Kakao Buat Bank Berbasis Internet, Bakal Masuk Indonesia Melalui Path

Regulator Korea Selatan mengumumkan bahwa KT Telecom dan Kakao bakal memimpin dua konsorsium untuk membangun bank berbasis Internet di negara tersebut. Yang menarik, Kakao menyatakan bakal membawa konsep bank dunia maya itu ke Indonesia melalui Path yang diakuisisinya akhir Mei lalu.

Bank berbasis Internet ini dijadwalkan mulai beroperasi paruh kedua tahun 2016 setelah melalui periode pengetesan untuk keamanan dan lisensi.

Seorang eksekutif Kakao menyebutkan, “Sekitar 40 persen pegawai Kakao Bank adalah tenaga spesialisasi IT yang bertugas menangkal ancaman keamanan secara real time.”

Kakao Bank bakal didukung oleh 11 perusahaan, termasuk beberapa institusi finansial seperti Korea Investment Holdings, KB Kookmin Bank dan SGI Seoul Guarantee Insurance.

Kakao yang merupakan layanan messaging terbesar di negara tersebut bakal menggandeng Tencent untuk ekspansi global Kakao Bank. Tencent memiliki WeBank, yang terafiliasi dengan WeChat, yang memiliki konsep yang sama. Kebetulan Tencent, pemilik WeChat, juga berinvestasi di Kakao.

Di sisi lain, K-Bank, bank berbasis Internet yang didirikan konsorsium yang dipimpin KT Telecom, menjalin kerja sama dengan Alipay untuk langkah yang sama.

Untuk ekspansinya di Indonesia, Kakao berencana mengutilisasi layanan media sosial Path. Basis pengguna terbesar Path berdomisili di Indonesia dan memang Kakao sejauh ini belum melakukan langkah bisnis untuk memanfaatkan Path pasca akuisisi terhadap layanan ini. Langkah menggandeng Path adalah manuver bisnis yang menarik untuk disimak. Sejauh ini monetisasi Path hanya berbasiskan stiker dan filter foto.

Kita tunggu bagaimana implementasi bank dunia maya ini di Indonesia dan bagaimana kesesuaiannya dengan regulasi setempat. Di Indonesia sendiri sudah ada Rekening Ponsel dari CIMB Niaga yang murni berbasis teknologi. BI dan OJK sendiri, sebagai regulator, terus mendorong implementasi branchless banking.

 

Bhinneka Dukung Uskoop Gelar Layanan E-Concierge di Indonesia

Bhinneka mengumumkan dukungannya untuk kegiatan e-concierge Uskoop, yang berbasis di Singapura, menjadi perantara pembelian online (e-concierge) untuk layanan e-commerce di Amerika Serikat. Biaya yang dikeluarkan mencakup ongkos kirim dan bea cukai, dengan waktu pengiriman dijanjikan selama dua minggu.

Perilisan layanan ini bertepatan dengan momen Black Friday / Cyber Monday yang menjadi puncak kegiatan belanja di Amerika Serikat. Saat ini toko-toko online seperti Amazon, Zappos, dan lain-lain sedang gila-gilaan memberikan diskon. Hal yang sama sudah diinisiasi juga di Tiongkok dengan Singles’ Day (11-11 / 11 November) dan di Indonesia dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang bakal digelar 12 Desember (12-12) mendatang.

facebook_uskoop_andiboediman

Seperti dikutip dari halaman Facebook Andi S. Boediman, Managing Partner Ideosource yang masuk ke dalam jajaran C-level Bhinneka pasca pendanaan 300 miliar Rupiah, Bhinneka mendukung penuh layanan Uskoop di Indonesia, termasuk dukungan pelanggan, dengan memberikan informasi kontak Bhinneka di situs Uskoop.

Uskoop sendiri memiliki basis operasi di Singapura. Selain pembelian online dari Amerika Serikat, Uskoop berencana memperluas operasional dengan melayani pembelian barang di Eropa, Jepang, dan Korea Selatan di masa mendatang.

Sesungguhnya praktik e-concierge di Indonesia sudah berlangsung lama. Ada banyak pemain di sektor ini, seperti HopShopGo, Borderlink, atau vPost. Biasanya memang harga barang di Amerika Serikat cenderung lebih murah (dan pastinya lebih lengkap).

Langkah Bhinneka menggandeng Uskoop bisa jadi merupakan langkah bisnis pertamanya pasca perolehan pendanaan. Bhinneka juga sedang fokus meningkatkan pasar korporasinya dengan mengangkat Heriyadi Janwar sebagai Vice President baru.

DailySocial dan Freeware Spaces Beri Kesempatan Ikuti Startup Weekend Jakarta 2015 Secara Gratis

Desember mendatang Freeware Spaces Kemang akan menjadi tuan rumah Startup Weekend Jakarta 2015, sebuah ajang belajar mendirikan startup dalam waktu tiga hari saja. Didukung oleh mentor-mentor handal di ekosistem startup Indonesia, DailySocial dan Freeware Spaces memberikan kesempatan kepada 20 orang untuk mengikuti acara ini secara gratis.

Startup Weekend merupakan acara yang bertujuan memberikan crash course bagi siapa saja yang tertarik mendirikan startup atau mengenal apa itu startup secara lebih jauh. Di sini setiap orang akan dikelompokkan dan diberi proyek startup yang prototipe produknya harus diselesaikan dalam waktu tiga hari saja.

Google adalah salah satu pendukung global acara ini dengan kampanye Google for Entrepreneurs.

Di Indonesia Startup Weekend telah dilakukan di sejumlah kota, termasuk di area Bali dan Bandung. Penyelenggaraan di Jakarta kali ini diorganisir oleh tim UP Jakarta.

Untuk acara 11-13 Desember mendatang, Startup Weekend Jakarta 2015 akan menghadirkan banyak mentor dan coach unggulan, termasuk Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li, Co-Founder dan COO Kudo Agung Nugroho, Ex-CTO Spotify Andreas Ehn, Managing Director Mountain Kejora Ventures Andy Zain, dan masih banyak lagi.

Managing Partner Grupara Inc Aryo Ariotedjo, Managing Partner Venturra Capital Stefan Jung, Vice President CyberAgent Ventures Steven Vanada, dan Founder & CEO Asia Venture Group Tim Marbach akan menjadi juri Startup Weekend Jakarta 2015.

Tertarik untuk berinteraksi dan mengikuti acara ini secara gratis? DailySocial dan Freeware Spaces memiliki 20 tiket gratis bagi yang benar-benar serius ingin mengikutinya. Caranya adalah dengan memberikan pendapat terhadap dua pertanyaan ini di kolom komentar di bawah:

  1. Jika memiliki dana yang cukup, ide startup seperti apa yang ingin Anda realisasikan?
  2. Siapa mentor yang Anda pilih untuk ajang Startup Weekend Jakarta 2015 kali ini?

Informasi lengkap tentang siapa saja mentor yang berpartisipasi dan jadwal acara bisa di akses di situs ini. Jawaban terbaik terhadap dua pertanyaan tersebut kami tunggu selambat-lambatnya Minggu, 29 November 2015 pukul 18.00. Siapa tahu Startup Weekend kali ini bisa menjadi momen Anda membangun the next big thing di industri startup Indonesia.


DailySocial adalah media partner Startup Weekend Jakarta 2015

Gnews Resmi Jadi Entitas Tersendiri dan Peroleh Pendanaan Pre-Seri A

Lima bulan setelah pertama kali diberitakan, platform pencarian informasi berbasis media sosial Gnews resmi menjadi entitas tersendiri dan lepas dari GDILab yang menaunginya. Layanan ini juga telah mendapatkan pendanaan Pre-Seri A senilai beberapa ratus ribu dollar.

Kami berbincang eksklusif dengan CEO Gnews Yopie Suryadi tentang pembaruan Gnews ini. Menurutnya keterlambatan pengurusan entitas legal ini karena kesibukan yang dihadapi tim. Ia mengatakan, “Sewaktu wacana untuk spin off, tim engineer berusaha fokus di product development dengan merubah tampilan dari GNEWS dan menambah fitur media analytics, sedangkan tim business fokus di mempersiapkan strategic plan serta investment pitching untuk angel investment.”

Tentang spin off ini sendiri, Yopie berharap memperoleh sejumlah hal strategis untuk kelangsungan Gnews. Ia berujar, “[Saya berharap] Komitmen dan fokus baik dari sisi produk maupun bisnis. Juga bekerja sama dengan VC untuk meraih pendanaan seri berikutnya untuk ekspansi yang lebih agresif. Dari sisi produk akan lebih dimatangkan untuk UX dan UI. Dari sisi bisnis akan merekrut tim business development dan marketing.”

Yopie sendiri mengaku pendanaan kali ini berada di tataran “Pre-Seri A” dengan nilai beberapa ratus ribu dollar. Meskipun tidak menyebutkan nama investornya, ia menyebutkan investornya adalah relasinya sendiri. Gnews sendiri masih berharap memperoleh beberapa angel investor lagi.

Meskipun belum fokus ke unsur monetisasi, Yopie menyebutkan sudah ada beberapa pihak yang berlangganan layanan GnewsLetter dan analisis media yang dikeluarkannya. Mereka berharap dari situ bisa diterapkan langkah perolehan pendapatan karena Gnews mengandalkan konsumen korporasi.

Untuk tahun depan, Yopie memastikan fokus Gnews adalah adopsi dan traksi dari pelanggan dan berharap bisa menguasai setidaknya 80% pasar kehumasan yang menjadi target pasarnya.

Ia mengatakan, “Gnews adalah sebuah social media search platform yang didukung oleh teknologi analytics. Hal ini adalah kekuatan dari sisi B2B Gnews. Fitur seperti GnewsLetter sekarang digunakan oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Menteri Tenaga Kerja, dan para CEO. Kami menargetkan seluruh kementerian dan juga tokoh politik menggunakan service Gnews ini dalam hal media monitoring dan media collecting. Juga para public company yang memerlukan digital clipping.

Lebih lanjut ia menambahkan, “Dalam 18 bulan [ke depan] ini kami hendak ber-partner dengan VC dan melakukan A Series funding untuk menguasai PR market di Southeast Asia.”

Indosat Akhirnya Segera Resmikan Penggunaan Nama Indosat Ooredoo (UPDATED)

Logo Indosat di kantor pusat Indosat Jakarta / iCity Indosat

Indosat tampaknya sudah bulat untuk mengganti nama branding-nya. Indosat akan segera mengganti nama menjadi Indosat Ooredoo, kemungkinan diperkenalkan dalam event Indonesia Digital Nation hari ini. Ooredoo adalah grup operator seluler Qatar yang memiliki mayoritas saham Indosat. Gaya penamaan serupa juga digunakan oleh XL Axiata yang mayoritas dimiliki oleh Grup Axiata Malaysia.

Penggantian nama ini sesungguhnya sudah digadang-gadang sejak beberapa waktu lalu, namun baru direalisasikan akhir tahun ini. Di tahun 2013, wacana ini sudah muncul, meskipun tadinya nama yang digunakan adalah Ooredoo Indonesia. Di tahun 2014, pimpinan Ooredoo memastikan penggantian nama Indosat dilakukan tahun 2015 ini. Nama Indosat tetap dipertahankan untuk tetap menjaga familiaritas masyarakat terhadap brand ini.

Banner pemasaran berikut ini menegaskan penggunaan warna kuning sebagai warna dominannya dan penggunaan situs baru IndosatOoredoo.com. Di banner tersebut, logo baru Indosat Ooredoo masih ditutupi.

IMG_1183

Meskipun belum bisa diakses publik per saat ini, penelusuran kami menegaskan bahwa domain tersebut sudah dimiliki oleh pihak Indosat dan disandingkan dengan nameserver milik Indosat. Kita tunggu kepastian penggantian nama ini.

Update: Sudah resmi berdasarkan tweet Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli

Google Turunkan Harga Minimum Aplikasi untuk Google Play Indonesia

Google mengumumkan penurunan harga minimum untuk pembelian aplikasi dan game berbayar (termasuk in-app purchase) di 17 negara. Indonesia ada di dalam daftar ini. Kini sebuah aplikasi atau game bisa dibeli dengan harga 3000 Rupiah saja.

Berdasarkan informasi di Blog Google Asia Pacific, Google memutuskan menurunkan harga minimum aplikasi dan game di lima negara Asia Tenggara untuk membantu pengembang menjangkau lebih banyak konsumen. Harga minimum di Indonesia, yang sebelumnya adalah 12 ribu Rupiah (dulu kasarnya seharga $0,99) kini berubah menjadi 3000 Rupiah, atau ekuivalen dengan $0,21.

Pelemahan nilai mata uang negara-negara di kawasan Asia Tenggara terhadap Dollar Amerika Serikat jelas mempengaruhi daya beli konsumen di kawasan ini dan insentif ini berupaya meningkatkan lebih banyak pembelian karena harga aplikasi dan permainan yang jauh lebih murah.

Langkah ini mengikuti kebijakan Apple yang bulan lalu memperkenalkan tingkat harga aplikasi yang lebih murah (low-price tier), dengan harga 3000 dan 5000 Rupiah, di Indonesia. Meskipun demikian, kebijakan Apple ini diikuti oleh kenaikan harga aplikasi karena pelemahan nilai mata uang.

Bhinneka Umumkan Perolehan Pendanaan 300 Miliar Rupiah dari Ideosource

Layanan e-commerce Bhinneka mengumumkan perolehan pendanaan senilai 300 miliar Rupiah yang diperoleh dari Ideosource. Pasca pendanaan ini, dua Managing Partner Ideosource, Andi S. Boediman dan Edward Ismawan, akan bergabung ke dalam jajaran Direktur (Level C) Bhinneka di bidang pemasaran dan pengembangan bisnis. Mereka juga merekrut sejumlah orang penting di dunia teknologi Indonesia untuk memperkuat jajaran timnya.

Pendanaan ini merupakan pendanaan terbesar yang pernah dikucurkan Ideosource. Bhinneka akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran dan menjadi pemain dominan di lebih banyak kategori produk.

Seperti kita ketahui Bhinneka saat ini sedang memperluas bisnisnya sebagai sebuah marketplace. Tak hanya melulu soal produk elektronik, mereka kini tak ubahnya menjadi marketplace umum, seperti halnya Lazada atau MatahariMall. Mereka juga menghidupkan kembali segmen B2B dengan merekrut Heriyadi Janwar dari Microsoft sebagai VP Corporate Sales.

Tokoh teknologi lain yang juga bergabung di jajaran pimpinan Bhinneka adalah mantan Presdir IBM Indonesia Betty Alisjahbana yang menjadi Chairman dan mantan Direktur Central Retail Corporation dan MAP Indonesia Christian Van Schoote sebagai COO. Secara total Bhinneka saat ini memiliki 630 karyawan.

Dalam jangka panjang, Bhinneka memiliki visi utama menjadi perusahaan e-commerce pertama di Indonesia (pasca dotcom bubble) yang melakukan penawaran saham perdana (IPO).

Andi dalam pernyataannya menyebutkan, “Bhinneka memiliki brand yang kuat dan terkenal di Indonesia sebagai perusahaan O2O (online-to-offline) di kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics) dimana mereka memiliki toko online dan juga offline. Sebagai pelopor di industri e-commerce Indonesia, Bhinneka memiliki pengalaman kuat dalam melayani konsumen, bisnis, dan pemerintah di Indonesia. Kami percaya hal itu memberikan mereka keunggulan dalam memahami dan memenangkan pasar.”

Memperkuat inisiatif O2O

CEO Bhinneka Hendrik Tio mengisyaratkan peningkatan inisiatif Online-to-Offline (O2O) untuk memperluas bisnisnya di Indonesia dengan membangun lebih banyak kantor fisik di berbagai kota di Indonesia. Saat ini Bhinneka memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Hendrik mengatakan, “Saat ini bisnis online Bhinneka sedikit lebih besar daripada bisnis offline-nya. Namun kami percaya kedua channel ini akan terus saling melengkapi.”

“Kami menyediakan brand yang kuat dengan pelayanan yang berkualitas, baik itu pelayanan sebelum pembelian maupun pelayanan purnajual. Semua penjual dan produk juga harus melewati proses pemilihan,” lanjutnya.

Selain O2O, Bhinneka akan fokus di pengembangan aplikasi mobile dan pemasaran melalui media sosial.

“Saat ini, industri e-commerce dibangun berdasarkan pemasaran dan proses subsidi, dan hal ini membuat ruang untuk melakukan kesalahan jadi sangat kecil. Jadi kami harus sangat pintar dalam menjalankan aktivitas pemasaran. Selain itu, perekrutan menjadi lebih sulit dengan banyaknya pemain internet baru. Talenta menjadi lebih susah ditemukan dan menjadi lebih mahal. Bhinneka tidak hanya memberikan gaji dan tempat bekerja yang nyaman, namun juga opsi saham bagi karyawan,” ujar Hendrik.

Baidu Indonesia Jalin Kemitraan Strategis dengan Convergence Ventures

Baidu Indonesia dan Convergence Ventures mengumumkan kemitraan strategis keduanya sebagai bagian program “Grow Local Go Global” yang dicanangkan Baidu. Dengan kerja sama ini, mereka akan saling berbagi insight, berbagi informasi market research, dukungan technology expertise, potensi investasi langsung, dan pertimbangan pendirian co-working space untuk startup.

Seperti diumumkan dalam rilisnya, Convergence Ventures dalam kemitraan ini akan menyediakan insight soal industri teknologi di Indonesia dan membagikan informasi riset pasar untuk membangun ekosistem digital di Indonesia yang lebih baik. Di sisi lain, Baidu akan menyediakan informasi riset pasar, keahlian teknologi (dalam bentuk mentoring dan dukungan teknis, dan potensi Baidu untuk berinvestasi langsung ke startup.

Keduanya juga menjajaki kemungkinan pendirian co-working space untuk mendukung startup di tahap awal.

Direktur Baidu Indonesia Bao Jianlei dalam pernyataannya mengatakan, “Convergence Ventures memiliki pengalaman yang bagus dan insight yang dalam tentang ekosistem startup di Indonesia. Mereka memiliki fokus yang sama dengan Baidu di area bisnis O2O dan telah cukup sukses mendanai sejumlah startup lokal. Kami yakin bahwa dengan bekerja sama dengan Convergence Ventures, Baidu Indonesia dapat merealisasikan target untuk menumbuhkan ekosistem digital di Indonesia, khususnya menemukan startup lokal terbaik.”

Pendiri dan Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li menambahkan, “Kami bangga menyambut Baidu Indonesia sebagai partner strategis dan investor. Sebagai perusahaan teknologi global, Baidu dikenal dengan pengalaman dan keahliannya di pengembangan teknologi dan distribusi pemasaran. Dukungan kuat dari Baidu Indonesia bakal sangat bermanfaat bagi perkembangan ekosistem digital Indonesia, khususnya untuk startup dan pengembang aplikasi lokal yang membutuhkan keunggulan dalam mengembangkan bisnis di dalam dan di luar Indonesia.”

Termasuk dalam portofolio startup yang didanai Convergence Ventures adalah Qraved, Female Daily, YesBoss, Indotrading, dan Adskom.

Grow Local, Go Global

Program “Grow Local, Go Global” yang dicanangkan Baidu Indonesia memiliki pengembangan dua arah, ke dalam negeri dan luar negeri. Untuk luar negeri, khususnya mereka berharap bisa membawa aplikasi-aplikasi unggulan untuk memasuki pasar Tiongkok yang kompetitif.

Di artikel sebelumnya, Bob, panggilan akrab Bao Jianlei, menyebutkan, “Sebagai pemain asing yang datang ke Indonesia, memperluas pasar bukan satu-satunya tujuan Baidu. Kami juga ingin membuka pasar bagi para pemain lokal untuk menembus pasar Tiongkok, negeri asal Baidu. Ini adalah agenda yang penting. PT Baidu Digital Indonesia ingin memberikan preseden yang baik dengan tidak hanya menjadikan indonesia sebagai marketplace, tetapi juga sebaliknya, ikut membuka akses pasar dari Indonesia ke Tiongkok.”

“Pada tahun pertama pelaksanaan program ini, kami berharap bisa menyaring sedikitnya 15 startup lokal untuk mendapatkan dukungan dari Baidu Indonesia. Baidu juga menargetkan bisa membuka akses bagi 75 aplikasi lokal menuju pasar Tiongkok,” lanjutnya.

Tujuh Tahun Berdiri, Dinomarket Klaim Capai Break Even Point (UPDATED)

Marketplace produk consumer electronics Dinomarket merayakan hari jadi yang ketujuh dengan memberikan pengumuman penting. Pihaknya mengklaim telah mencapai break event point (BEP), suatu kondisi langka di kalangan startup e-commerce.

Dinomarket didirikan tahun 2008 oleh Victor Wiguna dan memperoleh pendanaan Seri A dari Tiger Global Management dan personal investor Michael van Swaaij sebesar $6 juta (82 miliar Rupiah dengan kurs hari ini) di tahun 2011. van Swaaij sebelumnya pernah menjadi Chairman Skype.

Selama ini ada stigma bahwa dibutuhkan waktu cukup lama bagi sebuah layanan marketplace besar untuk bisa memperoleh profit, atau setidaknya impas. Perusahaan-perusahaan Rocket Internet, dalam hal ini Lazada dan Zalora, diharapkan baru mencapai kondisi tersebut dalam waktu 6-9 tahun sejak berdiri. Mereka bahkan sempat membuat heboh dengan membukukan kerugian gabungan 3,1 triliun Rupiah di tahun 2014.

Mengomentari pencapaian tersebut, pihak Dinomarket yang diwakili Rut Nova mengatakan bahwa model bisnis Dinomarket tujuh tahun lalu berbeda setelah memperoleh pendanaan dari Tiger Global. Mereka sendiri tidak merencanakan pencapaian BEP tahun ini. Meskipun demikian mereka mengklaim pengelolaan perusahan yang profesional dan sehat. Hal ini berbeda dengan startup pada umumnya yang masih belum fokus ke profit dan bisnis yang sehat dan mandiri.

Soal perkembangan bisnis, Rut memastikan Dinomarket akan tetap di ceruk gadget dan elektronik. Ketika disinggung soal kemungkinan membuka putaran pendanaan baru, Rut dengan diplomatis menjawab, “Kami open untuk peluang diskusi dan kerja sama dengan investor mana pun.”

Bayar Uber di Bandung Kini Bisa dengan Uang Tunai

Uber, yang selama ini hanya mengakomodasi pembayaran menggunakan kartu kredit, melakukan uji coba penggunaan uang tunai sebagai cara membayar untuk operasionalnya di Bandung. Langkah ini menjadikan Indonesia sebagai negara keenam di dunia yang mengimplementasi cara ini.

Mike Brown, Regional General Manager Uber untuk Asia Tenggara dan Oceania dalam pernyataannya mengungkapkan, “Kami menyadari bahwa pembayaran tunai masih menjadi cara pembayaran yang paling banyak digunakan oleh jutaan masyarakat Indonesia, terutama yang berdomisili di kota-kota kecil. Di Uber, kami memiliki tujuan sederhana, yaitu menyediakan layanan berkendara yang tepercaya, aman dan nyaman kepada semua orang, kapan dan di mana saja. Kami sangat antusias terhadap upaya ini mengingat kesuksesan yang telah kami raih di negara lain serta besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia.”

Indonesia menjadi negara keenam secara global yang mengimplementasikan metode pembayaran uang tunai ini, setelah India, Kenya, Saudi Arabia, Filipina, dan Vietnam.

Meskipun berlaku di Bandung, disebutkan belum semua pengguna mendapatkan fitur ini. Tidak semua pengguna berkesempatan melihat pilihan pembayaran tunai, karena saat ini Uber tengah melakukan pengujian kepada beberapa kelompok pengguna serta preferensi pengguna tertentu.

Pembayaran hanya menggunakan kartu kredit selama ini menjadi penghalang lebih banyak orang menggunakan Uber. Dengan penetrasi kartu kredit hanya kurang dari 4%, jika ingin adopsi yang lebih masif Uber harus fleksibel terhadap metode pembayaran yang lain. Bandung dipilih mungkin karena pengaturannya lebih mudah, dengan area jangkauan lebih kecil, ketimbang Jabodetabek.