Wolfenstein II: The New Colossus Dominasi Daftar Finalis Nordic Game Awards 2018

Ada cukup banyak konferensi gaming yang diadakan tiap tahun; beberapa nama yang terkenal meliputi E3, Tokyo Game Show, atau Penny Arcade Expo. Meski begitu, acara seperti Nordic Game pelan-pelan mencuri perhatian, apalagi tokoh-tokoh penting di industri seperti mantan produser Metal Gear Hideo Kojima hingga desainer legendaris Tim Schafer sempat berpartisipasi di sana.

Seperti biasa, kota Malmö di Swedia akan menjadi lokasi diadakannya Nordic Game Conference 2018, kali ini akan dilangsungkan pada tanggal 23 sampai 25 Mei. Momen puncak dari acara tersebut adalah pengumuman Nordic Game Awards 2018. Seperti event pemberian penghargaan video game sejenis, para finalis dibagi ke dalam kategori berbeda. Tapi khusus di Nordic Game Conference, para juri hanya memilih judul-judul garapan developer asal negara-negara Nordik saja. Dan di tanggal 25 April kemarin, diumumkanlah nominasinya.

Ini dia:

 

Nordic Game of the Year

  • A Hat in Time (Gears for Breakfast, Denmark)
  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Little Nightmares (Tarsier Studios, Swedia)
  • Nex Machina (Housemarque Finlandia)
  • SteamWorld Dig 2 (Image & Form, Swedia)
  • Wolfenstein II: The New Colossus (MachineGames, Swedia)

 

Nordic Game of the Year – Small Screen

  • Milkmaid of the Milky Way (Machineboy, Norwegia)
  • OCMO (Team OCMO, Finlandia)
  • Pako 2 (Tree Men Games, Finlandia)
  • Returner 77 (Fantastic, Yes!, Denmark)
  • SteamWorld Dig 2 (Image & Form, Swedia)

 

Best Art

  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Little Nightmares (Tarsier Studios, Swedia)
  • Milkmaid of the Milky Way (Machineboy, Norwegia)
  • Nex Machina (Housemarque, Finlandia)
  • Wolfenstein II: The New Colossus (MachineGames, Swedia)

 

Best Game Design

  • A Hat in Time (Gears for Breakfast, Denmark)
  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Little Nightmares (Tarsier Studios, Swedia)
  • SteamWorld Dig 2 (Image & Form, Swedia)
  • Wolfenstein II: The New Colossus (MachineGames, Swedia)
  • World to the West (Rain, Norwegia)

 

Best Technology

  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Fugl (Muunluun, Norwegia)
  • Sparc (CCP, Islandia)
  • Star Wars Battlefront 2 (EA DICE, Swedia)
  • Wolfenstein II: The New Colossus (MachineGames, Swedia)

 

Best Audio

  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Figment (Bedtime Digital Games, Denmark)
  • Little Nightmares (Tarsier Studios, Swedia)
  • Nex Machina (Housemarque, Finlandia)
  • Wolfenstein II: The New Colossus (MachineGames, Swedia)

 

Best Fun for Everyone

  • A Hat in Time (Gears for Breakfast, Denmark)
  • Fugl (Muunluun, Norwegia)
  • Little Police (Filimundus, Swedia)
  • OCMO (Team OCMO, Finlandia)
  • Passpartout: The Starving Artist (Flamebait Games, Swedia)

 

Best Debut

  • A Hat in Time (Gears for Breakfast, Denmark)
  • ECHO (Ultra Ultra, Denmark)
  • Milkmaid of the Milky Way (Machineboy, Norwegia)
  • OCMO (Team OCMO, Finlandia)
  • Passpartout: The Starving Artist (Flamebait Games, Swedia)

Melihat list di atas, Wolfenstein II memang tampak mendominasi dengan masuk dalam lima kategori award, termasuk Game of the year. Saya akui, permainan shooter MachineGames itu memang merupakan salah satu game yang menyajikan pengalaman single-player terbaik tahun lalu. Di posisi kedua ada Little Nightmares dan A Hat in Time, masing-masing muncul di empat grup award.

Meski tidak keberatan menyaksikan Wolfenstein II: The New Colossus memenangkan gelar paling bergengsi di sana, secara pribadi saya lebih menginginkan SteamWorld Dig 2 yang membawa pulang titel Game of the Year. Permainan platforming independen mengagumkan ini butuh lebih banyak eksposur.

 

10 Game Dengan Mode Single-Player Terbaik di Tahun 2017

Saat ini komponen online hampir tidak bisa dipisahkan dari penyajian game. Bahkan dalam permainan-permainan single-player sekalipun, pemain disarankan (atau bahkan diwajibkan) untuk mengakses fitur online. Tapi meski hal ini kadang jadi kendala buat gamer, beberapa permainan yang dirilis di 2017 membuktikan bahwa single-player tetap jadi mode favorit jutaan pemain.

Ada banyak game baru dengan mode campaign memukau yang dapat Anda nikmati sekarang – di antaranya Cuphead, Divinity Original Sin II hingga Injustice 2. Namun untuk mempersempit daftarnya, saya hanya menyertakan sepuluh judul yang didesain khusus buat menyuguhkan pengalaman single-player, dan multiplayer hanya disiapkan sebagai pelengkap.

 

Assassin’s Creed Origins

Daftar ini kita mulai dengan satu judul yang sedikit kontroversial terkait skandal user review palsu. Walaupun begitu, banyak gamer memuji Origins karena dibekali kebebasan bermain serta latar belakang era yang unik, bahkan disebut-sebut sebagai game Assassin’s Creed terbaik setelah Assassin’s Creed II dan Black Flag.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Hellbalde menjadi salah satu game indie yang sangat saya kagumi mengingat permainan berkualitas blockbuster ini hanya dikerjakan oleh tim berisi kurang lebih 20 orang. Grafisnya cantik dan setting Skandinavia-nya sangat menarik, tapi hal paling memesona dari Hellblade adalah desain suaranya.

 

Nioh

Seperti Hellbalde, Nioh mengombinasikan elemen sejarah dengan mitos (Jepang). Kesuksesannya di PlayStation 4 membuktkan bahwa ada banyak gamer yang menginginkan pengalaman ARPG menantang ala Dark Souls, dan juga mendorong publisher Koei Tecmo untuk mem-porting-nya ke Windows.

 

Night in the Woods

Di belakang visual 2D lucu ala Samurai Jack yang dipadu tema fabel, Night in the Woods membahas hal-hal serius seperti masalah depresi, kecemasan saat kita mulai beranjak dewasa, bahkan mampu menggambarkan pada pemain betapa sulitnya hidup di dearah pedesaan di Amerika.

 

Horizon Zero Dawn

Tak sedikit orang mengklaim Horizon Zero Dawn sebagai permainan action open-world terbaik di tahun ini. Ia memenangkan kategori Gold Prize di PlayStation Awards, menyabet dua penghargaan di Golden Joystick, dan terjual kurang lebih 3,4 juta kopi. Jangan kaget jika Sony punya agenda untuk menyiapkan sekuelnya.

 

Resident Evil 7: Biohazard

Di permainan ke-24 ini, Capcom mencoba mengembalikan Resident Evil sebagai rajanya survival horror melalui beberapa langkah unik: mengusung perspektif orang pertama (boleh jadi karena respons positif gamer terhadap playable trailer Silent Hills), menyajikan tingkat kesulitan cukup tinggi, dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang betul-betul baru.

 

Nier: Automata

Nier: Automata memberikan pengalaman bermain yang berbeda dibanding action-RPG lain. Setelah menyelesaikan sesi intro berformula arcade-nya, dunia open-world terhidang buat Anda. Permainan ini menguji kemampuan Anda dalam medan tempur ala bullet hell, dan yang paling mengejutkan, jalan ceritanya sanggup menyentuh hati.

 

Wolfenstein II: The New Colossus

Ketika mayoritas FPS ‘diharuskan’ untuk menyuguhkan mode mulitplayer, The New Colossus tak ragu menghidangkan mode single-player tulen. Konten gameplay-nya seru dan seimbang, level bisa diselesaikan dengan cara apapun yang Anda inginkan, lalu narasinya juga diwarnai oleh humor serta kisah tragis.

 

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Satu dari banyak alasan mengapa orang membeli Nintendo Switch. Ada sejumlah mekanisme permainan baru yang Nintendo perkenalkan di sana: struktur open-world, pemanfaatan sistem fisik sebagai bagian dari puzzle, visual high-definition, kemudian developer tak lupa melengkapinya dengan voice acting (kecuali Link karena Nintendo ingin ia jadi perwakilan Anda di dalam game).

 

Super Mario Odyssey

Berbeda dari Super Mario 3D World yang lebih casual, Odyssey didesain dari awal untuk memuaskan fans utama franchise ini. Gameplay modern penuh kejutan yang dipadu pesona klasik Mario membuat Odyssey begitu dicintai gamer dan media, mengangkatnya menjadi salah satu permainan dengan skor rata-rata tertinggi sepanjang masa.

Honorable mention: What Remains of Edith Finch, XCOM 2: War of the Chosen, Hollow Knight, Nex Machina, Uncharted: The Lost Legacy, dan South Park: The Fractured But Whole.

Wolfenstein II Menanggalkan Multiplayer Demi Menjaga Kualitas Single-player dan Narasi

Mode multiplayer telah menjadi standar wajib game-game blockbuster. Anda bisa menemukannya dalam bermacam-macam franchise, dari mulai Assassin’s Creed terbaru hingga remake Doom. Beberapa game sebetulnya tidak membutuhkan multiplayer, tapi mode ini dinilai krusial untuk memperpanjang umur permainan, serta memberi jalan bagi sistem monetisasi pasca-rilis.

Namun developer MachineGames punya visi berbeda dalam menggarap permainan terbaru mereka, sebuah sekuel dari remake game shooter terpenting di sepanjang sejarah industri game: Wolfenstein II: The New Colossus. Mereka mengungkapkan keberanian untuk menanggalkan kesempatan monetisasi, demi memusatkan perhatiannya buat menyajikan pengalaman gaming terbaik.

Menurut pengakuan Tordsson Björk selaku narrative designer Wolfenstein II pada Games Industry, cara utama agar tidak ada kompromi pada kualitas narasi adalah dengan menghilangkan mode multiplayer dari permainan, dan fokus pada single-player. Ia mengaku, membubuhkan multiplayer secara paksa berpotensi mengurangi mutu konten, dan inilah dampa ‘berbahaya’ dari mencoba mengerjakan dua hal bersamaan.

Björk menjelaskan bahwa timnya menganggap seri baru Wolfenstein ini sebagai game ‘petualangan’ dan bukan sekedar shooter tradisional. Alasannya sederhana: permainan menyajikan banyak hal, dan bukan sekedar aksi baku tembak saja. Komitmen tersebut mereka pegang baik dalam Wolfenstein: The New Order, standalone expansion pack-nya The Old Blodd, serta tentu saja Wolfenstein II: The New Colossus.

Wolfenstein II memang permainan untuk gamer dewasa dan kental dengan kekerasan, namun isinya juga diwarnai humor dan cerita-cerita tragis. Di sana, MachineGames mencoba merealisasikan jagat alternatif di tahun 60-an senyata mungkin, saat ada banyak kampanye perjuangan hak sipil serta feminisme. Artinya, game ini tak hanya menyuguhkan aksi menumpas Nazi saja.

“Kami tahu cerita permainan ini cukup gila, tapi kami mencoba untuk tetap menyampaikannya dengan jujur,” kata Björk. “Lewat The New Colossus, kami mencoba mendorong batasan, sembari tetap memastikan Wolfenstein II terasa istimewa. Di sana ada drama, fokus pada hubungan antar-manusia, dipadu humor kelam serta tema kekerasan.”

Penjelasan Tordsson Björk membuat saya penasaran pada konten Wolfenstein II: The New Colossus. Berdasarkan sejumlah trailer yang telah Bethesda publikasikan, game tersebut lebih menyerupai Borderlands dan Doom dibanding permainan yang berorientasi pada narasi seperti BioShock.

Wolfenstein II: The New Colossus akan meluncur di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 27 Oktober besok. Jika berniat untuk menikmatinya di Windows, pastikan PC Anda memenuhi daftar kebutuhan hardware game ini.

Daftar Game Blockbuster Esensial yang Siap Menyerbu di Bulan Oktober 2017

Entah apakah saat ini Anda tengah merayakan pencapaian besar Divinity Original Sin II, masih disibukkan oleh Destiny 2, atau sedang mengagumi interor Pagani Huayra BC di Project CARS 2, bulan Oktober tak mengizinkan para gamer untuk terlena. Bulan ini ialah momen dimulainya perilisan permainan-permainan blockbuster penting sebelum kita mengucapkan selamat tinggal pada 2017.

Selain game-game action raksasa yang sangat dinanti para fans, Oktober 2017 merupakan arena bertarungnya tiga franchise permainan simulasi balap terbesar di dunia dan menjadi periode paling krusial bagi seluruh pemilik console hybrid Nintendo Switch. Sudah siapkah dompet Anda menghadapi serbuan judul-judul menarik ini?

 

Forza Motorsport 7

PC, Xbox One – 3 Oktober

Menjanjikan lebih dari 700 mobil, dengan 200 lebih sirkuit balap yang berada di 32 lokasi, kreasi baru Turn 10 Studios ini berpeluang besar untuk menyingkirkan Project CARS 2 dan merebut titel simulasi balap terbaik di tahun 2017 berbekal konten masifnya. Forza Motorsport 7 juga merupakan salah satu game yang jadi andalan Xbox One X.

 

Middle-earth: Shadow of War

PC, PlayStation 4, Xbox One – 10 Oktober

Seperti pendahulunya, Shadow of War akan menyeret pemain ke sisi gelap Middle-earth. Tidak ada Hobbit-Hobbit lucu dan penyihir sakti yang siap membantu di saat-saat genting, Talion dan arwah Celebrimbor harus menempa Ring of Power baru serta bersekutu dengan makhluk-makhluk buas demi menjatuhkan Sauron.

 

The Evil Within 2

PC, PlayStation 4, Xbox One – 13 Oktober

Di sekuel survival horror arahan Shinji Mikami ini, detektif Sebastian Castellanos harus kembali menjelajahi dunia STEM demi menyelamatkan putrinya, Lily. Game dibekali sistem crafting, memungkinkan Anda menciptakan alat atau amunisi berbekal barang-barang yang telah dikumpulkan, kapan pun saat dibutuhkan.

 

Gran Turismo Sport

PlayStation 4 – 17 Oktober

Konten Gran Turismo Sport mungkin tak sekaya Project CARS dan Forza Motorsport 7, namun game simulasi balap terbaru Polyphony Digital itu masih berkesempatan untuk menyaingi rival-rivalnya, terutama dari sisi realisme mengemudi. Engine fisiknya menggunakan versi modifikasi Gran Turismo 6, digarap dengan memaksimalkan teknologi PS4.

 

WWE 2K18

Xbox One, PlayStation 4, Switch – 17 Oktober; PC – 2018

Permainan gulat profesional ini menyuguhkan formula game-game sebelumnya, dengan satu kejutan: WWE 2K18 siap mengadu delapan pegulat dalam satu arena. Developer juga telah meng-update mode Royal Rumble, merombak sejumlah mekanisme gameplay, serta menambahkan beragam gerakan pamungkas baru.

 

Wolfenstein II: The New Colossus

PC, PlayStation 4, Xbox One – 27 Oktober

MachinesGames adalah satu dari sedikit developer yang tak mengenal kata tabu. Penerus The New Order Ini mempersilakan Anda menumpas tentara Nazi dengan cara sekreatif dan sebrutal mungkin. Di sana, sang tokoh protagonis B.J. Blazkowicz harus harus memimpin pemberontakan untuk membebaskan Amerika dari rezim Nazi.

 

Assassin’s Creed Origins

PC, PlayStation 4, Xbox One – 27 Oktober

Game kesepuluh di seri action-adventure kebanggaan Ubisoft ini akan membawa Anda bertualang di era Mesir Kuno, tepatnya pada periode Ptolemaic. Origins memperkenalkan tokoh utama bernama Medjay, Assassin yang berjuang mempropagandakan kebebasan sembari menghadapi ancaman komplotan rahasia yang merupakan cikal bakal Templar.

 

Super Mario Odyssey

Switch – 27 Oktober

Super Mario Odyssey akan kembali menyajikan serunya menjelajahi dunia open-world Mario seperti yang pernah dihidangkan oleh Super Mario 64. Di sana, sang tukang ledeng bertopi merah akan mengunjungi ‘kerajaan’ berbeda demi menyelamatkan Putri Peach dari Bowser. Game ini ialah salah satu alasan utama mengapa orang membeli Nintendo Switch.

Game-Game yang Jadi Andalan Bethesda Softworks di E3 2017

Selama tidak ada pengumuman The Elder Scrolls atau Fallout baru, sulit bagi Bethesda Softworks mengulang kehebohan yang mereka buat di E3 2015. Konferensi E3 2017 mereka cukup singkat, dimeriahkan oleh sembilan game. Tapi berbeda dari publisher-publisher lain, Bethesda berjanji bahwa tiap permainan yang mereka pamerkan dirilis tahun ini juga.

Dishonored: Death of the Outsider

Death of the Outsider sangat unik karena ia disiapkan sebagai standalone expansion. Itu artinya, Death of the Outsider tak membutuhkan based game agar bisa dinikmati. Meagan Foster berperan jadi tokoh utama di sana – ia adalah kawan karakter utama Dishonored 2, Corvo Attano dan Emily Kaldwin. Trailer menunjukkan aksi Meagan menumbangkan lawan-lawannya, hingga bertemu dengan Daud – tokoh antagonis di game pertama.

Doom VFR

Lewat Doom VFR, Bethesda mencoba membawa pengalaman membasmi iblis khas Doom ke virtual reality. Id Software memanfaatkan mekanisme ‘teleportasi’ sebagai cara pemain bergerak dan berinteraksi.

The Elder Scrolls Legends: The Heroes Of Skyrim

Permainan card battle free-to-play The Elder Scrolls Legends akan mendapatkan expansion bertema The Elder Scrolls: V Skyrim. Add-on tersebut berisi 150 kartu baru, juga memperkenalkan fitur anyar seperti Shouts dan berbagai jenis naga.

The Elder Scrolls Online

Selain ada agenda untuk melepas expansion pack berjudul Morrorwind untuk permainan MMO The Elder Scrolls Online, Bethesda juga akan meluncurkan dua downloadable content berjudul The Horns of the Reach dan Clockwork City.

The Elder Scrolls V: Skyrim Switch Edition

Berbicara soal The Elder Scrolls, Bethesda turut membahas detail mengenai Skyrim versi Nintendo Switch. Permainan RPG open-world fenomenal itu akan memperoleh fitur eksklusif dukungan Amiibo. Tempelkan Amiibo Link di console hybrid tersebut, dan Anda akan mendapatkan peti in-game berisi bundel kostum Link – lengkap dengan baju biru, pedang dan tameng. Anda juga dapat memanfaatkan controller Joy-Con buat menembakkan panah.

Quake Champions

Anda bisa segera berpartisipasi jadi tester beta dari Quake Champions dengan mendaftarkan diri di website resminya. Rencananya, Bethesda akan melangsungkan kompetisi Quake di acara QuakeCon pada tanggal 26 Agustus nanti, di mana peserta dipersilakan buat saling memperebutkan hadiah senilai US$ 1 juta. Sebagai bonusnya, tokoh utama Wolfenstein BJ Blazkowicz juga hadir di sana.

Fallout 4 VR

Bukan hanya Doom yang akan memperoleh sentuhan virtual reality. Para pemilik head-mounted display HTC Vive nantinya juga bisa berpetualang di kota Boston pasca perang nuklir dalam VR. Untuk navigasi, Fallout 4 VR didukung sistem pergerakan mandiri sehingga gamer dapat bebas berjelajah dan permainan tak perlu mengandalkan solusi teleportasi yang kadang memicu disorientasi.

The Evil Within 2

Sekuel permainan horor kreasi otak di belakang Resident Evil, Shinji Mikami, resmi diumumkan Bethesda di panggung E3 2017 lewat satu trailer menyeramkan yang diiringi oleh cover lagu Ordinary World. The Evil Within 2 kembali mengisahkan petualangan detektif Sebastian Castellanous, kali ini dalam perjalanan mencari anak gadisnya. Game akan dirillis pada tanggal 13 Oktober 2017.

Wolfenstein II: The New Colossus

Wolfenstein II merupakan permainan andalan Bethesda di E3 2017, sekuel dari game Wolfenstein: The New Order yang diramu sebagai remake. Di sana, BJ Blazkowicz akan kembali, kali ini ia mencoba membebaskan Amerika dari cengkeraman Nazi bersama para pemberontak.