Tiga Alasan Kenapa #SemuaBisa Buat Startup

Banyak orang ingin membuat startup, tetapi tidak banyak yang benar-benar merealisasikan keinginan tersebut. Banyak calon founder yang akhirnya kalah oleh keraguan yang mereka buat sendiri. Keraguan bahwa dirinya bisa membuat startup sesuai dengan mimpinya, karena terhalang oleh berbagai hal seperti modal, kemampuan, pengetahuan, atau takut menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sehingga pada akhirnya membuat startup hanya menjadi impian semata.

Padahal, kesempatan untuk membangun startup, khususnya di Indonesia masih terbuka luas. #SemuaBisa membangun startup impiannya, walau hal tersebut memang bukan hal mudah. Namun, dengan akses informasi dan koneksi yang tepat, semua hal bisa diwujudkan. Buat para founders yang masih ragu dalam mewujudkan mimpinya, inilah tiga alasan untuk meyakinkan diri bahwa kamu pasti bisa membangun startup impianmu.

Masih Banyak Ide yang Belum Tereksplorasi

Untuk memulai startup, kamu butuhkan ide dan visi yang ingin dibangun serta manfaat dari implementasi ide tersebut bagi masyarakat. Saat ini banyak sekali kategori startup bermunculan di Indonesia. Mulai dari edukasi, finansial, kesehatan, pertanian, dan masih banyak lagi. Walaupun dengan banyaknya kategori, belum semua startup dapat menjawab semua permasalahan yang ada di masyarakat. Masih ada berbagai masalah yang dapat diatasi dengan solusi teknologi dan inovasi.

Banyak kesempatan untuk berpikir luas dan mengeksplorasi permasalahan tersebut hingga menemukan ide yang cocok untuk startup kamu. Temukan inspirasi ide untuk membuat startup dari hal-hal terdekat di sekitarmu, atau bahkan masalah yang kamu alami dan rasakan sendiri. Dalami dan eksplorasi lebih lanjut inspirasi yang kamu temukan dari hal-hal tersebut dan gunakanlah untuk memulai startup.

Bangun Tim dari Orang Terdekat

Setelah menemukan dan yakin terhadap ide yang dimiliki, membangun tim menjadi hal yang sangat penting. Kamu bisa mulai dengan mengajak orang terdekat untuk menjadi partner seperti teman kuliah, rekan kerja, atau keluarga. Kamu juga bisa memanfaatkan relasi yang mereka miliki untuk mengembangkan tim sesuai dengan kebutuhan startupmu, hingga menjangkau pasar yang ingin diincar. Dengan memulai dari orang terdekat, akan lebih mudah untuk meyakinkan ide startup yang sedang dibangun agar tim tersebut memiliki visi yang sama.

Tersedia Program Inkubasi Startup yang Inklusif

Bila kamu merasa memiliki pengetahuan terbatas mengenai startup, atau belum mendapatkan akses koneksi yang baik kepada ekosistem industri teknologi di Indonesia, maka kini saatnya menepiskan keraguan tersebut. Bergabunglah dengan DSLaunchpad, program inkubasi startup teknologi terbesar di Indonesia yang dapat membantu kamu memulai dan mengembangkan startup, serta membuktikan bahwa kesempatan untuk menjadi founder startup dimiliki oleh siapapun.

Melalui program ini, kamu akan mendapatkan wawasan dari mentor-mentor luar biasa seperti Kevin Aluwi (Co-CEO Gojek Indonesia), Fajrin Rasyid (Presiden Bukalapak), dan banyak mentor lainnya yang memiliki nama besar dalam industri digital di Indonesia lainnya. Kamu juga berkesempatan untuk bertemu para investor yang menjadi VC partner program DSLaunchpad, mulai dari East Venture, MDI Ventures, BRI Ventures, dan masih banyak lagi. Total ada 15 mentor dan 20 VC Partners yang terkonfirmasi akan berpartisipasi di DSLaunchpad.

Semua rangkaian program DSLaunchpad akan kamu ikuti 100% secara online dan #DiRumahAja. Sehingga dimanapun kamu berada, letak geografis bukanlah hambatan untuk dapat menjadi seorang founder startup. Tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda secepat mungkin karena registrasi hanya dibuka sampai dengan 10 April dan buktikan kalau #SemuaBisa buat Startup!

Informasi lengkap mengenai DSLaunchpad silahkan kunjungi https://dailysocial.id/dslaunchpad

Mengoptimalkan Aplikasi Belanja untuk Tingkatkan Pembelian

Sebagai media pemasaran, aplikasi belanja mobile dapat dimanfaatkan oleh brand untuk memudahkan pelanggan melihat-lihat produk hingga melakukan pembelian langsung lewat aplikasi. Tujuan dari pengguna saat menginstal aplikasi berbeda-beda. Mulai dari sekadar melihat-lihat, mencari diskon, hingga melakukan pembelian. Sebagai pemilik brand, ada beberapa cara memaksimalkan penggunaan aplikasi belanja mobile untuk meningkatkan konversi pembelian, antara lain sebagai berikut:

1. Berikan tampilan antarmuka yang mendukung

Pastikan tampilan antarmuka dalam aplikasi Anda mudah dipahami oleh pengguna. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan tampilan yang simpel dan fungsional. Ciptakan juga layanan interaksi yang baik bagi pengguna yang memiliki pertanyaan. Fitur yang lengkap atau bahkan lebih banyak dari platform lain juga bisa menjadi pertimbangan pengguna untuk menggunakan aplikasi Anda, serta melakukan pembelian dalam aplikasi tersebut.

2. Adakan promosi khusus aplikasi

Hadirkan promosi khusus yang hanya dapat digunakan di aplikasi. Promosi seperti ini tidak hanya mengundang pelanggan baru untuk menjadi pengguna aplikasi, tetapi juga dapat membuat mereka lebih memilih aplikasi sebagai metode pembeliannya. Promosi ini dapat ditampilkan saat pengguna baru menginstal aplikasinya, sehingga pembelian dapat terjadi lebih cepat. Anda juga dapat memanfaatkan saluran lain seperti media sosial, email, atau website untuk mengkampanyekan promosi khusus aplikasi ini tersebut.

3. Buat kampanye promosi pada momen tertentu

Anda juga dapat memberikan kampanye promosi khusus untuk merayakan hari tertentu. Kampanye tersebut juga dapat dibuat lebih personal dengan mengaitkan promosinya dengan kategori katalog tertentu yang dimiliki oleh brand. Promosi tersebut berupa diskon tertentu dengan memanfaatkan loyalitas pelanggan lama atau diskon untuk pengguna yang baru saja menginstal aplikasi. Selain itu, memberikan katalog tertentu lewat aplikasi juga dapat memberi gambaran penggunaan produk brand dan dengan mengaitkannya langsung ke bagian pembelian dapat mendorong pembelian langsung melalui aplikasi.

4. Beri notifikasi penawaran di hari-hari pertama

Setelah melakukan penginstalan, pengguna mungkin baru sekadar melihat-lihat dan tidak langsung melakukan pembelian. Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 yang diterbitkan oleh Liftoff bekerja sama dengan Adjust, pengguna aplikasi belanja mobile di Indonesia memiliki periode waktu selama 1 hari, 19 jam, dan 31 menit sejak awal instalasi hingga melakukan suatu tindakan. Tindakan tersebut pun belum tentu merupakan pembelian, bisa jadi hanya sekadar memfavoritkan barang atau menaruhnya dalam keranjang.

Anda bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menggoda pengguna untuk melakukan pembelian secepatnya dengan memberikan notifikasi tertentu untuk membuat pengguna segera melakukan tindakan di hari-hari awal penginstalan aplikasi. Pemilihan waktu dan isi pesan yang tepat juga dapat mempengaruhi efektivitas notifikasi tersebut dalam menghasilkan konversi.

5. Tanyakan kabar pengguna di minggu pertama

Menanyakan kabar pengguna juga dapat memberikan sentuhan personal tersendiri bagi mereka. Tanyakan kabar pengguna Anda melalui notifikasi apabila belum melakukan pembelian barang, terutama bagi mereka yang telah menaruh barang di keranjang. Berikan pula penawaran berdasarkan barang-barang sesuai dengan kategori yang sering mereka lihat sebelumnya.

Pengguna biasanya menggunakan aplikasi belanja mobile dengan intensitas yang tinggi di awal dan mulai berangsur-angsur berkurang dari waktu ke waktu. Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019, tingkat retensi pengguna aplikasi belanja mobile di Indonesia terus turun menjadi 4% pada Hari Ke-7. Untuk itu, periode minggu pertama ini harus dimanfaatkan dengan maksimal melalui kampanye yang menarik dan pesan yang relevan.

Pengguna cenderung memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam menginstal aplikasi belanja, meskipun pada umumnya aplikasi tersebut diminati untuk melihat-lihat produk terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Untuk itu pemilik brand harus dapat memikirkan strategi yang lebih jeli agar pengguna sampai melakukan pembelian melalui aplikasinya.

Dengan melakukan beberapa hal tersebut, brand dapat lebih memaksimalkan aplikasinya untuk mendorong pengguna melakukan pembelian. Anda juga dapat mempelajari perilaku penggunaan dan pembelian melalui aplikasi belanja seluler di Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 dari Liftoff bekerja sama dengan Adjust yang dapat diunduh lewat tautan ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Memaksimalkan Aktivitas Belanja Online Lewat Berbagai Aplikasi

Saat ini, banyak orang sudah mulai beralih ke belanja online untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini juga didukung semakin banyaknya pilihan yang disediakan oleh tiap brand untuk berlomba-lomba memenuhi kebutuhan pelanggannya secara online.

Sebagai pengguna, kita juga harus memanfaatkan kondisi tersebut untuk memaksimalkan aktivitas belanja online sehari-hari dan menikmati banyak keuntungan. Caranya adalah dengan meng-install berbagai aplikasi belanja dan tidak hanya bergantung pada satu platform saja. Secara umum, aplikasi belanja seluler terbagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Brand Commerce

Brand Commerce adalah aplikasi yang disediakan oleh perusahan yang ingin menjual produk merknya sendiri langsung melalui aplikasinya. Contoh dari kategori ini adalah aplikasi dari H&M, Zara, IKEA, Adidas, Watsons, dan sebagainya. Dengan menginstal aplikasi kategori ini, pelanggan bisa menikmati katalog dan promo khusus yang disediakan oleh brand.

Aplikasi brand commerce saat ini masih kurang populer jika dibandingkan dengan kategori aplikasi belanja lainnya. Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 yang dirilis oleh Liftoff bekerja sama dengan Adjust, presentasi tingkat instal-hingga-beli pada kategori aplikasi brand commerce ini hanya sebesar 4,7%. Hal ini dapat disebabkan oleh permasalahan di dalam aplikasi dan kampanye promosi yang tidak dipersonalisasi dengan baik oleh pemilik brand. Meski begitu, tak ada salahnya sebagai pengguna untuk menginstal aplikasi kategori ini. Seba, tidak jarang pemilik brand memberikan diskon khusus yang hanya dapat digunakan lewat aplikasinya.

2. Marketplace

Pada kategori aplikasi marketplace, pengguna dapat melihat-lihat, memilih, hingga membeli produk dari berbagai brand dalam satu aplikasi. Contoh dari aplikasi ini adalah Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dan sebagainya. Keunggulan aplikasi ini adalah kemampuan untuk membandingkan harga antara barang yang sama dengan penjual yang berbeda. Sehingga sebelum membeli, Anda dapat memilih produk dengan penawaran terbaik.

Selain membandingkan kualitas dan harga di dalam satu aplikasi, memiliki beberapa aplikasi di kategori ini cukup menguntungkan. Sebab, kita juga dapat membandingkan harga untuk produk yang sama pada marketplace yang berbeda. Tak jarang pula penyedia platform marketplace memberikan diskon dan penawaran khusus yang dapat digunakan untuk membeli barang apa pun di aplikasi mereka.

Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019, aplikasi belanja dalam kategori marketplace merupakan yang paling diminati, dengan tingkat instal-hingga-beli yang sebesar 11,8%. Sebab, marketplace menawarkan varian produk yang lebih luas, harga dan penawaran menarik, serta pengalaman pengguna yang lebih baik dalam melakukan pembelian.

3. Value Add

Kategori aplikasi yang terakhir adalah aplikasi Value-add. Aplikasi pada kategori ini memberikan kita keuntungan tambahan dalam melakukan transaksi online. Di sisi lain, promosi yang dilakukan oleh aplikasi Value-add juga mendorong pengguna untuk melakukan pembelian yang dianggap menguntungkan. Contoh dari aplikasi ini adalah Shopback untuk mendapatkan cashback pada transaksi online atau Akulaku untuk membantu pembayaran secara kredit. Dengan menggunakan aplikasi pada kategori ini, kegiatan belanja dapat lebih menguntungkan. Sebab kita memiliki banyak opsi tambahan dalam mendapatkan bonus, serta memudahkan transaksi yang dilakukan.

Dengan memiliki berbagai aplikasi tersebut, pengguna dapat memaksimalkan pengalaman belanjanya melalui platform online dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan penawaran terbaik. Selain itu, brand perlu memanfaatkan tiga kategori aplikasi tersebut untuk mendorong pembelian. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kecenderungan pengguna dalam menggunakan ketiga kategori aplikasi belanja di atas, Anda dapat mengunduh Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 dari Liftoff bekerja sama dengan Adjust lewat tautan ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.