Xorgee direkrut MORPH Team Untuk Mengisi Divisi VALORANT

MORPH Team kini memiliki divisi VALORANT setelah merekrut tim Xorgee, pemenang kualifikasi Indonesia untuk VALORANT Pacific Open 2020. Pengumuman ini memang dilakukan secara tidak resmi, namun kemarin (16 Juli 2020) Ahmad Priyadi selaku Chief Operating Officer (COO) MORPH Team, mengumumkan secara tidak langsung lewat media sosial terhadap hal tersebut.

Dalam postingannya, Ahmad Priyadi mengatakan “Morph Team bakal wakilin Indonesia di game VALORANT bulan Agustus nanti.” Serangkaian informasi tersebut tentu mengarah ke tim Xorgee, yang memang akan mewakili Indonesia dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020 pada tanggal 17 Agustus 2020 mendatang.

Redaksi Hybrid lalu mengkonfirmasi lebih lanjut terkait hal tersebut kepada Ahmad. “Memang benar adanya, MORPH Team mengakuisisi Xorgee yang akan bertanding di gelaran Pacific Open 2020.” jawabnya. Lebih lanjut Ahmad Priyadi lalu menjelaskan bagaimana proses akuisisi terjadi antara MORPH Team dengan tim Xorgee.

Sumber: Ahmad
Sumber: Foto Pribadi Ahmad Priyadi

“Awalnya mereka mengajukan diri kepada manajemen kami kemarin lusa (15 Juli 2020). Melihat iktikad mereka, kami lalu mencoba menganalisa tim ini. Kami coba lakukan crosscheck terhadap personality, juga kemampuan, mekanik, serta gameplay mereka di turnamen-turnamen sebelumnya. Setelah satu dua hari melakukan negosiasi, akhirnya kami mencapai kata sepakat, sehingga Xorgee nantinya akan mewakili MORPH Team dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020.” perjelas Ahmad.

MORPH Team mungkin bisa dibilang menjadi tim kedua yang mengumumkan kepemilikan tim VALORANT mereka setelah BOOM Esports mengumumkan ambil BoysWithLove jadi bagian organisasi pada 16 Juli 2020. “Kami melihat skena VALORANT sudah mulai bagus, jadi kami ikut ambil andil di dalamnya. Selain prospek game-nya terlihat menjanjikan, Reza ‘Arap” selaku CEO dan founder juga ingin bisa memajukan ekosistem esports PC. Supaya ekosistem esports di Indonesia tidak hanya mobile saja.” lanjutnya menjelaskan alasan perekrutan ini.

Sampai saat ini Xorgee dan BoysWithLove mungkin bisa dibilang adalah dua dari beberapa tim VALORANT yang kuat di skena lokal. Terakhir kali, BoysWithLove kebetulan tidak mengikuti kualifikasi Indonesia VALORANT Pacific Open, sehingga Xorgee muncul ke permukaan sebagai wakil Indonesia di gelaran yang menjadi bagian dari Ignition Series tersebut.

Sumber: Instagram @mineskiesports.id
Sumber: Instagram @mineskiesports.id

Terkait hal ini Ahmad memberi pendapatnya. “Semoga bisa jadi rivalitas yang menarik antara kedua tim ini. Harapannya rivalitas ini bisa memicu pemain-pemain lain untuk menyaingi, dan nantinya bisa memicu kehadiran tim-tim VALORANT baru di Indonesia.”

Terkait soal durasi kontrak Ahmad menjelaskan bahwa Xorgee akan melalui masa percobaan terlebih dahulu selama 3 sampai 6 bulan bersama MORPH Team, sebelum menjadi tim permanen nantinya.

Mari kita doakan semoga Xorgee bersama MORPH Team bisa memberikan yang terbaik di gelaran VALORANT Pacific Open 2020, dan membanggakan Indonesia di skena VALORANT kawasan Asia Pasifik.

BOOM Esports Umumkan Divisi VALORANT Berisikan ex-Pemain CS:GO

Setelah cukup dinanti-nanti, BOOM Esports akhirnya mengumumkan divisi VALORANT mereka pada tanggal 15 Juli 2020 kemarin. Roster ini menghadirkan sosok-sosok pemain ex-CS:GO dengan nama cukup baik di skena lokal, yang membuat tim ini jadi terlihat cukup menjanjikan.

Salah satu bagian roster ini adalah Adrian Setiawan atau sosok yang dikenal sebagai Adrnking. Pemain yang satu ini terakhir kali bermain untuk tim CS:GO asal Tiongkok, Big Time Regal Gaming, bersama dengan Kevin Susanto (Xccurate). Ketika bermain di sana, Adrnking sendiri berhasil mendapatkan beberapa prestasi. Salah satu yang terbesar adalah kemenangannya di WESG 2019 Southeast Asia.

Namun belakangan dia sendiri memang sedang aktif berkompetisi pada skena VALORANT lokal, bersama dengan tim BoysWithLove. Ketika bersama tim tersebut, Adrnking, BlaZek1ng, Asteriskk, Notoriouszx, dan Sys berhasil menjadi juara di dalam gelaran 1Z Asia League pada Juni 2020 kemarin. Sayang, mereka tidak mengikuti VALORANT Pacific Open – Indonesia Qualifier, yang akhirnya dimenangkan oleh tim Xorgee yang berisikan Fidelwow dan kawan-kawan.

https://twitter.com/boomesportsid/status/1283391280177799169

Terkait akuisisi roster terbaru ini, Gary Ongko selaku CEO dan Founder BOOM Esports memberikan tanggapannya. “Alasan kami untuk membuat divisi VALORANT karena melihat keseriusan Riot Games mengembangkan scene esports game tersebut, baik lokal di Indonesia ataupun regional Asia Tenggara. Terkait roster tersebut, saya bisa bilang mereka merupakan tim terbaik di Indonesia untuk saat ini, dan kami bertujuan untuk menciptakan pemain Indonesia berikutnya yang akan mendominasi di kancah global VALORANT.”

Lebih lanjut soal roster, Marzarian Sahita selaku General Manager BOOM Esports menambahkan. “Menurut saya Adrnking dan kawan-kawan BoysWithLove memang masih menjadi tim yang terbaik di kancah VALORANT saat ini. Mereka juga terbilang sebagai talenta terbaik CS:GO. Dengan kombinasi skill dan pengalamannya, bisa dibilang kelebihan kemampuan mereka akan sulit dikejar oleh tim-tim lain setidaknya selama 3 sampai 4 bulan ke depan.”

Dengan ini, maka berikut roster divisi VALORANT BOOM Esports:

  • Gary Dastin – Kapten (BlaZek1ng)
  • Nanda Rizana (Asteriskk)
  • Riyan Fiqri (Notoriouszx)
  • Adrian Setiawan (Adrnking)
  • Agung Frianto (Sys)

Dengan akuisisi ini, maka tim BoysWithLove akan membela nama BOOM Esports dan tetap di dalam skena VALORANT setidaknya selama 1 tahun ke depan. Jadwal terdekat mereka tersendiri adalah kompetisi GLHF VALORANT Open Cup yang akan diselenggarakan tanggal 29 Juni sampai 6 Juli 2020 mendatang.

Riot Games Kolaborasi dengan Youth Esports Program dari Mineski

Mineski Filipina bekerja sama dengan Philippine Collegiate Champions League untuk membuat Youth Esports Program (YEP). Sekarang, Riot Games Southeast Asia mengumumkan bahwa mereka akan menjalin kerja sama dengan YEP.

Melalui kolaborasi ini, YEP dan Riot Games SEA akan mengadakan workshop dan berbagai kegiatan untuk para maahasiswa, seperti turnamen Legends of Runeterra, card game dari Riot dan kompetisi untuk membuat konten Valorant, game first-person shooter yang Riot luncurkan awal Juni lalu. Selain itu, Youth Esports Program juga akan menjadikan Valorant sebagai salah satu game yang diadu dalam liga esports khusus mahasiswa yang mereka adakan.

riot mineski
Valorant adalah game terbaru dari Riot Games. | Sumber: EssentiallySports

“Bagi kami, Filipina adalah salah satu negara paling penting. Dan kami selalu kagum dengan semangat dan talenta dari komunitas esports di negara tersebut,” kata Chris Tran, Head of Esports for Riot Games Southeast Asia, Taiwan, Hong Kong and Macau, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami senang dapat bekerja sama dengan Youth Esports Program dan mendukung mereka dalam  mengembangkan bakat dari generasi muda untuk masuk ke dunia esports dan competitive gaming.”

Sementara itu, Marlon “Lon” Marcelo, Director of YEP berkata, “Kami menyambut kedatangan Riot dengan tangan terbuka. Kami memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat esports semakin diakui sebagai olahraga di tingkat mahasiswa. Bersama, kami harap kami akan bisa membuat infrastruktur yang memadai sehingga para mahasiswa bisa mengejar mimpi mereka dalam industri esports dan gaming.”

Riot sukses mengembangkan League of Legends menjadi salah satu game esports paling berpengaruh di dunia. Sayangnya, di Indonesia, game itu justru kalah pamor dari game-game MOBA lain. Namun, Riot tampaknya tidak mau jatuh di lubang yang sama dengan Valorant. Pada awal Juni lalu, Riot menjelaskan tentang rencana mereka dalam mengembangkan ekosistem Valorant di Indonesia.

Sementara di tingkat Asia Tenggara, pada akhir Juni 2020, Riot telah mengumumkan dua turnamen Valorant, yaitu Valorant SEA Invitational dan Valorant Pacific Open. Melalui kerja sama dengan YEP, Riot berusaha untuk mengembangkan ekosistem Valorant amatir di Filipina. Melalui semua yang Riot lakukan, mereka tampaknya ingin memastikan bahwa ekosistem esports Valorant di Asia Tenggara bisa tumbuh dan berkembang.

VALORANT SEA Invitational Dimenangkan Oleh Team Tempest Asal Taiwan

Selain keseruan PUBG Mobile World League 2020 East Region, tanggal 11 Juli 2020 kemarin juga menyajikan keseruan pertandingan VALORANT antar sosok selebriti gamers ternama se-Asia Tenggara. Diselenggarakan selama satu hari saja, gelaran VALORANT SEA Invitational mempertandingkan sosok selebriti gamers dari Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.

Indonesia, dalam tim yang diberi nama Team Incinerate, diwakili oleh beberapa sosok selebriti gamers. Ada Watchout Gaming dan Tepe46 yang merupakan salah satu sosok YouTuber di skena Point Blank, Indira Ayu Maharani atau Inayma dan Nixia yang merupakan girl gamers dari komunitas FPS, dan Luthfi Halimawan yang terkenal sebagai YouTuber gaming secara umum.

Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia
Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia

Pada babak grup, Team Incinerate langsung berhadapan dengan Team Tempest asal Taiwan. Sosok selebriti gamers Indonesia cukup kesulitan melawan pemain Taiwan yang tampak terlihat lebih profesional. Team Tempest bermain dengan lebih solid, dan dilengkapi dengan kemampuan aim yang kuat. Bermain pada map Bind, Team Tempest mendominasi Indonesia bahkan skor permainan sempat mencapai 7-0 pada awal-awal ronde.

Tim Indonesia bangkit setelah Watchout Gaming melakukan permainan Jett yang brilian, mencuri skor dari Team Tempest. Namun kebangkitan tersebut tidak berlangsung lama. Walau Team Incinerate sudah melawan dengan maksimal, mereka cuma mencuri 3 angka, first-half ditutup dengan skor 3-9.

Team Incinerate mendapat kesempatan menyerang pada second-half. Sayang mereka seperti sudah hilang asa. Serangan mereka berkali-kali ditahan dengan baik oleh HEHE dari Team Tempest. Permainan pun usai, kemenangan untuk Team Tempest dengan skor akhir 13-9.

Babak final Team Tempest bertemu dengan Team Titanium dari Filipina. Game 1, map Haven, Tempest lagi lagi menunjukan permainan dan kemampuan aim yang sangat solid. Namun, Team Titanium di sini tak mau kalah. Setelah babak belur di first-half dengan skor 1-11, mereka baru mulai bangkit di second-half saat menjadi defenders. Namun setelah percobaan terbaik JinNY dari Team Titanium, mereka harus merelakan Game 1 dengan skor 6-12.

Pertandingan berlanjut pada map Split untuk Game 2. Kini Team Titanium memperbaiki diri dan berhasil menahan Tempest dengan lebih baik dengan skor 5-7 pada first-half. Kini giliran Team Tempest bertahan pada second-half. Pertarungan berjalan sengit, namun Tempest mendapatkan Match Point terlebih dahulu.

Pada pertarungan penentu, Titanium sudah melakukan usaha terbaiknya, bahkan berhasil mengamankan area B dan menanam Spike. Sayangnya kerja sama Team Tempest begitu solid. Mereka menyergap pertahanan Team Titanium yang terkumpul di satu posisi. Crazyface sebagai Jett dari Team Tempest berhasil membungkam 2 pemain Titanium, yang memberikan mereka kemenangan pada turnamen tersebut.

Team Tempest asal Taiwan pun menjadi pemenang VALORANT SEA Invitationa, dan berhak menerima hadiah sebesar 3200 dollar AS. Akhir pekan ini akan menjadi lebih menarik lagi, karena akan ada pertandingan antar tim semi-profesional setingkat Asia Pasifik pertama dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020. Akankah Xorgee dari Indonesia, dapat mengalahkan wakil-wakil negara yang berada dalam kawansan Asia Pasifik?

Esports Indonesia Sepekan Terakhir: Hades bergabung ke Aura Esports, Tim Xorgee Menangkan Kualifikasi VALORANT Pacific Open, dan Lainnya.

PUBG World League Season Zero segera dimulai 

Sumber: Tencent Games
via: Tencent Games

Gelaran turnamen PUBG Mobile World League Season Zero dimulai hari Jumat 10 Juli 2020 pukul 19.00 WIB. Selama 1 bulan mendatang deretan tim terbaik dunia dari 2 divisi yaitu East dan West akan berlaga dan menentukan siapa yang pantas untuk duduk di takhta juara dunia. Indonesia mengutus Bigetron Red Aliens dan MORPH Team untuk berlaga di gelaran PMWL Season Zero divis East. Babak final nanti akan digelar di tanggal 7 sampai 10 Agustus mendatang. Mari kita dukung perwakilan Indonesia di PMWL Season Zero. #INDOPRIDE

Tim Xorgee mewakili indonesia di VALORANT IGNITION SERIES Pacific Open 2020

Sumber: Instagram @mineskiesports.id
via: Instagram mineskiesports.id

Selama pekan berjalan, sudah berlangsung gelaran tahap kualifikasi turnamen VALORANT Pacific Open Indonesia. Turnamen yang menjadi bagian dari IGNITION SERIES akan mempertemukan tim VALORANT dari Thailand, Hongkong, Filipina, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan tentu saja Indonesia. Indonesia akan diwakilkan oleh tim Xorgee lewat kemenangannya atas tim Buwungpuyuh di babak final. Kita nantikan laga tim Xorgee di babak final VALORANT Pacific Open yang akan dilaksanakan 21 Agustus 2020 mendatang.

RRQ Kembali Menghentak dan Menjadi Raja di MPL Invitational 4 Nations Cup

Sumber: Instagram MPL ID
via: Instagram MPL ID

Sekali lagi RRQ Hoshi menjadi tim terbaik dengan memenangkan gelaran turnamen Mobile Legends Professional League Invitational 4 Nations Cup. Turnamen yang dilangsungkan karena adanya penundaan gelaran MSC mempertemukan tim-tim region Asia Tenggara, juara dari liga profesional masing-masing negara. Di babak final RRQ Hoshi menggempur lawannya, tim Resurgence asal Singapura. Di turnamen yang sama mereka sudah betemu di babak final upper bracket dan sekali lagi tim Resurgence bisa bangkit dari lower bracket dan menantang tim RRQ Hoshi di babak grand final. RRQ Hoshi memenangkan gelaran MPL Invitational 4 Nations Cup dengan skor telak 3-0 setelah bisa menekan tim Resurgence sejak sejak fase drafting.

Grand Final MAX Alpha Series akan digelar akhir pekan ini

Bekerja sama dengan game publisher Garena, Metaco menyelenggarakan turnamen game Free Fire MAX Alpha Series 2020. Gelaran turnamen MAX Alpha Series sekarang sudah memasuki babak grand final. Dari banyaknya tim yang mendaftar, sekarang sudah tersisa 12 tim yang siap berlaga di babak grand final 10-12 Juli 2020 mendatang. Sekalipun di daftar finalis masih terlihat nama-nama tim profesional, datang juga kejutan saat tim amatir bisa menyisihkan beberapa tim profesional yang ikut berlaga di turnamen Max Alpha Series 2020.

MORPH Team Jalin Kerja Sama dengan Smartfren

via: Smartfren
via: Smartfren

Reza Oktovian baru saja mengumumkna kerja samanya dengan telecommunication provider Smartfren. Melalui kerja sama yang dijalin Smartfren berkomitmen untuk mendukung perkembangan mobile games dan mobile esports di skena lokal dengan memberikan layanan internet yang bisa diandalkan. MORPH Team menyambut baik dukungan dari Smartfren dalam mengembangkan talenta esports berbakat di Indonesia. Tidak lupa juga MORPH Team juga baru saja meraih juara di gelaran turnamen Lokapala.

Sean “Hades” Goh menjadi coach terbaru tim Mobile Legends Aura Esports

Baru-baru ini Aura Esports mendatangkan coach baru yaitu Sean “Hades” Goh. Hades yang sudaha mengantongi banyak pengalaman di skena esports Dota 2 di region Asia Tenggara didaulat menjadi pelatih tim Mobile Legends Aura Esports Indonesia. Terlepas dari performa tim Aura Esports di gelaran MPL season 5 yang lalu, dengan formasi yang baru Aura Esports akan menargetkan diri menjadi juara dari gelaran MPL season mendatang. Hades percaya roster Mobile Legends Aura Esports terkini dapat bersaing dan sepadan dengan tim-tim elit lainnya.

Gaji Pemain Valorant Dikabarkan Capai Rp361 Juta per Bulan

Sebagian pemain profesional Valorant dikabarkan telah mendapatkan gaji sebesar US$25 ribu (sekitar Rp361 juta) per bulan. Menurut laporan The Esports Observer, para pemain Valorant mendapatkan gaji sekitar US$15 ribu (sekitar Rp217 juta) sampai US$25 ribu (sekitar Rp361 juta) per bulan. Sementara pemain yang masuk dalam kategori top player dikabarkan bisa mendapatkan gaji yang bahkan lebih besar.

Memang, gaji sebesar US$60 ribu (sekitar Rp866 juta) per tahun bukanlah hal yang aneh bagi pemain esports. Misalnya, para pemain yang berlaga di liga League of Legends kawasan Amerika Utara bisa mendapatkan gaji sekitar US$75 ribu (sekitar Rp1,1 miliar) per tahun. Hanya saja, Valorant adalah game yang sangat baru. Game first person shooter tersebut baru diluncurkan pada awal Juni 2020.

Bagi para pemain, hal ini tentunnya bukan masalah. Mengingat Valorant baru diluncurkan, belum ada banyak turnamen esports yang diadakan. Jadi, jadwal pertandingan para pemain Valorant belum sepadat atlet esports dari game lain yang ekosistem esports-nya sudah terbentuk, seperti Counter-Strike: Global Offensive atau League of Legends.

gaji pemain valorant
Organisasi esports rela bayar gaji besar untuk pemain Valorant.

Sementara bagi organisasi esports, mereka tampaknya bersedia untuk memberikan gaji besar pada pemain Valorant karena mereka percaya, ekosistem esports Valorant akan berkembang pesat di masa depan. Mengingat Riot Games sukses menjadikan League of Legends sebagai salah satu game esports terpopuler di dunia, keputusan para organisasi esports untuk serius dengan Valorant sejak awal tidak aneh, menurut laporan Forbes.

Jika sebuah organisasi esports sukses membuat tim Valorant yang tangguh, mereka bisa memenangkan turnamen esports besar di masa depan. Tak hanya itu, jika mereka bisa menemukan pemain superstar yang tidak hanya jago, tapi juga karismatik, mereka akan bisa menarik banyak fans. Dan hal ini akan membantu mereka untuk mendapatkan sponsor, yang masih menjadi sumber pemasukan utama organisasi esports.

Hanya saja, organisasi esports bukan badan amal. Jika mereka mengeluarkan uang besar untuk membayar pemain Valorant, mereka tentu berharap bisa mendapatkan untung. Dan jika organisasi esports gagal untuk mendapatkan kembali modal yang mereka keluarkan atau bahkan merugi, hal ini bisa berdampak buruk pada para pemain esports sendiri.

Masalah serupa pernah terjadi dalam ekosistem esports PUBG. Ekosistem esports dari game battle royale itu berkembang sangat cepat. Pada awalnya, organisasi esports rela membayar mahal para pemain PUBG, sama seperti Valorant. Namun, ketika mereka gagal mendapatkan jumlah penonton yang memadai dan tak bisa mendapatkan untung, banyak organisasi esports yang justru memutuskan untuk membubarkan tim PUBG mereka. Tak hanya itu, gaji rata-rata pemain PUBG juga jadi turun.

Update VALORANT 1.03: Perkuat Guardian, Hadirkan Overtime, dan Senjata Naga Hidup?

Sudah satu bulan berlalu sejak VALORANT rilis pertama kalinya pada 2 Juni 2020 kemarin. Maka dari itu, Riot Games pun sudah mulai merilis update untuk game ini satu per satu secara rutin. Pekan lalu kita sudah melihat beberapa hal. Ada perubahan untuk Ranked Mode di VALORANT yang diumumkan pada update 1.02. Riot juga mengumumkan rencana mereka dalam menyajikan konten di VALORANT lewat sajian serial video Dev Diary.

Kini, 2 pekan berlalu sejak update 1.02, maka sudah saatnya kita bersiap untuk VALORANT Update 1.03. Dua hari lalu, update terbaru ini diumumkan lewat akun twit resmi @PlayVALORANT. Update kali ini tidak banyak menghadirkan konten, namun ada sedikit perubahan balancing, serta perbaikan Quality of Life permainan.

Untuk balancing, VALORANT update 1.03 membuat senjata Guardian menjadi lebih relevan. Dalam blog post dijelaskan, perubahan ini dilakukan karena posisi Guardian dalam meta permainan yang agak aneh. Ini karena harga Guardian yang cuma sedikit lebih murah saja dibanding Vandal atau Phantom, namun punya tingkat kekuatan yang terlampau lemah.

Maka dari pada update terbaru, harga Guardian dibuat lebih murah, dari 2700 menjadi 2500. Selain itu, kemampuan tembak Guardian juga disesuaikan agar jadi lebih kuat. Kecepatan menembak ditingkatkan, kekuatan penetrasi senjata juga diperkuat.

Perubahan yang cukup besar dalam VALORANT update 1.03 ini adalah perubahan pada sistem Surrender dan beberapa perubahan Quality of Life dalam mode Competitive. Menyerah di dalam permainan kini dipermudah, namun hanya untuk mode Unrated saja.

Anda cuma perlu 80% vote, untuk dapat menyerah kalah pada mode Unrated. Jadi jika 4 dari 5 orang memilih untuk menyerah, permainan akan otomatis usai. Namun untuk mode Competitive, Anda tetap butuh seluruh anggota tim setuju untuk menyerah, untuk menyelesaikan permainan secara lebih cepat.

Sumber: Riot Games
Perubahan dari Sudden Death menjadi Overtime tentu akan membuat pertarungan jadi lebih sengit lagi jika keadaan kedua tim sama-sama saling imbang. Sumber: Riot Games

Selain itu, mode Competitive juga mendapatkan cara penentuan kemenangan baru, jika keadaan imbang 12-12 di akhir permainan. Sebelumnya, penentuan pemenang saat keadaan imbang adalah dengan Sudden Death. Pada ronde Sudden Death, pemain diberikan 5000 Credit dan 4 poin Ultimate. Siapa yang menang di ronde tersebut langsung menjadi pemenang permainan.

Pada update 1.03 nanti, penentuan kemenangan pada saat keadaan imbang akan menjadi lebih menantang. Sudden Death dihilangkan, diganti dengan Overtime. Pada Overtime Anda harus bisa menang 2 kali berturut-turut setelah skor imbang 12-12. Ketentuan ekonomi masih sama, 5000 Credit dan 4 poin Ultimate untuk semua pemain sepanjang Overtime berjalan. Setelah dua ronde, akan muncul vote yang fungsinya memilih, apakah Overtime diteruskan atau diakhiri saja yang akan memberi hasil seri.

Terakhir yang juga tak kalah menarik adalah skin senjata terbaru. Edisi skin ini diberi nama Ultra Edition, karena skin ini mengubah senjata Anda menjadi seekor naga kecil yang hidup! Skin bernama Elderflame ini akan hadir di Store tanggal 10 Juli 2020 mendatang. Belum ada informasi soal harga skin ini, namun melihat modifikasi yang begitu dinamis, bisa jadi harganya akan sama seperti Prism Edition atau mungkin malah lebih mahal.

Lebih lengkap, Anda bisa memeriksa langsung meluncur ke laman blog post catatan patch VALORANT 1.03. Jujur, saya menyukai perubahan yang diberikan pada Guardian. Tinggal kita lihat saja, akankah perubahan tersebut membuat Guardian menjadi terlalu kuat sehingga orang-orang jadi melupakan Phantom dan Vandal?

Godsent Perkenalkan Roster Perempuan Pertama untuk Divisi VALORANT

Terlepas belum adanya struktur dan sirkuit yang pasti mengenai skena esports VALORANT, tim Godsent, dalam sebuah pengumuman di media sosial mereka, memperkenalkan roster line up VALORANT mereka. Roster terbaru Godsent terdiri dari kombinasi pemain FPS kawakan dan streamer yang seluruhnya adalah perempuan. Godsent menjadi organisasi esports pertama yang memiliki roster perempuan untuk game VALORANT.

Organisasi esports asal Swedia, Godsent, dengan yakin merekrut roster perempuan untuk game VALORANT sekalipun diiringi dengan respon pesimisme dari komunitas esports. Berdasarkan beberapa catatan, beberapa tim esports perempuan yang berlaga di beberapa divisi di Eropa, dinilai belum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Inisiatif yang kurang populer dan belum diiringi dengan hasil yang baik juga membuat respon dari komunitas esports menaruh ekspektasi lebih yang bisa menjadi tekanan bagi organisasi esports dengan tim perempuan. Di sisi lain ada juga masalah yang sangat serius dan membuat perempuan enggan dan ragu terjun sepenuhnya ke ekosistem esports.

Adapun esports dapat dipandang kegiatan yang positif. Secara umum jumlah gamers di dunia cukup berimbang dari segi gender maupun usia. Bahkan nyatanya ada kelompok umur lansia yang malahan terlibat aktif di skena esports.

Sayangnya sampai saat ini keberadaan pro player perempuan masih dipandang inferior daripada laki-laki. Padahal, esports adalah ekosistem  yang cukup inklusif, baik secara gender dan usia. Sedikit nasib baik akan memberi perbedaan jika sebuah tim esports perempuan bisa menunjukkan performa yang solid dan prestasi.

https://twitter.com/Valkyrae/status/1256483621260521475?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1256483621260521475%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.dailyesports.gg%2Fgodsent-announces-first-all-female-valorant-team%2F

Permasalahan seolah tidak cukup, kerap kali perempuan mengalami diskriminasi sampai verbal harassment di dalam game environment. Di level casual gamers, perempuan menjadi tidak nyaman karena diremehkan atau berbagai perlakuan yang tidak menyenangkan. Beberpa esports personalities seperti streamer, pro player bahkan shoutcaster perempuan kerap menjadi sasaran. Keresahan akan kenyamanan bermain sudah semestinya menjadi pertimbangan bagi game developer.

Nyatanya, di waktu yang bersamaan tidak sedikit pro player perempuan yang mengukirkan prestasi yang membanggakan. Lambat laun persepsi negatif dan stigma terhadap gamer dan pro player perempuan seharusnya sudah bisa berkurang bahkan dihilangkan sepenuhnya di masa depan.

 

Riot Games Luncurkan Merchandise VALORANT Perdana

Bisnis merchandise di dalam ekosistem gaming dan esports memang jadi peluang menarik tersendiri. Indikasi ini kembali terlihat lewat inisiatif Riot Games yang meluncurkan merchandise terhadap game rilisan terbaru mereka, VALORANT. Memang belakangan game Tactical FPS terbaru dari Riot Games ini berhasil menarik antusiasme gamers dari berbagai belahan dunia. Pada saat masih dalam fase beta sekalipun, VALORANT bahkan berhasil memecahkan rekor jumlah penonton di Twitch.

Merchandise ini mungkin bisa dibilang menjadi jawaban atas antusiasme tersebut. Pada website penjualan merchandise resmi Riot Games, ditunjukkan dua buah jenis merchandise VALORANT. Merchandise tersebut adalah jaket Windbreaker yang diberi nama sebagai jaket “Defy The Limits” dan sebuah topi Snapback berwarna hitam.

Sumber: Riot Games Official Merch Website
Sumber: Riot Games Official Merch Website

Dijual seharga 30 dollar AS (sekitar 433 ribu Rupiah), topi Snapback memiliki desain yang terlampau sederhana. Ia hanya berwarna hitam polos, dengan logo VALORANT di bagian depan yang membuatnya jadi kurang menarik. Jaket Windbreaker yang sebenarnya jadi paling menarik.

Anda memang perlu merogoh kocek cukup dalam untuk ini. Dijual seharga 120 dollar AS (sekitar Rp1,7 juta), jaket ini memiliki palet warna khas VALORANT yang didominasi biru tua dengan hiasan berwarna merah muda. Bukan hanya itu saja, jaket ini juga didesain layaknya kebanyakan materi promosi VALORANT yang telah Anda lihat. Pada jaketnya terlihat tulisan VALORANT semi transparan yang besar memanjang dari atas ke bawah. Selain itu, satu yang mungkin paling spesial adalah tulisan “Defy the Limits” dalam 9 bahasa lain.

Sayangnya, Anda tidak bisa mengirimkan merchandise Riot Games ke Indonesia. Pada pilihan pengiriman, hanya ada Singapura sebagai lokasi yang paling dekat dengan negara kita. Jaket tersebut masih dalam fase Pre-Order yang ditutup 17 Agustus 2020, dan baru akan dikirimkan pada 28 Februari 2021.

Sumber: Riot Games Official Merch Website
Detil tulisan Defy The Limit dalam 9 bahasa | Sumber: Riot Games Official Merch Website

Kira-kira, apakah merchandise ini akan menarik minat para pemain game? Apalagi melihat harga serta proses pengiriman yang sangat lama. Namun bisnis merchandise memang menggiurkan. Dalam ranah lokal, kita bahkan sempat melihat EVOS Esports yang berhasil raup 150 juta Rupiah hanya dari penjualan merchandise di MPL ID S4 dan gelaran M1 MLBB World Championship.

Secara internasional, potensi bisnis ini bahkan sampai membuat banyak brand fashion ternama berbondong-bondong melakukan kolaborasi dengan ekosistem esports. Seperti Louis Vuitton yang membuat Travel Case trofi League of Legends World Championship, Puma yang kerja sama dengan Cloud9 untuk buat koleksi pakaian untuk gamer, serta Gucci yang melakukan kolaborasi dengan Fnatic.

Xorgee Jadi Wakil Indonesia Untuk VALORANT Pacific Open 2020

Dua pekan lalu kita melihat bagaimana Riot Games mengumumkan dua inisiatif esports VALORANT untuk kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah VALORANT Pacific Open, yang menjadi kompetisi terbuka untuk pemain VALORANT di Taiwan, Thailand, Hong Kong, Filipina, Malaysia, Singapura, dan tentunya Indonesia.

Akhir pekan lalu (3 Juli 2020) jadi gelaran puncak dari kualifikasi VALORANT Pacific Open Indonesia. Tim Xorgee berhadapan dengan tim bernamakan Buwungpuyuh dalam seri best-of-5. Pada ronde-ronde awal, pertandingan berjalan dengan sengit, walau akhirnya tim Buwungpuyuh hilang asa di ronde-ronde akhir.

Game 1, map Haven, jadi penentu paling sengit bagi kedua tim. Xorgee membuka permainan sebagai Attackers menunjukkan koordinasi yang sangat apik, dan membuat pertandingan berjalan dengan cukup mulus. Sementara di sisi lain, pertahanan Buwungpuyuh penuh celah, membuatnya kalah cukup telak.

Masuk half kedua, Buwungpuyuh yang mendapat kesempatan menyerang tidak ragu melawan. Sayoo, Reyna dari tim Buwungpuyuh, menunjukkan tajinya sebagai seorang Duelist. yang beberapa kali mengacak-acak pertahanan dari famouz dan kawan-kawan Xorgee. Sebegitu sengitnya game pertama sampai skor menjadi 11-11. Sayang, Buwungpuyuh jadi goyah, sehingga kemenangan diamankan oleh Xorgee dengan skor 13-11.

Game kedua, map Ascent, Rapheleen dan kawan-kawan Buwungpuyuh mendapatkan kesempatan menyerang yang kurang dimanfaatkan dengan baik. Padahal Buwungpuyuh bisa balikkan keadaan saat jadi Attackers di game 1, namun pada game ini mereka malah kalah 4-8 di akhir half pertama. Berganti sisi, sebagai Defenders Buwungpuyuh hanya dapat menambah 3 skor saja. Xorgee yang bermain dengan lebih solid akhirnya berhasil menang dengan skor 12-7.

Game ketiga, map Bind, tim Buwungpuyuh seperti tersihir yang membuat permainannya jadi tidak karuan. Permainan Xorgee memang solid, namun Buwungpuyuh ketika itu tidak mampu melawan sedikitpun, baik saat menjadi Attackers maupun Defenders. Akhirnya permainan pun usai dengan kemenangan telak tim Xorgee, 13-0.

Sumber: Instagram @mineskiesports.id
Sumber: Instagram @mineskiesports.id

Xorgee sebagai pemenang akan menjadi wakil Indonesia untuk pertandingan VALORANT Pacific Open yang merupakan bagian dari rangkaian Ignition Series. Terkait hal ini, Yudi Anggi (Justincase) selaku caster bertugas memberikan sedikit komentarnya soal Xorgee di pertandingan Pacific Open nantinya.

“Xorgee punya peluang buat berprestasi di Pacific Open nantinya. Namun satu keraguan gue mungkin adalah, kemampuan mereka belum terbukti sepenuhnya di skena lokal. Ini karena gue nggak melihat mereka beradu kemampuan dengan tim Boys With Love yang berisi veteran CS:GO seperti Nanda, Asterisk, dan Sys, di dalam turnamen ini.” tukas Yudi.

Semoga Xorgee bisa menuai hasil positif pada gelaran Pacific Open Finals yang akan diselenggarakan 21 Agustus 2020 mendatang.