Passpod Resmi IPO, Siap Ekspansi ke Lima Negara Tahun Depan

PT Yeloo Integra Datanet Tbk. (Passpod) resmi tercatat sebagai perusahaan terbuka di BEI dengan kode emiten YELO. Perseroan menjadi startup binaan IDX Incubator pertama yang melantai sejak masuk pada Februari 2018.

Passpod melepas saham baru sebanyak 130 juta lembar atau setara 34,21% dari modal yang ditempatkan. Harga penawaran saham dibuka Rp375, sehingga perseroan akan meraup dana segar sebesar Rp48,75 miliar.

Perseroan menunjuk Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan Jasa Utama Capital dan Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Dari dana segar tersebut, sekitar 70% bakal didigunakan untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) aplikasi (termasuk penambahan fitur), sisanya untuk pengembangan bisnis dan tambahan modal kerja. Perseroan akan melancarkan rencana ekspansi bisnisnya ke berbagai lokasi, termasuk dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk rencana di dalam negeri, Direktur Utama Passpod Hiro Whardana menuturkan, perseroan akan merambah ke Bali pada kuartal pertama 2019. Selama ini perseroan baru hadir di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Untuk ke luar negeri, perseroan akan merambah setidaknya ke lima negara, yakni Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan. Langkah ini menyasar turis mancanegara yang hendak bepergian ke Indonesia.

Ada beberapa kemitraan yang akan dipakai perseroan saat ekspansi ke luar negeri, yaitu kemitraan dengan perusahaan lokal, ada yang bentuk perusahaan patungan (JV), atau benar-benar hanya sebagai reseller.

Menurut Hiro, perseroan akan mencocokkan kembali model seperti apa yang paling cepat untuk dukung pertumbuhan perseroan. Contohnya apabila mengembangkan bisnis ke Myanmar atau Korea Selatan, butuh orang lokal untuk menerjemahkan produk Passpod sesuai bahasa masing-masing.

“Kemungkinan kehadiran Passpod di Bali akan lebih cepat dari rencana ekspansi ke luar negeri. Namun kami targetkan, ekspansi ke luar negeri setidaknya akan direalisasikan pada paruh pertama 2019. Mungkin yang pertama kami masuki itu, Malaysia dan Singapura,” terangnya, Senin (29/10).

Direktur Operasional dan Keuangan Passpod Wewy Suwanto menambahkan perseroan saat ini sudah dapat digunakan di 70 negara menyasar outbound traveller. Tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang, jangkauan itu sudah mencakup turis luar negeri yang ingin berwisata ke Indonesia (inbound traveller).

Untuk mendukung hal itu, perseroan telah mendapatkan sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian dan sertifikasi Postel A&B dari Kominfo.

“Dengan izin ini, Passpod akan lebih leluasa untuk menggarap pasar inbound maupun outbound yang potensi pertumbuhannya masih sangat besar di masa mendatang,” ujar Wewy.

Proyeksi keuangan

Dari seluruh rencana yang akan dilakukan, Hiro memproyeksikan pada 2022 mendatang perseroan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp165 miliiar dengan laba bersih Rp15,3 miliar. Proyeksi pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 109,99% dari laba bersih.

“Dari berbagai pilar strategi tersebut, di tahun 2022 Passpod akan menjadi ekosistem on-demand berbasis aplikasi yang menawarkan berbagai kebutuhan yang relevan bagi traveller selama perjalanan,” kata Hiro.

Hingga April 2018, perseroan sudah mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp475 juta. Angka ini diklaim meningkat drastis dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp26,5 juta.

Application Information Will Show Up Here

Passpod Siapkan IPO, Rencananya Sebelum Akhir Tahun

Layanan penyewaan modem Wi-Fi Passpod (PT Yelooo Integra Datanet) mengumumkan rencana untuk melantai ke Bursa Efek Indonesia yang diharapkan bisa terlaksana sebelum akhir tahun ini. Sebagai langkah awal, Passpod telah menggelar mini expose secara tertutup pada hari Kamis (23/8). Diharapkan IPO ini bisa menggalang dana bagi perusahaan hingga 40 miliar Rupiah.

Masuknya Passpod ke lantai bursa akan menandai semakin banyaknya perusahaan berbasis teknologi yang go public. Sebelumnya tercatat Kioson, M Cash, dan NFC Indonesia yang telah menjual sahamnya ke publik sejak akhir tahun lalu.

Passpod sendiri merupakan perusahaan rintisan binaan IDX Incubator, sebuah usaha BEI untuk mendorong lebih banyak startup untuk masuk bursa. Sebelum IPO, Passpod beroperasi secara bootstrap dan belum pernah mencari pendanaan dari VC. Dana yang diperoleh rencananya diperuntukkan untuk pengembangan bisnis dan teknologi.

Sebagai layanan penyewaan modem Wi-Fi, Passpod memberikan akses modem 4G ke 68 negara tujuan (outbound). Di Indonesia, pemain serupa Passpod yang turut mewarnai industri pariwisata adalah Wi2Fly dan JavaMifi.

Passpod mengklaim sebagai satu-satunya layanan di segmen ini yang telah memperoleh sertifikasi TKDN dan Postel A/B. Passpod juga sepanjang tahun ini telah bermitra dengan Blibli, Alfamart, dan Garuda Indonesia untuk kemudahan penyewaan dan pengembalian modem.

Selain bisnis penyewaan modem, Passpod telah merambah sektor travel yang lebih luas dengan mengembangkan aplikasi yang tak hanya mempermudah proses pemesanan modem, tetapi juga memberikan informasi dan kemudahan pembelian tiket atraksi secara online di lokasi tujuan wisata.

 “Saat ini kami optimis dengan kondisi finansial yang sehat dan stabil Passpod bisa menjadi salah satu emiten pilihan investor ritel di Indonesia. Terlebih, sejak berdirinya Passpod, jumlah pelanggan naik sebesar 700 persen atau total 58.500 pelanggan per Juni 2018,” ujar CEO Passpod Hiro Whardana.

Application Information Will Show Up Here