Tim Esports Veteran Ninjas in Pyjamas Jadi Partner Baru Newzoo

Organisasi-organisasi esports ternama dunia tampaknya semakin menyadari betapa pentingnya peran analitik di industri tersebut. Menyusul kerja sama yang telah diumumkan beberapa waktu lalu antara Newzoo dengan Team Liquid dan DetonatioN Gaming, kini satu lagi tim esports veteran telah menjalin ikatan strategis dengan Newzoo. Mereka adalah Ninjas in Pyjamas, tim asal Swedia yang telah berdiri sejak tahun 2000 lalu.

Sama seperti dua tim sebelumnya, Ninjas in Pyjamas (NiP) akan memanfaatkan data dari Newzoo seputar pasar game dan esports sebagai dasar untuk mengambil keputusan di masa depan. Sebagai gantinya, NiP akan memberikan data tambahan pada Newzoo untuk memperkuat analisis dan prediksi pasar mereka.

Casey Al-kaisy, Chief Marketing Officer dari Ninjas in Pyjamas, berkata, “Newzoo telah menunjukkan kepemimpinan serta kemauan untuk menghadapin industri ini secara serius dan itulah mengapa kerja sama ini terasa sangat menarik bagi kami di Ninjas in Pyjamas. Menyediakan tools yang dibutuhkan oleh staf dan manajemen kami untuk meraih sukses selalu jadi prioritas dalam organisasi kami dan dengan bantuan Newzoo, kami bisa mengembangkan hal itu lebih jauh lagi.

Kombinasi antara peralatan yang dimiliki Newzoo dengan pengalaman yang dimiliki NiP akan menjadi kunci untuk memahami arah perkembangan pasar esports di masa depan, dan bagaimana NiP sebagai sebuah brand dapat terus menciptakan pengalaman berkesan bagi para penggemar di seluruh dunia. Kami tak sabar melihat apa yang bisa diraih oleh dua perusahaan ini bersama-sama.”

Ninjas in Pyjamas
Sumber: Ninjas in Pyjamas

Sementara itu, Peter Warman, CEO dan Co-Founder Newzoo, menambahkan, “Ninjas in Pyjamas telah menguasai esports selama hampir 20 tahun. NiP adalah sebuah ikon di dunia (esports) dan layak mendapat tempat spesial di jajaran partner kami. Secara personal, fakta bahwa Ninjas in Pyjamas adalah tim favorit anak saya telah membuat saya terlihat baik di rumah!”

Ninjas in Pyjamas telah lama menjadi salah satu kompetitor kuat di berbagai cabang esports. Mereka sudah berkompetisi di bidang Counter-Strike sejak tahun 2000, dan mulai masuk ke dunia Counter-Strike: Global Offensive pada tahun 2012. Beberapa pencapaian mereka mencakup juara 1 Intel Extreme Masters XII – Oakland di tahun 2017, juara 1 DreamHack Open Valencia 2017, juara 1 ESL Pro League Season 3 – Europe, dan banyak lagi.

Selain Counter-Strike: Global Offensive, Ninjas in Pyjamas juga terkenal sebagai kompetitor di sejumlah judul lain, termasuk Dota 2 dan Rainbow Six: Siege. Baru-baru ini tim Dota 2 NiP telah menjadi juara untuk kompetisi StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 2, juga OGA Dota PIT Minor 2019. Dengan masuknya Ninjas in Pyjamas serta nama-nama besar lainnya ke deretan partner Newzoo, tampaknya ini akan mendorong tren baru perihal peluang perusahaan analitik di industri esports.

Sumber: Newzoo

Aksi Eksplosif Hadir dalam Rainbow Six: Siege Lewat Operation Ember Rise

Update yang ditunggu-tunggu para penggemar Rainbow Six: Siege akhirnya tiba! Konten Year 4 Season 3 yang mengusung nama Operation Ember Rise akan hadir di bulan September 2019 nanti, dan bersamanya ada segudang perombakan yang mungkin akan memunculkan banyak perdebatan. Tapi di sisi lain, Ubisoft juga menghadirkan elemen-elemen gameplay yang baru dan segar. Dijamin akan membuat pengalaman bermain Anda terasa berbeda dari musim sebelumnya.

Seperti yang sudah-sudah, kali ini kita akan membahas apa saja konten di dalam Operator Ember Rise. Ditemani dengan analisis oleh Bobby Rachmadi Putra dari Rainbow Six Indonesia Community (R6 IDN), artikel ini bisa jadi referensi Anda untuk mempersiapkan diri sebelum Operation Ember Rise diluncurkan. Tak usah basa-basi lagi, langsung saja kita bedah update terbaru ini.

Operator: Amaru (Attacker)

Rainbow Six Siege - Amaru
Sumber: Ubisoft

Operation Ember Rise menghadirkan dua karakter alias Operator baru dari dua negara asal berbeda. Pertama adalah Azucena Rocío Quispe, prajurit berkebangsaan Peru yang memegang peran sebagai Attacker.

Operator dengan nama panggilan “Amaru” ini punya karakteristik yang cukup seimbang. Stat Speed dan Armor miliknya sama-sama berada di angka 2, dengan pilihan primary weapon berupa light machine gun G8A1 atau pump action shotgun Supernova. Untuk secondary weapon, tersedia pump action shotgun ITA2S dan machine pistol SMG-11, memastikan Anda selalu siap bermain agresif setiap saat.

Gadget unik milik Amaru adalah Garra Hook, yaitu grappling hook yang memungkinkannya memanjat dinding, jendela, hatch, atau skylight dengan sangat cepat. Kedatangan Amaru akan membuat permainan vertikal dalam Rainbow Six: Siege semakin panas!

Menanggapi perilisan Amaru, Bobby berkomentar, “Amaru ini bakalan ngebikin meta baru untuk breaching objective sih. Cuman karena suara gadget-nya agak berisik, kemungkinan bisa ke-counter. Metanya bener-bener jadi luas banget dengan adanya Operator yang fleksibel seperti Amaru ini.”

Operator: Goyo (Defender)

Rainbow Six Siege - Goyo
Sumber: Ubisoft

Operator kedua yang akan hadir di Y4S3 adalah César Ruiz Hernández, alias “Goyo”, yang berasal dari Meksiko. Sebetulnya penamaan update oleh Ubisoft ini cukup menarik. Bila kata “Rise” diwakili oleh Amaru yang ahli memanjat, kata “Ember” menggambarkan gaya permainan Goyo yang akan membuat medan tempur semakin membara.

Gadget unik Goyo adalah Volcán Shield, tameng deployable yang berbeda dari tameng biasa. Apa bedanya? Tameng ini dilengkapi dengan jebakan berupa bom api yang akan membakar area sekitarnya bila terkena tembakan. Bila ada musuh yang berada di dekat Volcán Shield atau sedang berusaha memanjatnya, itulah saat yang tepat bagi Goyo atau teman setimnya untuk mengaktifkan jebakan.

Goyo dibekali primary weapon berupa submachine gun Vector .45 ACP dan semi-automatic shotgun TCSG12. Secondary weapon miliknya hanya ada satu, yaitu pistol P229. Dengan 2 poin di stat Speed dan Armor, Goyo akan menjadi Defender yang banyak bergerak serta banyak terlibat baku tembak dengan tim lawan.

“Kalau Operator ini sih udah pasti ngebikin meta baru Defender ya! Sama aja kayak Mira Operator Goyo ini. Kenapa? Karena Goyo ini bakalan hold kuat defend objective dengan men-delay waktu breaching Attacker ke dalam side. Buang-buang waktu gitu lo sama nge-block akses utama dari Attacker untuk masuk ke side,” papar Bobby, “Dua Operator ini kalau sudah bisa digunakan dalam competitive R6S scene bakalan game changing banget dari segala arah strategi yang sudah ada pastinya.”

Battle Pass, Yes or No?

Mungkin aspek paling kontroversial dari Y4S3 adalah munculnya Battle Pass. Rainbow Six: Siege sudah mengandung transaksi mikro dan Year Pass, mengapa harus ada Battle Pass lagi? Pihak Ubisoft berkata bahwa tujuan dari diadakannya Battle Pass adalah memberikan imbalan bagi penggemar yang rajin memainkan Rainbow Six: Siege.

Operation Ember Rise menghadirkan Battle Pass Phase 1, atau disebut juga sebagai Mini Battle Pass. Battle Pass ini sepenuhnya gratis, hanya berlaku selama 7 hari, dan hanya memiliki 7 tier/level. Setiap tier tentunya menawarkan imbalan berbeda-beda, dengan imbalan tier 7 berupa charm spesial Harry Pandey.

Sementara di Year 4 Season 4 nanti, Ubisoft akan menghadirkan Battle Pass “sungguhan” atau yang disebut sebagai Battle Pass Phase 2. Mirip sistem di beberapa game lain, misalnya Mobile Legends: Bang Bang dan Apex Legends, pemain akan mendapatkan berbagai imbalan secara gratis. Akan tetapi untuk mereka yang berminat, tersedia opsi Premium Battle Pass dengan imbalan yang lebih banyak.

Apakah adanya Battle Pass merupakan hal baik atau malah buruk? Bobby berpendapat, “Nah soal Battle Pass nih, kalau dari opini saya sih Battle Pass ini bagus untuk nambah aktivitas kita di dalam game. Tapi karena kata ‘Battle Pass’ ini sudah rusak, dalam artian sudah banyak game yang merusak nama dari fitur ini, jadinya banyak orang yang berkesan Battle Pass ini akan sama dengan Battle Pass yang sudah ada di game lain, selain R6S.”

Lanjutnya lagi, “Kalau dari sisi Ubisoft, Ubi sangat ingin sekali men-deliver konten baru mereka berupa komik cerita lore dari Operator-Operator baru, yang sejak awal tahun ini dan ke depannya para Operator akan dipimpin oleh ‘The New Six’ yaitu Harry Pandey. Dengan Battle Pass ini Ubisoft ingin memberi konten eksklusif untuk yang membeli Battle Pass premium, tanpa adanya paksaan harus membeli Battle Pass itu sendiri. Tapi ya mau gimana lagi, karena nama Battle Pass sendiri sudah jelek dari segala arah makanya banyak orang yang ranting soal Battle Pass ini.”

Playlist Baru: Unranked

Fitur baru lainnya yang hadir di Operation Ember Rise adalah playlist bernama Unranked. Apa bedanya dengan Casual? Bedanya, Unranked menerapkan semua map dan kondisi yang ada di mode Ranked, termasuk fase Pick & Ban. Akan tetapi bermain di Unranked tidak akan mempengaruhi nilai MMR.

Playlist ini cocok untuk orang-orang yang ingin membiasakan diri dengan cara kerja mode Ranked, atau suka bermain lebih kompetitif namun sedang ingin santai tanpa takut kehilangan MMR. Meski tidak mempengaruhi MMR, perlu diingat bahwa peraturan di Unranked sama dengan Ranked. Jadi perilaku buruk dan sanksi yang Anda dapat di Unranked juga akan diterapkan di Ranked.

Selain playlist baru, rotasi playlist dalam Rainbow Six: Siege pun mengalami perubahan yang cukup drastis. Jumlah map di Casual dikurangi dari 20 menjadi 14 map. Sementara jumlah map di Ranked/Unranked dikurangi dari 14 menjadi 12 map. Khusus untuk Casual, setiap bulannya akan ada 3 map yang dirotasi.

Rainbow Six Siege - New Ranked Playlist
Playlist Ranked kini memiliki 12 map | Sumber: Ubisoft

Tujuannya dikuranginya jumlah map ini adalah agar pemain bisa lebih mudah mengenali dan menghafal map yang mereka mainkan. Ubisoft juga menerapkan beberapa perubahan lain, seperti night mode yang kini hanya bisa muncul di Custom Game, perombakan map Kanal, serta penarikan map Theme Park karena akan dirombak di Season 4.

Champion Rank, Tempat Unjuk Gigi

Selama ini peringkat Ranked tertinggi di Rainbow Six: Siege adalah Diamond, akan tetapi hal itu segera berubah. Ubisoft menyediakan peringkat baru, yaitu Champion, yang dianugerahkan pada para pemain setelah mereka berhasil mencapai 5000 MMR.

Menariknya lagi, 9999 pemegang titel Champion dengan nilai MMR tertinggi akan memperoleh penanda khusus yang menunjukkan peringkatnya. Memiliki profil dengan peringkat #1 Champion, selain punya gengsi tinggi, pastinya juga akan menebarkan rasa takut kepada lawan-lawan Anda.

Perombakan Antarmuka

Dengan semakin banyaknya jumlah Operator di Rainbow Six: Siege, Ubisoft perlu memfasilitasi tampilan agar lebih efisien. Kini setiap Operator tampil di layar dengan potret wajah masing-masing, dilengkapi ikon yang menunjukkan gadget unik miliknya. Ubisoft juga menerapkan navigasi tombol baru sehingga kita dapat berpindah halaman dengan lebih cepat.

Rainbow Six Siege - New Operator Menu
Sumber: Ubisoft

Satu halaman menu baru diciptakan, yang bernama “Previous Year’s Operators”. Dengan menu ini, pemain bisa langsung melihat para Operator yang ada di bundel-bundel Year Pass yang telah lalu, dan memiliki pilihan untuk membeli bundel tersebut. Tampilan Shop juga mengalami perubahan, di mana kini kita bisa melihat preview animasi sebuah skin Elite sebelum membelinya.

Skin Baru: Mira Elite Set

Elite Set baru yang muncul di Y4S3 ini adalah Elite Set untuk Mira, dengan nama seragam “Inspiración”. Diceritakan bahwa seragam ini adalah seragam yang digunakan oleh nenek Mira dulu, dan tampaknya Ubisoft mengambil inspirasi dari seragam tentara Spanyol saat era perang sipil di tahun 1930an.

Mira Elite Set terdiri dari seragam Inspiración, animasi kemenangan, skin untuk gadget Black Mirror, skin untuk senjata Vector .45 ACP, ITA12L, USP40, dan ITA12S, serta Elite Mira Chibi Charm.

Operation Ember Rise juga menghadirkan beberapa weapon skin musiman baru yang terinspirasi dari budaya Amerika Selatan (suku Aztec dan suku Inca). Skin musiman ini dapat dibeli sepanjang Year 4 Season 3, dan dapat diterapkan pada semua senjata.

Operator Balance, dan Perubahan Lainnya

Operator-Operator lama di Rainbow Six: Siege turut mendapat perubahan bersama hadirnya Operation Ember Rise. Selain hal-hal mendetail seperti perubahan damage atau ukuran magasin karakter tertentu, perubahan paling mencolok adalah pergantian gadget. Tidak main-main, ada 11 Operator yang mendapat pergantian gadget musim ini, yaitu:

  • Smoke: Impact Grenade diganti dengan Deployable Shield
  • Rook: Deployable Shield diganti dengan Barbed Wire
  • Jager: Deployable Shield diganti dengan Bulletproof Camera
  • Frost: Barbed Wire diganti dengan Deployable Shield
  • Mira: Deployable Shield diganti dengan Barbed Wire
  • Lesion: Deployable Shield diganti dengan Bulletproof Camera
  • Maestro: Deployable Shield diganti dengan Impact Grenade
  • Warden: Impact Grenade diganti dengan Deployable Shield
  • Dokkaebi: Stun Grenade diganti dengan Frag Grenade
  • Glaz: Claymore diganti dengan Frag Grenade
  • Nokk: Stun Grenade diganti dengan Claymore

Melihat perubahan-perubahan di atas, tampaknya akan banyak Operator yang mengalami pergeseran gaya bermain. Sebagian bisa bermain lebih agresif, sementara sebagian lainnya akan lebih kuat bermain defensif. Apakah ada Operator andalan Anda yang terkena pergantian gadget ini? Dan bila Ada, seberapa jauhkah hal itu mempengaruhi gameplay?

Masih ada berbagai perubahan lainnya yang akan hadir di Operator Ember Rise. Bisa dibilang, kehadiran Year 4 Season 3 ini benar-benar membuat Rainbow Six: Siege berevolusi ke sebuah era baru. Untuk catatan perubahan lengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Rainbow Six: Siege lewat tautan berikut. Jangan lupa pantau terus Hybrid dan R6 IDN untuk berita terbaru seputar Rainbow Six: Siege.

Sumber: Ubisoft

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari R6 IDN (Rainbow Six: Siege Indonesia Community)

Rainbow Six DreamHack Montreal, Jalan Pintas Menuju Six Invitational 2020

Six Invitational adalah salah satu dari beberapa jenis turnamen besar yang diselenggarakan oleh Ubisoft untuk cabang esports Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege. Menggunakan format turnamen tertutup, ajang tersebut punya gengsi yang sangat tinggi sebab semua tim yang bertanding adalah tim undangan. Tampil di Six Invitational adalah pembuktian bahwa suatu tim layak menyandang predikat salah satu tim terbaik di kancah Rainbow Six: Siege, selain kesempatan memenangkan sejumlah uang hadiah tentunya.

Ada beragam jalur yang saat ini bisa ditempuh oleh tim esports Rainbow Six: Siege agar mendapat tiket maju ke Six Invitational 2020. Misalnya dengan menjadi finalis di Pro League Season 10, atau menjuarai Six Major Raleigh. Salah satu di antaranya, yang akan digelar dalam waktu dekat, adalah event Rainbow Six DreamHack Montreal.

Rainbow Six DreamHack Montreal mendatangkan 16 tim esports dari berbagai belahan dunia untuk berkumpul dalam ajang festival game DreamHack di Montreal, Kanada. Mereka akan bertanding untuk memperebutkan dua hadiah: uang senilai US$75.000 (sekitar Rp1,07 miliar) dan undangan langsung ke Six Invitational 2020 pada bulan Februari mendatang. Acara ini akan digelar pada hari Jumat – Minggu, tanggal 6 – 8 September 2019.

Rainbow Six DreamHack Montreal - Invited Teams
Sumber: DreamHack

Dari 16 tim yang dimaksud, 12 di antaranya adalah tim undangan yang berasal dari Pro League maupun Challenger League. Mereka terdiri dari tim-tim sebagai berikut:

Sementara 4 sisanya akan diambil dari kualifikasi berupa turnamen BYOC (Bring Your Own Computer). Yang dimaksud turnamen BYOC adalah turnamen terbuka langsung on the spot, di mana siapa saja boleh turut serta asalkan membawa komputer dan perlengkapan sendiri. Ubisoft akan memilih 4 tim terbaik dari BYOC untuk masuk ke fase grup turnamen DreamHack Montreal bersama dengan tim-tim undangan di atas. Kemudian 8 tim teratas akan lolos dari fase grup untuk maju ke babak playoff. Adanya kualifikasi terbuka ini tidak menutup kemungkinan slot Six Invitational bisa jatuh ke tim underdog yang mengejutkan.

Rainbow Six DreamHack Montreal - Art
Sumber: Ubisoft

Ada beberapa ketentuan khusus terkait hak untuk maju ke Six Invitational. Contohnya, bila juara DreamHack Montreal sudah mendapat tiket Six Invitational dari jalur lain, maka slot kualifikasi akan diberikan pada peraih peringkat di bawahnya (juara 2, juara 3, dst). Ubisoft juga mewajibkan tim untuk memiliki roster tetap, setidaknya 3 dari 5 anggota roster tidak boleh diganti. Apabila terjadi perubahan roster melebihi itu sebelum Six Invitational 2020, maka slot mereka akan diberikan ke tim lain. Untuk informasi lebih lengkapnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi DreamHack atau situs resmi Rainbow Six: Siege.

Saat ini pendaftaran untuk turnamen BYOC telah dibuka, dan Ubisoft menyediakan channel Discord khusus untuk informasi seputar BYOC tersebut. Nantinya pertandingan-pertandingan DreamHack Montreal (termasuk BYOC) akan ditayangkan secara live di channel Twitch Rainbow Six: Siege. Melihat banyaknya nama tim besar yang turut berpartisipasi dalam acara ini, sepertinya Rainbow Six DreamHack Montreal akan jadi turnamen yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar.

Sumber: DreamHack, Ubisoft

Peta Kekuatan Tim Rainbow Six: Siege Pro League Season 10 Menurut NAVI

Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege terus menunjukkan perkembangannya sebagai ekosistem esports yang solid. Memasuki usianya yang keempat, organisasi esports yang berminat untuk berpartisipasi di dalamnya semakin bertambah saja. Salah satunya yaitu Natus Vincere, alias NAVI yang beberapa waktu lalu terjun ke dunia Rainbow Six: Siege setelah mengakuisisi roster Mock-it Esports.

Sayangnya, roster awal NAVI.R6 ini tampil kurang memuaskan di laga Pro League Season 9: Europe dan jatuh ke divisi Challenger. NAVI kemudian membubarkan tim tersebut, dan membentuk tim Rainbow Six: Siege baru dengan cara mengakuisisi roster MnM Gaming. NAVI.R6 kini terdiri dari lima orang yang mayoritas berasal dari negara Inggris. Mereka adalah:

  • Kendrew (Luke Kendrew)
  • neLo (Leon Pesic)
  • CTZN (Ben McMillan)
  • Doki (Jack Robertson)
  • Saves (Szymon Kamieniak)

Sebelum menjadi bagian dari NAVI, tim ini telah menunjukkan performa kuat di Challenger League Season 9 dan berhak untuk maju ke Pro League Season 10. Liga tersebut sendiri telah berjalan terhitung mulai tanggal 17 Juni lalu. Bagaimana pencapaian tim NAVI.R6 sejauh ini, dan seperti apa pandangan mereka terhadap masa depan esports Rainbow Six: Siege, tertuang dalam video wawancara singkat yang baru saja diunggah NAVI.R6 di channel YouTube resmi mereka.

NAVI.R6 - Champion
Roster baru NAVI.R6 sudah berprestasi dengan memenangkan ESL Premiership Summer 2019 Finals | Sumber: NAVI

“Saya telah bermain game ini sejak tahun 2016 – 2017, dan masuk ke Pro League adalah sesuatu yang Anda inginkan. Saya sudah berada di Challenger League selama lima season, jadi berhasil mencapai Pro League adalah hal besar,” ujar Kendrew yang merupakan kapten NAVI.R6. Doki juga berpendapat serupa. Menurutnya, keberhasilan masuk ke Pro League adalah highlight kariernya sejauh ini.

Doki berpendapat bahwa tim yang paling berbahaya di Pro League adalah Looking for Org dan Team Empire, karena mereka memiliki gaya permainan yang sangat adaptif. Sementara menurut Kendrew, Vitality-lah yang patut ditakuti. “Gaya main mereka super progresif, super lambat, dan mereka akan menguasai seluruh ronde. Gaya ini sangat berbeda (dari kami), bahkan berkebalikan. Jadi rasanya sangat canggung untuk dilawan,” ujar Kendrew.

Masalah adaptasi ini juga merupakan hal yang dirasa oleh kedua pemain masih kurang di tim NAVI.R6. Mereka sempat merasakan beberapa pertandingan yang sangat ketat, yang walaupun pada akhirnya mereka menang, sebetulnya bisa berjalan lebih baik bila mereka mampu memahami strategi musuh dengan lebih cepat. Dalam salah satu pertandingan melawan Looking for Org, Kendrew mengaku timnya banyak melakukan kesalahan. Tapi mereka terus berusaha memperbaikinya. Komunikasi dan rasa panik juga jadi isu penting yang ingin mereka atasi.

NAVI.R6 - Kendrew
Luke Kendrew, kapten NAVI.R6 | Sumber: NAVI

Kendrew maupun Doki sama-sama merasa bahwa Empire adalah tim yang sangat kuat, bahkan di musim ini mereka tampil sangat mendominasi dan belum pernah kalah. Lagi pula Empire memang sudah senior dan punya jam terbang di dunia Rainbow Six: Siege cukup lama. Mereka sangat kuat, tapi mungkin akan menemukan perlawanan dari tim yang bisa bermain adaptif seperti G2 Esports. Malah bisa jadi hanya G2 yang mampu mengalahkan Empire.

Sementara mengenai esports Rainbow Six: Siege secara keseluruhan, kedua pemain merasa bahwa sekarang adalah momen di mana game ini membludak dalam popularitas. “Ya, saya rasa scene Rainbow Six: Siege baru saja mulai meledak dan tumbuh. Benar-benar baru saja, kurang lebih dalam enam bulan terakhir. Dan saya rasa (ekosistem ini) masih punya perjalanan panjang untuk menjadi salah satu esports terbesar di dunia,” kata Doki. Kendrew menambahkan, “Saya harap demikian. Saya rasa Ubisoft bisa mengambil beberapa langkah berbeda untuk melakukannya, tapi saya rasa mereka belajar dari kesalahan. Saya rasa mereka bisa mewujudkannya.”

Terhitung akhir Juli 2019 (pertengahan musim), NAVI.R6 sedang menduduki peringkat 4 klasemen di Pro League Season 10: Europe, dengan catatan 4 kali menang dan 3 kali kalah. Apakah NAVI.R6 bisa membuktikan kemampuan mereka di Rainbow Six: Siege Pro League Season 10, ataukah justru akan tumbang melawan tim-tim lain yang lebih senior? Kita pantau saja terus perjalanan mereka.

Sumber: NAVI Rainbow Six Siege

Pertama Kalinya, Ubisoft Gelar Rainbow Six Pro League Finals di Negara Asia

Rainbow Six Pro League Finals merupakan salah satu ajang rutin yang selalu ditunggu-tunggu para penggemar esports Rainbow Six: Siege. Setelah musim kompetisi yang berlangsung kurang lebih empat bulan lamanya, dengan liga-liga yang tersebar di berbagai wilayah dunia, tim-tim Rainbow Six: Siege terbaik akhirnya bertemu dalam format turnamen eliminasi untuk mencari siapa yang terkuat.

Pro League Season 9 Finals baru saja berakhir pada tanggal 19 Mei lalu, menghasilkan Team Empire sebagai juara setelah mereka membungkam tim Evil Geniuses. Team Empire berhak membawa pulang hadiah senilai US$75.000, atau sekitar Rp1 miliar, dan mendapat slot untuk bertanding di ajang Six Invitationals 2020 mendatang.

Selepas Rainbow Six Pro League Season 9, tidak ada waktu untuk berleha-leha karena Ubisoft langsung menyambungnya dengan kompetisi Rainbow Six Pro League Season 10. Uniknya adalah untuk pertama kalinya, tahap Rainbow Six Pro League Finals kali ini akan digelar di wilayah Asia Pasifik (APAC), tepatnya negara Jepang.

Ajang yang rencananya berlangsung pada tanggal 9 – 10 November 2019 itu akan mengambil tempat di sebuah lokasi baru, yaitu Aichi Sky Expo, kota Tokoname, Jepang. Menurut Ubisoft, Pro League Season 8 APAC Finals kurang memuaskan karena hanya bisa memfasilitasi sedikit penggemar untuk menonton acaranya secara langsung. Kini dengan penggunaan Aichi Sky Expo mereka berharap Rainbow Six Pro League Season 10 Finals dapat menarik lebih banyak massa. Apalagi komunitas Rainbow Six di Jepang dikenal punya komitmen tinggi. Pastinya event ini akan menjadi sebuah event yang tak terlupakan.

Rainbow Six Pro League - Team Empire
Team Empire, juara Pro League Season 9 Finals di Milan | Sumber: Rainbow Six Esports

Seperti musim sebelumnya, Rainbow Six Pro League Season 10 Finals mengumpulkan delapan tim dari empat wilayah kompetisi yaitu Asia Pasifik (APAC), Eropa, Amerika Latin (LATAM), dan Amerika Utara. Selain kompetisi Pro League, Ubisoft juga menyediakan beberapa jalur kompetisi lain, misalnya Six Major yang tahun ini akan digelar di Raleigh, North Carolina, Amerika Serikat. Turnamen tersebut akan diikuti oleh 16 tim. Ada juga Six Invitational yang sangat bergengsi, yang mengundang tim-tim terkuat dari seluruh ajang kompetisi Rainbow Six: Siege setahun ke belakang dan menawarkan hadiah menggiurkan. Ini masih ditambah dengan kompetisi-kompetisi lain dengan skala yang lebih kecil.

Uniknya adalah seluruh kompetisi ini saling terpaut satu sama lain. Kompetisi yang terus berjalan juga berarti semakin besar kemungkinan tim untuk memenangkan uang hadiah, sementara tim-tim pendatang baru dapat bertarung di liga divisi bawah untuk memperebutkan posisi sebagai peserta Pro League. Sistem kompetisi yang menyerupai olahraga konvensional ini merupakan salah satu langkah Ubisoft untuk memastikan komunitas pemain di level akar rumput tetap terjaga, serta menciptakan ekosistem esports Rainbow Six: Siege yang tak pernah sepi dari aksi serta berkelanjutan untuk jangka panjang.

Sumber: Ubisoft

Bagaimana Ubisoft Membesarkan Rainbow Six: Siege dari Game Tak Laku Menjadi Esports

Dewasa ini bila kita mendengar nama Rainbow Six, biasanya judul game yang dimaksud adalah Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege. Tapi mereka yang mengikuti perkembangan dunia game sejak lama tahu, bahwa dulu sebenarnya franchise Rainbow Six punya karakteristik yang jauh berbeda dari Rainbow Six: Siege.

Rainbow Six dulu dikenal sebagai franchise yang berasal dari novel karangan Tom Clancy berjudul sama, yang menceritakan tentang unit anti terorisme internasional dengan nama tim “Rainbow”. Karena diangkat dari novel, seri game Rainbow Six pun umumnya punya fokus yang besar di porsi permainan single player, lengkap dengan cerita yang unik di setiap entrinya. Ketika Rainbow Six: Siege diluncurkan tahun 2015, banyak penggemar kaget karena unsur naratif ternyata dihilangkan.

Gameplay inti Rainbow Six: Siege memang mendapat banyak pujian, namun kurangnya konten single player serta model bisnis game as a service (GaaS) membuat Rainbow Six: Siege kurang diminati di pasaran. Tapi Ubisoft tidak menyerah. Mereka terus mendukung game ini, dan perlahan tapi pasti, Rainbow Six: Siege tumbuh menjadi salah satu esports paling populer dunia.

Mengapa Ubisoft tidak putus asa ketika Rainbow Six: Siege kurang laku, dan bagaimana strategi mereka membesarkan Rainbow Six: Siege dari game yang tidak laku menjadi esports besar? Polygon baru-baru ini mengadakan wawancara dengan Che Chou, Senior Director of Esports di Ubisoft, tentang rahasianya.

Rainbow Six Siege - Screenshot 1
Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege | Sumber: Steam

Percaya pada sebuah visi

Untuk mencari akar kesuksesan Rainbow Six: Siege, kita harus menengok cukup jauh ke belakang, yaitu ketika pertama kali Rainbow Six: Siege dikembangkan pada tahun 2013. Game Designer Rainbow Six: Siege, Andrew J. Witts, pernah mengatakan bahwa proyek pengembangan game ini lahir dari sebuah studi mendalam yang diadakan dengan tujuan mencari inti seri Rainbow Six yang paling mendasar, baik dari segi setting maupun gameplay. Pada akhirnya Ubisoft Montreal menyimpulkan bahwa inti seri Rainbow Six adalah tentang merasakan keseruan dan ketegangan menjadi Operator alias agen anti terorisme terbaik di dunia, bekerja sama dengan tim, serta menjalakan misi-misi berbahaya di berbagai negara.

Konsep tersebut kemudian menjadi visi utama dalam pengembangan Rainbow Six: Siege. Ubisoft Montreal sendiri mengakui bahwa mereka cukup was-was ketika mengumumkan game ini, karena perubahannya cukup drastis dibanding seri sebelumnya. Apalagi Rainbow Six: Siege sebetulnya merupakan “sisa” dari pengembangan game lain berjudul Tom Clancy’s Rainbow Six: Patriots yang dibatalkan. Franchise Rainbow Six sendiri pun merupakan salah satu seri paling terkenal yang dimiliki Ubisoft, jadi proyek ini adalah sebuah pertaruhan besar.

Meski ada rasa was-was, Ubisoft Montreal tetap teguh pada pendirian. Mereka kemudian menciptakan suatu “core loop experience” yang pada dasarnya menyerupai sebuah kompetisi atau olahraga. Memang kesuksesannya tidak datang secara instan. Namun berkat komunitas yang loyal, serta perilisan konten dan Operator baru secara rutin, pelan-pelan Rainbow Six: Siege mulai diakui sebagai sebuah olahraga sungguhan.

Karena dari awal Rainbow Six: Siege dirancang sebagai sebuah esports, mereka harus bisa menciptakan gameplay yang seimbang. Che Chou berkata, filosofi yang dipegang oleh tim developer Rainbow Six: Siege adalah bahwa game yang dimainkan di level kasual serta level profesional haruslah merupakan game yang sama. “Pada akhirnya tujuan akhir kami bukan untuk komunitas esports dan komunitas Rainbow Six kasual. Kami ingin semua pemain Rainbow Six untuk bermain bersama dan mengenal satu sama lain,” ujarnya.

Masukan dari para pro player memang menjadi salah satu pertimbangan, namun Ubisoft tidak hanya memfasilitasi kebutuhan pro player saja. Mereka ingin supaya setiap permainan terasa nyaman. Ketika seseorang memainkan Rainbow Six: Siege, ia akan bermain di level yang sesuai dengan kemampuan dia, merasakan bahwa ini benar-benar sebuah game PvP, dan merasa dirinya mengalami peningkatan skill perlahan-lahan.

Rainbow Six Siege - Screenshot 2
Rainbow Six: Siege adalah shooter yang mengutamakan elemen taktis | Sumber: Steam

Anda yang main Rainbow Six: Siege tentu tahu bahwa game ini punya sistem Matchmaking yang unik. Contohnya larangan bermain Ranked Match sebelum pemain mencapai level yang cukup tinggi, sistem “playlist” yang membuat pemain hanya bisa mengakses map tertentu tergantung mode yang dipilih, dan sebagainya. Bahkan konten single player yang ada di dalamnya pun sebenarnya merupakan tutorial terselubung yang dirancang untuk mengajari pemain memahami gameplay Rainbow Six: Siege secara menyeluruh.

Setiap cabang esports punya karakter berbeda

Rainbow Six: Siege bukanlah cabang esports terbesar di dunia. Malah tergolong kecil jika dibandingkan dengan judul-judul lain seperti Overwatch atau League of Legends. Tapi bagi Ubisoft ini bukan masalah. Justru bagi mereka memang esports Rainbow Six: Siege lebih cocok dengan gaya seperti ini, setidaknya untuk sekarang.

“Salah satu hal yang Anda pelajari seiring Anda menggeluti industri ini seperti saya adalah bahwa sebenarnya tidak ada formula yang cocok untuk semua cabang esports. Semua sangat bergantung pada game itu sendiri, komunitasnya, dan apa yang bisa mereka lakukan. Untuk kami, cara kami menangani Rainbow Six adalah dengan mengembangkan akar rumput. Jantung dari dukungan yang kami dapat datang dari komunitas; justru esports adalah komunitas itu sendiri. Jadi kami ingin memastikan kami punya fondasi yang kuat untuk para pemain di komunitas-komunitas kompetitif, dan kami mendukung mereka dalam semua ini,” papar Chou.

Rainbow Six Siege - Team Empire
Team Empire saat bertanding di Rainbow Six Pro League Season IX | Sumber: Rainbow Six Esports

Kepedulian yang kuat pada komunitas itu bisa dilihat dari struktur liga dan turnamen Rainbow Six: Siege yang diterapkan Ubisoft. Mereka memang memiliki kompetisi terbuka di mana semua orang bisa berpartisipasi, tapi mereka juga melakukan pendekatan untuk memunculkan suatu “cerita” atau hiburan tersendiri bagi komunitas Rainbow Six. Karena itulah mereka menciptakan sistem Pro League yang menyerupai liga olahraga tradisional.

Dalam sistem Pro League, tim-tim profesional bisa dipastikan akan tetap ada dalam kompetisi, namun mereka memberi ruang bagi tim-tim penantang baru untuk berjuang dan masuk ke dalam sistem. Chou berkata, “Siklus pemain baru sangat vital di dalamnya. Siklus itu vital untuk terus mendorong pergerakan akar rumput dan mendorong pemain untuk mengincar level yang lebih tinggi.” Berbeda dengan cabang-cabang esports yang mementingkan pertumbuhan cepat, Rainbow Six sejak awal sudah mengutamakan masalah regenerasi dan sustainability—dua hal yang belakangan malah baru disentuh oleh banyak cabang esports lainnya.

Ini bukan berarti Rainbow Six: Siege akan terus menggunakan pendekatan yang sama. Tergantung dari besarnya peminat dan viewership, bisa saja Ubisoft nanti menerapkan strategi berbeda. Tapi dengan ukuran esports Rainbow Six: Siege sekarang, menurut mereka taktik seperti ini adalah taktik paling cocok. Ubisoft mengerti bahwa tidak semua game harus menjadi raksasa. Di tengah demografis penggemar shooter yang begitu besar, ada ruang untuk shooter kasual seperti Fortnite maupun shooter hardcore seperti Rainbow Six: Siege.

Dari setting militer berevolusi ke fantasi

Faktor komunitas selalu menjadi perhatian besar bagi Ubisoft. Ini bukan hanya soal memanfaatkan komunitas untuk melariskan produk, tapi juga soal membuat mereka nyaman sehingga mereka menjadi basis penggemar yang loyal. Ubisoft terus bekerja untuk mengatasi masalah-masalah dalam komunitas, seperti burnout, perilaku toxic, sportivitas, hingga kesejahteraan para pemain profesional.

Rainbow Six Siege - Hibana Elite Set
Desain Rainbow Six: Siege telah berevolusi, dari militer serius ke arah fantasi | Sumber: Reddit

Chou tidak menjelaskan strateginya secara mendetail, namun yang pasti adalah bahwa Ubisoft selalu bekerja sama secara erat dengan organisasi-organisasi esports partner mereka. Ubisoft terus memastikan bahwa organisasi-organisasi tersebut paham tentang standar sportivitas serta perilaku yang mereka inginkan. Oleh karena itu, di ekosistem Rainbow Six: Siege, sikap positif pemain profesional adalah salah satu unsur penting untuk menjadikan mereka brand ambassador.

Di sisi kesejahteraan, sudah bukan rahasia bila Ubisoft sangat getol mengadakan program revenue sharing dengan tim-tim profesional. Penjualan item kosmetik, pembagian keuntungan, hingga program sponsorship kolektif adalah sebagian cara Ubisoft untuk memastikan bahwa atlet-atlet Rainbow Six: Siege punya taraf hidup yang layak. Ubisoft juga terbuka akan kemungkinan adanya atlet-atlet yang mendirikan perserikatan, namun belum merancang wujud kerja sama pasti bila itu terjadi.

Ada satu hal unik yang membedakan Rainbow Six: Siege dari game bergenre military shooter lainnya, terutama dalam dua tahun terakhir. Sebetulnya, mungkin tanpa disadari oleh para penggemar, Ubisoft telah mengganti arahan nuansa Rainbow Six: Siege dari sebuah game yang serius menjadi game yang mendekati fantasi. Ini dapat dilihat dari desain para Operator yang semakin bergaya, semakin punya karakter unik, dan semakin fiktif. “Saya mengibaratkannya seperti G.I. Joe, yaitu sebuah koalisi ‘pelangi’ berisi para prajurit yang menarik dan beraneka warna, yang berlatih bersama-sama,” cerita Chou berkelakar.

Evolusi ke arah fantasi berhasil menjadikan Rainbow Six: Siege game yang lebih aksesibel. Desain estetika di dalamnya menjadi lebih beragam, sehingga dapat menarik pemain dari lebih banyak kalangan. Ini tercermin dalam komunitas penggemar Rainbow Six: Siege secara langsung. Misalnya bila kita pergi ke acara Rainbow Six, kita akan melihat adanya komunitas-komunitas penggemar yang terdiri dari para cosplayer perempuan. Banyak pemain Rainbow Six: Siege perempuan yang sangat passionate terhadap game ini, dan hal itu bukan hal yang lazim kita temui dalam sebuah komunitas penggemar first person shooter yang taktis dan serius.

Rainbow Six: Siege saat ini telah menginjak tahun keempat. Sebagai sebuah produk, Rainbow Six: Siege telah tumbuh menjadi game yang sangat kompleks, dengan 46 Operator serta lebih dari 20 map berbeda. Sebagai cabang esports, game ini juga masih terus tumbuh, dengan turnamen yang kian besar serta jumlah penggemar yang kian banyak.

Dalam perjalanannya Ubisoft pasti akan menemukan berbagai tantangan baru, dan mungkin mereka butuh gebrakan besar untuk menghadapinya. Kita tidak tahu akan seperti apa ekosistem esports Rainbow Six: Siege dalam satu atau dua tahun ke depan. Akan tetapi selama Ubisoft terus berpegang teguh pada visi mereka, dan terus menaruh perhatian besar pada kebutuhan komunitas baik kasual maupun profesional, saya rasa kita bisa optimis bahwa Ubisoft pasti bisa menanganinya dengan baik. Semoga saja Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang memiliki iklim esports Rainbow Six: Siege yang sehat, dan menghasilkan tim-tim berprestasi baik di tingkat lokal ataupun internasional.

Sumber: Polygon

16 Tim Rainbow Six: Siege Terbaik Dunia Akan Bertanding di Turnamen Raleigh Major

Turnamen Major tahunan Rainbow Six: Siege untuk tahun 2019 segera digelar! Setelah sukses dengan Six Major 2018 di kota Paris, kali ini Ubisoft akan memboyong Six Major 2019 ke kota Raleigh, North Carolina, Amerika Serikat. Terdapat 16 tim yang akan bertanding dalam Raleigh Major, ditarik dari jalur kualifikasi, undangan, dan wilayah kompetisi berbeda-beda. Mereka terdiri atas tim-tim berikut.

  • 1 juara Six Invitational 2019: G2 Esports (EU)
  • 8 finalis Pro League Season IX:
    • Evil Geniuses (NA)
    • DarkZero (NA)
    • Team Empire (EU)
    • LeStream Esport (EU)
    • FaZe Clan (LATAM)
    • Immortals (LATAM)
    • Fnatic (APAC)
    • Nora-Rengo (APAC)
  • 4 tim hasil Open Qualifier:
    • Amerika Utara
    • Eropa
    • Amerika Latin
    • Asia-Pasifik
  • 1 juara Allied Esports Vegas Minor
  • 1 juara DreamHack Valencia
  • 1 tim undangan dari negara tuan rumah

Dibandingkan dengan Paris Major tahun lalu Raleigh Major ini mengalami peningkatan dalam aspek hadiah, yaitu dari US$350.000 menjadi US$500.000 (sekitar Rp7,2 miliar). Ini menunjukkan bahwa skena esports Rainbow Six: Siege masih terus berkembang. Seluruh tim di atas akan memperebutkan gelar juara dan hadiah dengan pembagian sebagai berikut.

  • Juara 1: US$200.000
  • Juara 2: US$80.000
  • Juara 3 – 4: US$40.000
  • Juara 5 – 8: US$20.000
  • Juara 9 – 12: US$10.000
  • Juara 13 – 16: US$5.000
Rainbow Six: Siege Raleigh Major - Poster
Sumber: Ubisoft

Raleigh Major akan diadakan di bulan Agustus, tepatnya tanggal 12 Agustus 2019. Selama 2 hari tim-tim partisipan akan bertanding di fase Group Stage yang tertutup dari publik, kemudian dilanjutkan ke Public Event di tanggal 16 – 18 Agustus 2019. Acara ini mangambil lokasi di Raleigh Convention Center yang memiliki kapasitas penonton hingga 15.000 orang. Tentu saja, bagi penggemar yang tidak bisa datang langsung ke venue, Ubisoft juga akan menayangkan pertandingan-pertandingannya secara live via Twitch.

Raleigh Major merupakan turnamen Major kedua yang digelar resmi oleh Ubisoft. Usia turnamen ini masih cukup muda mengingat game Rainbow Six: Siege itu sendiri sudah dirilis sejak tahun 2015. Major memang merupakan salah satu inisiatif baru dari Ubisoft untuk menciptakan ekosistem esports Rainbow Six: Siege yang berkelanjutan. Karena itulah dari awal Ubisoft ingin turnamen Major diadakan di negara yang berbeda setiap tahunnya.

Berbeda dari sistem kompetisi game lain (misalnya Capcom Pro Tour atau Dota Pro Circuit) yang setiap musimnya selalu dimulai dari nol lagi, kompetisi dalam Rainbow Six: Siege justru saling tersambung antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh, salah satu slot kualifikasi Raleigh Major ini datang dari juara Six Invitational 2019. Padahal salah satu slot kualifikasi Six Invitational 2019 itu justru datang dari juara Paris Major 2018. Nantinya pun kemungkinan besar juara Raleigh Major akan maju ke Six Invitational 2020.

Dengan sistem ini, tim-tim yang berprestasi bisa terus berkompetisi di level tinggi dan berpeluang lebih besar meraih uang hadiah. Sementara itu Ubisoft juga memfasilitasi level kompetisi di bawahnya dengan turnamen dan liga kelas menengah, seperti The Go4 Cup dan Rainbow Six Challenger League. Memang hasilnya adalah sistem kompetisi yang sedikit rumit karena saling berkaitan satu sama lain. Namun bagi para atlet dan tim esports yang terlibat di dalamnya, sistem ini memberikan komitmen jangka panjang serta peluang kesuksesan finansial yang lebih baik.

Sumber: Ubisoft

Ubisoft dan ESL Luncurkan Turnamen Six Masters 2019 di Melbourne

Australia mungkin masih belum punya nama sebesar negara-negara lain seperti Korea Selatan atau Tiongkok di dunia esports, tapi ekosistem esports negeri kanguru itu cukup stabil dalam perkembangannya. Mulai tahun 2018 lalu misalnya, Australia memiliki ajang esports besar yang bernama Melbourne Esports Open. Dipersembahkan oleh JB Hi-Fi, ajang tersebut dihadiri oleh lebih dari 12.000 penggemar esports dan mempertandingkan sejumlah game populer, termasuk Overwatch, Counter-Strike: Global Offensive, Pokemon, serta Fortnite.

Melbourne Esports Open juga dibantu penyelenggaraannya oleh organizer ternama dunia yaitu ESL, juga didukung organizer lokal TEG Live. Tahun ini, ESL kembali akan mendukung penuh Melbourne Esports Open 2019 dengan skala yang lebih besar. Bila ajang tahun lalu digelar di Melbourne Park, ajang tahun ini menggunakan dua venue sekaligus yang berdekatan, yaitu Melbourne Park dan Olympic Park. JB Hi-Fi, ESL, serta TEG Live berkomitmen untuk menghadirkan hiburan esports yang lebih besar dan lebih baik.

Melbourne Esports Open 2018 - Photo 1
Melbourne Esports Open 2018 | Sumber: Sarah Cooper/MEO

Salah satu kompetisi yang dihadirkan di dalam Melbourne Esports Open 2019 adalah Six Masters 2019, turnamen Rainbow Six: Siege terbesar sepanjang sejarah yang pernah digelar di seluruh Australia & New Zealand (ANZ). Turnamen ini mempertandingkan 12 tim terbaik di wilayah ANZ untuk berebut tiket LAN final pada tanggal 31 Agustus dan 1 September 2019 di Margaret Court Arena. Jumlah hadiah yang ditawarkan saat ini masih belum diumumkan.

https://twitter.com/Rainbow6ANZ/status/1124240889822375937

Sebelumnya, Six Masters 2018 digelar bersamaan dengan acara PAX Australia 2018. Mengusung hadiah senilai AUD25.000 (sekitar Rp251,5 juta), Six Masters 2018 bisa dibilang merupakan “turnamen kecil-kecilan”. Bahkan jumlah kursi penonton yang disediakan di lokasi hanya berjumlah 200 buah, padahal jumlah penonton membludak jauh dari itu. Tahun ini Ubisoft dan ESL tampaknya sudah sadar bahwa esports Rainbow Six: Siege di ANZ punya banyak peminat, sehingga mereka memindahkan venue ke Margaret Court Arena yang berkapasitas 7.500 orang.

Melbourne Esports Open 2018 - Photo 2
Melbourne Esports Open 2018 | Sumber: Dylan Esguerra/MEO

“Kami gembira dapat mengumumkan bahwa Rainbow Six akan tampil di Melbourne Esprots Open, dan memiliki keberadaan yang besar dengan Six Masters 2019. Rainbow Six telah mengalami perkembangan kuat di wilayah ini, dan kami tak sabar melihat respons para penggemar di event,” ujar Nick Vanzetti, MD & Senior Vice President dari ESL Asia-Pacific Japan.

Selain Six Masters 2019, Melbourne Esports Open 2019 juga menampilkan turnamen-turnamen lain yang tak kalah seru. Misalnya Overwatch Contenders Australia Finals di tanggal 1 September, League of Legends OPL Finals tanggal 31 Agustus, dan lain-lain. Fortnite dan Pokemon termasuk dalam jajaran game yang kembali tampil di ajang ini.

Sumber: Melbourne Esports Open

Ubisoft Galakkan Program Revenue Sharing dengan Tim Esports Rainbow Six: Siege

Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege karya Ubisoft mungkin bukanlah cabang esports paling populer di Indonesia. Akan tetapi dari segi penciptaan ekosistem esports yang berkesinambungan, banyak hal yang bisa kita pelajari darinya. Contohnya adalah program kerja sama bernama Pilot Program.

Pertama kali diumumkan pada tahun 2018 lalu, Pilot Program merupakan inisiatif Ubisoft untuk menjalin kolaborasi dengan organisasi-organisasi esports veteran dalam wujud revenue sharing. Seperti berbagai game online lainnya, Rainbow Six: Siege memiliki berbagai macam microtransaction, baik itu berupa pembelian karakter (Operator), Year Pass, hingga kosmetik. Dengan Pilot Program, Ubisoft dapat menciptakan benda-benda kosmetik bertema tim esports tertentu, kemudian memberikan sebagian hasil penjualannya kepada tim tersebut.

Kolaborasi ini terbukti telah membantu Rainbow Six: Siege tumbuh sebagai sebuah esports, juga meningkatkan kualitas dukungan yang diterima atlet-atlet Rainbow Six: Siege dari organisasi mereka. Di tahun 2019, Ubisoft ingin lebih memperluas lingkup kerja sama dalam Pilot Program. Langkah ini mereka sebut sebagai Pilot Program Phase 2.

Rainbow Six Siege - Pilot Program Phase 2
Sumber: Ubisoft

Pilot Program Phase 2 akan dimulai pada bulan Juni 2019 hingga Mei 2020, dengan kata lain mencakup kompetisi Pro League Season XI dan Season XII. Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai Ubisoft dalam Pilot Program Phase 2, yaitu:

  • Menggaet lebih banyak tim Pro League ke dalam program (16 tim).
  • Memberi imbalan berdasarkan performa pemain dan organisasi.
  • Merangkul organisasi esports yang sudah senior dan berkomitmen tinggi, baik dari dalam ataupun dari luar ekosistem Rainbow Six: Siege.

Ubisoft akan melakukan seleksi kualitatif terhadap tim-tim yang mendaftar sebagai partner. Terlepas dari apakah tim itu masih baru atau sudah tua, Ubisoft ingin mencari tim yang dapat memberikan kekuatan serta stabilitas terhadap ekosistem esports mereka.

Sistem revenue sharing dalam Pilot Program Phase 2 ini terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari tim atau event kompetisi yang berkaitan. Wujud pembagian itu adalah:

  • Pro League Items: Untuk item set bertema Pro League, 30% dari pendapatan bersih akan dibagi secara merata ke tim-tim anggota Pilot Program.
  • Pro Team Items: Untuk item yang khusus bertema tim tertentu, 30% dari pendapatan bersih akan diberikan kepada tim yang bersangkutan. Dari jumlah itu, 30% akan dibagikan kepada para pemain.
  • Road to Six Invitational Event: 30% dari pendapatan event Road to SI akan masuk ke dalam prize pool turnamen Six Invitational. Apabila ada tim anggota Pilot Program yang memenangkan hadiah Six Invitational, porsi hadiah yang yang datang dari Road to SI akan dibagi dua, 50% untuk tim dan 50% untuk pemain.
Rainbow Six Siege - Pro Team BDU
Beberapa item kosmetik Rainbow Six: Siege bertema tim esports | Sumber: Ubisoft

Pilot Program ini bukan pekerjaan Ubisoft saja, tapi juga menuntut komitmen dari organisasi esports yang menjadi partner. Ketika suatu organisasi sudah masuk ke dalam Pilot Program, mereka harus menunjukkan dukungan kepada ekosistem esports Rainbow Six: Siege secara konsisten. Contohnya seperti meliput tim Pro League saat hari pertandingan, mempromosikan kegiatan Rainbow Six: Siege di wilayah lokal, turut memasarkan item kosmetik yang dijual sebagai bagian dari Pilot Program, dan lain-lain. Sebagai gantinya, Ubisoft akan memastikan bahwa brand organisasi tersebut benar-benar direpresentasikan dengan baik.

Pilot Program adalah bukti nyata bahwa industri esports dapat berkembang dengan subur bila semua stakeholder mau bekerja sama dan menginvestasikan waktu serta tenaga untuk satu tujuan. Mirip seperti game Rainbow Six: Siege itu sendiri, yang tidak banyak dilirik ketika pertama dirilis namun pelan-pelan berkembang hingga menjangkau 40 juta pemain. Ekosistem esports Rainbow Six: Siege tidak takut menerapkan strategi yang fokus pada sustainability jangka panjang, dan ini layak diteladani oleh cabang-cabang esports lainnya.

Sumber: Ubisoft

Naik ke Divisi 1, LIMITLESS Gaming Buktikan Diri di R6 IDN Star League Division Takedown

Komunitas Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN) mulai tahun 2019 ini telah bergerak untuk menggarap dunia esports Rainbow Six: Siege tanah air lebih serius. Mereka tidak lagi hanya membuat turnamen-turnamen single event yang berdiri sendiri, tapi justru ingin menciptakan sebuah ekosistem kompetitif yang dapat berjalan untuk jangka panjang. Usaha tersebut diwujudkan dalam sebuah sistem kompetisi baru yang disebut R6 IDN Star League.

Mirip seperti liga sepak bola, R6 IDN Star League adalah liga murni yang tidak memiliki babak playoff. Di liga ini, 32 tim peserta dibagi ke dalam tiga jenjang divisi, kemudian mereka saling bertarung sepanjang season untuk memperebutkan poin. Di akhir season, tim-tim terbawah dari Divisi 1 bisa saja terdegradasi ke Divisi 2, begitu pula tim-tim terbawah Divisi 2 bisa terdegradasi ke Divisi 3. Akan tetapi tidak seperti sepak bola di mana tim terbawah otomatis terdegradasi, R6 IDN Star League memberi kesempatan mereka untuk mempertahankan divisinya dalam pertarungan yang disebut Division Takedown.

Imbalan yang didapat oleh peserta R6 IDN Star League bukan langsung berupa gelar juara, melainkan kesempatan untuk maju ke event besar (Major Event) yang akan digelar setelah Star League berakhir. Seluruh tim yang bertahan di Divisi 1 Star League berhak untuk maju ke Major Event, sementara dari Divisi 2 hanya empat tim terbaik yang lolos.

R6 IDN Star League S1 - Poster
Sumber: R6 IDN

Selain itu, perbedaan besar R6 IDN Star League dibanding liga esports biasanya adalah bahwa penempatan divisi tiap tim akan terbawa ke Star League season berikutnya. Ketika Star League Season 2 dimulai nanti, tim-tim yang sudah menempati divisi tidak lagi perlu mengikuti Open Qualifier karena mereka sudah terdaftar sebagai tim dalam Star League. Artinya, ketika tim masuk ke Star League, mereka telah memiliki komitmen serta wadah untuk berkompetisi dalam jangka panjang.

Sistem kompetisi ini merupakan adopsi dari sistem yang digunakan Ubisoft dalam esports Rainbow Six: Siege internasional. Setelah melalui liga selama satu season yang disebut Pro League, 8 tim teratas akan maju ke Major Event berformat turnamen bernama Pro League Finals. Ubisoft juga memiliki satu lagi Major Event berisi turnamen tim-tim all-star, yaitu Six Invitational.

Untuk di Indonesia sendiri, R6 IDN belum mengumumkan seperti apa wujud pasti Major Event nantinya. Tapi saat ini mereka sudah mulai melakukan persiapan ke arah sana. “Menuntun, melatih mental dan kesiapan mereka (atlet Rainbow Six: Siege Indonesia) lebih tepatnya untuk go pro di dunia internasional, itu target kita,” kata Bobby Rachmadi Putra, founder R6 IDN, kepada Hybrid.

Rainbow Six Siege - Screenshot
Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege | Sumber: Steam

R6 IDN Star League Season 1 memasuki fase akhir

Star League Season 1 telah berjalan mulai bulan Januari lalu, dan kini mulai memasuki fase akhir yang menegangkan. Fase utama liga yaitu fase Division Playday sendiri baru saja berakhir untuk Divisi 1 dan Divisi 2. Klasemen kedua divisi tersebut telah ditentukan, dan pada tanggal 16 Maret kemarin, kedua divisi akhirnya bertemu dalam babak Division Takedown!

Pertarungan Division Takedown Star League Season 1 ini mempertemukan dua tim peringkat 7 & 8 di Divisi 1 melawan peringkat 1 & 2 di Divisi 2. iNation e-Sports dan Team Tobat terancam degradasi dari Divisi 1, sementara itu LIMITLESS Gaming dan Solid Prominence sebagai pemimpin klasemen berjuang untuk pergi meninggalkan Divisi 2. Ini adalah ajang pembuktian yang tercermin dari pertarungan sengit keempat tim.

Ada hal menarik yang terjadi dalam pembagian divisi di R6 IDN Star League Season 1. Ketika fase Open Qualifier, sebetulnya LIMITLESS Gaming termasuk salah satu tim tangguh yang dijagokan untuk masuk Divisi 1, karena mereka merupakan juara kompetisi Rainbow Six Siege Indonesia Series League 4 (ISL4) pada bulan Desember 2018. Namun ternyata mereka masuk ke Group 1 yang merupakan “grup neraka”.

R6 IDN Star League S1 - Final Standing Divisi 1
Final Standing Divisi 1 setelah Division Takedown | Sumber: R6 IDN

Berhadapan dengan tim-tim kuat seperti Scrypt dan Ferox E-Sports, LIMITLESS Gaming harus puas menduduki peringkat tiga di grup dan terlempar ke Divisi 2. Tapi dalam pertandingan Division Takedown kemarin mereka akhirnya menunjukkan permainan gemilang dan mengalahkan lawan-lawannya dengan telak. Baik itu Team Tobat atau iNation e-Sports, keduanya harus bertekuk lutut dengan skor 2-0.

Sementara itu Solid Prominence yang juga ingin naik divisi rupanya masih belum mampu menutup perbedaan keahlian dengan tim di atasnya. Mereka kalah oleh iNation e-Sports dengan skor 2-0 juga. Dengan hasil ini, LIMITLESS Gaming naik ke Divisi 1 dan berhak maju ke Major Event. Sementara Team Tobat terpaksa lengser ke Divisi 2 dan harus berjuang lagi agar bisa promosi di musim depan.

R6 IDN Star League S1 - Final Standing Divisi 2
Final Standing Divisi 2 setelah Division Takedown | Sumber: R6 IDN

Nomad dan Kaid terlalu kuat?

R6 IDN Star League Season 1 ini sangat seru salah satunya karena meta permainan Rainbow Six: Siege itu sendiri baru saja berubah drastis. Anda mungkin masih ingat bahwa Ubisoft baru merilis dua Operator baru dalam Operation Wind Bastion bulan Desember kemarin, yaitu Nomad dan Kaid. Setelah Grace Period selama tiga bulan, kedua Operator tersebut akhirnya sudah boleh digunakan di dunia kompetitif, sehingga menggoyahkan keseimbangan strategi yang telah terbentuk.

Keahlian Kaid yang dapat memperkuat trap door sehingga tidak dapat di-breach sangat mengubah alur permainan karena berubahnya alternatif-alternatif entry point. Sementara itu Nomad dengan gadget AirJab miliknya juga sangat merepotkan para Defender. Apalagi gadget tersebut ukurannya kecil sehingga orang sering kali tidak sadar.

Dominasi dua Operator ini begitu terasa sehingga tren di fase ban pun berubah. Biasanya, Echo adalah Operator paling langganan terkena ban, namun di Division Takedown ini justru Nomad dan Kaid yang lebih sering diwaspadai. Pemain Rainbow Six: Siege profesional dari G2 Esports, Pengu, juga berkata bahwa dua Operator ini tergolong “broken”.

https://twitter.com/g2pengu/status/1065229367746400256?lang=en

Ubisoft sendiri mengaku selalu mendengarkan saran dari para penggemar, jadi bila sentimen negatif terhadap Nomad dan Kaid terus berlanjut maka tidak menutup kemungkinan mereka berdua akan terkena nerf atau bahkan karantina. Namun selama hal itu belum terjadi, tampaknya kita bisa menebak bahwa Nomad dan Kaid akan banyak hadir di pertandingan-pertandingan kompetitif.

Fase Division Playday R6 IDN Star League Season 1 masih terus berlanjut hingga tanggal 7 April 2019, dan akan diakhiri dengan pertandingan puncak yaitu Division Takedown Divisi 2 versus Divisi 3. Jangan lupa untuk terus menyaksikan pertandingan-pertandingan serunya setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul 19:00 WIB, hanya di channel Twitch R6 IDN.

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).