YouTube Ubah Tab Trending Menjadi Explore Demi Memprioritaskan Komunitas Kreator

Ada yang berbeda di aplikasi YouTube hari ini, baik versi Android maupun iOS-nya. Tab yang bertuliskan “Trending” kini sudah berganti nama menjadi “Explore”. Apakah ini sebuah fitur baru? Ya, dan YouTube rupanya telah mengujinya selama satu tahun lebih.

Explore pada dasarnya menyuguhkan rekomendasi yang lebih luas ketimbang Trending. Di bagian paling atas, terdapat deretan kategori video macam “Music”, “Gaming”, “News”, dan lain sebagainya. Mungkin hanya kebetulan, tapi tampilannya sangat mirip dengan desain baru halaman utama aplikasi Spotify.

Di bawah kategori-kategori tersebut, Explore bakal menyajikan segmen berjudul “Creator on the Rise” dan “Artist on the Rise” guna menyoroti video dari kreator-kreator baru yang berpotensi menjadi besar ke depannya. Berdasarkan informasi yang tertera di support page YouTube, setiap minggunya akan ada dua kreator baru yang di-highlight untuk kawasan Indonesia.

YouTube Explore tab

Lalu ke mana Trending pergi? Tidak ke mana-mana, Trending masih akan eksis sebagai bagian dari Explore. Posisinya sengaja ditempatkan di bawah (atau di atas sebagai salah satu dari deretan kategori itu tadi) demi memprioritaskan konten dari kreator-kreator baru.

YouTube adalah platform dengan konsep user-generated content. Mengutamakan komunitas kreator merupakan langkah yang bijaksana, apalagi mengingat channel milik brand atau media tradisional bisa saja menguasai segmen Trending.

Di kawasan Indonesia misalnya, saya melihat tidak jarang tayangan Indonesian Idol yang mengisi segmen Trending, dan ini sebenarnya bisa kita tonton melalui saluran TV tradisional. Dengan perubahan ini, kreator-kreator baru yang berpotensi setidaknya akan menerima exposure yang lebih besar, bukan malah ‘ditenggelamkan’ oleh video-video Trending yang didominasi media tradisional.

Sumber: The Verge dan YouTube.

YouTube Versi iOS Kedatangan Gesture Baru untuk Menavigasikan Video

Sekitar 70 persen dari sesi menonton YouTube berlangsung di perangkat mobile. Singkat cerita, ada lebih banyak pengunjung YouTube yang menggunakan smartphone ketimbang komputer, sehingga wajar apabila YouTube terus berupaya untuk menyempurnakan aplikasi mobile-nya.

Minggu ini, aplikasi YouTube versi iOS bakal kedatangan fitur baru yang sepele namun menarik, yaitu gesture swipe untuk menavigasikan video yang ditonton: usap layar ke kiri untuk lompat ke video selanjutnya yang terdapat pada daftar rekomendasi, usap ke kanan untuk kembali ke video yang terakhir ditonton.

Videonya pun akan dilanjutkan dari posisi terakhir yang ditonton. Selain dalam orientasi landscape, gesture ini juga dapat digunakan ketika perangkat dalam orientasi portrait. Kalau Anda ingat, YouTube sebenarnya juga sudah lama punya gesture double tap untuk memajukan atau memundurkan video 10 detik, dan itu sangat ideal dikawinkan dengan gesture baru ini.

Navigasi yang lebih mudah berkat gesture baru ini tentu diharapkan bisa semakin mendongkrak penggunaan YouTube di kalangan pengguna smartphone. YouTube sendiri belum lama ini juga sempat meluncurkan fitur Stories, dan itu juga salah satu upaya mereka dalam meminang hati para pengguna smartphone.

Mengapa harus sekeras itu usaha mereka? Sebab ini berpotensi memaksimalkan upaya monetisasi mereka lewat fitur-fitur seperti Super Chat misalnya. Sayangnya, YouTube sejauh ini masih belum bilang kapan gesture baru ini bakal tersedia di versi Android-nya.

Sumber: TechCrunch.

Fitur Stories ala Snapchat Kini Menghiasi YouTube

Sebagian dari Anda mungkin tak mengetahui bahwa tahun lalu YouTube pernah meluncurkan fitur yang menyerupai fitur Stories-nya Snapchat bernama “Reel.” Jika Anda tak pernah mendengarnya, wajar. Sebab fitur ini hanya digulirkan untuk sejumlah kecil channel yang sangat populer. Tapi kini, YouTube mengambil langkah baru dengan memperluas cakupan penggunanya untuk channel dengan 10 ribu pelanggan, sekaligus mengubah namanya dari Reel menjadi Stories. Sepertinya YouTube tak sungkan lagi untuk secara terang-terangan mengatakan bahwa benar fitur ini memang jiplakan Snapchat. Bahkan Google seperti enggan mencari nama baru.

Fitur Stories di YouTube tak berbeda dengan apa yang Anda jumpai di Facebook, Instagram dan Snapchat. Bedanya, jika di ketiga media sosial itu konten stories yang dibagikan lenyap dalam 24 jam, di YouTube tidak demikian. Stories yang diterbitkan bakal bertahan di tempatnya selama seminggu atau sampai dihapus oleh pemiliknya.

Untuk jenis kontennya terdapat banyak kesamaan, di YouTube Stories pengguna bisa menambahkan video pendek dan juga memiliki fasilitas untuk menghiasinya dengan teks, stiker, filter, dan lain sebagainya.

Stories akan dipajang di tab channel Stories di mana baik pelanggan maupun non-pelanggan dapat melihatnya. Tetapi hanya subcriber-lah yang dapat meninggalkan komentar dan sebaliknya pemilik Stories dapat menanggapinya. Sedangkan penonton biasa hanya dapat melihat Stories dan memberikan jempol tanda suka.

Sangat mudah untuk melihat dari mana YouTube mendapatkan inspirasi fitur ini. Jika mereka mengklaim fitur Stories miliknya berbeda karena bertahan selama 7 hari, boleh-boleh saja. Tapi konsep itu sejatinya sudah diadopsi oleh Linkedln yang lebih dulu menggulirkan fitur serupa dengan durasi lebih lama.

Sumber berita Googleblog dan gambar header Pixabay.

Fitur Baru YouTube Dirancang Supaya Kita Tidak Lupa Waktu Selama Menikmati Kontennya

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton video-video YouTube setiap harinya? 30 menit? 1 jam? 2 jam? Tak perlu menebak-nebak, sebab YouTube sekarang bisa menyodorkan statistik persisnya kepada setiap pengguna.

Syaratnya tentu Anda harus login ke YouTube menggunakan akun masing-masing. Selanjutnya, klik icon akun di ujung kanan atas, lalu pilih “Time watched”, dan di situ Anda bisa melihat berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton hari ini, kemarin dan sepanjang pekan kemarin, lengkap beserta rata-rata per harinya.

Perlu dicatat, fitur ini tidak akan berfungsi apabila Anda menonaktifkan fitur Watch History, sebab kalkulasinya dibuat berdasarkan semua video yang telah Anda tonton (tidak termasuk YouTube Music). Dari situ Anda bisa menilai sendiri apakah Anda terlampau sering menikmati konten YouTube sekaligus mengambil tindakan.

Tindakan yang saya maksud adalah mengaktifkan fitur pengingat (reminder) untuk beristirahat sejenak usai menonton selama beberapa waktu (Anda yang menentukannya sendiri). Ketika batas waktunya itu tercapai, pengguna akan menerima notifikasi seperti yang bisa dilihat pada gambar.

Di samping itu, YouTube turut menyediakan opsi pengaturan notifikasi yang lebih memadai. Salah satu yang paling bermanfaat menurut saya adalah opsi untuk membundel notifikasi dari tiap-tiap channel yang kita ikuti menjadi satu notifikasi saja per harinya pada waktu yang telah ditetapkan.

Opsi ini sangat berguna bagi mereka yang memang menyiapkan waktu khusus untuk menonton YouTube – usai makan malam misalnya – sebab di luar itu mereka tidak akan ‘diganggu’ oleh notifikasi demi notifikasi. Lebih lanjut, pengguna juga dipersilakan menonaktifkan suara sekaligus getaran dari notifikasi yang masuk di antara jam tertentu (jam 10 malam sampai 8 pagi misalnya) demi sesi tidur yang lebih tenteram.

Semua ini merupakan bagian dari tema “Digital Wellbeing” yang diangkat Google pada konferensi developer-nya bulan Mei lalu. Google sejatinya ingin konsumen bisa mengatur waktunya lebih baik dan tidak membiarkan layanan-layanan Google mengganggu kesibukannya sehari-hari, salah satunya YouTube.

Sumber: YouTube.

Jendela Video YouTube Versi Desktop Kini Bertambah Besar, Termasuk untuk Video Vertikal

Suka atau tidak, tren video dengan orientasi vertikal bakal terus bertambah populer dengan hadirnya platform seperti IGTV. Format seperti ini jelas lebih cocok dinikmati di smartphone, tapi ada kalanya kita menontonnya menggunakan laptop atau komputer, dan di platform seperti YouTube.

Di YouTube versi desktop, video vertikal (maupun yang bukan ber-aspect ratio 16:9 macam video klip musik lawas) ditampilkan dengan bingkai hitam di kiri-kanannya. Namun semuanya ternyata sudah berubah, tampilan YouTube versi desktop sekarang dapat beradaptasi dengan beragam aspect ratio.

Bingkai hitam yang tadinya ada di kiri-kanan tampilan video kini hilang sepenuhnya, membuat jendela video tampak lebih besar daripada sebelumnya. Bukan cuma untuk video vertikal saja, video dengan aspect ratio standar 16:9 juga ikut membesar ukuran jendelanya, dan deskripsi video pun jadi terdorong semakin ke bawah.

Perbedaan sebelum dan sesudah update terasa cukup signifikan. Sayangnya tidak semua video vertikal ikut terpengaruh. Salah satu contohnya adalah video klip “Havana” versi vertikal, yang masih kelihatan kecil dan berbingkai hitam. Penyebabnya, video-video seperti ini jelas diedit dan diunggah menggunakan perangkat desktop, sehingga algoritma YouTube pun menangkapnya sebagai video 16:9 standar.

Kendati demikian, efek dari update ini menurut saya sangat bergantung pada cara pengguna mengakses YouTube. Buat saya, perubahan ini pengaruhnya tidak banyak karena saya selalu mengklik tombol full screen saat menonton video YouTube di laptop atau komputer.

Sumber: Android Police dan Google Product Forums.

Rampung Diuji, Mode Incognito Sudah Bisa Dijajal di Android

Sekitar bulan Mei lalu, Google memulai proyek pengujian fitur incognito yang selama ini kerap dijumpai di peramban untuk aplikasi YouTube, salah satu portofolionya. Setelah melalui proses yang panjang, fitur Incognito sekarang sudah bisa dijumpai oleh seluruh pengguna Android, termasuk Indonesia.

Serupa dengan modus incognito yang kita jumpai di browser, incognito di YouTube juga berfungsi untuk mematikan fungsi tracking baik riwayat menonton atau pencarian. Penggunaannya akan sangat cocok untuk perangkat yang digunakan oleh pengguna dalam rentang usia yang berbeda, di mana orang tua dapat menyembunyikan riwayat tontonan dewasa dari anak-anak.

Dari pantauan Dailysocial, fitur ini sudah dijumpai di aplikasi YouTube Android versi terakhir. Jika Anda sudah melakukan pembaruan terakhir di minggu lalu, Anda tidak perlu lagi melakukannya karena fitur ini hampir pasti sudah tersedia.

Untuk beralih ke modus incognito, tap foto profil Anda di sudut kanan atas lalu tap menu Turn on Incognito. Sebelum dialihkan, Anda akan menerima jendela pemberitahuan singkat, tap saja GOT IT dan selesai, modus incognito akan aktif.

cara masuk mode incognito di Youtube_2

Untuk mematikan modus ini, tap ikon profil siluet berkacamata dan topi di sudut kanan atas dan tap Turn off Incognito, maka Anda akan kembali ke modus normal.

cara masuk mode incognito di Youtube

Tetapi perlu diketahui bahwa saat dalam modus penyamaran, pengguna tidak dapat mengakses salah satu fitur dari YouTube Premium, misalnya fitur YouTube Originals atau media offline. Untuk mengaksesnya, Anda harus kembali ke modus normal. Modus incognito juga akan otomatis mati saat aplikasi tidak aktif dalam waktu tertentu.

Sumber berita ThenextWeb dan gambar header Pixabay.

Application Information Will Show Up Here

Fitur Chatting YouTube Kini Mulai Tersedia di Versi Web-nya

Agustus tahun lalu, YouTube menghadirkan fitur chatting pada aplikasi Android dan iOS-nya. Prinsipnya, ketimbang harus berbagi tautan dan membicarakan tentang videonya di aplikasi lain, kita diberi kemudahan untuk melakukannya langsung di aplikasi YouTube.

Sekarang, YouTube tampaknya sedang dalam proses membawa fitur yang sama ke versi web-nya berdasarkan pantauan 9to5Google. Fungsinya sama persis seperti di mobile, hanya saja sekarang kita bisa mengaksesnya lewat browser komputer, dan semestinya chat-nya bakal tersinkronisasi antara mobile dan desktop apabila menggunakan akun yang sama.

Soal sinkronisasi ini saya belum bisa mengonfirmasi, sebab ketika saya coba, fitur chatting ini belum muncul di saya. Indikasi kemunculannya adalah icon baru bergambar semacam chat bubble di antara icon lonceng (notifikasi) dan app launcher, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas.

Sumber gambar: 9to5Google.
Sumber gambar: 9to5Google.

Fitur chatting ini rupanya juga terintegrasi ke menu sharing bawaan YouTube. Kalau biasanya cuma ada pilihan untuk membagikan tautan ke berbagai media sosial, kini ada juga pilihan untuk langsung membagikannya ke orang-orang yang termasuk friend dengan kita di YouTube.

Fitur ini sepertinya sedang diluncurkan secara bertahap. Namun sejauh ini belum ada kabar resmi mengenai ketersediaannya secara global. Sebaiknya kita bersabar saja.

Sumber: 9to5Google.

YouTube Uji Fitur Autoplay Video Tanpa Suara di Halaman Utama

Eksperimen, uji coba atau apapun namanya bukan hal baru bagi perusahaan berbasis internet. Bahkan untuk perusahaan raksasa sekelas Google, satu hal ini seakan jadi ritual wajib sebelum fitur baru bersangkutan benar-benar diluncurkan ke publik. Yang terbaru, YouTube yang merupakan salah satu layanan milik Google kembali membawa satu fitur baru ke tahapan pengujian. Fitur ini berkaitan dengan autoplay video.

Secara default, YouTube sudah mempunyai fitur autoplay yang akan secara otomatis memutar video saran berikutnya setelah video yang ditonton usai. Dan sekarang di pengujian selanjutnya, YouTube mempertimbangkan untuk memasang fitur autoplay di panel feed utama.

Lebih jauh dikatakan bahwa fitur video autoplay ini akan tampil di halaman utama aplikasi mobile YouTube, di mana video terpopuler akan diputar secara instan tepat ketika aplikasi dijalankan. Ketika pengguna menggeser layar, video berikutnya akan menyusul. Bedanya dengan fitur autoplay yang sudah ada, autoplay kali ini tidak akan menyertakan suara tapi subtitle dalam kondisi hidup. Selama pengguna memilih pengaturan default ini, maka fitur autoplay akan terus bekerja setiap kali aplikasi dijalankan.

youtube-autoplay

Fitur bernama “Play As You Browse” disebutkan baru diujikan di beberapa perangkat terpilih. Meskipun secara default dalam posisi aktif, pengguna nantinya punya kendali penuh untuk mematikan fitur ini jika dirasa mengganggu atau menyebabkan konsumsi kuota data mereka melonjak drastis. Atau hanya mengaktifkan fitur tersebut ketika terhubung ke WiFi.

Sumber berita AndroidCentral dan gambar header Pixabay.

YouTube Gulirkan Segudang Pembaruan untuk Aplikasi Mobile dan Desktop

YouTube kembali melakukan pembaruan dalam rangka menambahkan fungsionalitas untuk layanannya sembari menawarkan tatap muka yang konsisten di seluruh platform, desktop dan mobile.

Pertama dan yang paling mudah ditemukan, YouTube mempunyai logo dan ikon baru. Di versi ini, YouTube menyebutnya sebagai versi yang lebih bersih dan rapi, tampil lebih baik di perangkat yang berbeda bahkan di layar yang paling mungil sekalipun. Perubahan logo dan ikon ini akan mulai digulirkan hari ini untuk desktop dan mobile.

Di versi mobile, YouTube kini mendukung mode vertikal ketika video diputar. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menonton dalam format layar penuh tanpa harus mengubah orientasi smartphone atau berurusan dengan bar hitam di bagian sisi yang merebut ruang jendela.

Aplikasi YouTube kini juga mengadopsi salah situ fitur andalan versi desktop, yaitu fitur pengaturan kecepatan video. Kini, pengguna dapat mengatur apakah ingin memperlambat atau mempercepat. Gesture yang sebelumnya terbilang minimal kini juga mulai diterapkan oleh YouTube ke aplikasinya. Terakhir, YouTube memberikan kemudahan untuk menemukan lebih banyak video di saat tetap menikmati tontonan favorit Anda.

Berikutnya beralih ke platform desktop, di mana YouTube mulai memberlakukan sentuhan Material Design seperti di aplikasi mobile-nya. Menampakkan diri pertama kali di bulan Mei, penampilan baru YouTube desktop kini jauh lebih segar, sederhana dan intuitif. Membiarkan konten lebih menonjol dengan polesan baru Dark Theme yang secara otomatis mengubah warna latar menjadi gelap ketiga video sedang diputar.

Sumber berita GoogleBlog.

YouTube Hadirkan Fitur Chatting dan Sharing dalam Aplikasi

See You Again, Gangnam Style dan Despacito adalah tiga video dengan jumlah view terbanyak di YouTube. Tanpa adanya media sosial dan partisipasi orang-orang yang saling berbagi tautan, mustahil ketiga video klip musik itu bisa viral seperti sekarang.

Namun sekarang ada cara baru yang lebih mudah untuk berbagi link video YouTube. Bukan lewat layanan atau aplikasi lain, tapi melalui aplikasi mobile YouTube sendiri. Yup, YouTube sekarang turut dibekali fitur chatting ala Direct Message di Instagram.

Jadi ketimbang harus menyalin tautan lalu membuka aplikasi chatting macam WhatsApp atau Line, Anda sekarang bisa langsung membagikannya ke orang-orang terdekat via YouTube. Dari situ Anda bisa lanjut bercakap-cakap mengenai video tersebut, atau memberikan balasan dalam bentuk video lain.

Tidak cuma percakapan satu lawan satu, chatting di YouTube juga mendukung hingga 30 orang sekaligus. Pun demikian, kalau Anda ingin melihat reaksi teman-teman ketika menonton, Anda butuh aplikasi lain bernama Uptime, yang juga dikerjakan oleh karyawan Google di waktu luangnya.

Semua pesan dan video yang dibagikan akan disimpan dan dapat diakses lewat tab baru berlabel “Shared” di aplikasi mobile YouTube. Fitur ini sebenarnya sudah diuji oleh YouTube sejak tahun lalu, namun sekarang mereka sudah siap untuk merilisnya ke publik global. Nantikan update-nya dalam beberapa hari ke depan.

Sumber: YouTube dan TechCrunch.