EduTech Asal Makassar LeanSkill Sajikan Layanan Pencarian Guru Online

LeanSkill merupakan platform booking kursus di Makassar yang memudahkan peserta mencari dan memilih pengajar yang ahli di bidangnya. Seperti apa platform ini dan bagaimana latar belakang berdirinya? Berikut wawancara DailySocial dengan Founder LeanSkill.com yang juga inisiator berdirinya Startup Makassar, Fajar Assaad.

Latar belakang berdirinya LeanSkill.com

Pertengahan 2013, setelah lulus dari STMIK Dipanegara, Fajar Assaad mulai mendirikan perusahaan creative digital yang telah memiliki portofolio dari beberapa perusahaan multinasional yang berdomisili di Makassar maupun dari luar Makassar. Ketika Fajar mencoba melakukan ekspansi untuk mengembangkan usahanya, ia membuka lowongan kerja untuk tenaga back-end web engineer, online marketing specialist dan creative developer. Namun, hanya enam email yang masuk untuk mendaftar, dan rata-rata tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Akhirnya, Fajar mulai membuat startup. Startup pertamanya diberi nama mediacari.com (direktori kota) dan pasarukm.com (marketplace dan news) namun akhirnya tidak berkembang baik karena saat itu belum ada ekosistem startup digital di Makassar. Setelah itu, Fajar lalu menginisiasi berdirinya Komunitas Startup Makassar pada akhir 2014 sehingga mulai bermunculan pelaku startup digital di Kota Makassar dengan beragam produk. Namun rata-rata mereka masih single founder.

Dari situ, Fajar melihat bahwa skill yang dimiliki mahasiswa di Makassar masih di bawah standar. Perlu ada solusi yang dapat mengajarkan keterampilan yang membuat keahlian mereka diserap pasar industri digital. Fajar lalu membuka kelas-kelas programming, desain dan bisnis dengan nama StartupMengajar.com pada April 2015, dengan tujuan membantu para founder startup digital di Makassar mendapat talenta yang kompeten.

Pada tahun 2015, Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bersama DailySocial.id menyelenggarakan HUB.ID dan ia lolos sebagai salah satu finalis mewakili Sulawesi Selatan dan diberangkatkan ke Jakarta. Saat di Jakarta, ia mengunjungi dan bertemu dengan beberapa pendiri startup dan VC di sana. Hasilnya, terjadi pergantian brand dari StartupMengajar.com ke LeanSkill.com. hingga saat ini, Fajar Assaad masih merupakan single founder LeanSkill.com.

Visi membangun SDM yang kompeten

LeanSkill merupakan platform booking kursus di Makassar yang memudahkan peserta mencari dan memilih pengajar yang ahli di bidangnya. Pengajar juga dibantu dengan platform LeanSkill.com dalam mengelola kelas kursus online tersebut seperti pembayaran, jadwal mengajar, pemasaran, dan tempat. Saat ini LeanSkill.com masih berbasis website, kelasnya terbagi atas kursus dan worskhop dengan dua mode yaitu offline (tatap muka) dan online (video on demand dan live). Saat ini mereka masih fokus ke offline dan setelah Ramadan 2016 akan mengembangkan fokus ke kursus online.

Guru/ instruktur berasal dari tenaga lokal. Untuk kelas offline saat ini masih fokus di Kota Makassar, meski banyak guru yang minta untuk membuka kelas di luar Makassar, namun Fajar belum menyanggupi. Di lain pihak, permintaan kelas offline sangat banyak yang berasal dari luar Makassar.

LeanSkill mempunyai visi membangun SDM yang berkualitas dan kompeten serta mampu bersaing secara global. Sedang misinya menjadi platform utama dalam berbagi dan pengembangan life skill.

“Bahkan ada yang minta direkam kelas offline dan sedang berlangsung dan mereka siap membayar,” ungkap Fajar.

Berbagai kelas di adakan, mulai dari bahasan akademis hingga bahasan teknis

Fajar menyebutkan, setiap kelas kursus yang dibuat akan memiliki halaman booking yang lengkap dengan detail kursusnya. Halaman ini juga terkoneksi langsung ke Facebook dan hasilnya efektif. Proses pemasaran sebagian besar memang melalui Facebook. Ketika murid telah mendaftar via email, otomatis mereka akan mendapat informasi soal kelas berikutnya.

Beberapa kelas yang telah dilaksanakan, pesertanya bervariasi. Fajar menceritakan, ada murid SD yang tertarik belajar animasi dan murid SMP hingga dokter umum yang mengikuti kursus Android development. Bahkan, ada peserta dari Balikpapan yang sengaja datang ke Makassar untuk belajar Android development. Sementara untuk kelas digital marketing melalui Facebook, Twitter, dan Instagram, peserta sebagian besar berasal dari kalangan pengusaha dan pelaku UMKM di Makassar. Untuk kelas fotografi, craft, dan kelas lainnya yang tersedia di LeanSkill.com juga sudah mempunyai komunitas sendiri.

Komisi per transaksi dijadikan model bisnis

“Model bisnis yang kami terapkan adalah komisi per transaksi,” ujar Fajar. Saat seorang siswa membayar untuk mengikuti sebuah kelas, LeanSkill memotong komisi sebesar 10 persen sebagai fee jasa layanan mereka. Sedang untuk membayar para guru/ instruktur mereka membayar sebesar 50 persen di pertemuan pertama dan sisanya diproses saat kelas hampir berakhir.

Dengan cara seperti itu, para murid tidak perlu khawatir ditipu karena semua pembayaran mereka digaransi 100 persen oleh pihak LeanSkill. Ketika kelas atau beberapa pertemuan terpaksa di-cancel karena para murid berhalangan hadir, maka mereka dapat berdiskusi dengan guru untuk mengulang sesi yang tidak dapat dihadiri sebelumnya atau pihak LeanSkill akan mengembalikan uang untuk pembayaran sesi yang tidak dapat diikuti. Dari sisi guru, LeanSkill membantu pemasaran dan mencarikan mereka lokasi kelas.

Ke depan, LeanSkill akan memperbanyak kelas kursus offline maupun online dan khusus online, mereka akan membuat konten khusus. Selain itu, leanskill.com akan hadir di platform televisi sehingga proses belajar-mengajar bisa dinikmati bersama keluarga melalui media televisi. Interaksi guru-murid akan terjalin melalui Smart TV.

Komunitas Startup Makassar dan Geliat Industri Digital di Makassar

Startup Makassar berdiri di akhir 2014 dari inisiatif segelintir pebisnis startup digital di sana yang merasa perlu ada satu wadah khusus untuk membangun ekosistem digital kreatif di ibu kota Sulawesi Selatan itu. Kami berkesempatan berbincang dengan Wakil Ketua Startup Makassar Fordyta Abubakar (Dhyto) dan pendiri LeanSkill yang juga inisiator awal Startup Makassar Fajar Assad untuk mengetahui aktivitas dan peranan Startup Makassar dalam menumbuhkan ekosistem industri digital di Makassar.

Latar belakang berdirinya Startup Makassar

Fajar menceritakan, pada tahun 2014 ia menjadi satu-satunya startup terpilih dari Makassar untuk mengikuti event business connect di Jakarta yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Di sana ia bertemu dengan peserta pelaku startup lain dari beberapa kota besar di Indonesia.

Setelah melewati proses kegiatan selama tiga hari, Fajar bertemu dengan mentor, startup dari berbagai daerah, angel investor, hingga venture capital di Jakarta. Ia juga berkunjung ke beberapa co-working space, kantor startup, venture capital, hingga mendatangi event startup lokal.

“Pulang dari sana, saya mencoba mendeteksi siapa saja developer, freelancer, pelaku startup, dan web designer di Kota Makassar dengan cara mengadakan meet-up setiap hari Minggu,” ujarnya.

Di meet-up pertama, terkumpul lima orang. Jumlah itu terus meningkat pada meet-up kedua dan meet-up selanjutnya, hingga mereka mengadakan rapat untuk menentukan nama dan kepengurusan dari komunitas yang mulai terbentuk.

Startup Makassar merupakan komunitas informal para pelaku startup digital di Makassar yang didirikan berdasarkan kebutuhan dari para pelaku startup digital Makassar untuk saling berbagi ilmu, keterampilan dan informasi yang berhubungan dengan dunia startup digital. Di awal kepengurusannya, Startup Makassar diketuai oleh Fachrie Lantera, lalu diganti Ammi, dan sekarang diketuai oleh Dedy Triawan.

Visi dan misi Startup Makassar

Visi dari Startup Makassar adalah untuk membentuk ekosistem startup digital di kota Makassar. Untuk mewujudkan visi tersebut mereka mempunyai misi merangkul para pendiri startup digital (tech enthusiast), freelancers, dan komunitas digital yang telah ada di Makassar untuk saling bertemu dan saling berkolaborasi.

[Baca juga: Makassar Creative Network Ajak Pengembang Berkompetisi dalam Hackathon Makassar]

Anggota komunitas Startup Makassar kini berjumlah 40-50 pelaku startup digital yang sebagian besar masih dalam tahap costumers dan product validation. Startup Makassar juga selalu menjalin sinergi dan komunikasi dengan pemerintah daerah setempat.

Tujuan berdirinya Startup Makassar adalah untuk mendeteksi para pelaku startup di Makassar. Selain itu, Startup Makassar juga menjadi wadah berkumpul bersama para pelaku startup di kota Makassar untuk saling berbagi ilmu kepada sesama anggota komunitas dan masyarakat luas.

Cakupan Startup Makassar

Saat ini, lingkup Startup Makassar masih fokus di kota Makassar saja, namun tidak menutup kemungkinan ke depannya juga menerima para pelaku startup digital dari seluruh kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan. Dhyto bahkan menargetkan agar startup digital di Makassar dapat go national bahkan go global. Dengan adanya sinergi antar pelaku startup digital di Makassar, ia berharap semoga target yang ia inginkan dapat segera tercapai.

Sebagi informasi, industri kreatif digital di kota Makassar sendiri saat ini secara perlahan mulai terlihat geliatnya. Beberapa startup yang telah muncul dan berasal dari ibu kota Sulawesi Selatan ini di antaranya adalah sistem tender elektronik Eproc, aplikasi GetHere yang dikembangkan DNS Studio, aplikasi pesan antar makanan Wamau, dan asisten pribadi TanyaBudi.

Program kerja Startup Makassar

Dhyto menjabarkan beberapa program kerja yang telah diadakan oleh Startup Makassar adalah mengadakan pertemuan rutin yang dirangkai dengan sharing session seperti business talk, tech talk, dan design talk. Selain itu, dalam waktu dekat mereka juga akan mengadakan Startup Makassar Expo 2016 yang bertujuan untuk memasyarakatkan startup ke masyarakat umum, para developer, dan stakeholder yang ada di Makassar.

Startup Makassar Expo 2016 ini diharapkan Dhyto dapat berlangsung meriah dan bisa membantu para pelaku startup digital untuk dapat bertemu langsung dengan calon konsumen mereka. Ia juga ingin ada startup dan investor yang “berjodoh” lewat event ini.

“Saya berharap, semoga suatu saat nanti akan lahir ‘The Big Player’ dari Indonesia bagian timur,” ujar Dhyto mengakhiri perbincangan.

DokaLoka Mudahkan Pendaftaran Pasien Secara Online di Pontianak

Kami baru saja merilis daftar startup kesehatan yang memiliki skala nasional, atau setidaknya beroperasi di kawasan Jabodetabek. Untuk daerah lainnya, tidak perlu menunggu layanan tersebut berekspansi, karena sudah bermunculan sejumlah layanan kesehatan berbasis online yang melayani daerah tertentu. Salah satunya adalah DokaLoka yang beroperasi di Pontianak.

Berdiri sekitar enam bulan lalu, DokaLoka hadir untuk memudahkan masyarakat mengecek jadwal praktik dokter dan mengetahui bidang spesialisasi dokter tersebut. Layanan ini juga dapat digunakan pasien untuk mendaftar secara daring (online), melalui fitur Book Appointment, tanpa harus mengantri secara manual. Selain dua fitur utama tersebut, DokaLoka juga mengusung fitur Drive to Location yang berisi panduan arahan menuju tempat praktik dan rumah sakit.

Dokaloka didirikan oleh drg Muhammad Reza Azmi dan beberapa temannya dari agensi digital Delapan Bit dan kini bisa diakses melalui aplikasi mobile, yang sementara ini baru bisa diakses melalui tautan unduh langsung http://bit.ly/dokaloka (APK) untuk platform Android.

Menurut Azmi, panggilan akrabnya, ia menciptakan aplikasi kesehatan ini karena saat ini masyarakat umum di Pontianak masih sulit mengetahui jadwal tetap praktek para dokter umum, dokter gigi, dan spesialis yang membuka praktek di Pontianak, atau dokter jaga di klinik dan rumah sakit di seluruh Pontianak.

Tampilan aplikasi DokaLoka di platform Android
Tampilan aplikasi DokaLoka di platform Android

Saat ini, DokaLoka telah bekerja sama dengan tiga rumah sakit di Pontianak untuk memasukkan jadwal praktik para dokter mereka, baik dokter umum, gigi, maupun spesialis. Tiga rumah sakit tersebut adalah RS Untan (milik Universitas Tanjungpura), RS Antonius, dan RS Mitra Medika. Dokter yang berpraktik di ketiga rumah sakit tersebut secara otomatis juga bergabung di basisdata DokaLoka.

Saat ini, DokaLoka masih berfokus di Kalimantan Barat, namun tidak menutup kemungkinan ke depan akan merambah hingga nasional. DokaLoka juga tergabung dalam komunitas Pontianak Digital Stream yang mendukung program smart city Pemerintah Kota Pontianak.

Azmi mengatakan saat ini model bisnis DokaLoka adalah iklan yang disematkan di aplikasi. Jika memperoleh keuntungan, Azmi berharap bisa menyisihkan dana tersebut guna membantu masyarakat yang tidak mampu dalam berobat, terutama membayar biaya operasi yang mahal.

Saat ini terdapat 15 bidang spesialisasi yang terdaftar di DokaLoka, seperti dokter spesialis kandungan, jantung, THT, dan penyakit dalam. Ke depannya, DokaLoka ingin mengajak Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk bergabung sehingga lebih banyak lagi para dokter dan rumah sakit yang bergabung dan bisa mencakup seluruh tanah air.

Perantau Asal Banjarmasin? Obati Kerinduan Anda dengan Stack Radio Banjarmasin

Bagi para perantau, salah satu cara mengobati kekangenan akan kampung halamannya adalah dengan mendengarkan siaran radio dari salah satu stasiun lokal di kota asalnya. Berkembangnya teknologi streaming hingga ke titik ini tentunya semakin memudahkan pengguna untuk mendengarkan siaran radio tanpa harus berada dalam jangkauan sinyal FM yang dipancarkan.

Salah satu pengembang aplikasi asal Banjarmasin, Ibrahim Noor, tergerak untuk menciptakan aplikasi sederhana yang secara khusus merangkum siaran streaming radio asal kampung halamannya. Dinamai Stack Radio Banjarmasin, aplikasi ini ditujukan bagi para Banua (sebutan bagi masyarakat Melayu-Banjar) yang tengah merantau jauh dan rindu dengan tempat asalnya.

Tampilan aplikasi ini cukup sederhana, hanya berisi dua tampilan halaman. Halaman yang pertama berisi stasiun radio yang sedang diputar dengan tombol kontrol, sedangkan halaman keduanya berisi daftar stasiun radio asal Banjarmasin yang memiliki server streaming dan sudah tergabung di Stack Radio.

Berbasis streaming, tentu saja aplikasi ini mewajibkan pengguna untuk memiliki koneksi internet, baik lewat jaringan seluler maupun Wi-Fi. Sejauh ini sudah ada sekitar 8 stasiun radio yang terdaftar, namun pengguna juga bisa menambahkan stasiun lain dengan mencantumkan URL streaming-nya.

Bagi para pemuda-pemudi Banjarmasin yang sedang merantau di ibukota maupun wilayah lainnya, Stack Radio Banjarmasin saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma lewat Google Play. Ia kompatibel dengan perangkat Android versi 4.1 atau yang lebih baru.

Application Information Will Show Up Here

Kulir Banjar Berupaya Revolusi Jasa Kurir di Banjarmasin

Kulir Banjar merupakan startup yang mencoba memimpin revolusi jasa kurir di Banjarmasin. Baru beroperasi awal Maret tahu ini, Kulir Banjar kini sudah menawarkan 11 jenis layanan, dengan dua di antaranya bisa dipesan melalui aplikasi mobile. Meski sudah memiliki pendapatan, mereka berharap memperoleh pendanaan dari investor untuk mendanai pengembangan bisnisnya.

Layanan ini didirikan oleh Ramdi Murdana pada 1 November 2015 dan mulai beroperasional pada 7 Maret 2016. Awalnya, Ramdi mendirikan bisnis jasa kurir seorang diri, namun di tengah perjalanan, ia mengajak rekannya, Ahmad Fadliansyah sebagai co-founder.

Kulir berasal dari Bahasa Banjar yang berarti malas. Ramdi menjelaskan alasan penamaan Kulir (bukan kurir) karena unik dan mudah diingat oleh konsumen mereka yang sebagian besar masih bersifat kedaerahan. Tujuan utama mereka merintis bisnis jasa kurir ini adalah untuk mengobati penyakit kulir (malas) pada sebagian besar konsumen mereka.

Dengan adanya jasa Kulir Banjar, konsumen dapat bermalas-malasan tanpa harus repot bepergian. Kulir Banjar berusaha memudahkan masyarakat yang sibuk dan tidak punya waktu untuk mengurus sendiri keperluannya.

Di awal berdiri, hanya terdapat dua layanan Kulir Banjar, yaitu Kulir Kuliner (jasa antar kuliner di mana saja) dan Kulir Mart (semacam jasa personal buyer untuk belanja keperluan sehari-hari konsumen), dengan tagline Kulir Jasa Antar Belanjaan Orang Banjar. Seiring waktu, kedua jenis layanan tersebut sudah dapat diakses lewat aplikasi ponsel pintar, yang kini tersedia untuk platform Android.

Selain dua layanan tersebut, Kulir Banjar telah menambah 9 layanan lagi yag saat ini bisa dipesan melalui call center dan akun media sosial. Sembilan layanan tersebut adalah Kulir Send (jasa pengiriman dokumen, barang, dan kado), Kulir Clean (jasa cleaning service panggilan), Kulir Pindah (jasa pindahan rumah beserta packing), Kulir Wisata (paket wisata city tour seputar Kota Banjarmasin dengan kendaraan roda dua dan empat), Kulir Laundry (jasa layanan laundry), Kulir Bayar (jasa layanan pembayaran tagihan PDAM, PLN, termasuk antri tiket XXI), Kulir Massage (jasa layanan terapis massage panggilan), Kulir Box (jasa pengangkutan barang ukuran besar), dan Kulir Glam (jasa perawatan tubuh, make up, dan potong rambut).

Tampilan aplikasi Kulir Banjar di platform Android
Tampilan aplikasi Kulir Banjar di platform Android

Meskipun sudah ada kisah sukses seperti Go-Jek di berbagai kota di Indonesia, pengembangan kemitraan Kulir Banjar ternyata tidak mudah. Menurut Ramdi, mereka masih kesulitan mengedukasi pengusaha bisnis kuliner tradisional karena mereka beranggapan tanpa adanya kurir sekalipun, usaha mereka tetap laris. Dari 100-an pemilik usaha kuliner yang diajak bekerja sama di aplikasi awal, hanya sekitar 70 yang berminat.

Potensi Kulir Banjar

Dibanding pesaing, Kulir Banjar merupakan jasa delivery order pertama di Kalimantan Selatan yang sudah berbasis aplikasi. Saat ini, mereka sedang meng-upgrade layanan aplikasi agar ke depan semua layanan Kulir Banjar sudah bisa dipesan lewat aplikasi ponsel pintar.

Ia berharap layanan aplikasi Kulir Banjar dapat sebesar Go-Jek dan berekspansi ke seluruh Pulau Kalimantan. Ramdi mengundang para investor dapat membantu pendanaan bagi pengembangan jasa layanan Kulir Banjar secara menyeluruh. Saat ini kurir Kulir Banjar sudah ada di Barabai dan Banjarmasin.

Kendala yang dihadapi Kulir Banjar saat ini adalah kedua founder bukan berasal dari bidang TI sehingga mereka harus belajar pengembangan aplikasi terlebih dahulu. Selain itu, model bisnis ini juga memerlukan biaya yang besar untuk pengembangannya.

Kulir Banjar saat ini masih bersifat bootstrapping dan mereka sangat berharap adanya suntikan modal dari angel investor atau modal ventura.

Application Information Will Show Up Here

Venuers Bidik Industri MICE di Tanah Borneo

Pada Desember 2015, Henrianto Kim membangun layanan pemesanan venue Venuers. Dalam mengelola layanan ini, Akim, demikian ia akrab disapa, dibantu rekannya Tony Wu selaku co-founder. Venuers hadir untuk melayani pemesanan tempat untuk acara seperti pesta pernikahan, meeting perusahaan, ulang tahun, seminar, dan acara reuni sekolah di hotel, restoran, dan kafe di Pontianak secara online. Selain kemudahan reservasi, Venuers mengumpulkan database tempat pertemuan di beberapa kota di Indonesia dengan harapan membantu pemerintah mengembangkan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) di Indonesia.

Tony dan Akim sengaja memilih ceruk pasar yang masih sepi pemainnya, khususnya di luar Jakarta, karena industri ini masih sepi pemain dan potensinya sangat besar. Di Jakarta sendiri pemainnya belum banyak, di antaranya adalah Xwork.

Berdasarkan pengalaman Akim selama 13 tahun bekerja sebagai karyawan di sebuah hotel di Pontianak, mulai dari bagian front office hingga saat ini di bagian akuntansi, ia tahu bahwa setelah pemesanan kamar, penghasilan terbesar kedua industri perhotelan adalah dari industri MICE untuk berbagai acara. Menurutnya selama ini hal tersebut belum digarap maksimal oleh pihak hotel, sehingga penghasilan hotel dari MICE hanya di bawah 30%. Padahal jika digarap lebih serius, Akim menyebut angkanya bisa mencapai di atass 50%.

Ketika ada larangan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Yuddy Chrisnandi bagi pemerintah untuk mengurangi pertemuan dan acara di hotel, industri perhotelan di Indonesia sempat terpuruk. Pihak hotel harus gencar berpromosi menawarkan ke swasta untuk mengadakan pertemuan dan acara kantor mereka.

Yang ditawarkan Venuers

Ada 4 fitur utama yang disediakan Venuers, yaitu informasi, promosi, reservasi, dan negosiasi. Sebagai contoh, sebuah hotel yang menjadi vendor Venuers dapat memberikan informasi mengenai layanan ruangan mereka seperti kafe atau meeting room dan sekaligus memberi harga promosi / diskon kepada konsumen. Pengunjung pun bisa langsung melakukan reservasi secara online melalui Venuers.

Jika konsumen ingin mengadakan acara di sebuah hotel atau kafe, mereka dapat menegosiasikan mengenai budget yang dimiliki dengan pihak hotel tersebut. Semua dilakukan secara online tanpa harus bertemu langsung.

Saat ini, semua fitur masih ditawarkan secara gratis. Ke depannya Venuers berharap melakukan monetisasi melalui iklan.

Kendala yang duhadapi di awal membangun Venuers, menurut Akim, adalah sulitnya melakukan edukasi pasar ke para vendor mengenai industri MICE, terutama event, khususnya di Kalbar. Untuk itu sambil mengembangkan sistem Venuers, Akim ingin membangun pasar MICE di Pontianak.

Ke depannya, mereka ingin bekerja sama dengan beberapa convention center dan rumah tradisional di seluruh indonesia. Venuers sendiri akan fokus ke 10 kota utama dan 3 kota potensial untuk MICE yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Medan, Batam, Bukittinggi, Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya, Makasar, Bali dan Manado. Sedangkan tiga kota potensial yakni Balikpapan, Palembang dan Lombok.

Pontianak Digital Stream Sebagai Harapan Baru Pelaku Startup Digital di Pontianak

Guna mewujudkan visi Pontianak sebagai sebuah smart city, Walikota Pontianak Sutarmidji meresmikan Pontianak Digital Stream (PDS) pada Sabtu, (23/4), di salah satu hotel di Pontianak, Kalimantan Barat. PDS hadir dengan tagline Ekosistem Digital Pertama di Pontianak. Apa saja visi dan misi PDS? Apa yang telah dilakukan PDS sejauh ini? DailySocial berkesempatan mewawancarai pihak Public Relation PDS Enda Esyuda.

Visi dan misi PDS

Enda mengatakan visi PDS adalah terwujudnya ekosistem Teknologi Informasi dan Smart City di Pontianak dan Kalimantan Barat di mana talenta lokal menjadi pelaku utama dengan semangat bergotong-royong dalam berkontribusi membangun daerah dan tanah air.

Sedang misi PDS, lanjut Enda, ada lima, yaitu: (1) Lahirnya perusahaan rintisan di bidang TI (atau berkaitan) yang berkualitas minimal dua perusahaan setiap tahunnya, (2) Pelaku TI lokal dapat beradaptasi dan mengikuti trend terbaru di dunia TI secara global, (3) Profesi di bidang TI diakui sebagai profesi yang jelas, resmi, diakui dan menjanjikan untuk masa depan.

Misi selanjutnya adalah (4) Kerja sama antara pemerintah kota dengan talenta lokal dalam membangun dan mewujudkan smart city yang baik dan berkualitas di penghujung tahun pertama, (5) Kota Pontianak dan Kota/ Kabupaten lainnya di Kalimantan Barat lebih dikenal di Indonesia maupun dunia dengan pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna.

Latar belakang berdirinya PDS

Enda menyebutkan kondisi sektor TI (Teknologi Informasi) di Pontianak yang cenderung lambat dan belum terintegrasi. Selama ini di Pontianak, sebenarnya sudah banyak pemain tunggal di bidang TI, baik berupa perorangan maupun software house. Namun masih belum berkolaborasi, sehingga produk/ jasa yang mereka hasilkan akhirnya menjadi tidak variatif.

Pontianak Digital Stream menjadi organisasi digital pertama di Pontianak
Pontianak Digital Stream menjadi organisasi digital pertama di Pontianak

Tujuan berdirinya PDS

Tentang tujuan pendirian PDS, Enda menjawab, “Untuk memajukan dan mempercepat pertumbuhan di sektor TI [di Pontianak]. Kita butuh skala yang besar untuk menciptakan startup-startup digital yang berbasis problem solving di Kalbar ini. kadang dari pelaku TI tersebut sudah memikirkan hal itu.”

“Ada yang mahir di bidang programming, jaringan/ hardware, digital marketing, desain grafis dan sebagainya, namun belum terintegrasi dan berkolaborasi dengan baik. Jadi, secara umum, apa yang akan kami lakukan di PDS ini lebih fokus kepada menciptakan ekosisitem digital di Pontianak,” lanjutnya.

Kegiatan yang akan dilakukan PDS

Enda menyebutkan, “Ada dua kegiatan utama. Pertama, penjaringan startup digital, di mana ini merupakan inisiasi program PDS itu sendiri. Kedua, bermitra dengan Pemerintah Kota Pontianak untuk mendesain ulang logo Kota Pontianak yang akan dikerjakan secara gotong royong oleh para pelaku TI di Pontianak. Kami juga akan mengadakan sayembara logo dan tagline untuk branding Kota Pontianak yang baru nanti. Kami juga ber-partner dengan Pemerintah Kota pontianak untuk mewujudkan Pontianak Smart City.”

Startup yang sudah bergabung dan cakupan PDS

Enda mengaku belum ada startup yang sudah bergabung, karena PDS sendiri memang baru terbentuk tanggal 23 April 2016 kemarin. Meskipun demikian ia menyebutkan ada 3 startup digital di Pontianak yang sudah ada terlebih dahulu sebelum PDS berdiri dan akan kami ajak bekerja sama untuk dijadikan partner.

Enda menyebutkan salah satu program PDS adalah menjadi inkubasi bagi para startup digital di Pontianak. PDS mempunyai beberapa program seperti penjaringan ide, pembinaan dan mentoring startup sampai startup tersebut siap. Saat ini PDS fokus di Pontianak dulu dan berharap ke depannya bisa mencakup seluruh Kalimantan Barat.