Kuatkan Literasi Digital dan Keuangan UMKM Kuliner, Gojek Adakan Kelas Bincang Biznis

Pada Sabtu lalu (29/10), Gojek dan GoTo Financial menggelar Bincang Biznis di Solo untuk membantu para pelaku UMKM kuliner setempat bertahan di tengah tantangan akibat pandemi Covid-19.

Menurut riset dari Bank Dunia, sekitar 80% UMKM yang telah masuk ke ekosistem digital memiliki kemampuan untuk bangkit dan pulih yang lebih baik di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM Indonesia dan membantu mereka mengembangkan usahanya secara digital, GoBiz by Gojek mempersembahkan program edukasi Bincang Biznis. Program ini berisi berbagai topik bisnis yang menarik dan relevan untuk membantu peserta dari UMKM mengembangkan usaha mereka.

Bincang Biznis pertama kali diselenggaran secara online dengan 10 ribu peserta UMKM kuliner dan 57 penyelenggaraan kelas di 2021. Dan kali ini, kelas Bincang Biznis diadakan dengan tujuan meningkatkan literasi keuangan UMKM selama Bulan Inklusi Keuangan, serta membantu para pelaku UMKM mengenal lebih jauh platform digital GoBiz sebagai solusi go digital.

“Kami memahami bahwa transformasi digital bagi UMKM juga perlu disertai peningkatan literasi digital dan keuangan, serta pengetahuan akan produk digital itu sendiri. Oleh karena itu, pada kelas Bincang Biznis di Solo ini, para pelaku UMKM kuliner tidak hanya mendapat pelatihan seputar topik bisnis yang menarik dan relevan, namun juga mengenal lebih jauh GoBiz sebagai satu aplikasi digital yang memudahkan operasional bisnis UMKM dengan beragam solusi bisnis online yang mampu menjangkau jutaan pengguna Gojek dan Tokopedia,” jelas Bayu Ramadhan, selaku Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial.

Pada kelas Bincang Bisniz bertemakan ‘Kiat Atur Harga dan Keuangan Agar Bisnis Laris Manis’ yang diadakan di Solo Techno Park ini, UMKM kuliner dipersiapkan untuk menghadapi prediksi kenaikan harga bahan baku melalui rangkaian kegiatan menarik, mulai dari workshop, panel diskusi, pameran produk, dan presentasi dimana salah satu pembicaranya merupakan perwakilan perencana keuangan dari Finansialku.com.

Kegiatan ini disambut baik oleh para pelaku UMKM kuliner dan pejabat setempat karena acara ini menjadi bentuk nyata bantuan terhadap UMKM kuliner untuk menambah relasi dan mengembangkan bisnis secara digital melalui aplikasi GoBiz.

“Pengusaha UMKM kuliner harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada. Pemasaran digital dan keuangan digital menjadi hal yang wajib digunakan pelaku usaha saat ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada Gojek dan GoTo Financial yang menggelar kegiatan diskusi Bincang Biznis hari ini. Kegiatan seperti ini menjadi salah satu hal penting untuk menambah pengetahuan pelaku usaha kuliner yang diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata kuliner, meningkatkan kesejahteraan masyarakat bahkan menumbuhkan rantai usaha secara berkelanjutan,” ujar Wahyu Kristina, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan Perindustrian Kota Surakarta.

Selanjutnya, Gojek berencana kembali menyelenggarakan kelas Bincang Biznis offline di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung dan Jakarta sebagai bagian dari kampanye #JalanPinterJualan oleh GoBiz by Gojek.

Cara Tarik Dana Hasil Penjualan Merchant ShopeeFood di ShopeePartner

ShopeeFood melalui Shopee Partner merupakan layanan pesan antar makanan yang tersedia di platform marketplace Shopee. Bagi pelaku usaha kuliner, layanan ini dapat menjadi wadah untuk memperluas pangsa pasar secara digital, sekaligus meningkatkan pendapatan usaha.

Keuntungan bagi pelaku usaha menjadi merchant ShopeeFood adalah tidak perlu antar pesanan pelanggan sendiri karena Shopee Partner memiliki banyak pengemudi. Selain itu, pelanggan juga lebih mudah dalam melakukan pembayaran secara cashless.

Shopee juga menjamin merchant-nya akan menerima pembayaran secara lancar dan instan, langsung ke rekening pelaku usaha, dengan estimasi satu hari kerja untuk ShopeePay dan satu hingga empat hari kerja untuk ShopeeFood.

Cara Withdraw Saldo Shopee Partner ke Rekening Merchant

Dana hasil penjualan merchant dari ShopeeFood akan masuk ke Saldo Mitra di Shopee Partner. Namun, merchant juga dapat menarik dana tersebut ke rekening bank yang telah didaftarkan sebelumnya. Berikut langkah-langkahnya:

  • Login ke aplikasi Shopee Partner.
  • Pilih menu ‘Withdrawal’ atau ‘Penarikan’.

  • Pilih jenis saldo.

  • Sebutkan rekening bank tujuan.

  • Masukkan jumlah saldo yang ingin ditarik. Dengan catatan, jumlah minimal penarikan saldo adalah Rp25.000.

  • Klik konfirmasi.
  • Masukkan PIN saldo.

  • Setelah itu, saldo akan ditransfer ke rekening bank yang telah terdaftar sebelumnya.

Poin Penting Penarikan Saldo Shopee Partner

Sebelum pelaku usaha menarik dana hasil penjualannya, ada beberapa syarat, ketentuan dan informasi lainnya terkait penarikan saldo mitra yang perlu diketahui oleh merchant. Berikut di antaranya:

  • Pastikan Anda sudah melakukan verifikasi identitas dan memasukkan data rekening bank di akun Shopee Partner.
  • Setiap penarikan dana atau saldo dari Shopee Partner, merchant akan dikenakan biaya penanganan dari pihak bank dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Jumlah dana transaksi yang ditransfer ke rekening merchant terdaftar adalah total dana transaksi dikurangi dengan biaya layanan, void, dan biaya-biaya lainnya.
  • Penarikan dana yang sudah dilakukan tidak bisa dibatalkan. Jika penarikan dana sudah berhasil, dana akan diproses sesuai ketentuan rekening bank yang digunakan.
  • Hasil penjualan Anda akan ditransfer keesokan harinya ke rekening bank yang telah Anda daftarkan sebelumnya.

  • Seluruh dana transaksi Anda di ShopeeFood yang telah diotorisasi antara pukul 00:00 sampai dengan 23:59, akan ditransfer ke rekening bank Anda yang telah terdaftar sebelumnya.

Demikian penjelasan terkait tata cara penarikan dana hasil penjualan merchant ShopeeFood di Shopee Partner.

Cara Daftar Jadi Merchant di ShopeeFood Partner, UMKM Kuliner Wajib Tahu!

ShopeeFood merupakan layanan pesan antar makanan yang tersedia di platform marketplace Shopee. Layanan ini menghubungkan antara pengguna sebagai pemesan makanan dengan merchant sebagai penjual kuliner makanan dan minuman.

Pada layanan ShopeeFood, merchant yang terlibat dalam aktivitas pesan antar makanan itu tergabung sebagai Shopee Partner. Berikut informasi lebih lanjut terkait ShopeeFood Partner akan dijelaskan sebagai berikut.

Mengenal Merchant di ShopeeFood Partner

Pelaku usaha kuliner mulai dari UMKM, menengah dan besar dapat berkesempatan memperluas pangsa pasarnya secara digital di Shopee Partner. Melalui layanan pesan antar makanan ShopeeFood, pelaku usaha kuliner dapat mendaftar menjadi merchant.

Merchant ShopeeFood dapat menggunakan aplikasi Shopee Partner untuk mengelola, menyiapkan hingga menyerahkan makanan dan minuman yang dijualnya kepada para pengguna yang memesan. Perlu diketahui, pendaftaran merchant melalui aplikasi Shopee Partner bersifat gratis.

Bagi pelaku usaha kuliner yang ingin daftar menjadi merchant di ShopeeFood, ada beberapa persyaratan yang perlu ditempuh. Persyaratan tersebut berbeda-beda, tergantung pada tipe usaha kuliner yang dijalankan.

Syarat Pendaftaran Merchant di Shopee Partner

Syarat daftar merchant di Shopee Partner terbagi atas dua jenis, di antaranya yakni:

1. Usaha Pribadi

Usaha pribadi yang dimaksud adalah usaha yang dimiliki oleh pelaku usaha secara perseorangan dan belum terdaftar di ShopeeFood atau ShopeePay sebelumnya.

Rincian dokumen pendaftaran yang perlu disiapkan oleh usaha pribadi adalah sebagai berikut:

  • Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas pemilik usaha.
  • Dengan catatan, untuk merchant restoran akan dikenakan PB1.
  • Foto buku tabungan, yang memuat data rekening seperti nama bank, nomor rekening bank, dan nama pemilik rekening untuk pencairan dana usaha.

2. Usaha Perusahaan

Usaha perusahaan di sini merupakan usaha yang usaha yang dimiliki sudah berbadan hukum secara terpisah, misalnya seperti PT, CV, yayasan atau usaha lainnya.

Rincian dokumen pendaftaran yang perlu disiapkan oleh usaha perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas pemilik usaha.
  • SIUP/TDUP.
  • NPWP yang bersifat opsional. Dengan catatan, jika memiliki tarif PB1, maka sifatnya wajib.
  • TDP/NIB.
  • Surat keterangan domisili, apabila berlokasi di luar Jakarta.
  • Akta pendirian.
  • NPWPD
  • Foto buku tabungan, yang memuat data rekening seperti nama bank, nomor rekening bank, dan nama pemilik rekening untuk pencairan dana usaha.

Sebagai informasi, apabila nama pemilik usaha dengan pemilik rekening berbeda, pendaftar perlu melampirkan keterangan bahwa data yang diisi adalah benar. Selain itu, pastikan juga bahwa keterangan harus terbaca dengan jelas.

Cara Daftar menjadi Merchant ShopeeFood

Setelah memenuhi persyaratan mendaftar merchant ShopeeFood, pelaku usaha dapat langsung melakukan pendaftaran. Ada pun langkah-langkah pendaftarannya dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

  • Pertama, unduh aplikasi Shopee Partner di Google Play Store dan App Store.

  • Log in atau sign up dengan SMS, lalu masukkan nomor handphone serta kode OTP untuk membuat akun. Setelah itu, buat password.

  • Setelah berhasil, pilih tipe usaha Anda.
  • Pilih ‘Mulai Aktivasi’, lalu pilih tipe bisnis yang akan didaftarkan.

  • Lengkapi informasi terkait data diri dan data usaha sesuai dengan tipe usaha yang dipilih.

  • Unggah dokumen persyaratan.

  • Tunggu aktivasi akun.

  • Selanjutnya, tim Shopee Partner akan melanjutkan proses pendaftaran dengan melakukan peninjauan yang berlangsung hingga 14 hari kerja.
  • Cek email secara berkala untuk informasi status pendaftaran.

Keuntungan Gabung di Shopee Partner

Beberapa keuntungan bagi pelaku usaha bergabung menjadi merchant di ShopeeFood antara lain sebagai berikut:

  • Dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan usaha.
  • Ada bantuan eksposur buat merchant anda dikenal lewat publikasi di berbagai channel
  • Tidak perlu antar pesanan pelanggan sendiri, sebab Shopee Partner memiliki mitra pengemudi yang banyak, sehingga pesanan dapat diantar dan diterima lebih cepat.
  • Memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Dengan QRIS, merchant dapat menerima pembayaran dari semua layanan pembayaran yang berlaku di Indonesia.
  • Shopee juga menjamin merchant-nya akan menerima pembayaran secara lancar dan instan, langsung ke rekening pelaku usaha, dengan estimasi satu hari kerja untuk ShopeePay dan satu hingga empat hari kerja untuk ShopeeFood.

Demikian penjelasan terkait serangkaian syarat dan cara pendaftaran ShopeeFood Partner.

Online Grocery, Solusi Efisiensi Bisnis bagi Pelaku Bisnis Kuliner

Bisnis kuliner atau F&B menjadi salah satu bisnis yang berkembang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan itu, bermunculan berbagai platform digital yang mendukung usaha kuliner dalam segi efisiensi. Salah satunya, yakni platform online grocery.

Melansir laporan DailySocial.id beberapa waktu lalu, nilai pasar online grocery diprediksi akan terus bertumbuh. Asia Tenggara termasuk Indonesia, diproyeksikan akan mendapati pertumbuhan tercepat.

Hal ini dikarenakan pelaku bisnis kuliner telah banyak yang mulai memanfaatkan teknologi digital dalam bisnisnya. Dari semula kegiatan operasional dijalankan secara tradisional, kini bergeser jadi serba digital. Termasuk dalam mencari supply bahan pokok produk.

Apa Itu Online Grocery?

Online grocery di sini merupakan layanan yang memungkinkan pelaku bisnis kuliner mendapatkan persediaan bahan pokok sehari-hari bagi produknya. Di samping pelaku bisnis kuliner, layanan ini pada dasarnya dapat dimanfaatkan bagi siapa saja, termasuk kebutuhan individu.

Cara kerja layanan online grocery yakni melakukan pemesanan lewat aplikasi. Bentuknya on-demand, pesanan diantar langsung ke rumah masing-masing dalam kerangka waktu yang ditentukan.

Layanan ini dinilai akan memiliki masa depan yang cerah, di tengah kebiasaan masyarakat yang semakin digital, serta konsolidasi ritel dan platform yang semakin baik. Namun, di Indonesia sendiri, penetrasi online grocery masih di seputar kota besar seperti wilayah Jabodetabek.

Keuntungan Online Grocery Bagi Pelaku Bisnis Kuliner

KOL dan Public Relations Officer Pasarnow Muhammad Iqbal Assidiq, saat diwawancarai DailySocial.id, memaparkan bahwa hadirnya platform online grocery saat ini dapat menguntungkan pelaku bisnis kuliner, terutama dari segi efisiensi biaya dan produksi.

“Melalui layanan B2B di online grocery, seperti Pasarnow, pelaku bisnis kuliner bisa mendapatkan harga dan tenor pembayaran yang khusus dalam pembelian kebutuhan bahan pokok harian seperti sayur, buah, protein, dan sembilan bahan pokok,” ungkap Iqbal.

Selain dari segi harga, dari segi kualitas pun layanan ini menjamin dapat memberi kualitas terbaik sampai di tangan penjual, demi menjaga kualitas produk yang akan dijual. Lalu, produk juga akan diantarkan langsung ke tempat penjual tanpa biaya tambahan.

Mengutip pernyataan Co-founder & CEO platform online grocery Pasarnow, James Rijanto beberapa waktu lalu, ia menyebutkan bahwa memastikan kualitas kesegaran produk merupakan sebuah tantangan, yang membutuhkan pengiriman dengan kontrol ekstra, sehingga biaya logistik tinggi.

Namun, sebagai solusi dari permasalahan tersebut, platform belanja kebutuhan pokok secara online biasanya banyak berinvestasi di teknologi dan infrastruktur operasional. Dengan memiliki kurir pengantarannya sendiri, guna menjaga kualitas dan kesegaran bahan pokok yang dipesan.

Pasarnow Sebagai Platform Online Grocery

Platform online grocery mulai muncul di Indonesia sejak 2013-an. Kala itu ada beberapa pemain yang hadir ke pasaran, salah satu yang masih bertahan sampai sekarang SeroyaMart. Di tahun-tahun berikutnya mulai bermunculan pemain lain, seperti HappyFresh, SayurBox, KeSupermarket, Hypermart, GoMart, GrabFresh, juga Pasarnow.

Pasarnow sendiri mulanya merupakan platform social commerce, dengan nama ‘Jamannow’ yang kemudian memantapkan diri melakukan peralihan model bisnis (pivot) menjadi layanan online grocery, dengan nama ‘Pasarnow’.

Startup yang berdiri sejak 2019 ini fokus menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan segar dan menawarkan produk makanan segar berkualitas kepada pelanggan, melalui platform multi-channel.

“Mekanisme pemesanan bahan pokok bagi pelaku bisnis kuliner sendiri dapat dilakukan melalui aplikasi Pasarnow. Sementara, untuk pengiriman pesanan akan diantarkan H+1, dengan pemesanan yang dilakukan sebelum pukul lima sore,” papar Iqbal.

Iqbal melanjutkan, selain menyasar pelaku bisnis kuliner, Pasarnow juga menyediakan kebutuhan bagi ibu rumah tangga, working moms, sport/vegan/healthy enthusiast serta hotel, restoran, dan kafe.

“Sejauh ini Pasarnow telah memiliki 24.769 pelanggan B2B, dan 804 pelanggan HoReCa (hotel, restoran, kafe). Serta, dapat menjangkau layanan di berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya,” jelas Iqbal.

Dalam memberi kepuasan layanan bagi banyak pelanggannya itu, Pasarnow sendiri memiliki lebih dari 1.000 mitra petani dan pemasok bahan pokok harian, dengan lebih dari 100 karyawan dan 200 pekerja harian dan mitra pengemudi.

Kemitraan Reseller Pasarnow bagi Pelaku Bisnis Pemula

Selain itu, platform Pasarnow juga membuka program kemitraan yakni MitraNow. Komunitas mitra satu ini terbuka bagi pelaku bisnis pemula yang ingin mencoba peruntungannya menjadi reseller kebutuhan bahan pokok sehari-hari.

“Kami sangat terbuka untuk merekrut mitra-mitra baru. Target mitra kami mostly ibu atau bapak rumah tangga, yang mempunyai banyak relasi atau tergabung dalam suatu komunitas di area tempat tinggalnya, serta aktif bersosialisasi dengan warga sekitar,” kata Iqbal.

Keuntungannya adalah mitra akan mendapatkan penghasilan berkat hasil penjualan kebutuhan bahan pokok sehari-hari yang dijual dengan harga kompetitif. Selain itu, mitra juga akan mendapatkan komisi, voucher dan kupon belanja sebagai reward.

“Untuk mendaftar jadi Mitra, bisa melalui aplikasi Pasarnow ataupun menghubungi customer service, yang nantinya akan disambungkan ke tim sales. Syaratnya hanya memiliki KTP dan norekening. Bermodalkan HP mitra dapat menghasilkan jutaan rupiah,” lanjut Iqbal.

Tips Bagi Pelaku Bisnis Kuliner

Ada pun Iqbal juga membagikan tips bagi pelaku bisnis kuliner dalam pemanfaatan layanan online seperti platform belanja kebutuhan pokok bagi kelangsungan bisnisnya. Pertama, pelaku bisnis kuliner perlu memiliki human resource yang familiar dengan penggunaan teknologi.

“Selanjutnya, bagi pelaku bisnis kuliner yang ingin memasarkan produknya secara online, dapat memasang biaya yang lebih murah, namun efektif untuk menjangkau calon konsumen hingga konsumen tertarik membeli produk yang ditawarkan,” saran Iqbal.

Localio to Develop Marketplace Platform for Home-Made Culinary Business

It is not new knowledge that household activities during the pandemic are busier than normal days. Cooking activity is one of the most dominant. The benchmark is the number of home culinary businesses that have grown significantly during a pandemic. Localio tries to catch the fortunes of this trend.

Localio is a digital startup that was just established in July. This startup was founded by Andry Suhaili, Sebastian Wijaya, Donald D. Kusumo, and Handoko Kusumo as a marketplace for the home culinary business. Although at first glance it is no different from the GoFood and GrabFood platforms, they insist that the Localio business is different. One of them is the localization of their product.

“Basically Localio is a local homemade marketplace, helping MSMEs meet their communities,” said Andry, who plays the CEO.

The initial idea for Localio came from the Andry family who intended to sell their home cooking but had difficulty finding a large niche market. To enter platforms such as GoFood or GrabFood, according to Andry, is quite difficult because it requires a long queue.

Departing from that problem, he and his friends made research about the difficulties experienced by the home culinary business. After that they found a number of similar problems including the difficulty of the home business in marketing and there was no single platform for them.

Product segment

Andry admitted that there are already other platforms such as GoFood, GrabFood, and other e-commerce that can be used by home culinary businesses. However, according to him, the platform above does not really suit the needs of a home business. With Localio, Andry said that his party can help home businesses from promotions, attracting customers, online business training, to courier selection.

Since their target audience is micro and even ultra-micro businesses, Localio does not charge any fees to merchants who join. Nor do they seek to profit by applying commissions.

“We are not taking commissions, but we see opportunities in infrastructure, for example with suppliers,” Andry added.

What Andry means by infrastructure is the ecosystem that Localio is building. Andry explained that there are three main pillars that will become the Localio ecosystem, namely fulfillment, finance, consulting and advertising services. Advertising includes their current business model.

The fulfillment in question includes the supply chain that connects sellers to food vendors, delivery, and provision of satellite kitchens. This supply chain thing, they call it LocaSupply, is still a work in progress. Andry said that his party plans to partner with Wahyoo for this product.

Which is quite interesting in the delivery options. Andry said that they prepared courier options using bicycles, scooters and pedestrians. The pedestrian option arose because the food delivery distance in Localio was only 3 kilometers. In addition to the choices of couriers, they also took Gojek and Help as additional options.

“Our existing business model is Live Streaming, LocaAds, and delivery.”

Business plan and target

Localio started out in a relatively small business. They started their business by hooking up with a seller in the Tanjung Duren area, West Jakarta. Then they hooked up with other home businesses in the Kelapa Gading, Pluit, PIK, Sunter, and Pasar Minggu areas.

CTO Sebastian Wijaya said that his party now has a number of sellers scattered outside cities such as Sidoarjo and Medan. However, for now they will still focus on expanding their reach in the Jabodetabek area. Meanwhile, until December, they are at least targeting to expand to Bandung, Surabaya, Bali and Singapore. They chose Singapore because according to them the conditions of the home-based culinary business there are also improving, plus Sebastian who is currently living there.

Apart from expansion, Localio also plans to attract professional chefs who were laid off from work during the pandemic to join their platform. Later the chefs will be accommodated into their own canals.

By mid-October, Localio had won 1000 sellers. They are targeting to reach 4000 sellers by the end of the year with the expansion they have planned. This growth target will also be used to attract investors. Currently, the capital in Localio is still in the bootstrap phase with additional capital from Win Ventures.

“In the future, we want to form a home-based business ecosystem. Overall, we want to be a platform that connects local MSMEs, promoting them from an unknown food business to becoming a global player to exporting abroad,” said Andry.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ambisi Localio Bangun Platform Marketplace untuk Bisnis Kuliner Rumahan

Sudah bukan pengetahuan baru bahwa kegiatan rumah tangga selama pandemi berlangsung jadi lebih sibuk dari hari normal. Kegiatan masak-memasak salah satu yang paling dominan. Tolok ukurnya dari jumlah bisnis kuliner rumahan yang bertambah signifikan di masa pandemi. Localio mencoba menangkap peruntungan dari tren tersebut.

Localio adalah startup digital yang baru berdiri pada Juli kemarin. Perusahaan rintisan ini didirikan oleh Andry Suhaili, Sebastian Wijaya, Donald D. Kusumo, dan Handoko Kusumo sebagai marketplace bisnis kuliner rumahan. Meski sekilas tak berbeda dengan platform GoFood dan GrabFood, mereka bersikeras bisnis Localio berbeda. Salah satunya kelokalan produk mereka.

“Pada dasarnya Localio itu marketplace homemade lokal, membantu UMKM bertemu komunitasnya,” ujar Andry yang berperan sebagai CEO.

Ide awal dari Localio bermula dari keluarga Andry yang berniat menjual masakan rumahan mereka namun kesulitan untuk menemukan ceruk pasar yang luas. Untuk masuk ke platform seperti GoFood atau GrabFood pun menurut Andry cukup sulit karena perlu antre cukup lama.

Berangkat dari masalah itu, ia dan teman-temannya membuat riset tentang kesulitan yang dialami bisnis kuliner rumahan. Setelahnya mereka menemukan sejumlah masalah serupa termasuk kesulitan bisnis rumahan tersebut dalam memasarkan dan belum ada satu platform yang mewadahi mereka.

Segmentasi produk

Andry mengakui bahwa sudah ada platform lain seperti GoFood, GrabFood, serta e-commerce lain yang bisa dipakai bisnis kuliner rumahan. Namun menurutnya platform di atas belum begitu sesuai dengan kebutuhan bisnis rumahan. Dengan Localio, Andry mengatakan pihaknya dapat membantu bisnis rumahan mulai dari promosi, menjaring pelanggan, pelatihan bisnis online, hingga pemilihan kurir.

Oleh karena target pengguna mereka adalah bisnis mikro bahkan ultra mikro, Localio tidak mengenakan biaya kepada penjual yang bergabung. Mereka juga tidak mencari keuntungan dengan menerapkan komisi.

“Kita memang tidak tidak ambil komisi, tapi kami lihat peluangnya di infrastruktur, misalnya dengan supplier,” imbuh Andry.

Yang dimaksud infrastruktur oleh Andry adalah ekosistem yang sedang Localio bangun. Andry memaparkan ada tiga pilar utama yang akan menjadi ekosistem Localio, yaitu fulfillment, keuangan, jasa konsultasi dan iklan. Iklan termasuk model bisnis mereka yang sudah berjalan saat ini.

Fulfillment yang dimaksud termasuk rantai suplai yang menghubungkan penjual ke vendor bahan pangan, pengantaran, serta penyediaan dapur satelit. Perihal rantai suplai ini, mereka menyebutnya LocaSupply, masih dalam proses. Andry menyebut pihaknya berencana menggandeng Wahyoo untuk produk tersebut.

Yang cukup menarik di opsi pengantaran. Andry mengatakan bahwa mereka menyiapkan pilihan kurir menggunakan sepeda, otoped, dan pejalan kaki. Opsi pejalan kaki muncul karena jarak pengantaran makanan di Localio tadinya cuma 3 kilometer. Di samping pilihan kurir tadi, mereka juga menggandeng Gojek dan Help sebagai opsi tambahan.

“Model bisnis kami yang sudah jalan itu Live Streaming, LocaAds, dan delivery.”

Target dan rencana bisnis

Localio memulai bisnisnya di lingkup yang relatif kecil. Mereka memulai bisnisnya dengan menggaet penjual di wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Lalu menggaet bisnis rumahan lain di wilayah Kelapa Gading, Pluit, PIK, Sunter, hingga Pasar Minggu.

CTO Sebastian Wijaya mengatakan, pihaknya pun kini sudah memiliki sejumlah penjual yang tersebar di luar kota seperti Sidoarjo dan Medan. Namun untuk saat ini mereka masih akan berfokus untuk memperluas jangkauannya di wilayah Jabodetabek. Sementara hingga Desember nanti mereka setidaknya menargetkan bisa ekspansi hingga ke Bandung, Surabaya, Bali, dan Singapura. Mereka memilih Singapura karena menurut mereka kondisi bisnis kuliner rumahan di sana juga sedang meningkat, ditambah Sebastian yang sedang bermukim di sana.

Selain ekspansi, Localio juga berencana menggaet koki profesional yang diberhentikan dari tempat kerjanya selama pandemi untuk bergabung ke platform mereka. Nantinya para koki tersebut akan diwadahi ke dalam kanal tersendiri.

Sampai pertengahan Oktober, Localio sudah berhasil meraih 1000 penjual. Mereka menargetkan dapat meraih 4000 penjual hingga akhir tahun dengan ekspansi yang telah mereka rencanakan. Target pertumbuhan itu nantinya juga akan dipakai untuk menarik minat para investor. Saat ini modal di Localio masih di fase bootstrap dengan tambahan modal dari Win Ventures.

“Ke depan kami ingin membentuk ekosistem usaha rumahan. Secara keseluruhan kami ingin jadi platform yang menghubungkan UMKM lokal, mempromosikannya dari bisnis makanan yang tidak terkenal menjadi pemain global hingga ekspor ke luar negeri,” pungkas Andry.

Application Information Will Show Up Here