perhelatan ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations bukan pesta bagi para penggemar cabang-cabang esports besar saja seperti Dota 2 atau Arena of Valor, tapi juga menjadi wadah berkumpul dan berkegiatan bagi komunitas-komunitas game kompetitif lainnya. Salah satunya yang sangat seru adalah ESL Fighting Arena, turnamen fighting game yang diselenggarakan oleh Advance Guard.

Ada empat fighting game yang dipertandingkan dalam turnamen ESL Fighting Arena, yaitu Tekken 7, Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, serta Soulcalibur VI. Total hadiah yang ditawarkan bernilai Rp15.000.000, setengahnya sendiri merupakan hadiah untuk Tekken 7. Maklum, fighting game 3D karya Bandai Namco itu memang dapat dibilang merupakan fighting game terpopuler di Indonesia.

ESL Fighting Arena - Venue
Suasana ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Keempat cabang kompetisi ini banyak diikuti oleh pemain yang sudah cukup terkenal di dunia fighting game Indonesia. Nama-nama seperti R-Tech, Drek, Kontoru, dan AronManurung bermunculan, membuat turnamen kali ini punya level yang tinggi. Khusus untuk cabang Tekken bahkan dihadiri juga oleh pemain-pemain dari luar kota, seperti Semarang dan Surabaya. Selain itu ada juga M45T4Z (alias Mastaz) yang masuk ke tim profesional Bigetron, serta Mishima Boy yang merupakan jawara Tekken 7 di Indonesia Esports Games.

Nama besar ESL tentu juga menambah hype turnamen ini, apalagi kondisi venue yang digunakan pun sangat kondusif untuk berkompetisi. Bram Arman selaku co-founder Advance Guard juga mengaku kagum dengan kualitas produksi turnamen ESL Indonesia Championship.

“Bersyukur udah bisa dikasih kesempatan buat ngisi FGC (fighting game community) di acara dengan brand besar seperti ESL,” kata Bram kepada Hybrid, “Moga-moga ke depannya dari side content bisa dipertimbangkan jadi main content.” Bram sejak lama bermimpi ingin mengusung turnamen fighting game profesional ke panggung besar, tapi untuk mewujudkannya memang tidaklah mudah.

Tekken 7

Meski belum jadi “hidangan utama”, ESL Fighting Arena tetap menyajikan pertandingan-pertandingan seru. Cabang Tekken 7 misalnya, mempertemukan R-Tech dari tim Alter Ego melawan Ayase dari tim DRivals di Grand Final. R-Tech memanjat Losers’ Bracket dengan karakter khasnya, Jack-7. Sementara Ayase bermain sangat agresif dengan Alisa andalannya. Setelah tertinggal 2-0, Ayase sempat mencoba berganti karakter ke Armor King, tapi ia masih belum dapat mendobrak pertahanan R-Tech dan akhirnya terkena bracket reset.

Ayase sempat mencuri satu poin dari R-Tech setelah kembali ke Alisa, akan tetapi R-Tech menunjukkan keahliannya melakukan punish dengan optimal. Ia juga beberapa kali mengonter serangan agresif Ayase dengan Rage Art. R-Tech akhirnya menjadi juara dan berhak membawa pulang hadiah senilai Rp4.500.000. Konon R-Tech sempat berlatih di Korea sebelum mengikuti turnamen ini, jadi kita bisa melihat bahwa usahanya itu tidak sia-sia.

ESL Fighting Arena - Tekken 7 Champions
Juara Tekken 7 ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Ada satu pemain dengan performa menarik di cabang Tekken, yaitu TJ dari DRivals. TJ adalah pemain yang biasanya konsisten masuk 3 besar turnamen dan terkenal ahli menggunakan banyak karakter, terutama Geese Howard. Akan tetapi sepanjang turnamen kali ini ia justru memutuskan untuk menggunakan karakter baru, Negan. Pada akhirnya TJ harus tereliminasi lebih awal.

“Saya sangat respect dengan keputusan TJ yang tetap bertahan menggunakan Negan dan tidak switch ke karakter andalan lainnya seperti Geese. Sangat wajar di suatu turnamen seseorang berambisi untuk menang, namun saya melihat TJ ini ingin berkembang dengan menggunakan Negan. Semoga di kemudian hari TJ dapat beraksi di turnamen dengan performa yang lebih baik,” komentar Bram.

Menurut Bram, secara keseluruhan turnamen Tekken 7 ini terbilang sangat sengit dan kompetitif, karena untuk masuk ke Top 8 benar-benar sulit. Mastaz yang sudah masuk tim profesional saja sempat kewalahan di pool ketika bertemu pemain baru bernama Downfall. Begitu pula banyak nama pemain top lain yang gugur sebelum tembus 8 besar, seperti Cobus, Lee_yo, dan lain-lain.

Peringkat Tekken 7:

  • Juara 1: Alter Ego | R-Tech
  • Juara 2: DRivals | Ayase
  • Juara 3: Mishima Boy
  • Juara 4: CHAOS | Hero
  • Juara 5: CHAOS | SBYRazor
  • Juara 5: DRivals | Kids
  • Juara 7: Bigetron | M45T4Z
  • Juara 7: WIF | Silver

Dragon Ball FighterZ

Sementara itu di cabang Dragon Ball FighterZ, Zet dari Losers’ Bracket bertemu dengan Drek yang dulu memenangkan kompetisi Dragon Radar Tournament di C3 AFA Jakarta. Menariknya, kedua pemain sama-sama mengandalkan Vegito sebagai petarung terdepan. Bedanya Drek menggunakan formasi Saiyan klasik yang terdiri dari SSJ Goku dan SSJ Vegeta, sementara Zet didukung oleh Yamcha dan Videl yang lebih tricky penggunaannya.

Dengan teknik cross-up yang cantik serta rushdown ketat dari tiga karakter Saiyan, Drek mampu membuat Zet kewalahan. Drek juga mampu membaca strategi lawannya ketika Zet bermain terlalu ofensif, dan mementahkan serangan Zet dengan gerakan counter atau jebakan Assist. Drek meraih juara dengan skor 3-0.

ESL Fighting Arena - Dragon Ball FighterZ Champions
Juara Dragon Ball FighterZ ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1: Drek
  • Juara 2: Zet
  • Juara 3: RosettaInGBVS
  • Juara 4: Ankurupls
  • Juara 5: Jems
  • Juara 5: Kontoru
  • Juara 7: Shamwow
  • Juara 7: PsychSenpai

Street Fighter V: Arcade Edition

Grand Master Street Fighter V Indonesia, AronManurung, kembali tampil di Grand Final. Namun berbeda dengan kompetisi Fight Fest 2019 beberapa waktu lalu di mana ia mengandalkan Zeku, kali ini AronManurung justru menjagokan Vega. Ia bertemu dengan Shamwow yang tak kalah kuat. Berbekal karakter Chun-Li, Shamwow dapat membayangi permainan AronManurung dengan ketat.

Baik Vega maupun Chun-Li sama-sama merupakan karakter gesit dengan jarak poke yang jauh, sehingga pertarungan keduanya sangat menguji refleks pemain ketika melakukan footsies. Tapi kemudian di game 4 AronManurung menurunkan tempo permainan dan berganti ke Nash. Sempat terdesak dan nyaris kalah, ia terus bermain ngotot hingga akhirnya menang 3-1 atas Shamwow.

ESL Fighting Arena - Street Fighter V Champions
Juara Street Fighter V ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1: AronManurung
  • Juara 2: Shamwow
  • Juara 3: Kontoru
  • Juara 4: Sweet_Martabak
  • Juara 5: buramu
  • Juara 5: Mampus
  • Juara 7: HandyS
  • Juara 7: Ubebe

Soulcalibur VI

Kompetisi Soulcalibur VI seolah menjadi ajang bagi Fabiozwei untuk menunjukkan peningkatan kemampuannya. Di turnamen Fight Fest 2019 lalu ia hanya berhasil meraih peringkat 3, akan tetapi kali ini ia berhasil lolos hingga Grand Final meski harus berjuang dari Losers’ Bracket. Di sana, yang sudah menunggunya adalah HOKIHEHE alias Wahontoys, runner-up turnamen Fight Fest. Artinya Grand Final kali ini adalah rematch bagi mereka berdua.

Sayangnya rematch tersebut harus berakhir dengan hasil yang sama. Fabiozwei (Siegfried) terutama sering sekali termakan jebakan gerakan sidestep dari Wahontoys (Seong Mi-na), membuatnya gagal menyerang dan justru terlempar oleh serangan launcher. Di salah satu ronde, taktik ini bahkan sempat membuatnya Ring Out. Tertinggal 0-2, Fabozwei berusaha beradaptasi dan menunjukkan perlawanan, tapi akhirnya ia harus tunduk dari Wahontoys dengan skor 1-3.

ESL Fighting Arena - Soulcalibur VI Champions
Juara Soulcalibur VI ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Soulcalibur VI:

  • Juara 1: HOKIHEHE (alias Wahontoys)
  • Juara 2: Fabiozwei
  • Juara 3: Permac
  • Juara 4: MaruMura
  • Juara 5: ASHIAAAP
  • Juara 5: gojeeb
  • Juara 7: Klemot
  • Juara 7: Ryuukikun

Demikian ulasan singkat tentang berjalannya turnamen ESL Fighting Arena, 29 – 31 Maret 2019 lalu. Fighting game di Indonesia belum mainstream seperti genre MOBA atau battle royale, tapi di dalam ekosistem ini ada komunitas yang berdedikasi dan berprestasi. Harapan kita semoga ke depannya lebih banyak lagi muncul pecinta fighting game yang dapat bermain kompetitif dan mengharumkan nama Indonesia.

Adanya sponsor dan organisasi yang mau mendukung karier atlet esports fighting game juga merupakan faktor krusial. Saat ini memang sudah beberapa yang melakukannya di Indonesia, seperti Alter Ego dan Rex Regum Qeon. Tapi tentu kita ingin agar ada lebih banyak lagi. Apalagi penggemar fighting game dikenal setia dan sangat ulet mendukung game yang mereka sukai. Mudah-mudahan saja ESL Fighting Arena bisa menjadi momentum yang membuat fighting game Indonesia berkembang pesat.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard.

Tekken World Tour 2019 Segera Digelar, Dukung Kompetisi di Level Akar Rumput

Sebuah fighting game populer di dunia tentu tidak afdal bila tidak memiliki sirkuit kompetisi berskala global. Seperti halnya Street Fighter V dengan Capcom Pro Tour, atau Dragon Ball FighterZ dengan World Tour Saga, Tekken 7 juga punya sirkuit sendiri dengan nama Tekken World Tour (TWT). Baru-baru ini, Bandai Namco telah mengumumkan jadwal serta sistem kompetisi Tekken World Tour 2019 yang akan dimulai pada bulan April mendatang.

Mirip seperti Capcom Pro Tour, Tekken World Tour adalah wadah bagi para petarung seluruh dunia untuk memperoleh TWT Ranking Point dengan cara mengikuti kompetisi-kompetisi tertentu. Setelah 8 bulan sirkuit berjalan, 19 orang peraih poin tertinggi akan diundang untuk bertanding dalam acara Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand. Satu petarung tambahan akan diambil dari turnamen Last Chance Qualifier, menggenapkan jumlah peserta Tekken World Tour Finals menjadi 20 orang. Seluruh kompetisi ini juga akan ditayangkan secara live lewat Twitch.

Rangchu
Rangchu, juara TWT 2018 yang menjagokan Panda | Sumber: Tekken Project

Ada perbedaan mencolok antara TWT 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bila dulu TWT 2018 hanya memiliki dua kategori turnamen, yaitu Master dan Challenger, TWT 2019 memiliki empat kategori turnamen: Master+, Master, Challenger, dan Dojo. Penciptaan kategori baru ini merupakan usaha Bandai Namco untuk memperluas jangkauan kompetisi Tekken ke lebih banyak penggemar di seluruh dunia.

Apa perbedaan antara kategori-kategori di atas? Berikut ini penjelasannya:

  • Master+: Turnamen TWT kategori tertinggi. Turnamen Master+ hanya ada satu, yaitu Evolution Championship Series (EVO) 2019. Ranking Point diberikan untuk 49 peserta EVO 2019 yang meraih posisi teratas.
  • Master: Pilar utama TWT 2019 yang terdiri dari 13 turnamen besar di seluruh dunia. Ranking Point diberikan untuk 25 peserta teratas.
  • Challenger: Turnamen regional dengan skala yang lebih kecil untuk menjangkau lokasi-lokasi tertentu di dunia. Poin diberikan untuk 13 peserta teratas.
  • Dojo: Kategori terbuka yang boleh diikuti oleh organizer turnamen mana pun asalkan mereka berada di wilayah/negara yang diakui oleh TWT. Jumlah TWT Ranking Point yang diberikan bisa bervariasi tergantung dari jumlah peserta. Turnamen kategori Dojo ini terbagi lagi menjadi empat tingkatan, yaitu Dojo 16+, Dojo 32+, Dojo 64+, dan Dojo 96+.

Setiap organizer boleh mengajukan turnamen Dojo maksimal satu kali dalam sebulan, dan mereka harus menggunakan sistem pendaftaran di situs smash.gg. Petunjuk lengkap untuk menggelar turnamen Dojo dapat Anda baca dalam dokumen berikut.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Perbedaan mencolok berikutnya adalah bahwa kali ini Bandai Namco tidak akan melihat semua perolehan poin sepanjang tahun, melainkan hanya menghitung Ranking Point dari sepuluh performa terbaik. Perolehan poin ini dibatasi lagi berdasarkan kategori turnamennya, yaitu maksimal 3 turnamen Master/Master+, 3 turnamen Challenger, dan 4 turnamen Dojo. Artinya TWT Ranking Point maksimal yang dapat diperoleh sepanjang tahun adalah 2000 poin, dengan rincian:

  • 550 poin dari turnamen Master+
  • 600 poin dari 2x turnamen Master
  • 450 poin dari 3x turnamen Challenger
  • 400 poin dari 4x turnamen Dojo

Perhitungannya memang jadi sedikit lebih rumit dari sekadar menghitung total poin keseluruhan, akan tetapi Bandai Namco berharap sistem ini dapat mendorong para pemain Tekken di seluruh dunia untuk lebih berminat mengikuti Tekken World Tour. Mereka juga ingin mengurangi rasa lelah para pemain profesional akibat harus bepergian ke banyak negara hanya untuk mengumpulkan poin, apalagi bila performa mereka terbukti sudah layak lolos ke TWT Finals.

Tekken World Tour 2019 - Perfect Season
Contoh perolehan poin maksimal TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Adanya kategori Dojo juga memperbesar kemungkinan para pemain bintang Tekken 7 untuk “turun gunung” dan bersentuhan dengan komunitas-komunitas di akar rumput. Pada intinya Bandai Namco sangat menghargai para pemain Tekken di seluruh dunia, dan mereka ingin agar Tekken World Tour selalu mengedepankan kepuasan penggemar.

Komunitas fighting game Indonesia menyambut baik usaha Bandai Namco untuk merangkul penggemar di akar rumput ini. Bram Arman dari Advance Guard berkata, “Saya melihat Bandai Namco dan Twitch sebagai penggagas TWT ini sangat care dengan komunitas, salah satunya adalah dengan Dojo Tournament yang baru ada di TWT kali ini, membuat para organizer di region tersebut dapat mencoba membuat turnamen yang diakui resmi dan menjadi bagian dari sirkuit TWT.

Selain itu TWT Finals yang tahun ini diadakan di Thailand juga saya senang sekali, karena World Tour lain finalnya hampir pasti selalu di negara barat. Namun TWT berbeda. Tahun pertama di barat, tahun kedua di Eropa, dan tahun ketiga di Asia, artinya masing-masing region ini benar benar diperhatikan perkembangannya.”

Event pertama TWT 2019 adalah turnamen bernama The MIXUP. Turnamen ini digelar di kota Lyon, Perancis, pada tanggal 20 – 21 April nanti, dan merupakan turnamen berkategori Master. Untuk jadwal TWT 2019 selengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Tekken World Tour. Siapakah yang akan menjadi “The King of Iron Fist” di tahun 2019 ini?

Sumber: Bandai Namco

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Adu Kemampuan Bertarung Anda dalam ESL Fighting Arena, 29 – 31 Maret 2019

Anda mungkin sudah mendengar tentang kompetisi ESL Indonesia Championship yang saat ini tengah berlangsung. Kompetisi esports tersebut menyediakan arena bertarung bagi para jagoan Dota 2 dan Arena of Valor untuk memperebutkan hadiah senilai total US$100.000 (sekitar Rp1,4 miliar). Puncak dari ESL Indonesia Championship adalah babak final yang akan digelar di JIEXPO Jakarta, bersamaan dengan final acara ESL Clash of Nations, pada tanggal 29 – 31 Maret 2019 nanti.

Gelaran final tersebut kini mendapat tambahan satu kompetisi lagi, yaitu turnamen fighting game yang bernama ESL Fighting Arena. Diselenggarakan oleh Advance Guard, turnamen ini mengusung empat game untuk dipertandingkan, antara lain Street Fighter V: Arcade Edition, Soulcalibur VI, Dragon Ball FighterZ, serta Tekken 7. Total hadiah yang ditawarkan adalah Rp15.000.000, dengan pembagian sebagai berikut:

  • Street Fighter V: Arcade Edition – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Soulcalibur VI – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Dragon Ball FighterZ – Rp2.500.000 untuk 4 pemenang
  • Tekken 7 – Rp7.500.000 untuk 4 pemenang
ESL Fighting Arena - Poster
Sumber: Advance Guard

Sama dengan acara final ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations, ESL Fighting Arena juga akan berlangsung selama tiga hari. Pada hari Jumat, 29 Maret, kompetisi yang digelar adalah hari bermain kasual di mana para pengunjung dapat mencoba empat game yang ditandingkan. Hari Sabtu digunakan untuk kompetisi Street Fighter V: Arcade Edition, Soulcalibur VI, serta Dragon Ball FighterZ. Sementara hari Minggu jadi hari khusus Tekken 7, fighting game yang paling populer di Indonesia sekaligus juga memiliki prize pool terbesar di acara ini.

Untuk mengikuti turnamen ESL Fighting Arena caranya cukup mudah. Anda cukup membeli tiket masuk ke venue ESL Indonesia Championship di JIEXPO nanti, lalu melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir di tautan berikut. Tiket tersebut dijual dengan harga Rp30.000 per hari, namun Anda juga bisa membeli tiket terusan tiga hari seharga Rp80.000. Tersedia juga promo untuk tiket terusan seharga Rp40.000 namun jumlahnya terbatas, jadi jangan sampai kehabisan.

ESL Indonesia Championship - Promo
Sumber: Advance Guard

Pembelian tiket ESL Indonesia Championship dapat dilakukan di outlet-outlet Indomaret seluruh Indonesia, serta situs Elevenia yang merupakan vendor rekanan ESL. Seperti kebanyakan turnamen fighting game yang sudah ada, seluruh perlombaan di ESL Fighting Arena dilakukan dengan platform PS4. Ayo tunjukkan kemampuan bertarung Anda, dan ramaikan ekosistem fighting game Indonesia!

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Kawinkan Capcom Pro Tour dan Neo Geo World Tour, FV x SEA Major 2019 Digelar di Malaysia

Capcom Pro Tour sudah di depan mata! Terhitung mulai bulan Maret ini, serangkaian turnamen di seluruh dunia akan digelar untuk memberikan CPT Point kepada para petarungnya, untuk kemudian menentukan siapa yang berhak maju ke acara puncak Capcom Cup 2019 di bulan Desember. Sirkuit turnamen resmi ini akan berlangsung selama sembilan bulan, dengan total prize pool mencapai lebih dari US$600.000.

Sesuai pengumuman dari Capcom di akhir Januari kemarin, sirkuit Capcom Pro Tour 2019 memiliki empat tingkatan turnamen, yaitu Super Premier Event, Premier Event, Ranking Event, dan Online Ranking Event. Salah satu organizer populer Asia Pasifik, BEast of the East, dalam waktu dekat akan menggelar turnamen berkasta Ranking Event di kota Kuala Lumpur, Malaysia. Turnamen ini bernama FV x SEA Major 2019.

Mengapa namanya demikian? Itu karena turnamen ini merupakan hasil kerja sama antara BEast of the East dengan Flash Vision Esports, organisasi fighting game terbesar di Malaysia. Flash Vision sendiri selama ini sudah memiliki turnamen yang cukup bergengsi dengan nama FV Cup, namun sejak tahun 2018, FV Cup telah terintegrasi sebagai bagian dari kompetisi SEA Major.

FV x SEA Major 2019 - Poster
Sumber: BEast of the East

Berbeda dengan kompetisi-kompetisi genre lain yang biasanya berwujud satu event berdiri sendiri, sudah jadi hal lumrah di dunia fighting game bila ada satu event yang diisi beragam kompetisi sekaligus. Contohnya bisa kita lihat dalam turnamen Fight Fest 2019 yang berlangsung pada bulan Januari lalu. FV x SEA Major 2019 pun isinya bukan hanya Ranking Event Capcom Pro Tour, tapi melingkupi beberapa acara lain.

Berikut ini daftar kompetisi dalam FV x SEA Major 2019, beserta game yang dilombakan:

  • CPT Asia Ranking 2019 (Street Fighter V: Arcade Edition)
  • Neo Geo World Tour 2 (The King of Fighters XIV, The King of Fighters 98, Metal Slug)
  • Console Games (Tekken 7, Dragon Ball FighterZ, Soulcalibur VI, Super Smash Bros. Ultimate, Ultra Street Fighter IV)
  • Mobile Games (Mobile Legends: Bang Bang)

Sama seperti Fight Fest 2019, rupanya FV x SEA Major 2019 juga merupakan salah satu pemberhentian kompetisi Neo Geo World Tour 2. Uniknya lagi rupanya tak hanya fighting game, tapi judul yang dilombakan juga mencakup Metal Slug. Kompetisi final SEA Major 2019 sendiri nantinya akan digelar di Singapura pada tanggal 12 Oktober, dan merupakan turnamen CPT dengan kasta Premier Event.

FV x SEA Major 2019 - MLBB
Ada turnamen MLBB juga di sini | Sumber: BEast of the East

Berhubung FV x SEA Major 2019 merupakan turnamen CPT, sudah bisa ditebak bahwa akan muncul pemain-pemain kawakan yang turut bertanding. Beberapa nama yang sudah dikonfirmasi BEast of the East antara lain meliputi Itabashi Zangief, OilKing, Fujimura, Sako, Tokido, John Takeuchi, Bonchan, dan lain sebagainya. Anda yang mengikuti dunia esports Street Fighter pasti tahu bahwa mereka semua adalah nama-nama besar dengan prestasi tingkat dunia.

FV x SEA Major 2019 akan digelar di gedung Lightbox, Kuala Lumpur, Malaysia. Turnamen ini terselenggara berkat dukungan berbagai pihak, temasuk di antaranya Victrix Pro, GameStart Asia, Capcom Pro Tour, Twitch, dan XSplit. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi situs resmi BEast of the East di tautan berikut.

Sumber: BEast of the East

Turnamen Fight Fest 2019 Telah Selesai, Ini Dia Para Juaranya

Kompetisi Fight Fest 2019 baru saja selesai dipertandingkan di Jakarta beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 26 – 27 Januari 2019. Acara ini merupakan hasil kerja sama banyak pihak, antara lain Advance Guard, Indonesia Esports Games (IEG), Dfox Dojo, MyRepublic Indonesia, Technosolution, serta didukung langsung oleh SNK.

Fight Fest merupakan ajang yang cukup penting, karena bukan hanya acara ini mempertandingkan enam fighting game berbeda, tapi Fight Fest juga mewadahi kompetisi Tekken 7 yang jadi bagian dari acara IEG 2018. Juga termasuk di dalamnya adalah kompetisi The King of Fighters XIV dan The King of Fighters 98 sebagai bagian dari rangkaian acara global yaitu Neo Geo World Tour 2.

Seluruh acara Fight Fest telah selesai, menghasilkan berbagai pertarungan seru, tidak terprediksi, serta diisi dengan kemunculan pemain-pemain baru yang tampil mengejutkan. Berikut ini hasil seluruh turnamennya.

Fight Fest 2019 - Tekken 7 Winners
Tekken 7 memiliki prize pool terbesar dalam ajang Fight Fest 2019 | Sumber: Advance Guard

Tekken 7

Tekken 7 bisa dibilang merupakan salah satu “menu utama” Fight Fest. Setelah babak kualifikasi yang diadakan di MyRepublic Jakarta pada tanggal 26 Januari, para petarung kemudian harus menjalani babak final dalam acara Indonesia Esports Games esok harinya, bertempat di Jakarta Convention Center. Turnamen Tekken 7 kali ini diikuti cukup banyak petarung senior Indonesia, termasuk di antaranya R-Tech dari tim Alter Ego Esports, M45T4Z (mastaz) dari tim Bigetron Esports, serta TJ dari DRivals.

Di luar dugaan, R-Tech yang merupakan langganan juara justru tidak berhasil maju ke babak final di JCC. Ia kalah oleh TJ yang terkenal ahli menggunakan banyak karakter, termasuk Geese Howard dan Lee Chaolan. TJ ditemani oleh Mishima Boy dan M45T4Z di babak final, kemudian akhirnya Mishima Boy berhasil menjadi juara berkat karakter andalannya yaitu Heihachi.

Peringkat Tekken 7:

  • 1st: Mishima Boy
  • 2nd: DRivals | TJ
  • 3rd: Bigetron | M45T4Z
  • 4th: Alter Ego | R-Tech
  • 5th: Chaos | hero
  • 5th: lee_yo
  • 7th: D2Station | USH
  • 7th: WIF | Silver

The King of Fighters XIV

Selain Tekken 7, kompetisi The King of Fighters XIV dan The King of Fighters 98 juga memiliki pertaruhan yang besar. Dua game ini masuk ke dalam Neo Geo World Tour 2, dan pemain yang menjuarai Fight Fest akan dikirim bertanding dalam Neo Geo World Tour 2 Global Finals, melawan petarung-petarung dari berbagai negara seperti Jerman, Singapura, dan sebagainya.

Juara KOF XIV kali ini diraih oleh KentutBerdahak yang terkenal sebagai ahli karakter Goro Daimon. Ia bertarung di Grand Final melawan navets yang memiliki gaya pertarungan cukup bertolak belakang. Bila KentutBerdahak cenderung menggunakan heavy hitter seperti Daimon dan Clark, navets justru mengandalkan karakter-karakter ringan seperti Shun’ei dan Yuri Sakazaki. KentutBerdahak juga memainkan karakter cepat yaitu Nelson, tapi Daimon-lah yang mengantarkannya menuju puncak.

Peringkat The King of Fighters XIV:

  • 1st: KentutBerdahak
  • 2nd: navets
  • 3rd: Zephy
  • 4th: Aming
  • 5th: Sweet_Martabak
  • 5th: YOLO-man
  • 7th: AnggaGilbert
  • 7th: GAMEBOX

The King of Fighters 98

Meski game ini usianya sudah 20 tahun, The King of Fighters 98 tetap jadi salah satu favorit para pecinta seri KOF. Level pertarungan yang terjadi di sini pun tidak kalah tinggi dari KOF XIV yang lebih modern. Apalagi di KOF 98 belum ada teknik-teknik baru seperti Climax Cancel atau Just Defend. Kemampuan fundamental para pemain betul-betul diuji.

KentutBerdahak juga menampilkan performa kuat dengan Daimon andalannya, namun penantangnya di Grand Final bukanlah navets melainkan Aming. Menariknya, baik KentutBerdahak maupun Aming sama-sama pengguna Daimon. Daimon milik Aming juga sempat mengalahkan Daimon milik KentutBerdahak, memaksa lawannya itu untuk berganti karakter ke Ralf. Strategi ini berhasil, Ralf menghancurkan pertahanan Aming sehingga KentutBerdahak meraih double winner di Neo Geo World Tour 2 ini.

Peringkat The King of Fighters 98:

  • 1st: KentutBerdahak
  • 2nd: Aming
  • 3rd: Sweet_Martabak
  • 4th: Stanxz
  • 5th: navets
  • 5th: VrgKof
  • 7th: Andrikebot
  • 7th: fg_meiji

Street Fighter V: Arcade Edition

Street Fighter V: Arcade Edition saat ini tengah mengalami masa segar kembali berkat balance patch baru di Season 4. Menariknya, selain diisi oleh pemain-pemain Street Fighter Indonesia, posisi Top 8 ternyata juga diisi oleh pemain dari luar negeri, yaitu Asher yang berasal dari Singapura. Asher juga menggunakan karakter yang cukup jarang dipilih yaitu Vega (Claw).

Dua orang yang berhasil lolos ke Grand Final adalah AronManurung (Zeku) dan Burung (Birdie). Keduanya dikenal sangat senior di kancah Street Fighter, bahkan AronManurung memegang peringkat Grand Master di Capcom Fighters Network. Pertarungan mereka berdua berjalan sangat seru dan saling kejar-mengejar angka. Namun pada akhirnya AronManurung dapat mengalahkan Burung, termasuk mencetak Perfect di ronde paling terakhir!

Peringkat Street Fighter V: Arcade Edition:

  • 1st: AronManurung
  • 2nd: Burung
  • 3rd: Dion
  • 4th: Asher
  • 5th: Roxas32
  • 5th: Shamwow
  • 7th: Botanpon
  • 7th: Raja DingDong

Soulcalibur VI

Untuk turnamen Soulcalibur VI cukup disayangkan karena tidak ada video replay sebab kurangnya operator di lapangan. Akan tetapi itu tidak mengurangi keseruan game “bacok-bacokan” ini. Bahkan ada dua pemain luar negeri yang ikut berpartisipasi, yaitu Asher dari Singapura dan Grimrst dari Malaysia. Asher dan Grimrst juga tidak saling bertemu di bracket, jadi semua lawan mereka adalah pemain asal Indonesia.

Fabiozwei yang merupakan pemain muda sekaligus pendatang baru di sini tampil dengan peningkatan signifikan. Ia sempat unggul 2-0 atas Wah On (alias Wahontoys) yang jauh lebih senior. Akan tetapi ia termakan trik ring out yang juga digunakan Wah On saat melawan tim HK SCBA beberapa waktu lalu sehingga kalah. Fabiozwei meraih peringkat tiga, dibawah runner-up Wah On dan juara yaitu sinarkimia.

Peringkat Soulcalibur VI:

  • 1st: sinarkimia
  • 2nd: Wah On
  • 3rd: Fabiozwei
  • 4th: Permac
  • 5th: Asher
  • 5th: HotmanFiras
  • 7th: Ampasmon
  • 7th: Kl3mot
Fight Fest 2019 - Soulcalibur VI Winners
Fabiozwei (Fabio), sinarkimia (David), dan Wah On (Andrew), para juara Soulcalibur VI | Sumber: Advance Guard

BlazBlue: Cross Tag Battle

Kompetisi BlazBlue: Cross Tag Battle berjalan seru berkat usaha dari komunitas Dfox Dojo yang turut meramaikan. Tak sia-sia rupanya Asher datang jauh-jauh dari luar negeri, karena di turnamen ini akhirnya ia berhasil menunjukkan permainan yang gemilang. Asher memanfaatkan kombinasi dua karakter yang sama-sama bertipe rushdown, yaitu Ruby Rose dan Carmine.

Di Grand Final, Asher bertemu dengan BattleCatsPlayer yang mengandalkan kombinasi karakter cukup kompleks, yaitu Nu-13 (zoner) dan Waldstein (grappler). Menarik sekali melihat gaya pertarungan berbeda saling berbenturan, apalagi dalam game ini setiap hit confirm bisa berakibat fatal. Keahlian BattleCatsPlayer melakukan command grab sempat memunculkan momen-momen hype, namun Asher dapat menguasai pertandingan dan menutup turnamen ini dengan sebuah Astral Finish!

Peringkat BlazBlue: Cross Tag Battle:

  • 1st: Asher
  • 2nd: BattleCatsPlayer
  • 3rd: Forte
  • 4th: D2Station | USH
  • 5th: DD | FujiwaraLunasa
  • 5th: KDC
  • 7th: Acruis
  • 7th: Kelcroze

Anda dapat menonton replay turnamen BlazBlue: Cross Tag Battle di sini.

Rencana Neo Geo World Tour ke depannya

Demikianlah keseruan yang terjadi di sepanjang turnamen Fight Fest 2019, yang juga merupakan bagian dari Indonesia Esports Games 2018 dan Neo Geo World Tour 2. Setelah ini KentutBerdahak akan maju ke Neo Geo World Tour Global Finals, namun untuk saat ini lokasi pastinya belum ditetapkan. Maurice, salah satu panitia NGWT 2, berkata bahwa kemungkinan lokasinya adalah di kota Shanghai pada bulan Juli 2019, tapi ia belum yakin 100%.

Fight Fest 2019 - KOF 98 Winners
Maurice bersama para juara KOF 98 | Sumber: Advance Guard

“Mereka (komunitas KOF Indonesia) sangat passionate, jadi kami mendapat banyak dukungan dari komunitas lokal dan sangat senang karenanya,” ujarnya dalam wawancara singkat dengan Hybrid, “Saya yakin kami akan kembali lagi di Season 3. (Turnamen) ini adalah pemberhentian Indonesia untuk NGWT Season 2. Season 3 akan mulai kemungkinan bulan Agustus, dan saya yakin kami akan kembali untuk menemukan perwakilan Indonesia di NGWT Season 3.”

NGWT Season 2 hanya menghadirkan The King of Fighters XIV dan The King of Fighters 98, namun Maurice juga berencana mengadakan turnamen Samurai Spirits (Samurai Shodown) setelah game itu sudah terbit nanti. Tantangannya adalah menemukan wilayah dengan komunitas penggemar yang kuat. “Wilayah yang biasanya sulit bagi kami biasanya adalah Amerika Serikat dan Eropa. Saat ini (game buatan SNK) di sana tidak begitu populer, tapi mungkin itu bisa berubah di masa depan,” jelas Maurice.

Wilayah yang banyak memiliki penggemar SNK adalah Tiongkok, Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin. Menurut Maurice, Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah partisipan bagus, begitu juga dengan level permainannya. Tapi apakah gaya permainan pemain Indonesia bisa bersaing melawan pemain-pemain negara lain, itulah yang harus kita buktikan di Neo Geo World Tour Global Finals nanti. Mari kita dukung KentutBerdahak agar dapat mengharumkan nama fighting game Indonesia!

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard

CIMB Niaga Xtra Xpo Hadirkan Kompetisi Tekken, Soulcalibur, dan Pokkén Tournament

Creators Super Fest atau CSF adalah event tempat di mana para pekerja industri kreatif dapat memamerkan serta memperdagangkan berbagai karya mereka. Diadakan secara tahunan sejak 2017, acara yang dimotori oleh AFA ini tidak hanya menampilkan karya-karya lokal, tapi juga kreator dari negara-negara Asia selain Indonesia.

Untuk tahun 2019, Creators Super Fest memiliki acara khusus hasil kerja sama dengan CIMB Niaga. Mengusung judul CIMB Niaga Xtra Xpo, acara ini menampilkan berbagai konten menarik seputar pop culture Jepang mulai dari cosplay, game, dan lain sebagainya. CIMB Niaga Xtra Xpo berlangsung selama dua hari, pada tanggal 16 – 17 Februari 2019 di lokasi ICE BSD Tangerang.

CIMB Niaga Xtra Xpo - Games
Tiga game yang dipertandingkan | Sumber: Creators Super Fest

Untuk para insan penggemar game, terutama fighting game, CIMB Niaga Xtra Xpo memiliki suguhan khusus berupa turnamen. Ada tiga game yang tampil di turnamen ini, yaitu Pokkén Tournament DX, Soulcalibur VI, dan Tekken 7. Komunitas Advance Guard bekerja sama dengan PKMN-id dalam menjalankan turnamen tersebut. Total hadiah yang ditawarkan dalam turnamen CIMB Niaga Xtra Xpo Fight 2019 mencapai Rp10.000.000. Berikut ini rincian turnamennya.

Pokkén Tournament DX

  • Platform: Nintendo Switch
  • Waktu: Sabtu, 16 Februari 2019
  • Prize Pool: Rp2.500.000

Soulcalibur VI

  • Platform: PlayStation 4
  • Waktu: Sabtu, 16 Februari 2019
  • Prize Pool: Rp2.500.000

Tekken 7

  • Platform: PlayStation 4
  • Waktu: Minggu, 17 Februari 2019
  • Prize Pool: Rp5.000.000

Pendaftaran dibukan untuk semua orang dan tidak dipungut biaya, namun jumlah slot yang disediakan terbatas. Saat artikel ini ditulis saja slot pendaftaran untuk Tekken 7 sudah penuh, namun panitia membuka waiting list apabila ada peserta yang berhalangan hadir. Bila Anda berminat ikut, Anda dapat langsung mendaftarkan diri lewat formulir di tautan berikut.

CIMB Niaga Xtra Xpo - Miu
Beberapa cosplayer luar negeri hadir di sini, salah satunya Miu dari Vietnam | Sumber: Creators Super Fest

Komunitas fighting game, terutama di Jakarta, belakangan ini memang sedang gencar-gencarnya mengadakan kompetisi. Beberapa waktu lalu pun kompetisi Fight Fest Jakarta baru saja digelar, yang di dalamnya termasuk kompetisi Indonesia Esports Games (IEG) serta kompetisi internasional Neo Geo World Tour. Para pemain fighting game di Indonesia juga telah menunjukkan level permainan yang tinggi, bahkan bisa bersaing dengan pro player luar negeri.

Dunia fighting game belum menjadi mainstream, akan tetapi para penggemar setianya tak kenal lelah mendorong pertumbuhan scene kompetitif genre ini. Semoga saja dalam beberapa waktu ke depan semakin banyak gamer Indonesia yang berminat terhadap fighting game, terutama secara kompetitif, dan bisa mengukir lebih banyak lagi prestasi di kancah dunia.

Disclaimer: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard

Komunitas Fighting Game Australia Bersatu untuk Menghadapi EVO 2019

Pemain video game kompetitif tentu punya impian untuk menaklukkan kancah turnamen tertinggi dunia, dan di dunia fighting game, itu berarti panggung Evolution Championship Series (EVO). Namun untuk dapat berpartisipasi saja kendalanya cukup besar, sebab EVO hanya digelar di Amerika Serikat. Butuh biaya cukup besar untuk sekadar berangkat ke sana, juga biaya akomodasi selama beberapa hari EVO berlangsung.

Komunitas fighting game di Australia punya ide menarik untuk membantu para talenta potensial berangkat ke EVO. Melalui sebuah sirkuit kompetisi lokal bernama BAM Path to EVO, mereka ingin menyatukan seluruh pemain fighting game Australia dan Selandia Baru (ANZ) dalam sebuah leaderboard nasional yang terpusat. Lewat sistem ini, mereka ingin menemukan talenta-talenta terbaik untuk dikirim sebagai perwakilan negara ke EVO.

Dalam BAM Path to EVO, para pemain fighting game akan bertarung di cabang Street Fighter V, Tekken 7, serta Super Smash Bros. Ultimate. Para pemain terbaik yang muncul kemudian akan maju ke turnamen fighting game nasional bernama Battle Arena Melbourne (BAM). Juara turnamen BAM inilah yang kemudian akan mendapat tiket penerbangan serta akomodasi ke Las Vegas untuk bertanding di EVO 2019.

BAM Path to EVO dicetuskan oleh gabungan tiga komunitas yaitu CouchWarriors, OzHadou, dan Standing Fierce. Tiga komunitas tersebut terletak di kota yang berbeda-beda, namun memiliki passion yang sama untuk memajukan dunia fighting game di wilayah ANZ. Dipimpin oleh CouchWarriors, komunitas-komunitas ini menjalin kerja sama dengan Twitch untuk mengangkat event mereka ke permukaan.

“Menarik sekali melihat bahwa ketika orang-orang bermain secara kompetitif, hal itu dapat mendatangkan perhatian. Sebagai organizer turnamen aneh rasanya berkata bahwa saya terkejut, tapi saya memang terkejut. Kami mendapat jumlah pemirsa yang baik. Kurang lebih berkisar antara 300 – 500 concurrent view, angka yang bagus untuk stream di ANZ,” ujar Daniel Chlebowczyk dari CouchWarriors, dikutip dari Esports Observer.

Pihak Twitch merasa bahwa komunitas fighting game sebetulnya punya ikatan persahabatan yang kuat, tapi mereka terlalu tersebar. Lewis Mitchell, ANZ Partnership Lead di Twitch, berkata, “Setiap kali saya berkumpul dengan komunitas fighting game, mereka selalu merupakan komunitas paling ramah dan terbuka yang pernah saya temui. Inisiatif ini bertujuan membantu mendorong (kegiatan mereka).” Mitchell berharap bahwa dalam waktu dua tahun, komunitas fighting game ANZ sudah bisa bersatu, menjalankan kegiatan sendiri, termasuk mengembangkan model bisnis secara mandiri.

Problem X - EVO 2018
Problem X (Benjamin Simon), juara EVO 2018 setelah mengalahkan Tokido | Sumber: Game Informer

Pertandingan BAM Path to EVO akan berjalan setiap satu minggu sekali. Sebagian pertandingan itu diadakan secara online, tapi ada juga offline event yang dapat memberi poin klasemen. Puncaknya, para pemegang peringkat tertinggi akan bertarung di Battle Arena Melbourne 11 pada tanggal 17 – 19 Mei 2019 nanti.

Sistem BAM Path to EVO cukup mirip dengan Capcom Pro Tour, di mana petarung dari seluruh dunia dapat mengumpulkan poin kualifikasi kemudian maju ke acara puncak yaitu Capcom Cup. Bedanya, Capcom Pro Tour berskala global, sementara BAM Path to EVO skalanya hanya nasional/regional. Twitch dapat membantu mendorong kegitan skala regional seperti ini, dan mungkin saja hal yang sama dapat diterapkan di wilayah lain, misalnya Indonesia.

Sumber: Esports Observer

Katsuhiro Harada Diangkat Menjadi Supervisor Esports di Bandai Namco

Sepanjang 2018, Bandai Namco adalah salah satu penerbit game yang berperan sangat aktif di dunia esports. Mulai dari penampilan debut Dragon Ball FighterZ di EVO, Tekken World Tour yang akhirnya dimenangkan oleh pengguna karakter Panda, hingga Dragon Ball FighterZ World Tour Saga, rasanya selalu ada kejadian menarik dalam tahun tersebut. Kini Bandai Namco menyambut kedatangan tahun baru 2019 dengan strategi baru pula.

Katsuhiro Harada, director serta produser yang menangani seri Tekken dan Summer Lesson, kini mendapatkan jabatan baru, yaitu kepala dan supervisor tim Fighting Game Esports Strategy di Bandai Namco. Dalam surat terbuka yang disampaikannya lewat media sosial, Harada berkata bahwa Bandai Namco akan terus mengembangkan turnamen serta komunitas esports di sekitar tiga seri fighting game andalan mereka, yaitu Dragon Ball FighterZ, Tekken, dan Soul Calibur.

Katsuhiro Harada
Katsuhiro Harada juga tetap menjadi penanggung jawab seri Tekken | Sumber: Katsuhiro Harada

“Kami sudah merencanakan sebanyak mungkin turnamen resmi selama tahun depan (2019), sambil terus mendukung turnamen yang digelar oleh komunitas. Ditambah lagi, kami juga ingin mencari cara untuk membantu aktivitas turnamen serta komunitas di masa depan,” ujar Harada dalam surat terbuka tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa kondisi Bandai Namco di setiap wilayah bisa berbeda, jadi bila komunitas fighting game memiliki pertanyaan atau masalah, sebaiknya langsung menghubungi kantor Bandai Namco terdekat.

Update kondisi Dragon Ball FighterZ

Anda yang mengikuti dunia fighting game kompetitif mungkin sudah tahu bahwa beberapa waktu lalu Dragon Ball FighterZ sempat mengalami masalah. Game ini ditarik dari sejumlah turnamen besar tanpa alasan yang jelas, namun diskusi di komunitas fighting game memunculkan kecurigaan pada masalah lisensi. Salah satu turnamen besar yang batal menampilkan Dragon Ball FighterZ adalah EVO Japan 2019.

Banyak penggemar Dragon Ball FighterZ yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap Toei Animation, selaku pemegang hak cipta atas film animasi Dragon Ball. Akan tetapi Toei Animation telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak tahu-menahu tentang penarikan Dragon Ball FighterZ dari turnamen tersebut.

Bila bukan Toei Animation, siapa “dalang” di balik masalah ini? Sulit untuk menebaknya, karena hak cipta akan franchise Dragon Ball itu sendiri dipegang oleh banyak pihak. Selain Toei Animation, ada Bird Studio, Shueisha, Funimation Productions, serta Bandai Namco sendiri yang turut terlibat. Tapi setidaknya kini kemungkinan penyebabnya sudah semakin menyempit. Mudah-mudahan saja masalah ini cepat terselesaikan.

Kedudukan turnamen dalam hak cipta

Menurut Ultra David (tokoh veteran fighting game yang berprofesi sebagai pengacara), legalitas penggunaan suatu properti intelektual (IP) dalam wujud turnamen sebetulnya masih abu-abu. Tapi pada dasarnya, pemegang hak cipta memang berhak mengatur siapa saja yang boleh menampilkan IP mereka di depan publik. Bila dianalogikan dengan olahraga, hak cipta atas olahraga sepak bola memang tidak ada, tapi tetap ada hak cipta atas penyiaran olahraga tersebut, misalnya di stasiun televisi.

Ultra David & James Chen
Ultra David dan James Chen di Capcom Cup 2018 | Sumber: Ultra David

Selama ini legalitas turnamen tidak pernah menjadi masalah karena turnamen itu sendiri skalanya masih kecil. Andai dipermasalahkan pun, biaya yang dikeluarkan untuk mengurusnya di meja hijau akan terlalu besar. Tapi zaman sekarang berbeda. Esports telah menjadi industri bernilai jutaan dolar, dan masalah hak cipta mulai terasa penting untuk diperhatikan.

Ultra David sendiri tidak bisa memastikan siapa yang menyebabkan masalah di sekitar Dragon Ball FighterZ. Tapi hukum atas hak cipta ini sudah sangat jelas. Karena itu ia menyarankan, bila komunitas esports ingin mempertahankan pengadaan turnamen tak resmi, sebaiknya mereka melakukannya lewat bada legislatif, bukan lewat pengadilan. Bila komunitas bisa meyakinkan badan legislatif untuk menciptakan undang-undang mengayomi turnamen esports, itu akan jauh lebih baik daripada “berkelahi” melawan pemegang hak cipta.

Sumber: EventHubs, Katsuhiro HaradaDPG at Law, Toei Animation