CARDS Raih Pendanaan Awal untuk Mendorong Transformasi Digital di Sektor Pendidikan Indonesia

CARDS, SaaS untuk manajemen sekolah berbasis digital, mengumumkan keberhasilan mereka meraih pendanaan awal dengan jumlah yang tidak dipublikasikan. Pendanaan ini dipimpin oleh Katha VC, perusahaan modal ventura asal Amerika Serikat yang berfokus pada startup di sektor teknologi finansial. DS/X Ventures dan EduSpaze juga turut berinvestasi dalam putaran pendanaan ini.

Pendanaan baru ini akan dimanfaatkan CARDS untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia solusi digital terdepan bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Didirikan oleh Muhammad Arif Mahfudin (CEO) dan Hari Yuliawan (COO), CARDS bertujuan mendigitalisasi fungsi-fungsi operasional sekolah, termasuk administrasi, keuangan, dan pembayaran digital. Solusi CARDS yang komprehensif diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa.

Transformasi digital di sekolah wilayah tier-2 dan tier-3

Salah satu produk kartu pintar dari CARDS untuk digitalisasi di pesantren / CARDS
Salah satu produk kartu pintar dari CARDS untuk digitalisasi di pesantren / CARDSh

Dalam upayanya, CARDS fokus membantu sekolah-sekolah di kota-kota tier 2 dan tier 3 di Indonesia yang mengalami keterbatasan akses terhadap teknologi. Selama ini, kesenjangan teknologi yang ada antara sekolah di kota besar (tier 1) dan kota-kota kecil kerap menjadi kendala bagi pengembangan sekolah-sekolah di wilayah tersebut. CARDS hadir untuk membangun ekosistem digital yang menyeluruh bagi kegiatan operasional dan akademik sekolah, melibatkan guru, staf, siswa, dan orang tua secara aktif.

“Kami tidak hanya memberikan solusi parsial, tetapi membangun sistem operasional yang menyeluruh di sekolah. Hal ini mencakup pembayaran non-tunai di kantin, sistem kehadiran yang lebih efisien, proses belajar mengajar yang lebih efektif, hingga laporan keuangan yang mudah dikelola,” ujar Co-Founder CEO CARDS Arif Mahfudin.

Pencapaian dan keberlanjutan CARDS

Sejak diluncurkan pada 2021, CARDS telah diadopsi oleh lebih dari 500 sekolah di Indonesia, mulai dari tingkat dasar hingga menengah, baik swasta, pesantren, maupun negeri. Dalam waktu singkat, CARDS akan mencapai titik profitabilitas berkat fokusnya pada efisiensi, kemudahan penggunaan, dan kepuasan pelanggan. Pencapaian ini menunjukkan bahwa solusi yang ditawarkan CARDS tidak hanya efektif tetapi juga berkelanjutan secara finansial.

Dengan dukungan dari Katha VC, DS/X Venture, dan EduSpaze, CARDS merencanakan ekspansi dan pengembangan produk lebih lanjut. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat tim penjualan regional, meningkatkan layanan purnajual agar implementasi produk berjalan lancar di setiap sekolah, serta mengembangkan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan (AI), untuk mempermudah pekerjaan staf sekolah.

Selain itu, CARDS juga membuka peluang kemitraan strategis dengan perusahaan, pemerintah, dan organisasi pendidikan untuk memperluas jangkauan dan dampaknya.

Pendanaan ini menandai langkah awal penting bagi CARDS dalam misi mendigitalisasi pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan yang solid, CARDS optimis dapat membawa perubahan positif bagi sektor pendidikan dan terus berkembang sebagai solusi utama digitalisasi sekolah di Tanah Air.

Disclosure:  DS/X Ventures adalah lengan investasi dari DailySocial Group

PINTAR Akuisisi Gredu, Kerja.io, dan Hiringmaps untuk Perluas Bisnis

PINTAR, platform pengembangan dan peningkatan tenaga kerja, mengumumkan ekspansinya ke pendidikan berbasis keahlian dan penempatan tenaga kerja melalui akuisisi tiga startup: Gredu, Kerja.io, dan Hiringmaps – yang secara kolektif telah mengumpulkan hampir $5 juta sejak didirikan.

Akuisisi ini menandai langkah signifikan dalam misi PINTAR untuk memberdayakan lebih dari 350 juta tenaga kerja di Asia Tenggara dan memperkuat posisinya di sektor pendidikan hingga ke pekerjaan.

Awal tahun ini Pintar dilaporkan telah mengantongi pendanaan tambahan sebesar $3 juta yang dipimpin oleh Havez Capital serta partisipasi dari SIG Venture Capital. Havez Capital adalah perusahaan investasi yang dipimpin oleh Imelda Harsono, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur di PT Samator Indo Gas Tbk.

Memperluas jangkauan dengan Gredu

Melalui akuisisi ini, PINTAR mendapatkan akses ke lebih dari 400 sekolah di seluruh Indonesia, memberikan peluang untuk memperkuat bisnis pendidikan tingginya dengan menjangkau siswa di sekolah umum dan kejuruan, khususnya dalam jaringan Gredu.

“Kombinasi dengan PINTAR memperpanjang masa hidup pengguna kami karena produk dan layanan Gredu sekarang dapat diadaptasi untuk segmen pendidikan tinggi dan pembelajaran korporat,” kata Co-founder & CEO Gredu Moh. Rizky Anies, yang akan bergabung dengan PINTAR sebagai direktur non-eksekutif. Moh. Arya Budi Nugraha, Co-founder dan COO, juga akan bergabung dengan PINTAR untuk memimpin divisi K12.

Investor Gredu, Intudo Ventures dan Vertex Ventures akan bergabung dengan daftar investor PINTAR, bersama dengan pendukung yang sudah ada, SIG Ventures, AppWorks, dan GDP Venture. Selain itu, kantor keluarga, Samator, perusahaan energi, dan Gunung Sewu, yang memiliki kepentingan di bidang pertanian dan jasa keuangan, juga merupakan bagian dari grup ini.

Mengintegrasikan Kerja.io untuk pengembangan profesional awal karier

Kerja.io adalah marketplace kesempatan magang di sektor teknologi dan jasa keuangan. Dengan mengintegrasikan Kerja.io ke dalam platformnya, PINTAR akan menawarkan pelanggannya saluran global untuk para profesional awal karier yang sangat berkualitas sebagai magang dan mentee. Selain itu, PINTAR akan memanfaatkan aset Kerja.io, termasuk materi persiapan wawancara, kompetisi kasus, dan komunitas profesional yang terlibat.

“Ketika di Brown University, saya melihat bahwa siswa dan profesional muda di seluruh dunia ingin bekerja di perusahaan Indonesia untuk mendapatkan paparan ke pasar kami yang dinamis dan tumbuh cepat tetapi tidak memiliki akses ke manajer perekrutan,” kata Co-founder & CEO Kerja.io Tim Wijaya. Tim akan bergabung dengan PINTAR dalam peran penasihat desain produk, berkontribusi pada integrasi Kerja.io ke dalam PINTAR Opportunity.

Memperkuat penempatan tenaga kerja dengan Hiringmaps

Hiringmaps, sebuah portal online untuk merekrut dan menempatkan pekerja migran Indonesia dengan keterampilan menengah, membawa keahlian yang berharga dan basis pelanggan global ke PINTAR. Startup ini, yang keluarganya telah menjalankan sejumlah bisnis di Timur Tengah selama dua generasi, akan membantu PINTAR memperoleh lisensi yang diperlukan untuk penempatan tenaga kerja global, serta akses ke keahlian domain yang kritis. CEO Hiringmaps, Ghahtan Said Attamimi, akan bergabung dengan PINTAR untuk memimpin divisi penempatan lintas batasnya.

“Untuk memaksimalkan dampak bakat Indonesia di panggung global, sangat penting untuk mengintegrasikan penempatan pekerja migran terampil dengan pelatihan, pemberian sertifikat, dan verifikasi pada platform yang kohesif. Kombinasi ini memungkinkan kami untuk merampingkan proses bisnis untuk memastikan bahwa pekerja migran tidak hanya cocok dengan pekerjaan yang sesuai tetapi juga mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi secara relatif, prospek karier yang lebih baik, dan perlindungan hukum dari pihak-pihak jahat yang mengintai di tepi sistem,” kata Ghahtan.

Dampak strategis dan pertumbuhan masa  depan

Dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan di sepanjang kontinum pendidikan-ke-pekerjaan, PINTAR bertujuan untuk memperluas jangkauannya di sepanjang rentang karier yang lebih luas, dengan potensi untuk memperluas ke pasar tetangga. Strategi ini akan mendiversifikasi aliran pendapatan PINTAR dari sudut pandang paparan pasar, melengkapi diversifikasi yang telah dicapai di berbagai segmen bisnisnya.

Pendekatan komprehensif PINTAR disusun dengan empat pilar utama: (1) Enterprise untuk pembelajaran dan pengembangan korporat; (2) Degrees untuk pendidikan formal yang terakreditasi; (3) Skills untuk pelatihan bersertifikat; (4) dan Opportunity untuk layanan penempatan bagi profesional dan pengusaha.

Konsolidasi di sektor pendidikan, pelatihan, dan perekrutan di wilayah ini dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi bakat Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan yang bermakna baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat 26,54% dari pemuda usia 15-24 tahun yang tidak terlibat dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan (NEET). Pengangguran di kalangan lulusan sekolah kejuruan dan sekolah menengah juga lebih tinggi daripada rata-rata nasional, yaitu 8,62% dan 6,73% masing-masing, dibandingkan dengan tingkat keseluruhan 4,82%, menurut sumber yang sama.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Primeskills Gunakan Inovasi VR dan AI untuk Pendidikan

PT Primeskills Edukasi Indonesia (Primeskills) kembali menunjukkan inovasinya dengan mendistribusikan lebih dari 300 perangkat VR ke berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk memperkuat transformasi digital di sektor pendidikan, korporasi, dan lembaga pemerintahan.

Primeskills, yang dikenal sebagai startup lokal dengan use case VR edukasi, menawarkan solusi utama bagi berbagai institusi yang ingin mengadopsi teknologi canggih dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Keberhasilan ini menegaskan posisi Primeskills di pasar regional serta menunjukkan potensi besar VR dalam transformasi pendidikan di Asia Tenggara.

Co-Founder & CEO Primeskills William Irawan menyatakan komitmen perusahaan untuk mendukung pengembangan startup pariwisata dan UMKM dalam menggerakkan perekonomian digital Indonesia.

“Kami berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari UMKM hingga corporate/B2B untuk memastikan semua pihak dapat merasakan manfaat dari teknologi VR,” ujar William.

Selain terus mengembangkan teknologi VR, Primeskills juga mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam solusi mereka, menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dan personal bagi pengguna. Integrasi AI ini memperkuat portofolio Primeskills sebagai penyedia solusi immersive yang canggih, meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pelatihan di berbagai sektor.

Teknologi inovatif Primeskills dipamerkan dalam acara Indonesia Business Startup Matchmaking (IndoBisa) 2024, yang mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno, turut menjajal teknologi VR yang ditawarkan oleh Primeskills.

“Merupakan suatu kehormatan bagi Primeskills untuk dapat hadir di IndoBisa 2024 dan menunjukkan bahwa potensi startup teknologi lokal mampu bersaing dan memiliki potensi besar dalam transformasi pendidikan, baik di Indonesia maupun skala global,” kata William.

Primeskills didirikan pada tahun 2020 dan tergabung dalam ekosistem venture builder UMG Idealab. Perusahaan ini mengaplikasikan teknologi VR, Augmented Reality (AR), AI, dan Gamification untuk meningkatkan performa proses pembelajaran dan pelatihan di berbagai industri, termasuk hospitality, healthcare, mining, dan fashion. Sebagai distributor resmi headset VR Pico Interactive di Indonesia dan salah satu partner resmi Oculus ISV dari perusahaan global Meta di regional Asia Tenggara, Primeskills terus memperluas jangkauan dan dampaknya.

Inisiatif Primeskills dalam menggunakan teknologi VR dan AI tidak hanya bertujuan untuk perkembangan teknologi semata, tetapi juga untuk memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Dengan dukungan dan kemitraan dari berbagai sektor, Primeskills berupaya mendorong transformasi digital yang inklusif, memastikan setiap lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dan merasakan manfaat dari kemajuan teknologi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

BATAS Terima Investasi dari Achmad Zaky Foundation, Kembangkan Pembelajaran Anak Usia Dini

Achmad Zaky Foundation (AZF) mengumumkan investasi strategisnya di BATAS, sebuah platform pendidikan holistik yang berfokus pada pembelajaran anak usia dini, terutama di usia emas 0-6 tahun.

Investasi ini bertujuan untuk mendukung BATAS dalam memperluas cakupan dan pengaruhnya di bidang akademis, teknologi, seni, sains, dan olahraga dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Al-Quran.

BATAS didirikan pada tahun 2021, awalnya dikenal sebagai platform inovatif dalam pembelajaran Al-Quran dan Islam melalui metode Fun Learning. Dengan investasi dari AZF, BATAS akan berekspansi dan memperkenalkan beberapa program baru, termasuk BATAS Learn & Play, BATASpace, dan Happy Hope Pre-School.

BATAS Learn & Play akan menjadi program after school yang berfokus pada pengembangan minat dan bakat anak, dengan kelas-kelas seperti memanah, berenang, seni, sains, matematika, kelas bahasa Arab, serta kelas tahfidz dan mengaji.

Sementara itu, BATASpace akan menjadi ekosistem yang menyediakan pengalaman imersif untuk mengenal Islam dan Al-Quran bagi seluruh anggota keluarga. Selain itu, Happy Hope Pre-School akan mengusung konsep Purposeful Learning Environment, mengintegrasikan pendekatan kreatif dengan nilai-nilai Islami.

Achmad Zaky Foundation melihat investasi ini sebagai langkah penting untuk mengoptimalkan pendidikan anak pada masa keemasan mereka.

Achmad Zaky, pendiri Achmad Zaky Foundation, mengatakan, “Investasi kami di BATAS adalah bagian dari portofolio kami untuk menghadirkan platform pendidikan holistik bagi anak dan orang tua. Kami ingin menciptakan ekosistem pendukung yang lengkap, holistik, namun juga menyenangkan bagi anak dan orang tua. Metode belajar yang baik haruslah menarik dan dinikmati oleh anak-anak.”

Founder & CEO BATAS Issyarah Feah menambahkan, “Kami berkomitmen untuk meningkatkan lanskap pendidikan dengan menggabungkan teknologi dan ajaran Islam yang inklusif. Dengan dukungan dari Achmad Zaky Foundation, kami siap memberikan dampak besar bagi kehidupan anak-anak Indonesia.”

Investasi ini juga didukung oleh angel investor seperti Bembi Juniar, Ratna Monika, Adi Panuntun, dan Febrinda Wulandari, yang tidak hanya memberikan dukungan finansial tetapi juga keahlian dan jaringan yang tak ternilai.

Dengan dukungan yang beragam dan berpengalaman, BATAS siap membuat langkah signifikan dalam mewujudkan visinya di masa depan. Ekspansi BATAS diperkirakan akan rampung pada kuartal ketiga hingga akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Platform Edtech Hatching Academy Gandeng Limkokwing University Tingkatkan Pendidikan Kreatif

Dalam upaya meningkatkan standar pendidikan kreatif di Indonesia, Hatching Academy, sebuah platform pendidikan di bawah naungan Future Creative Network (FCN), mengumumkan kemitraan strategis dengan Limkokwing University of Creative Technology (LUCT) yang berbasis di Cyberjaya, Malaysia. Kemitraan ini juga didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia.

Sesi penandatanganan kerja sama berlangsung di Cyberjaya pada tanggal 23 Mei 2024 dan dihadiri oleh Prof. Dr. Manivanan Saman, Wakil Rektor LUCT, serta Mayatania Bolyn, Pemimpin Bisnis Hatching Academy. Acara ini menandai langkah penting dalam upaya Hatching Academy untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keahlian yang dibutuhkan dalam industri kreatif.

Hatching Academy, yang merayakan hari jadinya yang ke-5 tahun ini, telah memainkan peran penting dalam membina talenta kreatif di Indonesia. Sejak didirikan, akademi ini telah menemukan dan membina lebih dari 100 talenta kreatif melalui program-program inovatif dan kemitraan strategis.

“Kami memahami tantangan yang sering dihadapi oleh lulusan universitas yang belum siap menghadapi tuntutan di tempat kerja. Itulah mengapa kami berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan program yang diajarkan oleh praktisi nyata dari industri kreatif,” ujar Mayatania Bolyn.

Program Expert Class yang ditawarkan melalui kemitraan ini dirancang khusus untuk career switchers, career climbers, fresh graduates, new joiners, dan lulusan Sekolah Menengah Atas. Program ini menawarkan tiga kelas keterampilan utama yaitu Copywriting, Desain Grafis, dan Art Direction yang sangat dibutuhkan dalam industri kreatif. Selain itu, peserta program juga akan mendapatkan sertifikasi global dari LUCT dan peluang langsung untuk dipekerjakan di ekosistem FCN.

Metode pembelajaran dalam program Expert Class akan menggunakan pendekatan hybrid, menggabungkan sesi luring dan daring untuk memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas bagi para peserta. Mentor yang terlibat dalam program ini dipilih dari alumni LUCT di Indonesia, talenta terbaik FCN, serta para ahli industri kreatif.

Pendaftaran untuk gelombang pertama program Expert Class telah dibuka sejak awal Mei 2024 melalui akun Instagram resmi Hatching Academy. Kelas dijadwalkan akan dimulai pada Juli 2024 dan berakhir pada September 2024.

“Kami sangat antusias dengan program kerja sama ini. Ini adalah titik terang setelah pandemi bagi kami. Hatching Academy bersama dengan Limkokwing memiliki visi dan misi yang sama untuk mendorong generasi penerus sebagai pencetus dan pembawa perubahan di Indonesia,” ujar Dato Tifanee Marie Lim, Chief Branding Officer Limkokwing University.

Kemitraan strategis dengan LUCT yang terkenal secara global memperkuat komitmen Hatching Academy dalam memenuhi standar industri yang tinggi. Dengan lebih dari 1.000 alumni dari Indonesia yang telah lulus dari LUCT, institusi ini menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia yang mencari pendidikan teknologi kreatif di luar negeri.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Edtech Skuling Bantu Siswa Lebih Siap Masuk Universitas Impiannya

Skuling dengan bangga mengumumkan kerja sama dengan ADRA Canada, yang memberikan dana sebesar $100 ribu untuk mendukung misi menyediakan pendidikan berkualitas dan menarik bagi siswa di seluruh Indonesia.

Dana hibah ini akan digunakan untuk memperluas tim dan mengembangkan fitur-fitur baru yang belum pernah ada di pendidikan Indonesia, serta menciptakan dampak sosial yang lebih luas, khususnya di daerah yang kurang berkembang.

ADRA Canada sendiri merupakan organisasi nirlaba yang berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pembangunan komunitas. Dengan kehadiran di lebih dari 100 negara, organisasi di bawah jaringan ADRA berusaha menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan memberdayakan komunitas di seluruh dunia.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan ADRA Canada dalam mendorong pendidikan berkualitas di seluruh dunia, terutama di wilayah yang kurang berkembang.

CEO ADRA Canada Steve Matthews menyatakan, “ADRA Canada dengan senang hati menjadi bagian dari inisiatif baru Skuling yang menarik ini, menyediakan akses yang lebih luas ke sumber daya pendidikan di seluruh Indonesia.”

Co-Founder & CEO Skuling Yudha Situmorang mengungkapkan, “Kami sangat berterima kasih atas dukungan ADRA Canada dan kepercayaan mereka terhadap misi kami. Kemitraan ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat pertumbuhan dan menjangkau lebih banyak siswa di seluruh Indonesia. Dengan dukungan ADRA Canada dan ADRA Indonesia sebagai penasihat lokal kami, kami yakin dapat mencapai tujuan kami dan menciptakan dampak yang bertahan lama pada sistem pendidikan di negara kita.”

Dalam waktu 6 bulan, Skuling telah berhasil menarik 80.000 pengguna aktif dari 505 kota/kabupaten dan lebih dari 15.000 unduhan di Google Play Store, merevolusi lanskap pendidikan melalui platform inovatif dan menarik.

“Dengan fitur gamifikasi yang dikombinasikan dengan materi berkualitas tinggi di Skuling, siswa akan menemukan belajar menjadi menyenangkan dan bermanfaat. Kami percaya pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan pengalaman pendidikan mereka tetapi juga menginspirasi kecintaan belajar seumur hidup,” tambah Yudha Situmorang.

Saat ini, Skuling sudah memberdayakan siswa untuk lulus ujian masuk universitas negeri. Namun, dengan suntikan dana baru dan tim yang diperluas, Skuling berencana untuk memperluas jangkauannya dan memenuhi kebutuhan semua segmen siswa di masa depan.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

JayJay Indonesia Luncurkan Kursus Online, Mempersiapkan Profesional di Era Digital

JayJay, platform edtech yang telah sukses dengan program pendidikan daring di Eropa Timur, kini memperluas jangkauannya ke pasar Indonesia dengan menawarkan kursus online di bidang kreativitas, desain, seni, pemrograman, hingga pemasaran. Platform ini dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas yang terjangkau dan inklusif, memungkinkan setiap siswa untuk memperoleh keterampilan digital yang dibutuhkan dalam era teknologi saat ini.

Dikenal sebagai pusat pendidikan digital yang menjamin pekerjaan bagi para lulusannya, JayJay telah meluluskan lebih dari 5,000 siswa dalam berbagai program digital.

“Kami membantu siswa tidak hanya belajar, tetapi juga meningkatkan nilai mereka di pasar kerja melalui pendekatan ‘Human-Product’ yang kami kembangkan, di mana keterampilan, pengalaman, dan keberhasilan siswa menjadi modal mereka untuk sukses,” ungkap Founder & CEO JayJay Indonesia Vitalii Somka.

JayJay berkomitmen untuk menjadikan pendidikan digital lebih mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dengan harga yang fleksibel. Mereka juga melibatkan banyak pemain dalam ekonomi dan industri IT, seperti perusahaan IT terkemuka, bank dengan program kredit, serta lembaga perekrutan, untuk mendukung jalur karier siswa.

Selain itu, JayJay berencana berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan universitas di Indonesia untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas.

Peluang ini terbuka lebar bagi pemula yang ingin memulai dari dasar hingga menjadi profesional, para profesional digital yang mencari kesempatan untuk berkembang, atau bahkan mereka yang ingin switch career. JayJay menyediakan solusi pelatihan yang disesuaikan untuk perusahaan yang ingin mengembangkan keterampilan karyawan mereka, agar tetap kompetitif di pasar yang dinamis ini.

Untuk memaksimalkan debutnya, pada pertengahan tahun 2023 lalu JayJay mengumumkan perolehan pendanaan $1 juta dari Jooble, salah satu pemimpin di bidang platform job marketplace.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Pembelajaran Bahasa Inggris EduKita Raih Pendanaan Awal

Startup edutech EduKita dikabarkan telah mendapat pendanaan awal (seed). Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, saat ini dana yang berhasil terkumpul senilai $1,75 juta atau setara 28,3 miliar Rupiah. Adapun investor yang turut andil meliputi 500 Southeast Asia, Star Capital, W Ventures, Aldi Haryopratomo, dan beberapa lainnya.

EduKita didirikan sejak tahun 2021 oleh Peter Gumulia dan Sean Widjaja. Sebelum mendirikan startupnya, Peter adalah VP Strategy & Growth di Gopay — ia bekerja saat Aldi menjadi CEO di platform pembayaran digital GoTo tersebut. Sementara Sean sebelumnya menjabat sebagai Head of Strategy & Business Operations untuk Airbnb SEA-India.

Salah satu layanan utama EduKita adalah kursus Bahasa Inggris bersama native sepaker. Mereka memiliki program kelas maupun privat bagi pelajar (usia 5-18 tahun), dan punya program khusus untuk korporasi (B2B). Kurikulum di Edukita berbasis internasional: ACTFL dari Amerika Serikat dan CEFR dari Eropa.

Selain program tersebut, Edukita menyediakan program-program pilihan berbasis internasional lainnya seperti Public Speaking, Book Club, dan Debate.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial.id, Peter mengatakan Edukita hadir sebagai platform pembelajaran daring yang interaktif dengan metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Platform ini mengklaim punya konsep kelas yang berbeda dari kelas pada umumnya. Kurikulumnya terbagi antara 80% praktik dan 20% teori, yang mana bertujuan untuk mengajarkan para siswa untuk berpikir kritis.

“Bukan dengan cara tradisional, seperti membaca jurnal riset, tetapi dengan kelas menyenangkan seperti ‘Detective Club’. Kami mengajak siswa mencari petunjuk, menyimpulkan, dan mempresentasikan kasus ini di kelas. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis hingga menyelesaikan masalah,” tutur Peter.

Peter berpendapat, kebanyakan pembelajaran daring saat ini cenderung membosankan. Hal ini membuat banyak siswa dan orang tua menganggap online learning tidak lebih efektif dari pembelajaran tatap muka. Padahal, salah satu fondasi penting dari online learning adalah peningkatan motivasi belajar anak.

Selain EduKita, sejumlah edtech memiliki fokus pembelajaran bahasa Inggris, di antaranya Cakap, Bahaso, hingga English Academy by Ruangguru.

Northstar, East Ventures Suntik Startup Edtech Vietnam “PREP”

Startup edtech asal Vietnam, PREP, memperoleh pendanaan dari Northstar Group, melalui Northstar Ventures. Putaran ini diikuti oleh investor sebelumnya, East Ventures, mengutip dari regulatory fillings melalui Alternative.PE.

“Kami dengan bangga mengumumkan investasi terbaru kami oleh Northstar Ventures I pada startup edtech Vietnam, PREP!,” tulis perwakilan Northstar melalui akun LinkedIn.

Disampaikan lebih lanjut, pihak Northstar tertarik untuk mendanai PREP karena terdapat potensi yang menjanjikan di bidang edtech. Sepanjang 2022 kemarin, terdapat lebih dari 350 ribu pelajar dari Asia Tenggara belajar di luar negeri. Sekitar 132 ribu pelajar di antaranya merupakan pelajar dari Vietnam.

Northstar melihat tren yang berkembang ini menyadarkan akan pentingnya sertifikasi bahasa bagi pelajar Vietnam yang menempuh pendidikan internasional. “Kami yakin PREP berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan ini!”, tutup tulisan tersebut.

Berdasarkan Alternative.PE, putaran ini tak hanya dipimpin oleh Northstar Ventures, juga terdapat investor sebelumnya, Cercano Management. East Ventures dikabarkan menyuntik tambahan dana sebesar $500 ribu untuk Prep.

Baik Cercano dan East Ventures merupakan investor sebelumnya di PREP pada April 2023. Pada saat itu, nominal investasi yang dikucurkan sebesar $1 miliar.

PREP didirikan pada 2020 oleh Thu Pham (CEO) dan Tran Hoai Nam (CTO). Startup ini menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi yang berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, dan ujian kelulusan tingkat SMA. PREP menghadirkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa.

Dari sisi teknologi, PREP menstimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan, dan preferensi siswa.

Berdasarkan data dari PREP, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.

Sebagai catatan, PREP bukan satu-satunya portofolio East Ventures di Vietnam. Sebelumnya sudah ada beberapa nama, di antaranya Medigo, Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.

Ekosistem di Vietnam kian menarik

Lebih tertariknya Apple untuk berinvestasi lebih banyak di Vietnam ketimbang Indonesia kian menarik untuk dibahas. Mengutip dari Kompas.id, Vietnam memiliki 10 alasan sebagai tujuan investasi asing, yakni lokasinya yang strategis, pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintahan stabil, keberadaan para pekerja muda, kemudahan berbisnis, keberadaan zona industri khusus, iklim investasi yang menarik, pertumbuhan konsumen, jaringan ekonomi dunia lewat penekenan free trade area (FTA) dengan banyak negara dan kawasan, serta integrasi aturan lokal dengan peraturan dunia.

Sebelumnya, pemerintah Vietnam melakukan program reformasi ekonomi, dinamai “doi moi”, artinya keterbukaan dan reformasi. Doi moi membuka peran swasta besar-besaran, termasuk insentif bisnis. Kemudian, mendalami aspek pendidikan untuk membuka agar negara tidak hanya menyediakan pekerja muda berupah murah, tetapi juga produktif.

Strategi ini membuahkan hasil yang positif karena Vietnam mampu menjadi negara perakit barang elektronik dan teknologi informasi dengan upah yang relatif murah.

Kelebihan lainnya, sambung laporan tersebut, Vietnam punya peraturan yang sinkron dari pusat hingga daerah dan secara geografis dekat dengan Tiongkok. Walau demikian, negara ini berada di garda terdepan tentang efek dari sikap geopolitik dunia, yang sewaktu-waktu bisa berubah dan semena-mena, tapi juga bisa berubah ramah. Mereka netral terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.

Cakap Ungkap Catat Keuntungan Bersih Empat Tahun Terakhir

Startup edtech Cakap melaporkan telah mencatatkan keuntungan bersih selama empat tahun berturut-turut. Seluruh lini bisnis inti di segmen Bahasa, Upskill, dan Bisnis disebut tumbuh positif tahun lalu. Segmen Bahasa menjadi kontributor utama pendapatan Cakap.

Dalam keterangan resminya, total jumlah murid tercatat naik 50% (YoY) menjadi 4,5 juta pada Desember 2023. Jumlah pengajar aktif di Cakap naik 27,78% menjadi 2.300. Kemudian, pembelajaran Upskilling, Bisnis, dan Manajemen memiliki okupansi tertinggi dari total kelas vokasi yang ada yang didukung lebih dari 1.175 materi kursus dan 19.500 modul.

Dihubungi DailySocial.id secara terpisah, Co-Founder & CEO Cakap Tomy Yunus mengungkap bahwa capaian keuntungan ini terealisasi berkat disiplin pengeluaran sehingga perusahaan mampu menghemat biaya di level yang diharapkan.

Positive unit economic selalu menjadi target kami dalam meluncurkan produk baru. Kami optimistis, dan kami merasa kami punya ruang pertumbuhan cukup. Kami yakin tahun ini [kinerja] bisa lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya dihubungi lewat pesan singkat.

Pihaknya juga akan terus mengantisipasi perubahan perilaku pasar agar layanannya dapat terus relevan bagi pengguna. Salah satu upayanya untuk mengikuti dinamika pasar adalah menghadirkan Cakap Kids Academy (CKA), fasilitas blended learning untuk anak sekolah yang kini telah memiliki dua cabang.

Kemudian, Cakap English Standardized Test (CEST) yang telah melayani lebih 50 institusi pendidikan dengan lebih dari 13.000 siswa terdaftar mengikuti ujian. Untuk platform Link and Match, Cakap meluncurkan Cakap Career Hub di mana 30 mitra korporasinya terhubung dengan puluhan ribu calon pelamar.

Tahun lalu, Cakap memperoleh pendanaan seri C dari MDI Venture, Heritas Capital, dan jajaran investor lainnya. Nilai yang diperoleh mencapai $7,5 juta (sekitar Rp117 miliar).

Pendanaan ini dipakai untuk ekspansi bisnis unit bisnis barunya di luar Jabodetabek, seperti fasilitas belajar bauran (blended learning) serta platform karier (Career Link and Match). Ekspansi ini sejalan dengan kebutuhan pasar untuk meningkatkan keterampilan (upskilling) dan upaya perusahaan untuk mencetak tenaga kerja berkualitas.

“Kesadaran akan peningkatan upskilling semakin tinggi, mulai dari siswa usia sekolah, fresh graduate, hingga kalangan profesional. Cakap berupaya mengakomodasi kebutuhan ini melalui akses ke konten pendidikan berkualitas dan bersertifikat bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Mengacu laporan e-Conomy SEA oleh Google, Temasek, Bain & Company, pendanaan ke sektor edtech di Asia Tenggara mengalami penurunan pada pertengahan 2022 menjadi $100 juta dari pendanaan 2021 yang sebesar $500 juta. Riset menyebut bahwa pemulihan ekonomi usai pandemi mendorong tingginya churn rate pada layanan edtech. Berbeda dengan masa awal pandemi di mana pelajar diwajibkan untuk belajar dari rumah, memaksa untuk mengadopsi pembelajaran berbasis online.

Application Information Will Show Up Here