Produk Enam Startup Ini Dapat Dimaksimalkan untuk Kembangkan Sektor Publik Nasional

Startu-startup ini dirilis pada tahun 2015. Meskipun masih tergolong sangat baru, namun visi dan produk yang diusung dinilai mampu dimaksimalkan untuk menciptakan terobosan baru di sektor publik. Mulai dari sektor pertanian, energi terbarukan, kesehatan, transportasi dan sosial, inovasi digital yang disuguhkan memberikan warna baru, yang tentunya mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses layanan.

Berikut ini adalah 6 startup yang berpotensi dimaksimalkan untuk melahirkan layanan publik yang nyaman:

Cara baru iGrow memasyarakatkan investasi di sektor pertanian

Dianugerahi sebuah lahan yang subur, dengan dukungan iklim dan cuaca, jika mengatakan pertanian adalah passion Indonesia sepertinya bukan sesuatu yang berlebihan. Mirisnya industri pertanian dianggap kurang menarik sebagai lini bisnis dan investasi, khususnya bagi kalangan muda. Melihat kecenderungan tersebut, bermodalkan sentuhan digital Startup Center dan Badr Interactive menginsiasi iGrow untuk melunturkan stigma tersebut.

Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

Janaloka ajak masyarakat terbiasa dengan teknologi terbarukan

Lulusan Founder Institute 2015 bernama Gretiano Wasian (Neno) melihat sebuah isu di masyarkat, terutama di luar kota-kota besar, terkait dengan ketersediaan listrik. Tak seperti di perkotaan, kebutuhan (yang bisa dikategorikan) primer tersebut seringkali masih mengalami keterbatasan dalam memenuhi ketersediaan. Memanfaatkan potensi dan tenaga yang mudah dijumpai, Neno melahirkan Janaloka, sebuah portal online (yang juga bergerak secara offline) untuk mengedukasi masyarakat seputar teknologi terbarukan.

Janaloka memulai kiprahnya dengan memperkenalkan implementasi panel surya untuk memenuhi pasokan listrik rumahan. Dipahami untuk melakukannya memang tak mudah, baik secara teknis maupun non-teknis. Secara teknis Janaloka mengajarkan berbagai konsep pemasangan panel surya, termasuk perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Dari sisi non-teknis Janaloka memforkuskan pada sosialisasi teknologi terbarukan menjadi sebuah investasi yang akan banyak menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang.

Memiliki visi untuk menciptakan ekosistem eco/green lifestyle, Janaloka ingin mulai membiasakan masyarakat untuk tidak hanya terpaku terbiasa dengan energi fosil yang tidak dapat diperbarui (atau bisa namun dengan jangka waktu yang sangat panjang). Solusi ini dinilai efektif, terlebih sudah ada kebijakan pemerintah yang memperbolehkan adanya sumber pembangkit lain untuk kebutuhan personal di luar jaringan PLN. Terkait dengan ROI, dari perhitungan yang dibuat Janaloka implementasi panel surya akan dirasakan keuntungannya setelah berjalan 7 tahun. Panel suryanya sendiri akan tahan selama 25 tahun penggunaan.

WeCare ajak masyarakat sehatkan Indonesia dan teknologi berbasis aplikasi bernama MetSApp

Permasalahan paling umum terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia terkait dengan biaya. Pemberlakuan jaminan kesehatan yang masih belum merata seringkali memaksa kalangan masyarakat bawah untuk pasrah atas penyakit yang diderita. Cerita tersebut menginisiasi sebuah startup bernama WeCare untuk menghadirkan sebuah platform crowdfunding yang dikhususkan untuk penyaluran dana kesehatan. Dengan biaya yang cukup, WeCare ingin memastikan masyarakat kalangan bawah mendapatkan pengobatan maskimal atas penyakit yang dideritanya.

Startup pengembang teknologi machine learning Elitics Technology juga memiliki keprihatinan yang sama atas isu kesehatan. Setelah menginsiasi platform kesehatan berbasis big data, September lalu startup ini meluncurkan MetSApp (Metabolic Syndrome Application). Aplikasi ini difokuskan pada pencegahan sindrom metabolik, sebagai penyebab diabetes dan kolesterol. Dengan mencatat, mengamati, dan memberikan rekomendasi secara berkesinambungan (berbekal kelincahan machine learning) kepada pengguna tentang pola makan dan aktivitas, aplikasi ini siap menjadi asisten sehat masyarakat Indonesia.

Qlue Transit manfaatkan media sosial untuk kebutuhan informasi transportasi publik

Di kota sepadat Ibukota Jakarta, layanan tranportasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk aktivitas keseharian masyarakatnya. Isu kemacetan dan lalu lintas lainnya memaksa berbagai pihak untuk lebih bijak menggunakan fasilitas umum. Namun terkadang untuk menggunakan fasilitas umum seperti moda transportasi bus kota kenyamanan menjadi hal yang selalu dipertanyakan. Tidak hanya seputar kenyamanan di dalam bus, termasuk juga sistem informasi yang mengorganisir jadwal pemberangkatan.

Bermitra dengan pihak TransJakarta, pengembang aplikasi smartcity TerralogiQ mengembangan Qlue Transit. Aplikasi berlatform Android ini memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus TransJakarta hingga keramaian haltenya. Solusi semacam ini begitu penting dihadirkan di masyarakat, tidak hanya di Jakarta, namun harus direpliaksi di seluruh kota. Kenyamanan dan keramahan transportasi umum akan membiasakan masyarakat untuk memilih moa transportasi ini dalam kesehariannya, sehingga berpotensi besar mengurai kemacetan di jalan raya.

shutterstock_255844921

Penyandang disabilitas diberikan akses ke kanal pekerjaan inklusi melalui Kerjabilitas

Kendati sudah dituangkan dalam perundang-undangan porsi untuk ruang kerja inklusi, nyatanya penyandang disabilitas di Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan kerja yang pas untuknya. Menanggapi isu ini, sebuah LSM asal Yogyakarta mengembangkan platform Kerjabilitas, sebuah situs dan aplikasi online yang dapat digunakan penyandang keterbatasan fisik untuk mendapatkan informasi dan layanan seputar kesempatan kerja.

Berbagai pendekatan diimplementasikan dalam pengembangan desain Kerjabilitas, termasuk dengan mempelajari bagaimana pola kalangan difabel bersosialisasi. Kerjabilitas bahkan mendapatkan apresiasi terpilih ke dalam Google Launchpad Accelerator batch 1 yang akan diberangkatkan ke Mountain View untuk diinkubasi Januari mendatang. Memiliki visi untuk menjadi sebuah gerakan nasional, Kerjabilitas turut memberikan edukasi kepada perusahaan dan bisnis atas penerimaannya terhadap kalangan difabel.

Panduan Dasar Desain Produk

Desain menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan sebuah produk. Tak hanya produk yang bersifat fisik saja, produk dan layanan digital pun harus didesain sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi penggunanya. Tak ada ukuran pasti untuk sebuah desain produk, karena desain berkaitan dengan sebuah nilai estetika. Sesuatu yang dinilai dari bagaimana pengguna merasakan pengalaman dengan desain tersebut.

Menurut pengalaman Stephanie Engle, desainer yang merombak tampilan linimasa Facebook hingga menjadi seperti saat ini, perancangan suatu produk tak semata-mata menggambar sebuah produk. Di dalamnya terdapat bagian yang terpenting, yakni menyusun pengalaman pengguna.

Desain yang baik mampu memecahkan masalah

Stephanie sendiri bukan seorang yang memiliki latar belakang pendidikan desain produk, termasuk tidak memiliki pengalaman dengan perangkat lunak desain seperti Photoshop. Meskipun demikian ia meyakini bahwa konsep mendasar sebuah desain produk adalah bagaimana sebuah pola disusun dan mampu memecahkan sebuah masalah. Desain bisa diciptakan semua orang, karena desain tidak semata-mata hadir dalam wujud visual, namun lebih dari itu.

Menyusun sebuah desain produk adalah proses untuk mendapatkan fokus pikiran, hati sekaligus minat konsumen. Desain yang baik menjadi representasi atas semangat dan passion perusahaan atau produk yang dihadirkan. Stephanie menganalogikan sebuah desain produk sebagai perwujudan orang yang mendatangi konsumen, Desain mampu “mengedipkan mata” konsumen sehingga mereka tertarik dengan sebuah produk.

Desain produk memiliki fungsionalitas untuk “enabling people” dan keindahan desain itu sendiri menghadirkan “respect & worth”, sehingga keduanya harus berkesinambungan.

Desain menjadi komponen sangat penting untuk pengembangan produk

Pada dasarnya desain terdapat di berbagai hal. Setiap benda di sekeliling kita juga merupakan bagian dari desain. Kesalahan dari sebuah desain pun dapat menimbulkan kekacauan, bahkan kecelakaan. Tentu masih ingat kasus beberapa waktu lalu saat pemenang Miss Universe 2015 salah dibacakan karena kesalahpaman pembacaan narasi pembawa acara.

Bagi sebuah produk, desain sangat berpengaruh pada bagaimana kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan produk tersebut. Berdasarkan pengalaman Stephanie, terdapat beberapa poin yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain sebuah produk, yaitu:

  1. Desainer harus memahami peranannya. Pemimpin tim juga harus pandai menyesuaikan kenyamanan desainer. Komunikasi menjadi hal yang penting untuk pemahaman visi produk yang ingin dirancang.
  2. Pastikan setiap perancang desain produk mampu untuk mendefinisikan masalah. Kebanyakan orang cenderung akan berpikir di lingkup pengalaman yang dimiliki, maka efeknya akan mendesain sesuatu untuk diri sendiri. Berpikir out of the box penting untuk menciptakan desain yang menyelesaikan masalah.
  3. Buat hipotesis dari masalah yang telah diidentifikasi. Hipotesis masalah akan memberikan gambaran lebih jelas berkaitan dengan apa yang akan dibuat dan dirancang.
  4. Definisikan pula berbagai hal yang dapat mendorong kesuksesan proses perancangan desain, termasuk berdiskusi tentang hambatan yang ada. Setiap orang akan memiliki pandangan berbeda dalam hal ini, sehingga dapat mengisi satu sama lain.
  5. Setiap hipotesis harus diuji dan setiap pengujian harus disertai pengamatan yang komprehensif. Bila perlu adakan survei untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
  6. Desain yang baik kadang baru didapat setelah mengulangi berbagai proses, terus diuji coba, perbaiki, dan ulangi. Tanggapan konsumen adalah hal yang penting untuk perkembangan berkelanjutan.

Sudah banyak bukti bagaimana desain produk yang baik mampu mengubah dunia. Contoh yang paling populer dan tak perlu diceritakan secara lebih mendalam lagi adalah tentang bagaimana desain produk iPhone merevolusi industri ponsel dunia.

Kiat Startup Memahami dan Menanggapi Investor

Investor dalam sebuah bisnis startup (dalam kaitannya dengan peranan) dapat dikatakan sangat penting, namun kadang juga kurang berpengaruh pada bisnis secara langsung. Beberapa investor dengan punggawa pebisnis di sektor digital banyak yang mengerti betul bagaimana strategi terbaik di industri digital, sehingga mereka dapat memberikan banyak masukan kepada startup. Namun ada juga investor yang hanya berinvestasi saja dalam pendanaan, yang hanya terus mendorong startup untuk mendapatkan untung.

Dalam sebuah tulisan yang dirilis sebuah komunitas crowd ownership startup berbasis di San Francisco bernama RocketClub, terdapat beberapa sifat investor ketika menjadi bagian dalam sebuah startup. Salah satu hal yang diungkapkan bahwa investor seringkali tidak mengetahui bisnis (secara teknis) dengan baik.

Kebanyakan dari kita berpikir bahwa mereka memiliki pemahaman berharga untuk membawa startup selalu pada jalan yang benar, dengan mengangkat para investor menjadi bagian dari deretan penasihat. Namun nyatanya seringkali harapan tersebut tak tercapai dengan baik, karena seringkali investor kurang memahami bagaimana workflow bisnis startup bahkan visi produknya.

Ada juga sebuah paradigma yang harus ditanamkan pelaku startup. Tugas pelaku startup selaku pengusaha adalah untuk menjaga cerita bisnis mulus dengan proses bisnis yang tepat, bukan untuk membangun apa yang investor ingin dengarkan. Berani untuk mengatakan “tidak” jika diperlukan. Sering ditemui startup yang banyak terpaku pada kemauan investor namun justru menjadi titik lemah akan inovasi produk yang digencarkan.

Cerita beberapa startup yang digandeng oleh investor jempolan mengungkapkan bahwa para investor tidak pernah pernah berprasangka (buruk) terhadap apa yang dilakukan oleh penggerak di dalam bisnis. Kebanyakan dari mereka memilih membiarkan orang-orang yang terlibat langsung di startup untuk berbicara, membuktikan kinerja mereka secara langsung. Mereka hanya ingin mencari hal yang istimewa dari startup, dari sisi bisnis dan produk. Yang diperlukan, bantulah mereka menemukan hal tersebut dengan capaian prestasi.

Kendati membutuhkan investasi untuk menumbuhkan bisnis, startup terkadang juga harus selektif untuk menerima pinangan dari investor, terutama jika diketahui investor tersebut adalah “investor marjinal”. Investor tipe marjinal biasanya menghindari risiko. Apapun yang disepakati akan selalu memastikan bahwa apa yang dikucurkan minim dari risiko kegagalan. Padahal faktanya startup tanpa risiko itu tidak ada. Setiap bisnis di startup selalu berhadapan dengan risiko untuk bertumbuh ataupun harus menyesuaikan diri dari awal lagi.

Ada juga tipe investor yang sebelumnya tak pernah berpengalaman mendirikan perusahaan. Bagi mereka seringkali posisi kekuasaan atau kepemilikan menjadi perbincangan yang intensif. Hal ini justru dirasa akan menambah risiko startup, karena mereka akan turut menyetir bisnis tanpa pengalaman yang tepat, yang kadang justru melahirkan keputusan kurang berguna.

Namun dari awal ketika startup memilih untuk menerima investasi maka harus disadari bahwa penggalangan dana dari investor secara tak langsung sama dengan perebutan kekuasaan secara halus. Seringkali investor menginginkan semuanya, mereka ingin melihat traksi, pendapatan dan segala sesuatu dan harus memastikan startup go-public dengan baik.

Sekali lagi, jangan pernah ragu untuk berkata “tidak” jika sebagai pimpinan startup merasa apa yang diminta investor tidak menumbuhkan bisnis. Tetap yakin dengan pendirian dengan tetap membuat investor merasa senang.

Kulina dan Transformasi Bisnis Kuliner ala Andy Fajar Handika

Andy Fajar Handika, CEO dan Founder Kulina / Dok. Pribadi Andy Fajar

Di Yogyakarta, sosok Andy Fajar Handika cukup dikenal sebagai seorang pebisnis di bidang kuliner. Beberapa gerai fisik kuliner, mulai dari restoran dan foodcourt pernah didirikannya dan sampai saat ini beberapa gerai masih beroperasi. Cukup mencengangkan ketika Andy memilih menutup food court di salah satu wilayah ramai di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Andy kepada DailySocial menjelaskan, “Everything goes online dan satu demi satu bisnis brick-and-mortar yang saya miliki akan diakhiri.”

Insanity is doing the same thing over and over again, but expecting different results.

Quote dari Albert Einstein tersebut yang mewakili ambisi Andy untuk terus berbisnis dengan cara yang lebih modern. Internet menjadi bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, terutama jika berbicara dalam cakupan kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung atau Makassar. Bagi Andy, bisnis pun harus menyesuaikan.

Tren positif pertumbuhan layanan pesan makan online

Makandiantar merupakan salah satu pionir layanan pesan makan online di Yogyakarta. Menggandeng mitra (cafe, restoran dan tempat makan lainnya) di bawah naungan PT Fajar Montana Internasional, portal tersebut memenuhi kebutuhan pesan makan masyarakat di Yogyakarta. Layanan ini menjadi inovasi yang coba dibangun Andy (saat ini sebagai Advisor) untuk memasukkan konsep digital ke dalam bisnis kuliner.

Portal pesan makanan ini hadir ketika belum banyak pemain lain (ala Go-Food dari Go-Jek) di Yogyakarta dan hingga saat ini layanan tersebut masih beroperasi. Di kalangan masyarakat, Makandiantar memang menjadi alternatif yang menarik di tengah kemacetan yang melanda berbagai kota besar, termasuk Yogyakarta. Plus layanan tersebut cukup mobile-friendly.

Survei Jakpat tentang layanan pesan antar makanan

Konsep pesan makanan online terlihat berkembang juga di kota-kota besar. Selain Makandiantar, baru-baru ini juga sudah beroperasi Owl-kitchen dengan konsep yang sama di Yogyakarta. Sedikit berbeda, Owl-kitchen “mendeklarasikan diri” sebagai layanan pesan makan online spesialis midnight (tengah malam) dengan jam operasi pemesanan sampai pukul 2 dini hari.

Berbicara tentang industri kuliner secara umum, kontribusinya terhadap GDP (mengacu pada data tahun 2014) mencapai 29,34 persen di Indonesia. Pertumbuhan bisnis tersebut rata-rata adalah 10 persen setahun, atau setara dengan Rp 11,3 triliun.

Mengakomodir catering dan home chef untuk mudah mencapai konsumen

Inovasi tak berhenti sampai ke realisasi layanan kuliner on-demand saja. Andy bersama rekannya yang kebetulan memiliki nama panggilan yang sama, Andy Hidayat, kini tengah mengembangkan sebuah platfom marketplace untuk mempertemukan antara catering dan home chef dengan pelanggan melalui medium aplikasi mobile.

Kulina adalah nama aplikasinya.

Berbeda dengan layanan yang populer saat ini, Kulina tidak menyentuh pasar on-demand. Kulina fokus pada pre-order dan subscription meals, Andy menyebutnya dengan istilah meal plans. Artinya pelanggan memesan makanan paling cepat satu hari sebelumnya untuk beberapa hari sekaligus.

Ilsutrasi proses bisnis Kulina

Menggunakan Kulina, nantinya kitchen partner bisa merencanakan dengan lebih baik makanan apa yang akan dimasak, tanpa harus khawatir dengan risiko bahan baku sisa yang tidak terpakai. Harga makanan tentunya jadi relatif lebih terjangkau bagi pelanggan, karena inventory management yang mendekati zero loss.

Saat ini Kulina sudah dirilis dalam versi beta untuk platform Android dan baru melayani wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Tim pengembang Kulina yang berbasis di Yogyakarta terus mengembangkan fitur yang ada di dalamnya.

Selain Andy Fajar dan Andy Hidayat, Kulina telah memiliki 12 orang di tim teknis dan 8 orang tim operasional untuk menggenjot kehadiran Kulina di berbagai kota di Indonesia dan bahkan pasar internasional. Selain di Yogyakarta, tahun depan kantor Kulina juga akan berdiri di Jakarta, tepatnya di BITS co-working space.

Dengan sistem seperti ini, Kulina akan memberikan keleluasaan bagi penggunanya dalam mendapatkan berbagai jenis makanan yang mungkin tidak ada di restoran dan dimasak oleh kalangan rumahan. Skema marketplace dinilai efektif untuk model pemesanan makanan, baik untuk kebutuhan personal maupun di kantor.

Fokus mengembangkan kerja sama dengan dapur online

Kulina memfokuskan bisnis pada kerja sama dengan dapur online, bukan secara spesifik restoran atau tempat makan sejenisnya. Andy mengatakan bahwa Kulina ingin merespon fenomena yang ada di masyarakat bahwa tidak semua orang yang jago masak punya akses ke modal yang besar untuk membuat restoran atau rumah makan. Kulina ingin memberikan akses pada caterer/home chefs ini agar produk mereka bisa dipesan oleh banyak orang dengan mudah.

“Kami ingin kitchen partner kami fokus pada satu hal saja, yaitu memasak makanan enak, tanpa ribet masalah pembayaran, manajemen order, hingga pengantaran ke foodies,” ungkap Andy dengan mantap.

Terkait proses bergabung, kitchen partner dapat mendaftarkan diri melalui formulir yang terdapat di aplikasi. Selanjutnya Kulina akan melakukan kurasi atas kitchen partner yang telah mendaftar, untuk memastikan hanya yang kredibel saja bisa masuk ke dalam Kulina. Kulina sendiri mengenakan komisi 15% atas nilai transaksi yang terjadi antara kitchen partner dengan pelanggan.

Terkait visi Kulina, Andy mengatakan:

“Ada ratusan, bahkan ribuan jenis makanan yang ada di Indonesia ini, dengan berbagai macam juga selera tiap orang yang berbeda-beda. Visi Kulina adalah agar setiap orang bisa memesan makanan dengan mudah dan terjangkau, sesuai dengan selera ataupun purpose-nya.”

Andy melanjutkan, “Dari ratusan kitchen partner yang telah mendaftar di Kulina saat ini (bahkan sebelum kami launch), tugas kami tentunya adalah memastikan kualitas dan mencocokkan karakter makanan yang ditawarkan kitchen partner tersebut dengan selera pelanggan yang akan memesan.”

Untuk melakukan pencocokan selera pelanggan dengan makanan yang ada, Kulina bertekad menanamkan teknologi Big Data dan Artificial Intelligence ke dalam sistem. Teknologi tersebut akan mengurai setiap variabel setiap makanan lalu mempertemukannya. Tujuannya menjadi sebuah aplikasi yang menyajikan hanya makanan yang disukai dari dapur yang ada di sekitar lingkungan pelanggan dengan harga terjangkau.

Perjalanan ke WebSummit di Dublin bulan lalu

Kulina terpilih sebagai Alpha Startup dan Exhibit di WebSummit di Dublin beberapa bulan lalu. Bagi Andy, tujuan Kulina mengikuti ajang ini tak lain untuk memvalidasi konsep Kulina di global market dan bertemu potential partner untuk meluncur di negara lain.

Pranowo Putro (COO), Andy Hidayat (Co-Founder/Advisor), Murtiono Widi (Lead UI/UX Designer), Andy Fajar Handika (Founder/CEO) / Dok. Pribadi Andy Fajar

“Tentunya ini menjadi pengalaman sangat menarik, di mana kami bisa bertemu beberapa calon partner yang berniat untuk bekerja sama untuk meluncurkan Kulina di beberapa negara lain,” pungkas Andy.

Kitabisa Berhasil Galang Dana Masyarakat 7,2 Miliar Rupiah Sepanjang 2015

Sebagai salah satu portal penggalangan dana online (crowdfunding) di Indonesia, Kitabisa turut mendapatkan pencapaian tinggi di tengah bertumbuhnya netizen di Indonesia. Tercatat pada tahun 2015 terdapat 628 kampanye penggalangan dana yang berhasil dilaksanakan, melibatkan lebih dari 18 ribu donatur. Pencapaian tersebut berdampak langsung pada meningkatnya dana yang berhasil dikumpulkan. Dari semua Rp 1,4 miliar di tahun 2014 meningkat Rp 7,2 miliar di tahun 2015.

Kampanye penggalangan dana tahun ini didominasi oleh kegiatan tanggap bencana alam, darurat medis, masalah kesehatan, pendidikan dan lingkungan. Beberapa tokoh publik figur yang turut terlibat di dalamnya juga meningkatkan antusiasme masyarakat untuk terlibat sebagai donatur. Salah satu kegiatan yang cukup mendapatkan perhatian netizen adalah kapanye “Shave for Hope”, kampanye mencukur rambut untuk menggalang dana bagi anak-anak penderita kanker.

Kategori Terpopuler Kitabisa 2015

Ridwan Kamil dan pendukung PERSIB (Bobotoh) juga menjadi salah satu yang turut meramaikan penggalangan dana di Kitabisa untuk membantu korban asap di beberapa wilayah terdampak di Indonesia beberapa waktu lalu. Kekuatan komunitas menjadi salah satu kunci kesuksesan model kontribusi seperti ini. Kendati tidak terlibat dengan turun langsung ke lapangan, namun mereka tetap terlibat langsung dengan memberikan bantuan untuk merealisasikan berbagai kegiatan bantuan di lapangan.

Dituturkan Alfatih Timur, CEO Kitabisa, langkah penggalangan dana online menjadi cara baru bagi masyarakat untuk dengan mudah terlibat dalam gerakan sosial. Fatih mengatakan:

“Karena sifatnya yang online, ini menjadi cara baru netizen bisa berpartisipasi melakukan perubahan dengan menggalang dana untuk isu di sekitar mereka. Kami berharap platform Kitabisa dapat membantu membangun kembali rasa peduli dan gotong-royong masyarakat sebagai gaya hidup untuk menolong sesama dan membangun bangsa.”

Sebagai salah satu inisiator di penggalangan dana melalui platform Kitabisa, Pandji Pragiwaksono turut menyambut baik layanan ini. Ia mengatakan bahwa kini masyarakat sudah disediakan platform yang sangat mempermudah mereka untuk peduli, tidak ada lagi alasan atas kesulitas untuk terlibat langsung dalam sebuah gerakan sosial, yang kini dibutuhkan hanya diat dan kemauan. Pandji sendiri sempat melakukan kampanye penggalangan dana atas kasus pembakaran masjid di Tolikara, dalam 3 hari dana sebesar 300 juta berhasil dikumpulkan dari netizen.

Kampanye Terpopuler Kitabisa 2015

Kurang lebih dua bulan yang lalu, Kitabisa baru saja mendapatkan pendanaan dari ANGIN (jaringan investor besutan GEPI). Pendanaan tersebut menurut CMO Kitabisa Vikra Ijas difokuskan untuk menyempurnakan layanan, terutama dari sisi pembayaran dan kemudahan pengguna untuk berbagi. Ke depan Kitabisa masih akan terus mengembangkan layanan dan menjadi platform penggalangan dana online terbesar sekaligus teraktif di Indonesia.

Tak Hanya Lazada dan Zalora, Blibli Klaim Peningkatan Penjualan 20 Kali Lipat 12 Desember Lalu

Berdasarkan data yang dirilis Blibli, pihaknya mengaku mendapatkan peningkatan penjualan hingga 20 kali lipat dari rata-rata penjualan harian saat program Shocking Shopping 12/12. Hal senada sebelumnya juga disampaikan oleh pemain e-commerce besar lainnya di Indonesia, yakni Lazada dan Zalora.

Senior Digital Marketing, Research & CRM Manager Blibli.com Tabah Yudhananto menyampaikan bahwa peningkatan tajam terjadi karena adanya pemotongan biaya penjualan, yang disampaikan melalui diskon, cashback dan juga gratis biaya pengiriman.

Terkait persebaran konsumen, konsumen Blibli dalam rangkaian penjualan tanggal 12 Desember tersebut didominasi pengguna di pulau Jawa, dengan persentase tertinggi diraup oleh pengguna dari Jakarta, disusul Banten dan Jawa Barat. Kendati demikian, ekosistem pengguna di luar Jawa pun sudah mulai terbentuk.

Selain kenaikan total penjualan, Blibli juga membukukan jumlah transaksi sebanyak 9 kali lipat. Berbeda dengan layanan e-commerce lain, pengguna desktop masih mendominasi pembelian di Blibli dengan angka 64%.

Salah satu hal menarik yang dicatat oleh Blibli adalah dalam rangkaian kegiatan ini penyumbang nilai transaksi tertinggi justru didapat dari penggunaan kartu kredit. Faktor cicilan 0% yang disediakan sejumlah bank menjadi pendorong utama penggunaan kartu kredit untuk pembelian barang-barang bernominal tinggi. Apakah ini menunjukkan hal baru untuk tren e-commerce di Indonesia?

Pada tahun 2013 lalu sempat disampaikan oleh CEO Lazada Asia Tenggara Maximillian Bittner dalam ajang Google Think 2013, bahwa transaksi e-commerce masih didominasi oleh metode pembayaran manual, bahkan banyak yg menghendaki COD (cash on delivery).

Kartu kredit dirasa memang menjadi metode pembayaran yang paling pas untuk e-commerce. Kartu kredit melakukan transaksi di depan dan pembayaran di belakang, artinya konsumen bisa melakukan review terhadap transaksi yang dilakukan sebelum melakukan pembayaran. Buat kami, semakin tingginya penggunaan kartu kredit dalam berbelanja online merupakan imbas rasa aman dan nyaman pengguna layanan e-commerce. Secara umum ini adalah pertanda baik bagi kematangan ekosistem.


Disclosure: DailySocial dan Blibli memiliki induk perusahaan yang sama

Aplikasi Streaming Musik Korea Selatan Beatpacking Segera Hadir di Indonesia

Layanan streaming musik menjadi alternatif baru di masyarakat untuk mendapatkan akses musik dari penyanyi atau band favoritnya. Tren ini hampir merata terjadi di semua negara, tak terkecuali di Indonesia. Melihat potensinya yang besar dan pengalaman sukses di negaranya, layanan aplikasi streaming musik asal Korea Selatan Beatpacking (atau sering disebut Beat) berencana melakukan ekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara, salah satunya ke Indonesia.

Disebut-sebut sebagai “game changer” di industri, layanan streaming musik turut mengubah bagaimana bisnis di lingkungan industri beroperasi. Pro dan kontra terus bermunculan, ada yang merasa dirugikan (dari sisi industri), namun tak sedikit juga yang merasa diuntungkan.

Menurut Park Su-man, CEO Beatpacking Company, saat sebuah layanan streaming musik memberikan akses gratis kepada pendengarnya itu bukanlah hal yang benar-benar gratis, tetap akan ada yang dibayarkan atas akses tersebut.

Park mengatakan kepada Korea Herald:

“Sejak peluncuran aplikasi peluncuran musik yang didukung iklan digital, penjualan musik digital di platform lain tidak menurun, tetapi terpantau adanya peningkatan keuntungan kepada pemegang hak cipta musik berkat royalti yang diterima.”

Di Korea sendiri layanan streaming yang memberikan akses gratis dan memaksimalkan pendapatan melalui iklan masih cukup baru di industri dan Beatpacking termasuk salah satu pemula yang sudah mendulang pendapatan. Wajar saja, Korea merupakan salah satu negara dengan industri musik yang cukup berpengaruh dalam perekonomian.

Sebelumnya di ranah global terdapat Pandora dan Spotify yang sudah cukup terkenal. Dua platform tersebut bekerja mendigitalisasi proses industri musik tradisional dan memberikan model berlangganan. Secara esensial tak berbeda dengan cara lama dalam melakukan monetisasi.

Park menceritakan awalnya sempat banyak pihak yang skeptis dan ragu, apakah iklan digital mampu menutup biaya produksi dan royalti hak cipta. Namun nyatanya terbukti bisa, setidaknya di Korea Selatan. Hingga saat ini Beatpacking berhasil merangkul 6 juta pengguna di Korea dan telah mengembalikan royalti 14 miliar won (Rp 162 miliar) tahun ini kepada pemegang hak cipta.

Di Korea sendiri sudah ada aturan terkait royalti, yakni 3,6 won untuk setiap pemutaran sebuah lagu di sistem berlangganan dan 7,2 won untuk sistem berbasis iklan.

Indonesia dipilih sebagai salah satu lahan ekspansi Beatpacking karena potensi penggemar K-Pop yang begitu besar.

Menurut PricewaterhouseCoopers, secara global diprediksikan pendapatan dari layanan streaming musik akan mencapai $5 miliar di tahun 2018, melebihi pendapatan layanan unduh musik digital. Layanan berpendapatan dengan iklan seperti ini sekaligus menjadi cara baru bagi industri musik untuk berkembang.

iShow Siap Ramaikan Persaingan “Entertainment Live Streaming” di Indonesia

Layanan entertainment live streaming iShow baru saja meresmikan kehadirannya di Indonesia. Kesuksesannya di Thailand coba direplikasi di pasar Indonesia. Di Indonesia, mereka akan bersaing dengan Cliponyu, HalloStar, dan Zeemi.

Dalam jumpa pers yang diadakan di Jakarta, Chief Executive Officer PT iSentric Technology Indonesia Sean Tham mengatakan:

“Sebagai penyedia layanan konten entertainment berbasis live streaming, iShow hadir menjawab tantangan tersebut. Selain teknologi yang mendukung terciptanya layanan ini, kami juga melihat peluang pangsa pasar menjanjikan. Selain itu tidak bisa dipungkiri, bahwa kami memanfaatkan infrastruktur yang semakin baik, yaitu hadirnya 4G LTE.”

Website iShow saat ini sudah bisa diakses dan konten juga sudah mulai terisi. Layanan ini membebaskan untuk siapa saja bisa menjadi VJ (Video Jockey) membawakan kanal di dalamnya, dengan ketentuan dan prasyarat yang berlaku. Di Indonesia sebelumnya juga sudah ada layanan sejenis, dengan pangsa pasar yang sama, yakni HalloStar dan Cliponyu. Di kancah startup lokal ada juga Zeemi yang saat ini juga sudah mulai mematangkan layanan hiburan berbasis live streaming yang dimiliki dan memperkaya konten yang ada di dalamnya.

Untuk membantu menjangkau pangsa pasar yang luas, iShow menggandeng provider lokal Smartfren. Menurut Senior Vice President Digital Services Smartfren Revie Sylviana, kedua pihak memiliki tujuan yang selaras. Smartfren ingin mendorong konten digital di pasaran sebagai salah satu realisasi pembentukan digital services Smartfren, sedangkan iShow butuh memastikan layanannya dapat berjalan dengan baik.

Di lanskap online lokal, layanan sejenis memang memiliki penggemar yang terus bertumbuh. Pasalnya pengalaman baru yang ditawarkan dengan menyaksikan apa yang dialami oleh penyiar secara langsung banyak dinilai lebih menarik ketimbang penyampaian secara konvensional dengan melalui teks atau audio saja.

iShow juga telah tersedia di perangkat mobile, khususnya platform Android dan iOS, untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan akses yang lebih mudah untuk para penggunanya. Di fase awal, iShow masih akan fokus pada perekrutan VJ lokal sebagai pengisi acara dan konten di dalam portalnya.

5 Alasan Mengapa Pemerintah Perlu Berpihak Pada Startup Lokal

Jika berbicara seputar “startup dan pemerintah”, mungkin yang terlintas pertama adalah kejadian beberapa waktu lalu, ketika salah satu kementerian melalui keputusannya memboikot secara sepihak sistem transportasi berbasis aplikasi. Kendati tak sampai 24 jam aturan tersebut mengudara, masyarakat jadi bisa menilai bahwa masih ada komponen di pemerintahan yang belum berpihak kepada industri startup lokal.

Startup adalah bagian dari ekosistem bisnis dan digital nasional. Keberadaannya memberikan banyak manfaat, meskipun terkadang ada beberapa hal di luar cakupan aturan yang ada. Hal seperti seharusnya bukan menjadi alasan utama pemerintah memperkeruh dengan “mempertahankan” regulasi usang. Justru saat ini industri startup membutuhkan kerja sama dan konsolidasi dengan pemerintah untuk memaksimalkan potensinya.

Banyak alasan yang dapat dipertimbangkah mengapa pemerintah perlu berpihak pada startup lokal. Berikut lima di antaranya:

1. Membawa pembaruan dan potensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi

Startup digital masih tergolong dalam bisnis baru. Kendati hype startup sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, namun dewasa ini keberadaannya makin masif di berbagai bidang yang dekat dengan masyarakat. Kendati menjadi sektor bisnis baru, nyatanya startup digital di Indonesia membawa pembaruan di berbagai bidang.

Kontribusi startup mulai berhasil menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional, tepatnya 2% per tahun. Diyakini jika terus dipupuk sektor bisnis ini mampu menemani Indonesia mencapai target pertumbuhan hingga 7%, sesuai cita-cita pemerintah untuk tahun 2025 mendatang. (Baca: UKM Digital Nasional Siap Songsong MEA).

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai bidang

Teknologi menyulap berbagai layanan dapat diakses secara mudah dan cepat. Masyarakat melakukan berbagai hal melalui dari ponsel pintar yang ada di genggamannya. Banyak kategori layanan yang mampu dengan baik difasilitasi oleh inovasi startup digital nasional.

Produk pendidikan, layanan keuangan, situs perbelanjaan, hingga sistem transportasi didesain ulang dengan baik oleh startup lokal. Ilmu dan pembelajaran tentang User Experience (UX) yang makin matang di kalangan pengembang membuat produk/layanan mudah diadaptasi masyarakat. Lihat saja bagaimana layanan transportasi dan jasa antar berbasis aplikasi yang kini makin membudaya di masyarakat.

3. Regulasi diciptakan untuk mengayomi, bukan justru mematikan

Kehadiran produk startup digital yang cukup baru di masyarakat dan adopsinya tidak diimbangi baik dengan regulasi yang ada. Regulasi selalu saja telat dalam mengatur roadmap industri digital. E-commerce sudah booming dan banyak dimanfaatkan masyarakat, regulasi pajak baru diributkan. Sistem transportasi digital sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, regulasi keabsahan diributkan.

Wajar saja, teknologi berkembang tanpa memiliki batasan dan sangat cepat, sementara proses pembuatan aturan sepertinya memang membutuhkan waktu yang sangat lama. Lihat saja “pencapaian” para pejabat negara kita seputar produktivitas melahirkan penyesuaian kebijakan baru. Sebagian justru gegabah dalam mengambil keputusan. (Baca: Jika Inovasi Dibelenggu Regulasi)

4. Bisnis teknologi mendewasakan masyarakat, membiasakan persaingan global

Mudahnya menjangkau dunia dengan internet membuka berbagai peluang bisnis digital. Startup menciptakan solusi digital yang secara umum dapat diakses oleh orang-orang di seluruh dunia. Begitupun sebaliknya, produk global dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia jika diinginkan.

Melihat tren bisnis startup di Indonesia, persaingan tersebut terlihat nyata. Selalu ada kompetitor asing di setiap segmentasi pasar. Menariknya, startup lokal banyak yang mampu mengalahkan dan berhasil merebut perhatian masyarakat kita. Kelincahan bisnis seperti ini yang sangat dibutuhkan untuk kesiapan Indonesia dalam ekonomi global.

5. Masih banyak yang bisa dioptimalkan dengan produk digital

Di beberapa bidang, produk digital startup lokal sudah sangat matang menggantikan cara-cara lama sebuah aktivitas berproses. Namun masih banyak bidang lain yang dapat dioptimalkan dengan teknologi. Hal ini sebenarnya sejalan juga dengan visi pemerintah untuk menciptakan percepatan pelayanan publik dengan menghadirkan sistem komputasi.

Dari sisi positif, startup dapat menjadi katalisator untuk mempercepat inovasi yang masih belum mampu difasilitasi pemerintah. Pemerintah harus mampu menjadi sebuah pijakan sebagai “pedal gas” untuk mengakselerasi dengan lebih cepat startup lokal yang terus bertumbuh, bukan menjadi “pedal rem” untuk menghentikan inovasi yang dihasilkan industri startup lokal.

TSM Kembangkan Sistem Operasi ID3 OS Untuk Perangkat Android Lokal

TSM Technologies (TSM) sebagai sebuah design house smartphone lokal baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya sedang menggarap sebuah sistem operasi mobile bernama ID3 OS (dibaca: IDE OS). ID3 OS merupakan sebuah sistem operasi berbasis Android. Dalam pengembangannya, TSM mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya membumbui dengan pembaruan User Interface (UI), melainkan melakukan pengembangan dari level kernel.

Pengembangan pada kernel sistem operasi memungkinkan TSM untuk mendesain bagaimana sebuah perangkat keras dalam sebuah perangkat dioperasikan. Diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis TSM Joegianto, nantinya ID3 OS ini akan memiliki kecakapan sekelas sistem operasi CyanogenMod. CyanogenMod dikenal sebagai sebuah sistem operasi open-source berbasis Android yang dapat dipasang bebas di smartphone ataupun tablet.

Sebagai design house smartphone lokal TSM menemui isu krusial yang selama ini belum terselesaikan baik oleh pengembang perangkat lokal. Isu tersebut berkaitan dengan sulitnya menghadirkan pembaruan (update) sistem operasi bagi penggunanya. Dan yang selama ini banyak dilakukan oleh produsen lokal ialah memberikan sebuah single-update, artinya sistem operasi yang ditanamkan akan digunakan selamanya pada perangkat tersebut tanpa adanya pembaruan. Sementara sebuah sistem operasi terkadang membutuhkan pembaruan untuk menekan celah dan menyesuaikan dengan perkembangan software yang ada.

Dalam timeline yang sudah disusun, TSM akan meluncurkan sistem operasi terbaru ini pada pertengahan Januari mendatang. ID3 OS akan dihadirkan dalam dua varian, versi Lite dan Premium. Versi Lite dari sistem operasi akan ditawarkan secara gratis, dengan fitur yang tak selengkap versi Premium. Sedangkan versi Premium akan didedikasikan untuk ponsel lokal yang menjalin kerja sama dengan TSM.

Pengembangan sistem operasi ini sejalan dengan komitmen TSM untuk mendukung vendor lokal menciptakan smartphone berteknologi 4G/LTE. Sebagai “arsitek” perangkat pintar, memiliki sistem operasi memberikan keleluasaan lebih untuk meningkatkan inovasi pengembangan perangkat, terlebih jika memiliki kontrol penuh akan akses ke perangkat keras. Untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, TSM bekerja sama dengan Sat Nusa Persada sebagai rekanan produsen ponsel berbasis di Batam dan Qualcomm selaku pengembang chipset smartphone.