Sesi Live Audio Twitter Spaces Kini Dapat Didengarkan Tanpa Perlu Login

Sesi diskusi yang Anda helat di Twitter Spaces bakal kedatangan lebih banyak audiens. Pasalnya, Twitter baru saja meluncurkan fitur yang memungkinkan siapapun untuk ikut menjadi pendengar, bahkan yang tidak punya akun Twitter sekalipun.

Jadi tanpa perlu login atau mendaftar akun, siapapun kini bisa mengklik tautan menuju ke suatu sesi Spaces dan langsung mendengarkan obrolan yang berlangsung via Twitter versi web. Namun tentu ada batasan yang Twitter tetapkan. Utamanya, audiens tanpa akun ini hanya bisa mendengarkan saja.

Kebetulan semua sesi Spaces sifatnya publik, jadi kebijakan baru ini pun pada akhirnya terdengar cukup masuk akal. Di saat yang sama, kebijakan ini juga sejalan dengan fitur Spaces Recording yang tengah Twitter persiapkan.

Jadi sebelum memulai suatu sesi Spaces, sang host bisa mengaktifkan opsi untuk merekam seluruh sesinya, dan setelahnya hasil rekamannya bisa dibagikan untuk didengarkan kapan saja. Ini berarti yang dapat didengarkan oleh publik bukan cuma suatu sesi live saja, melainkan juga sesi yang sudah berlalu.

Kebijakan ini secara langsung memberikan pengguna Twitter Spaces kemudahan untuk menjangkau lebih banyak pendengar. Namun menurut saya akan lebih ideal seandainya Twitter juga memberikan opsi yang sebaliknya, yakni opsi untuk menciptakan Spaces yang sifatnya private, macam fitur private room yang ada di Clubhouse.

Pasalnya, kalau berdasarkan penjelasan Twitter sendiri, host punya opsi untuk memblokir partisipan sehingga mereka tidak bisa mengikuti sesi Spaces-nya lagi. Dengan adanya fitur baru ini, apa berarti partisipan yang sudah diblokir itu dapat mengikuti kembali sesinya usai logout dari akunnya?

Jujur saya tidak punya jawabannya, tapi semoga saja ini bisa memicu Twitter untuk mempertimbangkan opsi private Spaces itu tadi. Twitter sudah menawarkan Spaces berbayar, jadi tidak semua Spaces memang harus terbuka untuk umum.

Via: TechCrunch.

Twitter Spaces Kedatangan Fitur Co-hosting untuk Membantu Memudahkan Moderasi

Twitter resmi menghapus fitur Fleet pada tanggal 3 Agustus kemarin karena sepi pengguna. Nasib yang berbeda justru dialami Spaces. Fitur live audio yang Twitter hadirkan untuk menyaingi Clubhouse ini justru konsisten menerima pembaruan meski baru eksis selama beberapa bulan.

Yang terbaru, Twitter menambahkan fitur co-hosting pada Spaces. Jadi sekarang setiap host dari suatu Space dapat menunjuk dua orang lain (yang sudah tergabung dalam Space tersebut) untuk menjadi co-host. Tujuannya tentu supaya para co-host ini dapat membantu dalam hal moderasi, apalagi mengingat Twitter sama sekali tidak membatasi jumlah partisipan yang bisa dimiliki suatu Space.

Masing-masing co-host dapat membantu mengundang partisipan untuk menjadi pembicara. Mereka juga bisa menerima atau menolak request, menyematkan cuitan (pin Tweet), serta menendang partisipan seandainya diperlukan.

Yang tidak bisa dilakukan oleh co-host adalah mengundang atau menendang co-host lain. Para co-host juga tidak bisa menyetop suatu Space. Hak ini sepenuhnya dipegang oleh yang membuat Space. Namun jika host aslinya keluar tanpa menghentikan sesinya lebih dulu, maka admin privilege-nya bakal ditransfer ke co-host yang pertama ditunjuk.

Kehadiran peran co-host secara langsung menambah jumlah maksimum pembicara yang dapat ditampung suatu Space. Kalau sebelumnya Twitter membatasi cuma sepuluh pembicara saja, sekarang setiap Space bisa memiliki satu host, dua co-host, dan sepuluh pembicara sekaligus — total 13 orang.

Penyempurnaan demi penyempurnaan yang dihadirkan untuk Spaces pada dasarnya bisa menjadi indikasi kepentingannya di mata Twitter. Kita tidak perlu terkejut seandainya Twitter kian rutin menghadirkan update untuk Spaces, terutama mengingat Clubhouse — yang baru-baru ini sudah resmi meninggalkan status beta — juga berkomitmen untuk merilis update besar setiap satu atau dua minggu.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Depositphotos.com.

Sepi Pengguna, Twitter Hapus Fitur Story-nya, Fleet

Format konten ephemeral atau Story yang Snapchat dan Instagram populerkan memang pada akhirnya sudah diadopsi oleh banyak platform sosial lain, tapi itu bukan berarti format tersebut cocok untuk semua platform. Di Twitter misalnya, format tersebut sangat jarang digunakan sampai-sampai Twitter berniat untuk menghapusnya.

Lewat sebuah blog post, Twitter mengumumkan bahwa per 3 Agustus 2021, mereka bakal menghapus fitur Story yang mereka namai Fleet. Pengumuman ini cukup mengejutkan mengingat Fleet sendiri sebenarnya baru diluncurkan secara resmi pada bulan November 2020. Dengan kata lain, meski belum ada satu tahun berselang, Twitter rupanya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar penggunanya tidak butuh fitur ini.

Saat pertama kali Fleet diluncurkan, Twitter pada dasarnya berspekulasi bahwa fitur ini bisa membantu mendorong penggunanya lebih aktif dalam percakapan ketimbang sebatas menjadi silent reader. Sifat Fleet yang sementara (bakal dihapus secara otomatis setelah 24 jam) semestinya bakal membuat pengguna Twitter lebih nyaman dalam berekspresi.

Namun pada kenyataannya, seperti yang Twitter beberkan sendiri, yang sering menggunakan Fleet justru adalah mereka yang sebelumnya juga sudah aktif berdiskusi di Twitter, dan sering kali mereka memanfaatkan Fleet untuk mengamplifikasi cuitan demi cuitan yang mereka unggah. Spekulasi Twitter salah, dan mereka pun memutuskan untuk segera move on.

Meski Fleet merupakan produk gagal, beberapa fitur yang ditawarkannya masih akan dipertahankan oleh Twitter. Tiga di antaranya, yakni fitur kamera full-screen, opsi formatting teks, dan stiker GIF, bakal diintegrasikan ke dalam jendela compose Tweet.

Baris di atas linimasa yang selama ini dihuni Fleet juga bakal tetap eksis, hanya saja yang menempatinya nanti cuma Spaces, fitur live audio room yang Twitter luncurkan belum lama ini untuk bersaing dengan Clubhouse. Meski mungkin masih terlalu dini untuk menilai, namun Twitter Spaces nampaknya memang jauh lebih populer ketimbang Fleet.

Penghapusan Fleet ini sekaligus Twitter jadikan bukti bahwa mereka tidak segan untuk terus berevolusi. Menurut Twitter, sesekali memang harus ada fitur-fitur yang dipensiunkan kalau memang terbukti tidak berhasil, dan ini juga menunjukkan kemauan Twitter untuk mendengarkan feedback dari para penggunanya.

Via: The Verge.

Twitter Spaces Kini Dapat Diakses Lewat Browser

Di saat Clubhouse sudah tersedia di Android tapi masih mempertahankan sistem invite-only, Twitter justru semakin membuka lebar pintu akses ke Spaces, fitur live audio yang mereka buat untuk menyaingi Clubhouse. Awalnya cuma tersedia di aplikasi Twitter versi iOS, Spaces lanjut merambah ke Android tidak lama kemudian, dan sekarang fitur ini pun akhirnya hadir di Twitter versi web.

Ya, Twitter Spaces sekarang sudah bisa diakses melalui browser di perangkat desktop maupun mobile. Setiap kali Anda mengklik suatu Space, Twitter akan menampilkan jendela preview-nya terlebih dulu, sehingga Anda dapat melihat siapa saja pembicara dan partisipan yang hadir beserta topik yang dibahas, sebelum akhirnya ikut bergabung.

Selagi bergabung di dalam suatu Space, Anda tetap bisa lanjut memantau linimasa. Di perangkat desktop, tampilan Space-nya akan diperkecil dan ditempatkan di sebelah kanan, menutupi porsi yang biasanya dihuni oleh daftar trending topic.

Partisipan juga memiliki opsi untuk mengaktifkan fitur transcription, dan seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, teksnya pun akan ikut ditampilkan di jendela kecil tadi sehingga partisipan tetap bisa mengikuti percakapan walaupun speaker-nya mati. Tentu saja fitur ini juga Twitter siapkan untuk mengakomodasi pengguna yang memiliki gangguan pendengaran.

Belum lama ini, Twitter memang sempat membeberkan rencananya agar Spaces dapat lebih mudah diakses oleh kaum difabel. Selain faktor accessibility, Twitter pun tidak lupa berfokus pada fitur-fitur lain yang tak kalah penting, seperti misalnya fitur reminder untuk Space yang dijadwalkan tayang di waktu tertentu, serta tampilan antarmuka yang bisa beradaptasi dengan baik dengan ukuran layar perangkat.

Sekadar informasi, semua pengguna Twitter tanpa terkecuali dapat bergabung dalam suatu Space, akan tetapi yang bisa menjadi host hanyalah yang mempunyai paling tidak 600 follower. Dalam setiap Space, jumlah maksimum pembicara yang didukung adalah 11 (termasuk host), namun jumlah pendengarnya sama sekali tidak dibatasi.

Sumber: Engadget dan Twitter.

Twitter Spaces Hadir di Android, Alternatif Bagi yang Menanti Kehadiran Clubhouse

Kecuali Anda tinggal di dalam gua selama beberapa bulan terakhir ini, Anda semestinya sudah mendengar mengenai aplikasi bernama Clubhouse yang sedang naik daun. Meski populer, Clubhouse hingga kini masih saja hanya tersedia secara eksklusif di platform iOS dan dalam jumlah terbatas (invite-only).

Buat para pengguna perangkat Android yang sedang menanti versi Android-nya, well, Anda mungkin bisa mengalihkan perhatian sebentar ke Twitter. Sejak Desember lalu, Twitter sebenarnya sudah memperkenalkan fitur bernama Spaces yang cara kerjanya sangat mirip dengan Clubhouse. Spaces awalnya cuma eksis di aplikasi Twitter versi iOS saja, akan tetapi sekarang versi beta-nya sudah tersedia di Anroid.

Kalau Clubhouse menggunakan istilah Room, Twitter menggunakan, well, Space. Setiap Space bersifat publik (untuk sekarang) dan siapapun bisa bergabung di dalamnya. Kendati demikian, masing-masing host bisa mengatur siapa saja yang dapat ikut berbicara di dalam Space tersebut; apakah semua orang, semua yang si host ikuti, atau yang dipilih secara manual.

Saat Anda membuka sebuah Space, maka follower Anda bisa melihatnya di bagian atas timeline yang Twitter juluki dengan istilah Fleet. Tidak ada batasan jumlah orang yang bisa bergabung ke dalam suatu Space, akan tetapi jumlah yang dapat berbicara secara bersamaan maksimum hanya 10 orang.

Berhubung masih beta, tentunya ada sejumlah batasan. Untuk sekarang, pengguna perangkat Android masih belum bisa membuat Space-nya sendiri, akan tetapi mereka bisa bergabung dan berbicara di Space manapun (kecuali jika diblok oleh host-nya). Kendati demikian, Twitter berjanji bahwa batasan ini akan segera berakhir, meski memang belum ada kepastian kapan.

Satu hal yang cukup menarik dari Twitter Spaces adalah betapa transparannya tim pengembangnya dalam membagikan progres mengenai fitur-fitur atau penyempurnaan yang mereka terapkan. Selagi menanti kehadiran Clubhouse di Android yang masih belum jelas, tidak ada salahnya mencoba Twitter Spaces — atau gunakan Discord saja 🙂

Sumber: CNET.