Berlaga Tanpa Rival Utama, Microsoft Bersinar di E3 2019

2019 merupakan tahun pertama Sony Interactive Entertainment absen dari ajang Electronic Entertainment Expo. Kita tahu sang console maker Jepang tengah menjalankan strategi ‘rahasianya’ sembari mempersiapkan peluncuran console next-generation mereka. Ketiadaan Sony memang memberikan kesempatan besar bagi sang kompetitor utama, Microsoft, untuk mencuri perhatian khalayak.

Dan kabar gembiranya, di E3 2019, perusahaan pemilik Xbox ini sama sekali tidak mengecewakan. Beberapa hal yang diumumkan Microsoft memang sudah diprediksi sebelumnya, misalnya terkait xCloud dan Project Scarlett. Namun ada pula kejutan menyenangkan seperti konfirmasi karya terbaru tim pencipta Dark Souls, serta langkah pengambilalihan strategis. Dalam kesempatan itu, Microsoft memamerkan tidak kurang dari 60 judul game serta jadi medium tempat disingkapnya tanggal rilis Cyberpunk 2077.

Tak sempat menyaksikan presentasi Microsoft? Tak perlu merasa ketinggalan. Saya sudah merangkum segala hal yang publisher umumkan di E3 2019. Silakan simak di sini.

 

Xbox Scarlett

Microsoft belum memberi tahu apa nama resmi dari Scarlett, namun mereka menyingkap rencana peluncuran hardware next-gen tersebut yang jatuh pada ‘musim libur’ tahun 2020. Console ini dijanjikan punya performa empat kali lipat dibanding Xbox One X. Chip-chip AMD custom yang digunakan Scarlett memungkinkannya menghidangkan konten di resolusi 8K, 120-frame per detik, serta refresh rate yang bervariasi.

Dan seperti PlayStation 5, Xbox Scarlett turut dibekali fitur ray tracing dan penyimpanan berbasis SSD – yang dimanfaatkan pula sebagai virtual RAM. Otak dari console ini adalah prosesor AMD Zen 2, lalu ada GPU Radeon berarsitektur RDNA, serta RAM GDDR6. Bos Xbox Phil Spencer sempat menyampaikan bahwa ‘Scarlett ialah console paling bertenaga dan berperforma tercepat yang pernah mereka desain, dan merupakan sebuah lompatan terbesar ke generasi berikutnya’.

Satu hal lagi: Halo: Infinite akan menjadi permainan yang menemani peluncuran Xbox Scarlett.

 

Project xCloud

Akhirnya jelas sudah, layanan xCloud dihidangkan secara terpisah dari Xbox Scarlett dan akan tiba tidak lama lagi. Microsoft tidak banyak menyingkap detail baru mengenainya di E3 2019 tetapi sempat mengabarkan bahwa platform gaming on demand itu dapat mulai diakses ‘dari console‘ mulai bulan Oktober 2019.

 

Elden Ring

Di antara banyak judul-judul permainan menjanjikan yang diungkap di E3 2019, Elden Ring merupakan salah satu yang paling unik. Game ini ialah buah ide dari kolaborasi antara dua individu kreatif ternama: penulis serial A Song of Ice and Fire (Game of Thrones), George R.R. Martin, dan director FromSoftware, Hidetaka Miyazaki. Developer belum memperlihatkan porsi gameplay dari Elden Ring, namun kita bisa melihat sedikit kesamaan tema dengan karya-karya FromSoftware terdahulu.

Selain itu, latar belakang dunia dan penyampaian cerita yang menyimpan banyak pesan tersembunyi juga mungkin segera mengingatkan kita pada Dark Souls. Trailer tersebut diiringi oleh narasi misterius, dan karakter-karakter di sana mengenakan kostum ala seri Souls (salah satunya menyerupai Dragon Slayer Ornstein).

Elden Ring dijadwalkan buat meluncur di PC, Xbox One dan PS4, tapi waktu pastinya pelepasannya belum diketahui.

 

Game baru Ninja Theory

Ninja Theory adalah studio game asal Inggris yang terkenal dengan kreasi-kreasi unik seperti Heavenly Sword, DmC: Devil May Cry dan Hellblade: Senua’s Sacrifice. Mereka beroperasi sebagai tim developer independen hingga Microsoft mengakuisinya di bulan Juni 2018 – di bawah nama Xbox Game Studios. Di E3 2019, mereka mengumumkan Bleeding Edge. Sedikit berbeda dari permainan-permainan Ninja Theory sebelumnya, Bleeding Edge dirancang sebagai game action first-person berbasis tim mirip Team Fortress 2 atau Overwatch, namun dititikberatkan pada pertempuran jarak dekat.

Rencananya, Xbox Game Studios akan melaksanakan uji coba alpha Bleeding Edge pada tanggal 27 Juni 2019.

 

Akuisisi Double Fine dan nasib Psychonauts 2

Bukan cuma Ninja Theory saja yang kini jadi bagian dari Xbox Game Studios, Double Fine Productions juga mengumumkan telah diakuisisi sang raksasa teknologi asa Redmond. Dan tak lama sesudah diungkapnya informasi itu, CEO Tim Schafer naik ke atas panggung untuk memamerkan trailer gameplay baru Psychonauts 2. Di sebuah video terpisah di YouTube, Schafer kembali menyampaikan pada fans bahwa mereka akan tetap memegang komitmen dan ‘semua akan berjalan sesuai rencana’.

Begitu seluruh janji kampanye crowdfunding terpenuhi, Double Fine akan mengalihkan perhatian mereka pada platform Xbox, Game Pass dan PC.

 

Game Battletoads baru

Microsoft mengumumkan permainan Battletoads anyar di tahun lalu tapi baru sekarang gamer diperlihatkan aspek gameplay-nya. Game ini tetap mempertahankan penyajian visual dua dimensi ala tahun 90-an, namun tentu saja dibuat lebih modern dan stylish, dengan penggunaan warna-warni cerah. Battletoads turut mempersilakan Anda buat bermain bersama dua teman lain via mode kooperatif.

Sang publisher belum memberi tahu kapan game ini akan meluncur, tapi kabarnya Battletoads akan tersedia pertama kali melalui layanan Microsoft Game Pass.

 

Cyberpunk 2077

Berita gembira lain dari panggung E3 2019 Microsoft adalah, kita tidak perlu menunggu hingga tahun 2077 untuk menanti perilisan Cyberpunk 2077. Game role-playing garapan developer trilogi The Witcher ini akan tiba dalam waktu yang tak terlalu lama, yaitu pada tanggal 16 April 2020. Info tersebut disingkap lewat sebuah trailer baru yang turut dibintangi oleh Keanu Reeves. Di sana, bintang film John Wick itu memerankan seorang tokoh ‘rocker legendaris’ bernama Johnny Silverhand. Belum ada apakah ia karakter baik atau jahat.

Gerbang pre-order Cyberpunk 2077 telah dibuka, dan Anda juga dipersilakan memesan collector’s edition berisi action figure setinggi 10-inci, steelbook, dan art book, yang dibungkus packaging keren.

Console Xbox Next-Gen Akan Terdiri dari Dua Jenis Hardware?

Pengembangan console next generation yang tengah dilakukan oleh Microsoft dan Sony sudah jadi rahasia umum. Namun dalam prosesnya, sang console maker dari Amerika itu sedikit lebih terbuka dibandingkan rival Jepangnya. Eksistensi Xbox dikonfirmasi langsung oleh sang boss, Phil Spencer, di E3 2018. Dan kali ini ada info menarik baru yang terkuak mengenainya.

Website  Thurrott menyampaikan bahwa mereka telah menemukan detail terkini soal Scarlett (tampaknya ini merupakan penulisan codename Xbox next-gen yang tepat, sebelumnya sejumlah media menuliskan ‘Scarlet’). Ada kemungkinan, perangkat game baru tersebut tidak disajikan seperti console generasi sebelumnya: Microsoft punya rencana menyiapkan setidaknya dua jenis hardware yang berbeda.

Untuk varian pertama, sang produsen meraciknya sebagai home console tradisional. Seperti biasa, perangkat didesain untuk ditaruh di ruang keluarga sebagai pusat hiburan. Kita bisa menduga, kualitas konten hiburan akan tersaji lebih baik lagi dan ada bermacam-macam hal yang bisa ia hidangkan selain video game. Namun sang produsen tahu, ada banyak pecinta game yang tidak bisa bersantai di depan TV karena kesibukannya.

Berdasarkan bocoran narasumbernya, Thurrott juga mendengar rencana kedua Microsoft, yaitu mengembangkan sejenis set-top box untuk mendukung layanan streaming game baru mereka. Seorang informan memanggilnya ‘Scarlett Cloud’, dan ia tampaknya merupakan perwujudan dari demonstrasi teknologi streaming game yang sempat Microsoft lakukan lima tahun silam.

Unit streaming box tersebut mungkin akan memiliki kemiripan dengan produk microconsole yang sudah dipasarkan. Microsoft tak mau sekadar menyuguhkan layanan cloud gaming ala PS Now atau GeForce Now. Mereka ingin memastikan penyajian kontennya mulus dengan tingkat latency super-rendah.

Untuk itu, produsen memasukkan sejumlah komponen seperti input controller, unit image processing, sistem collision detection, serta (dugaan saya) port fisik di streaming box Scarlett Cloud. Dan ada yang menarik di sini: konten boleh jadi dijalankan di dua lokasi berbeda secara bersamaan, kemudian disulam oleh sistem cloud Microsoft. Prosesnya dimudahkan oleh tersebar luasnya data center  mereka.

Dampak negatif dari pendekatan ini adalah, harga streaming box/microconsole jadi sedikit lebih mahal, walaupun jelas lebih terjangkau dari membeli versi console tradisionalnya. Satu hal lain yang kemungkinan besar terjadi (jika laporan tersebut akurat) ialah, Scarlett Cloud dihidangkan sebagai layanan berlangganan.

Microsoft biasanya tidak mencetak banyak uang dari penjualan console. Keuntungan mereka peroleh dari layanan-layanan seperti Xbox Live, Xbox Gamepass serta penjualan game di platform-nya.

Via IGN.